You Are Mine, Viona : The Revenge

Liontin warisan



Liontin warisan

0Pengambilan janji suci pernikahan akan dilakukan besok pagi, tapi saat ini Kate masih terjaga ditengah malam. Kamar tidurnya dengan Aaric sudah terpisah, meski awalnya Aaric protes keras. Namun karena sang ibu kekeh memisahkan mereka akhirnya Aaric pun mengalah dan tidur di hotel bersama kakaknya Abby yang sedang menikmati hari-hari bahagianya bersama Natalie yang tak bisa melepaskan diri dari kungkungannya.      
0

Tok     

Tok     

"Kate, apa kau sudah tidur?"     

Kate yang sedang duduk di bawah jendela langsung menoleh ke arah pintu saat mendengar suara sang calon ibu mertua.      

"Ini Mommy, nak."     

Tanpa berpikir dua kali Kate pun langsung melompat dari sofa tempatnya duduk menuju pintu, ia bahkan sampai tak memakai sandal karena terlalu bersemangat ingin membukakan pintu.      

Begitu pintu kamar Kate terbuka nampaklah Viona berdiri dengan anggun dengan membawa sebuah kotak berwarna hitam.      

"Mommy."     

Viona tersenyum. "Ternyata tebakan Mommy benar, kau pasti tak bisa tidur."     

"I-iya Mom, pikiranku kacau sekali. Jadi aku tak bisa memejamkan kedua mataku sama sekali,"jawab Kate jujur.     

"Bolehkah Mommy masuk?"     

"Tentu, tentu saja boleh. Silahkan masuk Mom." Kate langsung membuka pintu lebar-lebar memberikan jalan pada Viona untuk masuk.      

Dengan anggun Viona melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar pengantin yang sudah dihias dengan nuansa putih, senyumnya semakin mengembang ketika melihat sandal yang berada di bawah sofa. Sepertinya Kate benar-benar tak bisa tidur, mengingat saat ini kain putih yang mengawasi sofa sudah sedikit kusut.      

"Duduklah, ada yang ingin Mommy berikan pada menantu keluarga Willan,"ucap Viona pelan saat sudah duduk di sofa yang sebelumnya diduduki Kate.      

Kate yang sepatu langsung mendekati Viona dan duduk disampingnya dengan posisi tegak sempurna, melihat posisi Kate yang tegang seperti itu Viona terkekeh. Ia kemudian menyentuh pundak Kate menggunakan tangan kanannya. "Relax, kau tidak sedang menghadapi eksekutor. Aku adalah ibumu, Kate."     

Posisi Kate langsung berubah, hatinya berubah hangat mendengar perkataan Viona. Sungguh semua kata yang terucap dari bibir Viona benar-benar membuat Kate tenang.      

Setelah Kate duduk dengan tenang Viona pun membuka kotak perhiasan yang ia bawa, Kate yang penasaran dengan takut menatap ke arah kotak yang dibawa sang ibu mertua.      

"Saat aku menikah dengan Fernando puluhan tahun lalu aku tak bertemu siapapun, tak ada keluargaku yang hadir atau keluarga Fernando. Jadi tak ada ibu mertua yang datang padaku pada malam pernikahan seperti ini dan jujur saja saat itu aku sangat tegang dan khawatir sekali. Tapi saat ini aku tak mau apa yang terjadi padaku terjadi lagi padamu, karena itu aku datang dengan membawakan ini. Sebuah liontin berbentuk sabit berwarna merah keunguan, warna favoritku. Kenapa liontin ini berbentuk sabit karena setengah potongan dari liontin ini sudah aku persiapkan untuk calon istri Abby nanti, namun karena sekarang Aaric yang akan menikah maka aku akan memberikannya padamu terlebih dahulu. Aku harap kau menyukai liontin ini, aku tak bisa memberikan apapun lagi padamu selain liontin ini,"ucap Viona panjang lebar sembari mengarahkan sebuah kalung berwarna silver dengan liontin berbentuk sabit yang cantik luar biasa.     

Kedua mata Kate terbeliak saat melihat keindahan liontin yang ditunjukkan Viona padanya, seumur hidupnya belum pernah ia melihat liontin secantik itu. Batu berlian langka berbentuk bulan sabit yang sempurna itu membuat Kate tak bisa bicara apa-apa. Sungguh ia kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan betapa indah liontin yang ada di tangan sang ibu mertua saat ini.     

"Do you like it?"     

Kate langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat. "It's so beautiful, Mom."     

Viona tersenyum, perlahan ia menggunakan kedua tangannya untuk memakaikan kalung berliontin bulan sabit itu pada leher Kate. Setelah terpasang di leher sang calon menantu Viona menyentuh dada Kate menggunakan tangan kanannya.      

"Setengah bulan sabit ini menandakan salah satu anakku, buah cintaku aku titipkan padamu, Kate. Jaga putraku dengan baik, meski kadang-kadang sifatnya sering kekanakan tolong maafkan dia. Salahku dan Fernando yang terlalu memanjakannya sejak kecil, terima kasih kau sudah mau menjadi bagian dari keluarga ini. Kehadiranmu jujur membuat Fernando memutuskan untuk membatalkan perjodohan yang sebelumnya sempat ia buat untuk Aaric dan kakaknya Abby. Aku bersyukur sekali putraku sudah memiliki pilihannya sendiri, seorang gadis cantik berhati mulia yang yang telah mendampingi putraku selama bertahun-tahun. Aku tahu pasti sangat sulit bagimu berada disisinya, tapi sekali lagi aku mohon tolong jangan pernah habis sabar menghadapinya. Perjalanan hidup kalian baru akan di mulai setelah kalian sah dinyatakan sebagai suami istri di hadapan Tuhan, karena itu sejak awal aku berpesan padamu tolong luaskan lagi kesabaranmu saat nanti sudah menyandang status sebagai istri Aaric. Aku percaya padamu, Kate. Aku percaya dan yakin kau pasti bisa menjaga dan membahagiakan putraku,"ucap Viona serak menahan tangis harunya, memasrahkan putra tercintanya pada seorang wanita pilihan sang putra yang ia lahirkan dengan taruhan nyawa bukan hal yang mudah.      

Air mata Kate langsung mengalir deras mendengar perkataan sang calon ibu mertua, ia terpercaya seorang dokter Viona Angel Willan berkata seperti itu pada dirinya. Memohon dan meminta padanya untuk menjaga putranya, padahal seharusnya yang berkata seperti itu adalah dirinya bukan sang ibu mertua. Kate benar-benar merasa sangat dihargai dan diterima kehadirannya di keluarga Willan, padahal ketakutan terbesar Kate adalah ditolak karena berasal dari keluarga yang berbeda dengan keluarga Willan.      

Melihat Kate menangis Viona langsung bertindak cepat, ia menyeka air mata Kate menggunakan kedua tangannya sekaligus.      

"Tidak, kau tak diizinkan untuk menangis. Malam ini adalah malam penting untukmu, lupakan semua yang sudah terjadi dimasa lalu dan bersiaplah menyambut kehidupan yang baru sebagai bagian dari keluarga Willan,"ucap Viona lembut.     

Dengan mata yang masih basah Kate langsung menubruk Viona dan memeluknya erat, Kate pun langsung menangis sejadi-jadinya diperlukan sang calon ibu mertua.      

Terbata-bata Kate mengucapkan terima kasih karena sudah diterima dengan baik menjadi bagian dari keluarga Willan, Viona yang sangat keibuan menepuk-nepuk punggung Kate. Ia juga mengucapkan beberapa patah kata lagi yang akhirnya membuat Kate perlahan menghentikan tangisnya.     

Dari balik pintu kamar Kate yang terbuka Fernando rupanya menjadi pendengar yang baik selama hampir Viona berada di dalam kamar itu, senyum Fernando mengembang sepanjang Viona berbicara. Ada rasa haru dan bangga dalam diri Fernando saat ini karena Viona benar-benar melakukan tugasnya dengan baik meski dulu pada saat mereka akan menikah tak ada ibu mertua yang mendatanginya dan berbicara dari hati ke hati seperti yang Viona lakukan pada Kate baru saja.      

"Aku benar-benar beruntung mendapatkan istri sepertimu, babe. Kau begitu luar biasa,"ucap Fernando lirih sambil tersenyum.      

Karena tak mau jika Viona dan Kate mengetahui keberadaannya saat ini Fernando pun bergegas meninggalkan kamar Kate menuju kamarnya sendiri, ia tak mau Viona tahu kalau ia sudah membuntutinya ditengah malam seperti saat ini.      

Tak lama Fernando pergi Viona keluar dari kamar Kate, sebelum meninggalkan kamar pengantin Viona kembali memberikan kecupan di kening Kate.      

"Tidurlah, besok kau harus tampil sempurna. Besok pagi kau adalah bintangnya, Kate. Jadi persiapan dirimu dengan baik."     

Kate tersenyum. "Yes, Mommy."      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.