You Are Mine, Viona : The Revenge

Berubah sikap



Berubah sikap

0Setelah berpikir selama satu minggu Kate akhirnya memutuskan kembali bekerja di rumah sakit, ia ingin melanjutkan rencananya yang sempat tertunda dan kali ini ia tak boleh gagal. Meskipun sudah mengetahui Denise adalah bagian dari keluarga Willan, namun Kate tak gentar. Rahasianya masih aman, Denise tak tahu kalau dirinya adalah mantan kekasih Aaric kakak sepupunya.      
0

Pagi ini Kate sedikit menggunakan riasan pada wajahnya, ia tak seperti biasanya yang tampil apa adanya. Karena wajah Kate sudah cantik ketika ia menggunakan sedikit make up kecantikannya pun semakin terpancar, ditambah lagi ia menggunakan pakaian yang cukup modis hari ini. Kate benar-benar tidak terlihat seperti Kate yang sebelumnya.      

"Dokter Kate, anda dokter Kate, bukan?"sapa seorang suster pada Kate yang baru saja keluar dari ruang ganti.     

Kate tersenyum. "Iya ini aku, memangnya selama satu minggu ini aku tak masuk ada dokter Kate yang lain?"     

"T-tidak dok, anda satu-satunya dokter yang bernama Kate di rumah sakit ini,"jawab suster itu kembali dengan tergagap.     

"Baiklah kalau begitu, ayo kita ke kantin. Kau belum makan pagi juga, bukan?"tanya Kate ramah.     

Suster itu menggelengkan kepalanya perlahan. "Belum dok, saya juga baru sampai."     

"Baiklah ayo makan bersamaku, aku sedang sangat lapar sekali,"ucap Kate sambil tersenyum ramah, ia harus mencari teman baru di rumah sakit mulai hari ini.      

"Bolehkah?"tanya suster itu ragu-ragu.     

"Haha..tentu saja boleh, ya sudah ayo makan bersamaku. Oh iya siapa namamu?"     

"Nama saya Eva, dok."     

Kate mengulurkan tangannya pada suster yang bernama Eva itu dengan tersenyum lebar. "Baiklah, mulai saat ini kita teman ya sus. Perkenalkan namaku Kate, ini perkenankan resmi kita."     

Kedua mata suster Eva berkaca-kaca, baru kali ini ia bertemu dengan seseorang dokter yang mau memperkenalkan dirinya seramah itu padanya.      

"Kau tak mau berteman denganku, sus?"tanya Kate serak.      

Suster Eva langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tentu saja saya mau dok."     

"Lalu kenapa kau tak mau menjabat tanganku?"     

Seperti orang linglung suster Eva pun langsung meraih tangan Kate yang masih berada di udara. "Maaf dok, maafkan saya. Saya hanya terlalu gugup saja."     

Kate terkekeh. "Gugup apa? Aku manusia bukan hantu, ya sudah ayo kita pergi ke kantin. Cacing-cacing dalam perutku sudah berdemo minta diisi."     

Suster Eva tersenyum, ia kemudian mengikuti langkah Kate menuju kantin. Pada awalnya suster Eva merasa gugup namun setelah bercengkrama cukup lama dengan dokter cantik bermata indah itu suster Eva merasa nyaman, ia tak lagi gugup dan tak terlalu sungkan lagi pada Kate. Ternyata yang dikatakan banyak orang benar, Kate adalah dokter yang ramah pada siapapun.      

Melihat Kate makan dengan suster yang baru bekerja enam bulan semua staf yang melihat mereka heran, bahkan petugas kantin yang sedang melayani makanan para staf medis rumah sakit itupun juga nampak terheran-heran. Pasalnya selama ini Kate diketahui sangat dekat dengan Denise Jolie Willan, sang princess Willan yang membuat semua orang terkejut. Namun pagi ini setelah Kate cuti selama satu minggu tiba-tiba dia muncul di hadapan mereka semua dan makan bersama seorang suster yang bahkan masih belum dikenal oleh semua orang.      

Berita tentang kedatangan Kate pun langsung tersebar luas di seluruh penjuru rumah sakit, para dokter dan suster yang baru datang ataupun yang akan bersiap pulang membicarakan kedekatan Kate dan sang suster kontrak itu. Banyak di antara mereka yang membuat asumsi kalau hubungan pertemanan Denise dan Kate sedang ada masalah.      

Denise yang malas datang semenjak Kate tak datang ke rumah sakit nampak lunglai, ia berjalan pelan menuju ruang ganti. Meskipun Denise adalah putri satu-satunya profesor Frank Willan dan dokter Louisa yang merupakan dua orang penting di rumah sakit Global Bros namun Denise masih menggunakan ruang ganti yang sama dengan para staf lainnya, hal ini Denise lakukan karena ia tak mau berpisah dengan Kate, sahabatnya. Pada saat Denise akan melangkahkan kakinya masuk ke ruang ganti tiba-tiba ia mendengar nama Kate disebut oleh beberapa orang suster yang sedang berada di dalam ruang ganti, secara spontan Denise pun langsung masuk ke dalam ruang ganti dan menghampiri para suster yang sedang membicarakan Kate.      

Brak     

Denise langsung memukul loker besi yang ada didekat para suster itu dengan keras sehingga membuat para suster yang sedang berganti pakaian terkejut.     

"What the hell going on…"     

"Coba ulangi perkataan kalian tadi!!"Denise langsung memotong perkataan seorang suster yang berteriak cukup keras pada Denise karena terkejut.      

"D-dokter Denise,"ucap beberapa orang dokter bersamaan.     

Wajah lima orang suster itu sepucat kertas saat ini, mereka terkejut saat melihat sosok Denise Jolie Willan yang ternyata memukul loker besi dan membuat mereka terkejut.     

"Iya ini aku, cepat ulangi pembicaraan kalian tadi. Apakah benar Kate sudah masuk bekerja lagi?"ucap Denise penuh semangat.      

"Dokter Kate?"     

"Iya dokter Kate, temanku. Katerine Ivanov, bukankah tadi kalian membicarakannya?"     

Salah satu dari suster itu pun akhirnya sadar apa yang sedang dibicarakan oleh Denise, dengan cepat ia maju kedepan berusaha lebih dekat lagi dengan Denise. "Iya dok, tadi saya mendengar pembicaraan para dokter lainnya. Mereka mengatakan dokter Kate sudah datang dan sedang ada di kantin saat ini."     

Mendengar perkataan suster itu secepat kilat Denise pergi dari ruangan ganti, ia melupakan peraturan dasar di rumah sakit untuk mengganti pakaiannya ketika baru datang ke rumah sakit. Mendengar soal kedatangan Kate membuatnya lupa akan peraturan penting itu, rasa rindunya pada Kate terlalu besar. Banyak pertanyaan yang ingin Denise tanyakan pada sahabatnya itu, selama ini Denise tak punya sahabat sehingga saat ia berteman dengan Kate sejak dua tahun yang lalu Denise merasa sangat bersemangat memiliki seorang sahabat. Karena itu ketika Kate menghilang satu minggu yang lalu Denise benar-benar merasa kehilangan.      

Dengan berlari Denise menuju kantin, ia sudah sangat tidak sabar ingin bertemu dengan Kate. Denise sudah tidak sabar ingin memberondong pertanyaan pada sahabatnya itu, ia benar-benar kesal karena Kate pergi begitu saja tanpa berpamitan kepadanya. Tak lama kemudian Denise pun tiba di kantin, ia langsung mengedarkan pandangannya mencari sosok Katerine Ivanov sang sahabat yang sedang makan meja tempat mereka makan bersama seorang suster. Tanpa berpikir dua kali Denise pun segera masuk kedalam kantin dan menghampiri Kate, setelah tiba di samping Kate dengan cepat Denise memukul meja tempat Kate duduk. Karena kerasnya pukulan itu alhasil Kate menjatuhkan gelas yang berisi air putih kepakaiannya.     

"Maaf Kate, maafkan aku...aku tak sengaja,"ucap Denise dengan cepat.     

Mendengar suara Denise langsung membuat Kate mengangkat wajahnya dan menatap Denise dengan tatapan tidak bersahabat.     

"Maafkan aku Kate, a-aku…"     

"Aku apa? Apa karena kau adalah seorang kubilang Jadi kau bisa berbuat seperti ini?"Kate langsung memotong perkataan Denise dengan cepat.     

Denise membeliakan kedua matanya mendengar perkataan Kate, ia tak percaya mendengar perkataan seperti itu dari sang sahabat yang ia rindukan. Belum hilang kekagetannya tiba-tiba ia kembali dikejutkan oleh Kate yang langsung berdiri.      

"Ayo sus, temani aku ke toilet. Sepertinya aku harus mengeringkan pakaianku terlebih dahulu,"ucap Kate pelan tanpa menoleh ke arah Denise yang tengah menatapnya tanpa berkedip.      

"Kate…"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.