You Are Mine, Viona : The Revenge

Second daughter



Second daughter

0"Kate, apa perlu aku memanggilmu dengan panggilan kakak ipar?"     
0

"Aku bahagia sekali akhirnya bisa memiliki saudara perempuan."     

"Nanti pada saat kalian bulan madu aku harus ikut."     

"Kau harus menceritakan banyak hal tentang bagaimana kalian dulu bertemu pertama kali, Kate. Aku tak mau tahu."     

"Pokoknya kita harus selalu bersama dan tidak boleh terpisahkan, bagaimana kalau misalkan kalian berdua tinggal di rumahku saja? Aku tidak mau kesepian lagi."     

Denise terus berceloteh di samping Kate saat sedang makan bersama seluruh anggota keluarganya, termasuk Natalie dan Abby yang saat ini menjadi pusat perhatian Fernando.      

Aaric yang sudah habis kesabaran langsung menarik tangan sang istri dari pelukan Denise. "Kate adalah istriku jadi apapun yang akan dia lakukan harus persetujuanku, jadi kau tidak bisa seenaknya mengajaknya pergi kemanapun kau suka, Denise."     

Denise yang tak mau kalah kembali merebut tangan Kate yang sudah dipeluk Aaric. "Aku adalah sahabat Kate satu-satunya sejak pertama kali dia menginjakkan kaki di negara ini, sementara kau tak mengenalinya, bukan? Jadi jangan menguasai Kate seorang diri."     

Rahang Aaric mengeras. "Denise, jangan pancing emosiku."     

"Ck, yang aku katakan benar. Pokoknya yang jelas aku tak mau melepaskan Kate, Kate bukan hanya milikmu saja!"sahut Denise keras kepala.     

Viona dan dokter Louisa hanya bisa tersenyum tipis mendengar perdebatan Denise dan Aaric yang memperebutkan Kate.     

Setelah semua acara intim penuh kehangatan keluarga itu selesai Kate dan Aaric pun diperbolehkan untuk beristirahat terlebih dahulu, mereka harus bersiap untuk acara resepsi nanti malam yang akan diselenggarakan secara eksklusif di salah satu pulau pribadi milik Fernando yang ada di kepulauan Gulf di British Columbia, Kanada.     

Para tamu undangan pun juga sudah disediakan sebuah kapal khusus untuk mengangkut mereka ke tempat jalannya acara sejak pagi, sehingga pada saat resepsi berlangsung semuanya sudah dipastikan hadir di tempat pesta. Itulah yang menjadi salah satu alasan Fernando dan Viona kenapa pada saat proses pemberkatan hanya sahabat dan keluarga inti saja yang diperkenankan hadir, hal ini supaya tidak membuat para tamu kesulitan ketika menjangkau tempat pesta resepsi.      

"Saat ini kalian lebih baik mengikuti jalannya acara pernikahan Aaric dan Kate dengan baik, setelah itu baru kalian bertemu denganku. Ada banyak hal yang ingin aku bicarakan kepada kalian berdua,"ucap Fernando pelan pada saat melewati Abby dan Natalie ketika akan menuju kamar hotel untuk berganti pakaian.      

Natalie semakin menundukkan wajahnya mendengar perkataan Fernando, ia pun semakin yakin kalau keberadaannya tak diinginkan oleh Fernando. Namun Abby dengan tegas tak melepaskan genggamannya sama sekali di tangan Natalie, ia benar-benar menepati janjinya pada Natalie sebelumnya kalau tak akan membiarkan Natalie sendirian di tempat pesta.     

"Sepertinya setelah ini kau akan melakukan pesta lagi, dok,"bisik dokter Cecilia pada Viona pada saat akan beranjak dari tempat duduknya menyusul sang suami yang sudah berjalan terlebih dahulu bersama profesor William, profes     

sor Dexter dan profesor Frank menuju kamar mereka masing-masing bersama anak dan istrinya.     

Viona terkekeh. "Sepertinya begitu, dok,"jawab Viona pelan sembari meneruskan langkahnya menuju tempat Abby dan Natalie yang baru saja ditinggalkan suami tercintanya yang terlihat sekali tidak suka pada Natalie.      

"Sepertinya kehadiranku ditempat ini memang tak diinginkan, Xander,"ucap Natalie lirih dengan suara yang hampir tak terdengar.      

Abby yang tengah menatap kepergian sang ayah langsung menoleh ke arah Natalie. "Jangan bicara sembarangan, siapa yang berani melarangku membawa wanita yang aku inginkan?"     

"A-ayahmu tadi.."     

"Fernando memang seperti itu, dia selalu terlihat tegas dan dingin. Tapi percayalah, Daddymu itu adalah lelaki paling lembut sedunia,"celetuk Viona pelan memotong perkataan Natalie.      

Natalie dan Abby langsung menoleh ke arah Viona dengan cepat, ekspresi Natalie terlihat sangat terkejut sekali saat mendengar perkataan Viona yang menyebutkan kata 'daddymu' saat menyebut Fernando ketika berbicara dengannya tadi. Ada sedikit rasa hangat yang mengalir di dadanya saat ini, menggantikan ketakutannya saat Fernando tadi berbicara padanya.      

"Mommy."     

"It's ok, sepertinya yang dikatakan Daddymu benar, Abby. Kalian berdua khususnya kau, Abby berhutang penjelasan pada Mommy dan Daddy perihal keberadaan gadis cantik ini,"ucap Viona pelan sambil tersenyum hangat pada Natalie. "Siapa namamu sayang?"tanya Viona lembut sambil membelai pipi Natalie.     

"N-natalie,"jawab Natalie tergagap.     

Viona menipiskan bibirnya. "Jangan gugup, relax saja. Kalau kau mau kau bisa memanggilku dengan sebutan Mommy, akan senang rasanya jika malam ini aku memiliki dua anak gadis sekaligus."     

"A-apa?"     

Viona langsung menoleh ke arah Abby dan menatapnya tajam. "Kenapa? Apa tidak boleh Natalie memanggil Mommy padaku?"     

"Bukan Mom, bukan begitu. Aku hanya...awww.."     

Abby menjerit keras saat telinganya dijewer oleh sang ibu.     

"Anak anak, beraninya mengenalkan calon menantu Mommy pada saat seperti ini. Seharusnya kau mengenalkan Natalie dalam acara berbeda, tapi ya sudahlah sudah terlanjur. Dan Natalie nikmati pestanya, lebih baik kau bersiap karena kita akan segera pergi ke kepulauan Gulf tempat pesta resepsi berlangsung,"ucap Viona pelan memotong perkataan Abby dengan tangan yang berada di telinga putra pertamanya.      

Karena tak mau menggoda suasana hati Abby lebih lama Viona kemudian pergi meninggalkan putranya dan kekasih barunya itu untuk menuju kamar yang berada di lantai paling atas di hotel bersejarah untuknya dan Fernando, karena hotel ini adalah hotel dimana Fernando membawanya pergi setelah menyelamatkannya dari Lexy yang mencoba untuk memperkosanya puluhan tahun lalu pasca ia pergi dari panti asuhan.      

"Bagaimana? Mommy luar biasa kan?"tanya Abby pelan pada Natalie yang masih menatap ibunya.     

"Apakah ibumu sebaik itu?"tanya Natalie balik tanpa sadar.     

Abby terkekeh. "Tentu saja, kau akan tahu betapa luar biasanya ibuku saat tahu kisah percintaan adikku dan istrinya. Nanti setelah pesta pernikahan selesai aku akan menceritakan semuanya padamu."     

"Kisah percintaan adikmu? Apa kisahnya rumit? Apa istrinya juga berasal dari keluarga mafia sepertiku?"     

"Tentu saja bukan, mana mungkin aku dan adikku berkencan dengan putri mafia. Kami punya selera masing-masing meskipun kami kembar, sudahlah jangan bicara apa-apa lagi. Ayo ke kamar, kita harus beristirahat sebentar sebelum pergi ke pulau. Malam ini akan menjadi malam yang melelahkan untuk kita."     

Secara spontan Natalie menyilangkan kedua tangannya di dada sebagai respon atas ucapan Abby. "Jangan macam-macam Xander, aku lelah."     

Dengan senyum mengembang Abby melingkarkan tangannya ke pinggang Natalie. "Jauhkan pikiran kotormu padaku, aku tak segila itu. Lagipula aku juga akan lelah sekali malam ini, rekan kerjaku pasti akan banyak yang datang. Kau aman malam ini, baby."     

Wajah Natalie bersemu merah karena malu, Abby yang gemas pada wanitanya itu kemudian membawanya pergi dari tempat pemberkatan menuju kamar mereka sebelum bersiap pergi ke kepulauan Gulf untuk melanjutkan pesta besar di salah satu hunian mewah milik keluarganya.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.