You Are Mine, Viona : The Revenge

Sister in law to be



Sister in law to be

0"Lepas Alex, lepaskan tanganku."     
0

"Sakit Alex."     

"Alex, apa kau tuli?!"     

"Lepaskan Alexander, bajingan!!"     

Teriakan Kate terdengar jelas di seisi istana Fernando saat Aaric menyeretnya paksa masuk ke dalam rumah, setelah berbicara di mobil Aaric memutuskan untuk membawa pulang Kate setelah Kate menolaknya. Pantang bagi seorang Alarick Alexander Willan mendapatkan penolakan.     

"Jangan jadi pengecut Alex, kau tak bisa mengurungku lagi seperti dulu. Aku sudah tak berhutang padamu lagi, jadi lepaskan aku!!"pekik Kate dengan keras pada Aaric saat mereka sudah sampai di depan tangga.     

Mendengar perkataan Kate membaut Aaric menghentikan langkahnya dan berbalik badan menatap Kate yang tangannya sudah ia borgol, tanpa bicara Aaric langsung membungkuk dan langsung menggendong Kate ke atas pundaknya. Kate yang tak menyangka akan di gendong dengan cara seperti itu langsung berontak, dengan menggunakan kedua tangannya yang di borgol Kate mencoba untuk memukul punggung Aaric. Namun pukulan yang Kate lancarkan tak berasa sekali untuk Aaric, ia terus saja melangkahkan kakinya menaiki anak tangga untuk membawa Kate ke kamarnya.     

"Aaric, apa yang kau lakukan?"Profesor Frank yang baru saja selesai memeriksa kondisi terakhir Viona terkejut saat melihat Aaric menggendong Kate.     

"Ini urusan rumah tanggaku, jangan ikut campur,"sahut Aaric ketus sambil berlalu dari hadapan sang paman.     

Profesor Frank, dokter Louisa, Abby dan Denise terkejut mendengar perkataan Aaric. Mereka tak percaya Aaric yang bisa bicara dengan sopan tiba-tiba bisa seperti itu.     

"Ada apa? Kenapa kalian mematung disini?"tanya Fernando bingung.     

Denise menggerakkan tangannya dan menunjuk ke arah lorong tempat dimana kamar Aaric berada menggunakan tangan kirinya. "Alex, dia membawa Kate pulang."     

"Aaric membawa gadis itu pulang?"Fernando meninggikan ucapannya saat mengulang perkataan Denise.     

Profesor Frank langsung berlalik badan dan mendekati sang kakak. "Biarkan Aaric menyelesaikan masalahnya, dia sudah cukup dewasa untuk melakukan itu dan jangan buat keributan. Viona baru tidur, kecuali kau mau Viona tak pulih dengan cepat."     

Gigi Fernando terdengar keras saat saling beradu, ia benar-benar dibuat kesal oleh salah satu putra kebanggannya itu. Namun di lain sisi ia juga ikut merasa bersalah saat mengetahui bayi yang dikandung kate meninggal, karena jika tidak mungkin saat ini anak itu pasti sedang sangat lucu-lucunya. Damn, Fernando jadi seorang kakek.     

Melihat sang daddy diam membuat Denise sedikit takut, dengan mengumpulkan semua keberaniannya Denise mendekati Fernando dan langsung merangkul lengannya dengan kuat. "Aku sangat menyukai Kate, terlepas dia adalah wanitanya Alex tapi dia adalah sahabat pertamaku, Daddy. Aku senang sekali kalau mempunyai saudara sepertinya, jadi Daddy jangan usir dia dari rumah ya. Aku janji akan lebih giat lagi belajarnya untuk membanggakan kalian semua."     

Fernando menghela nafas panjang mendengar perkataan Denise, putri kesayangannya. Dengan penuh kasih Fernando membelai rambut Denise yang hitam lebar seperti Viona.     

"Daddy, please,"ucap Denise kembali memelas.     

"Kau sangat menyukai gadis itu?"tanya Fernando pelan, ia selalu lemah jika Denise sudah memohon seperti itu.     

Denise langsung menganggukkan kepalanya penuh semangat. "Iya, aku sangat menyukai Kate. Dia pintar, masakannya juga enak-enak. Dia akan menjadi kakak ipar yang sempurna untukku." Kedua matanya berbinar saat bicara.     

"Sepertinya bukan hanya Denise yang menyukai gadis itu, Viona juga menyukainya,"imbuh profesor Frank pelan sambil tersenyum pada Fernando menimpali perkataan Denise yang masih menempel pada Fernando.     

"Aku juga suka padanya, Kate dokter yang pintar."Dokter Louisa ikut bicara tak mau kalah, membuat Fernando semakin tak bisa bicara.     

Hanya Abby saja yang tak mengeluarkan pendapatnya, ia masih shock dengan apa yang terjadi hari ini. Rasanya seperti mimpi mengetahui adiknya pernah hampir memiliki seorang anak dari seorang dokter cantik yang selama ini bekerja di rumah sakit, dokter cantik yang sempat mendapatkan sedikit ruang dalam hatinya.     

Saat keluarga profesor Frank sedang mencoba merayu Fernando agar menyetujui Kate bersama Aaric tiba-tiba pintu kamar Aaric terbuka dari dalam dan keluarlah Aaric yang sudah memakai T-shit.     

"Kau mau kemana, Aaric?"hardik Fernando dengan keras saat melihat Aaric berjalan menuruni tangga. "Kau berhutang penjelasan padaku."     

Aaric menggentikan langkahnya dan menoleh ke arah sang ayah yang sedang menatapnya tanpa berkedip. "Nanti aku akan menjelaskan semuanya, aku ingin memeriksa sesuatu terlebih dahulu di ruang kerja."     

"Apa ini berhubungan dengan Kate?"pekik Denise dengan keras.     

"Jangan macam-macam, Denise. Saat ini Keyla sedang aku hukum,"sahut Aaric ketus.     

"Siapa Keyla?"tanya Denise bingung.     

Aaric menggeram. "Nama asli Kate adalah Keyla Sharov."     

"Keyla Sharov,"gumam Denise pelan.     

"Sudahlah jangan bahas lagi, aku peringatkan padamu untuk tak mengganggunya Denise. Tak ada siapapun yang boleh mengunjunginya,"ucap Aaric pelan penuh ancaman sebelum akhirnya pergi menuju lantai satu.     

Dokter Louisa yang sejak tadi menahan tawa akhirnya terkekeh geli saat Aaric sudah tak terlihat dari pandangannya, melihat sang ibu tertawa membuat Denis dan ketiga Willan lainnya yang ada di dekatnya bingung.     

"Kenapa kau tertawa? Apa ada yang lucu?"tanya profesor Frank pelan pada sang istri.     

"Maaf..maaf...aku tak bisa menahan diriku, tapi sungguh mereka berdua sangat menggemaskan sekali. Sepertinya kita akan segera mendapatkan anggota baru di keluarga ini,"jawab dokter Louisa pelan menahan tawa.     

"Apa maksudmu?"tanya Fernando dingin.     

Dokter Louisa langsung diam saat Fernando sudah bertanya padanya. "Apakah kalian tak melihat bekas tamparan di wajah Aaric sebelumnya? Sepertinya Aaric benar-benar menyukai Kate, karena jika tidak tak akan mungkin ia membiarkan wanita memukulnya seperti itu."     

Fernando terdiam, ia kemudian mengalihkan pandangannya ke lantai satu menatap ruang kerjanya yang sudah tertutup rapat. Tanpa bicara Fernando kemudian mengeluarkan ponselnya dan berjalan menjauh dari sang putra dan keluarga adiknya karena ingin berbicara serius dengan Justin dan Harry yang akan ia perintahkan untuk segera pergi ke Rusia untuk menyelidiki kebenaran perkataan Kate sebelumnya, meski sebelumnya gadis itu sudah mengaku kalau pernah hamil anak Aaric namun Fernando ingin memastikannya kembali dan ia tak mau ada yang tahu kalau ia menyelidiki Kate.     

Melihat sang kakak terlihat serius berbicara dengan seseorang di balkon profesor Frank kemudian mengajak anak dan istrinya untuk pulang kerumahnya sendiri untuk beristirahat karena malam sudah semakin larut.     

"Aku tidur disini saja, Mom,"rengek Denise pelan pada sang ibu.     

Dokter Louisa menggeleng. "Tidak, kau baru sembuh. Jadi kau harus tinggal dirumah, selain itu kau juga ingat pesan Aaric tadi bukan? Kau tak diperbolehkan mengganggu Kate, nanti kalau suasana sudah sedikit dingin kau baru bisa berbicara lagi dengannya."     

"Benarkah?"     

"Iya, tapi untuk saat ini lebih baik kita biarkan kakakmu menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu dengan sahabatmu itu. Kau tak mau kan kalau Kate tak jadi menikah dengan Aaric?"     

Denise langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tentu saja tidak mau, Kate harus menjadi kakak iparku."     

Profesor Frank terkekeh mendengar perkataan putri sematawayangnya. "Ya sudah kalau begitu sekarang kita pulang dulu, besok kemari lagi. Yang diucapkan Mama benar, berikan waktu untuk Aaric menyelesaikan masalahnya dengan Kate."     

Mendengar perkataan kedua orang tuanya Denise pun setuju untuk pulang, ia sangat senang dan tak sabar menunggu besok untuk bertemu dengan Kate kakak iparnya. Melihat keluarga sang uncle pulang Abby kemudian berjalan masuk ke kamarnya, sesampainya di kamar ia kemudian langsung membanting tubuhnya diatas ranjang.     

"Kenapa harus dengan Aaric, kenapa bukan aku yang bertemu denganmu lebih dulu, Kate."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.