Teror Rumah Hantu

Pengetuk Pintu



Pengetuk Pintu

0Tidak ada mobil di jalan, dan daerah di sekitar terlihat sepi. Kadang-kadang, seekor kucing liar terlihat melewati tempat itu, namun mereka segera pergi, seperti dapat merasakan ada sesuatu yang salah. "Siapa kau?"     
0

Sang penyidik berdiri di lorong gelap penuh lumpur. Sepatunya telah menghilang, dan kakinya menginjak tumpukan sampah. Darah mengalir dari luka di tubuhnya.     

"Apa kau sudah lupa pada suaraku?" seorang pria perlahan berjalan keluar dari kegelapan. Ia memegang palu yang tampak menakutkan. Lampu jalan memperpanjang bayangannya. Suara seorang pria terdengar jelas dari sosoknya, namun bayangannya berbentuk seorang wanita berambut panjang. Sang penyidik akhirnya bisa melihat wajah pria di hadapannya dengan jelas. Ia menggertakkan gigi dan menyebutkan dua kata dengan paksa."Chen Ge!"     

"Aku tidak mengenalmu, tapi kau menyebutkan namaku. Sepertinya, spekulasiku benar."     

Pria yang menghalangi jalannya tidak lain adalah Chen Ge. Ia dan kapten Yan telah mencari di seluruh gedung ketiga, namun mereka tidak dapat menemukan anggota terakhir yang bersembunyi.     

Chen Ge sudah curiga sebelumnya. Setelah mendapatkan alamat rumah sakit dari kapten Yan, ia segera kembali ke taman New Century untuk mengambil palu sebelum bergegas menuju Rumah Sakit Umum untuk mempersiapkan serangan.     

"Bagaimana kau tahu?" pada titik ini, sang penyidik menjadi sangat tenang. Senyum aneh terlihat di wajahnya saat menatap Chen Ge.     

"Kenapa aku harus mengatakannya padamu?" menekan tombol putar pada pemutar kaset, Chen Ge memasuki lorong dengan palu dalam genggamannya.     

"Kau tidak akan mendapatkan manfaat apapun dengan membunuhku. Kau hanya sedang berbicara dengan salah satu korbanku. Terlebih lagi, sebelum kau lupa, kau sedang berbicara dengan seorang polisi." Sang penyidik awalnya terkejut ketika melihat Chen Ge, namun ia segera tenang. "Jika aku mati, polisi ini akan mati bersamaku."     

Chen Ge tidak dapat membuang-buang waktu hanya untuk berbincang-bincang. Ponsel di sakunya sedang merekam pembicaraan mereka. Melihat palu yang bergerak mendekat, bibir sang penyidik berkedut. Ekspresi tanpa emosi Chen Ge seperti berkata, "Aku bukan orang baik, jadi berhentilah mencoba mengancamku dengan cara rendah seperti ini."     

"Sebenarnya, kita bisa duduk dan berbicara. Apa kau tidak penasaran tentang identitas asliku? Apa kau tidak ingin tahu siapa aku?" pasien itu mencoba sebisanya untuk berkompromi dengan Chen Ge, namun Chen Ge sepertinya tidak berminat untuk berbincang-bincang     

Melihat Chen Ge beringsut mendekat, sang penyidik mengubah metodenya. "Apa kau tidak ingin tahu siapa ketua sebenarnya?"     

"Identitas ketua adalah pertanyaan pilihan ganda. Sekarang, aku akan menggunakan metode eliminasi untuk menemukan jawaban yang tepat." Ujar Chen Ge, mengisyaratkan bahwa sang penyidik tidak akan selamat malam itu.     

Chen Ge tidak berencana untuk membunuh orang yang tidak bersalah. Ia melakukan ini di belakang kapten Yan karena memiliki rencana lain. Ia telah bersiap untuk menahan sang penyidik ​​dan membawanya kembali ke rumah hantu untuk diinterogasi. Lagi pula, ia memiliki keunggulan dalam segi jumlah di sana.     

"Aku akan menahannya sebelum menyerahkannya ke polisi." Chen Ge berkata demikian karena ponselnya masih terus merekam. Rencananya yang sebenarnya adalah mematahkan kaki sang penyidik untuk melumpuhkannya, namun membuatnya tetap hidup. Rencana sang penyidik untuk mencari celah pada Chen Ge gagal, namun ekspresinya tidak banyak berubah. Sepertinya, ia masih memiliki senjata pamungkas lain yang tersembunyi.     

"Chen Ge, apa yang akan kukatakan selanjutnya pasti akan menarik perhatianmu. Jika kau mengizinkanku pergi, aku akan memberitahumu mengapa pintu muncul dan bagaimana cara membuka dan menutupnya." Kata sang penyidik dengan tatapan misterius yang tampak seperti sedang tersenyum kecil. Ia sepertinya bisa menebak bahwa Chen Ge akan tertarik pada tawarannya.     

"Pikirkanlah. Kau pasti tahu betapa berharganya informasi ini." Ucapnya dengan tenang, walaupun tubuhnya terus bergerak mundur. "Polisi yang kau ajak bicara hanyalah korban. Hanya sepertiga dari kesadaranku yang ada di tubuh ini. Bahkan, jika kau membunuhnya, aku tidak akan terluka."     

"Jika kau tidak terluka, mengapa kau pergi dengan terburu-buru?" Chen Ge melambat. "Biarkan aku melihat ketulusanmu; itu adalah kata pengantar untuk kesepakatan kita."     

Sang penyidik menghela napas lega. "Karena kau ingin tahu tentang informasi mengenai pintu itu, aku yakin kau pasti tahu salah satu lokasinya."     

"Memang benar." Chen Ge mengakuinya.     

"Alasan terbentuknya pintu itu sangat rumit. Untuk saat ini, tidak ada yang bisa benar-benar tahu alasannya. Aku hanya tahu mereka akan muncul di lokasi tempat berkumpulnya energi Yin dan tempat aktivitas manusia jarang dilakukan. Tapi, itu hanya faktor kecil. Faktor kuncinya adalah harus ada seseorang yang mengetuk pintu."     

"Seseorang yang mengetuk pintu?"     

"Dunia di balik pintu tidak hanya dipenuhi dengan warna merah, tetapi juga penderitaan, keputusasaan dan berbagai emosi negatif manusia. Berbeda dengan dunia ini, dunia itu dipenuhi dengan mimpi buruk yang tak berkesudahan." Suara sang penyidik ​​menjadi lembut. "Orang normal tidak dapat melihatnya. Hanya orang dengan kondisi mental yang hancur atau mereka yang putus asa yang mungkin dapat membuka pintu-pintu ini."     

"Aku pernah mendengarnya dari pembuka pintu pertama. Hari itu, dia menjalani kehidupannya seperti biasa. Dia tidak melakukan hal yang berbeda. Seperti biasa, dia membuka pintu yang dilewatinya setiap hari, namun dunia di belakang pintu berubah sepenuhnya. Pintu itu muncul tiba-tiba tanpa peringatan. "     

"Tanpa peringatan?"     

"Ya. Kau memiliki pintumu sendiri, jadi kau pasti memiliki pengalaman yang sama. Misalnya, kau berdiri di luar pintu dan tiba-tiba kau mendengar ..."     

Perkataan sang penyidik tiba-tiba terhenti ketika mendengar suara sirine di luar lorong. Beberapa mobil polisi sedang menuju ke arah mereka!     

"Apa kau memanggil polisi?" senyum di wajah sang penyidik langsung menghilang.     

Chen Ge menggeleng. "Lanjutkan. Ceritakan lebih banyak tentang pintu itu, dan aku bisa membantumu meloloskan diri."     

"Benarkah?" sang penyidik tertawa dingin.     

"Kau tidak punya pilihan lain." Chen Ge melihat sekeliling, berusaha menemukan tempat untuk menyembunyikan palunya.     

"Aku adalah salah satu penduduk neraka. Apa kau pikir setan akan mempercayai iblis?" sang penyidik berbalik dan berlari menyusuri lorong. Chen Ge mengejarnya dari belakang.     

"Jangan bergerak!" ujung lorong lainnya dihalangi oleh mobil polisi lain. Jalur sang penyidik pun diblokir. Ia tidak ragu-ragu dan berlari kembali ke rumah sakit.     

Apa dia sedang mencoba mencari jalan untuk melarikan diri, atau sedang mencari sandera?     

Chen Ge mengejarnya dari belakang, dan ia segera menyadari bahwa ia telah terlalu meremehkan ketegasan dan kekejaman sang penyidik.     

Setelah menendang pintu hingga terbuka, orang gila itu bergegas menuju atap rumah sakit.     

"Jangan mendekat!" ia menginjak pagar pembatas. Ia hanya beberapa inci dari tepi gedung!     

Angin malam mengayunkan pakaian yang dikenakannya. Kota terlihat jelas di bawah kakinya. Ia berdiri di malam yang gelap, melihat semua yang ada di bawahnya.     

Chen Ge berhenti tiga meter di depan sang penyidik. Ia berhenti menekan pria tersebut.     

"Chen Ge, aku telah mengingat namamu. Lain kali kita bertemu, aku akan memberimu kejutan." Sebuah senyuman terlihat jelas di wajah sang penyidik. Ia menatap Chen Ge, dan perlahan-lahan merentangkan tangannya.     

Pintu darurat atap terbuka, dan kapten Yan bersama anak buahnya bergegas keluar dari sana.     

"Yao Qinyi!"     

Melihat mereka, senyum di wajah sang penyidik terlihat semakin bersinar. Ia perlahan bersandar ke belakang, seolah-olah kembali ke pelukan kegelapan malam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.