You Are Mine, Viona : The Revenge

Marahnya Viona



Marahnya Viona

0Denise langsung menahan tangan Kate yang akan pergi meninggalkannya.     
0

"Kau mau kemana, Kate?"tanya Denise pelan.     

Kate menatap Denise tajam, sebuah tatapan permusuhan yang dapat Denise sadari. "Bajuku basah terkena air, aku harus mengeringkannya di toilet. Kenapa kau mengurusku? Lihatlah dirimu? Kau belum mengganti pakaianmu, Denise. Akh aku lupa seorang Denise Jolie Willan bisa melakukan apapun yang ia inginkan, bukan? Maafkan aku, aku lupa siapa dirimu nona Willan."     

Deg     

Denise langsung melepaskan cengkramannya pada lengan Kate saat mendengar ucapan Kate yang sangat menusuk itu, sementara Kate sendiri langsung pergi dari tempat itu bersama suster Eva yang mengekor dibelakangnya.     

Semua orang yang ada dikantin pun langsung ramai, beberapa diantara mereka ada yang mengomentari perkataan Kate dan mulai menatap Denise dengan tatapan aneh. Mereka membenarkan ucapan Kate yang menganggap Denise bisa berbuat semaunya sendiri karena seorang Willan, tak tahan mendengar perkataan orang-orang itu Denise kemudian bergegas pergi dari kantin menuju ruang ganti dengan berlari. Meski Kate bicara kasar padanya namun Denise menganggap itu hanya sebuah candaan biasa saja, Denise tak mau berpikir yang tidak-tidak tentang Kate.     

Karena bel tanda jam kerja dimulai Kate pun langsung mulai pada pekerjaannya, kali ini ia memilih bertugas di IGD bersama suster Eva. Cuti selama satu minggu membuat posisinya digantikan oleh dokter lain dan hal itu membuat Kate senang karena itu artinya ia bisa berjauhan dengan Denise, orang yang sangat ingin ia hindari di rumah sakit.     

"Tolong berikan laporan ini pada dokter Viona,"pinta seorang dokter senior pada Kate yang baru saja merapikan meja.     

"Baik dok, saya akan menyerahkannya pada dokter Viona,"jawab Kate penuh semangat.     

"Dan satu lagi tolong pergilah ke apotik, mintakan beberapa kain kasa dan alkohol. Stok di ruangan ini sudah menipis,"imbuh dokter itu kembali meminta bantuan Kate.     

"Siap dok,"jawab Kate kembali.     

Suster Eva yang tak belum memiliki tugas langsung mendekati Kate menawarkan bantuan, ia tahu jumlah alkohol yang akan diambil dari apotik pasti banyak. Ia tak tega melihat Kate mengambil cairan itu sendiri yang pasti akan membuatnya kesulitan.     

"Kenapa anda diam saja, dok?"ucap suster Eva pelan saat sudah berjalan jauh dari ruang IGD.     

"Apa maksudmu, sus?"     

"Ish, apa anda tak sadar? Sejak tadi anda disuruh-suruh oleh para dokter itu,"sahut suster Eva mengingatkan Kate atas perlakuan para dokter yang sudah seenaknya memerintah dirinya.     

Kate tersenyum. "Kita bertugas di IGD sus, wajar saja kalau para dokter itu meminta bantuanku. Lagipula ini bukan tugas berat, selain itu di IGD juga belum ada pasien bukan? Jadi lebih baik begini, daripada kita hanya duduk di ruang IGD tak melakukan apa-apa, bukan?"     

Suster Eva terdiam mendengar perkataan Kate, karena yang diucapkan Kate benar. Saat ini di IGD sedang tidak ada pekerjaan apapun, jadi memang lebih nyaman jika berjalan seperti ini supaya tidak bosan. Sebenarnya tanpa suster Eva peringatkan Kate pun sudah sadar jika sejak tadi ia dijadikan pesuruh para dokter senior yang ada di ruang IGD, karena Kate tak mau mencari masalah akhirnya ia memilih untuk menuruti semua yang diperintahkan para seniornya itu meskipun sebenarnya tugas mengambil cairan alhohol dan yang lain adalah tugas seorang suster.     

Tak lama kemudian Kate dan suster Eva pun tiba di ruangan Viona , beruntung Viona tidak sibuk sehingga mereka bisa bertemu langsung dengannya tanpa harus menunggu. Suster Eva mengetuk pintu ruangan Viona dengan sopan untuk meminta izin masuk, Viona yang sedang sibuk dengan laporannya pun memberikan izin tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop yang saat ini sedang ia tatap tanpa berkedip.     

"Laporan dari ruang IGD saya letakkan di sebelah sini dok,"ucap Kate pelan sesaat setelah ia meletakan tumpukan laporan di meja Viona.     

"Ok, terima kasih kalian sudah...lho...dokter Kate. Kenapa kau yang mengantarkan laporan ini?"pekik Viona dengan suara cukup nyaring, ia terkejut saat mengetahui Kate yang membawa laporan dari ruang IGD. Viona yang tahu dimana posisi Kate bertugas sebenarnya cukup kaget saat melihatnya datang membawa laporan dari ruang IGD.     

"I-ini karena saya..."     

"Ok, i know. Biarkan aku yang menyelesaikan semuanya,"sahut Viona dengan cepat memotong perkatakaan Kate.     

Setelah bicara seperti itu Viona kemudian memanggil suster Tina untuk datang ke ruangannya melalui telepon yang berada diatas meja, dalam waktu kurang dari dua menit suster Tina pun sudah datang keruangan itu.     

"Ada yang bisa saya bantu, dok?"tanya suster Tina dengan cepat.     

"Tolong cari tahu, siapa yang berani mengubah tempat tugas dokter Kate. Bawa orangnya kehadapanku secepatnya, waktumu tak lama sus,"jawab Viona dengan cepat tanpa jeda, dari caranya bicara ia terlihat marah. Viona tak suka dokter yang sedang ia didik di pindah tugaskan, Vioan merasa tak dianggap saat ini.     

Wajah suster Tina langsung berubah pucat, melayani Viona bertahun-tahun membuatnya hafal dengan semua kata dan sikap yang Viona tunjukkan termasuk kali ini. "Baik dok, beri waktu saya lima belas menit."     

"Yes."     

Setelah berkata seperti itu suster Tina pun langsung pergi dari hadapan Viona, ia langsung berjalan dengan cepat menuju tempat dimana jadwal para dokter dibuat. Suster Tina yakin sekali Viona sedang sangat marah saat ini, karena itu ia memilih langsung turun tangan padahal sebenarnya ia bisa mencari tahu melalui telepon. Para staf yang berada diruangan yang dituju suster Tina nampak sedang duduk santai, mereka semua bahkan nampak sedang bergurau membahas serial netflix yang baru saja mereka tonton tadi malam.     

"Jadi ini yang biasa kalian lakukan jika tak ada pasien?"hardik suster Tina dengan keras.     

Sekitar lima belas orang yang ada di tempat itu pun terkejut saat mendengar suara suster Tina, secara spontan mereka langsung bangun dari kursinya masing-masing. Mereka sudah cukup familiar dengan suara suster Tina, sang asisten pribadi dokter Viona Angel Willan sang nyonya Willan yang paling disegani di Ottawa.     

"Katakan padaku siapa yang sudah berani mengubah posisi tugas dokter Katerine Ivanov?"tanya suster Tina kembali dengan suara meninggi.     

Suasana pun langsung hening, tak ada satupun dari mereka yang berani bicara. Padahal satu menit sebelumnya mereka semua tertawa riang membahas serial yang sedang booming diseluruh penjuru dunia, serial yang mengangkat kisah putri dari Inggris yang meninggal dalam kecelakaan mobil secara tragis.     

"Ok, kalau kalian tak ada yang mau menjawab pertanyaanku maka aku akan membawa kalian semua kehadapan dokter Viona saja kalau begitu. Kalian tahu bukan apa konsekuensinya jika kalian sudah bertemu dokter Viona dalam situasi seperti ini?"imbuh suster Tina kembali memberi peringatan terakhir pada semua orang yang masih bungkam itu.     

"Ampun sus, sebenarnya itu adalah perintah dari dokter Angel,"ucap seorang suster muda dengan wajah tertunduk.     

Suster Tina mengerutkan keningnya. "Dokter Angel, dokter Angel yang bertugas di IGD bukan?"     

"Betul sus, beliau yang...."     

"Panggil dia, minta dia datang ke ruangan dokter Viona sekarang juga. Kalian semua juga ikut." Suster Tina langsung memotong perkataan suster muda itu dengan cepat.     

"Baik sus."     

10 menit kemudian diruangan Viona.     

Sekitar dua puluh orang saat ini sudah berada diruangan Viona yang paling luas itu, semua orang yang dipanggil suster Tina tak ada yang berani mengangkat wajahnya. Semuanya tertunduk dan terdiam, termasuk Kate sendiri yang berdiri di samping Viona bersama suster Eva.     

"Sudah berapa lama kalian bekerja di rumah sakit ini?"tanya Viona pelan memecah keheningan dalam ruanganya.     

"Dua tahun, dok."     

"Lima tahun, dok."     

"Enam tahun, dok."     

"Satu tahun, dok."     

Beberapa orang langsung menjawab pertanyaan Viona silih berganti termasuk dokter Angel yang sudah mengubah tempat Kate bertugas.     

"Ok aku anggap kalian semua bukan orang baru lagi di rumah sakit ini, tapi kenapa kalian bisa melakukan hal semacam ini? Sejak kapan kalian tak menghargaiku? Apa keberadaan dan posisiku sebagai kepala divisi bedah tak kalian anggap sehingga kalian bisa melangkahi ketentuan yang aku tetapkan?"tanya Viona kembali dengan suara meninggi, baru kali ini mereka semua yang ada diruangan itu melihat kemarahan Viona.     

Brakk..     

Viona menggebrak meja dengan sangat keras.     

"Atas dasar apa kalian mengubah tempat tugas dokter yang sedang mendapatkan program khusus dari rumah sakit, hah!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.