Teror Rumah Hantu

Sekolah Kedokteran Tian Teng



Sekolah Kedokteran Tian Teng

0Setelah Xu Wan pergi, Chen Ge kembali memasuki rumah hantu seorang diri. Ia masih memiliki banyak pekerjaan untuk dilakukan. Setelah memperbaiki pena milik Arwah Pena, Chen Ge mengubur ayam di samping rumah hantu. Ia tidak tahu apa yang telah membunuh ayam itu. Tidak ada bekas luka di tubuhnya, jadi Chen Ge menduga si pembunuh datang dari balik pintu. Demi keamanan, ia tidak meninggalkan tubuh ayam di tempat lain dan memilih untuk menguburnya di rumah hantu.     
0

Setelah berurusan dengan semua pekerjaan, Chen Ge memasuki tempat parkir bawah tanah. Salinan Balai Rumah Sakit Ketiga telah dipindahkan ke sana. Ukuran skenario ini dua kali lebih besar dari SMA Mu Yang, dan ditempatkan di seberang sekolah. Semua skenario digabungkan bersama, dan jalur semua skenario di tempat parkir bawah tanah saling bersinggungan. Bentuk Labirin Teror kini sudah terlihat.     

Chen Ge berjalan melalui skenario. Setelah memastikan tidak ada bahaya, ia memasang beberapa kamera yang tersisa di beberapa titik utama sebelum meninggalkan skenario.     

Skenario SMA Mu Yang memiliki dua misi tersembunyi. Balai Rumah Sakit Ketiga adalah skenario bintang tiga. Jadi, seharusnya ada lebih banyak misi tersembunyi di dalamnya. Namun, setelah memeriksa seluruh skenario, Chen Ge tidak menemukan sesuatu yang aneh. Sepertinya pemicu untuk misi tersembunyi akan cukup sulit untuk ditemukan.     

Setelah kembali ke ruang istirahat staf, ia baru saja hendak berbaring ketika menerima pesan dari Inspektur Lee. Setelah berpikir untuk beberapa saat, Chen Ge menghubungi Inspektur Lee. "Paman San Bao, aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir."     

"Yah, setidaknya kau optimis." Langkah kaki terdengar dari seberang telepon. Inspektur Lee sedang berjalan ke tempat yang lebih sepi sebelum melanjutkan, "Aku sudah melihat rekamannya tadi malam. Ketika kau melihat korban yang terjebak, kau seharusnya segera menelpon polisi."     

"Aku mengerti. Aku akan lebih berhati-hati lain kali."     

"Masih ada lain kali?" Inspektur Lee menghela napas. "Sudahlah. Aku hanya berusaha mengingatkanmu untuk berhati-hati. Ada dua hal yang ingin kukatakan padamu. Menurut pernyataanmu, tiga orang terlibat dalam menjebak para korban. Ketiganya masih belum tertangkap, jadi kau harus berhati-hati. Mereka semua menderita penyakit mental dan bisa melakukan apa saja."     

"Oke, aku akan berhati-hati."     

"Hal kedua terkait dengan Akademi Swasta Jiujiang Barat." Inspektur Lee terdengar seperti sedang membolak-balik beberapa file. "Aku sudah memeriksa semua orang yang terkait dengan sekolah sejak lima tahun yang lalu, dan kami telah mempersempit jumlah tersangka menjadi 21 orang. Dalam waktu kurang dari seminggu, kami dapat menemukan pelaku yang memaksa gadis itu untuk bunuh diri. "     

Zhang Ya akhirnya akan mendapatkan keadilannya. Chen Ge menghembuskan napas dalam-dalam. "Inspektur Lee, setelah kau menangkap pembunuhnya, bisakah aku berbicara dengannya lima menit?"     

"Kita akan melihatnya nanti, tapi jangan terlalu berharap." Inspektur Lee kemudian memutuskan sambungan telepon, dan Chen Ge memandangi ponsel. Ia melamun sampai akhirnya tertidur.     

...     

Di dalam kamar merah darah, Chen Ge duduk di atas tempat tidur. Pembuluh darah di kakinya muncul ke permukaan. Ia melihat di sekelilingnya dengan bingung, dan suara Men Nan muncul di sampingnya. "Kau tidak punya banyak waktu lagi."     

Ia berbalik dan melihat bocah itu berdiri di tengah ruangan. Garis-garis merah menjalari tubuhnya.     

"Men Nan?"     

"Kau tidak punya banyak waktu lagi," kata bocah itu tanpa ekspresi. Ketika ia akan mengulanginya untuk ketiga kalinya, pembuluh darah merah melilitnya semakin kuat dan pada akhirnya tubuh anak tersebut tercabik-cabik.     

"Hei!"     

Mata Chen Ge terbuka, dan ia terbangun dari mimpi buruk. Dahinya basah oleh keringat dingin. Saat itu pukul 3:40 pagi, yang kebetulan bertepatan dengan waktu ketika ia keluar dari balik "pintu".     

Kenapa aku bermimpi seperti itu? Apakah sesuatu terjadi pada kepribadian utama Men Nan di dalam pintu?      

Chen Ge kehilangan semua minatnya untuk tidur. Ia mengambil ponsel, kotak peralatan, dan ransel. Ia kemudian bergegas menuju Balai Rumah Sakit Ketiga.     

Ia tiba di ke rumah sakit jam 5 pagi. Matahari mulai terbit, namun ketiga bangunan di depannya masih tampak sangat menyeramkan. Ia melompati pagar untuk memasuki rumah sakit jiwa. Polisi telah menghancurkan kunci pada pintu Balai Ketiga Rumah Sakit, dan Chen Ge langsung menuju kamar ketiga.     

Ia membuka pintu, dan semuanya tampak sama seperti ketika ia meninggalkannya. Penyelidikan tidak menghasilkan apa-apa. Chen Ge berjalan lebih dalam ke arah balai rumah sakit sambil merenung. Ia mengambil palu dan pisau daging yang disembunyikannya sebelumnya dan segera menuju kantor direktur. Dengan menggunakan alat-alat dari kotak peralatannya, ia mencabut empat paku berwarna merah darah dari sudut-sudut lemari.     

Keempat paku tersebut terlihat seperti paku besi biasa. Chen Ge merobek sepotong tirai, dan menggunakan sobekan tirai untuk membungkus paku-paku tadi dan meletakkannya di dalam ransel.     

Hari sudah dimulai. Saat mengetahui bahwa ia masih memiliki banyak hal untuk dilakukan, ia keluar dari rumah sakit jiwa. Ia berjalan cukup jauh sebelum akhirnya menemukan taksi untuk kembali ke Taman New Century.     

Setelah meletakkan ransel, Chen Ge memasang tanda untuk penutupan sementara dan membawa banyak barang sebelum bergegas ke pusat kota.     

"Lantai tiga Plaza International Sheng Yuan." Chen Ge memegang brosur di tangannya sambil menunggu lift. Sekelompok pria dan wanita muda di dekatnya terlihat sedang berbincang-bincang dengan penuh semangat.     

"Aku terkejut bahwa Sekolah Kedokteran Tian Teng memutuskan untuk mendatangi Jiujiang! Ketika mereka membukanya di Xing Hai tahun lalu, aku sudah sangat siap untuk pergi mengunjungi mereka menggunakan kereta!"     

"Kedengarannya kau melebih-lebihkan lagi. Su Su, kudengar kita juga memiliki rumah hantu yang bagus, dan tempat ini cukup terkenal di internet."     

"Jangan terlalu mempercayai rumor online. Rumah hantu kita hanya mengandalkan trik murahan; mereka tidak dapat dibandingkan dengan Sekolah Kedokteran Tian Teng. Kau bukan penggemar rumah hantu sepertiku, jadi kau tidak akan memahaminya."     

Su Su yang berbicara adalah gadis yang terlihat cukup imut. Tingginya sekitar 1,6 meter, dan dadanya serata punggungnya. Seorang pemuda jangkung yang berdiri di samping Su Su menambahkan dengan malu-malu, "Tapi, bukankah semua rumah hantu sama saja?"     

"Sebagian besar rumah hantu adalah bisnis untuk mencari uang, namun Sekolah Kedokteran Tian Teng berbeda; tujuan mereka adalah menawarkan kunjungan menakutkan yang nyata. Keduanya berada di ranah yang berbeda." Gadis tersebut tampaknya benar-benar seorang penggemar rumah hantu. "Kau tidak akan memahaminya bahkan jika aku menjelaskannya kepadamu. Nanti, kau cukup mengikuti dari belakangku."     

Gadis itu cukup menarik, dan ia menarik minat Chen Ge. Pintu lift terbuka, dan mereka semua naik ke lantai tiga. Lift yang terbuka memperlihatkan aula yang dipenuhi dengan pengunjung yang sedang menunggu.     

"Apa sekolah Kedokteran Tian Teng sangat terkenal?" Chen Ge telah mempertaruhkan nyawa dan energinya untuk melakukan segala macam promosi online, dan rumah hantunya nyaris tidak mendapatkan popularitas. Sebaliknya, Sekolah Kedokteran Tian Teng berhasil menarik begitu banyak pengunjung hanya lewat promosi mulut ke mulut. Ini cukup mengesankan.     

"Tentu saja mereka sangat terkenal! Rumah hantu keliling terbesar saat ini! Mereka merekrut desainer rumah hantu profesional dari Jepang yang memiliki pengalaman lebih dari sepuluh tahun. Tim make-up dan setiap alat peraganya pun dibuat khusus." Gadis bernama Su Su mendengar pertanyaan Chen Ge dan dengan sabar menjelaskan kepadanya, "Paman, meskipun harga tiket masuknya cukup mahal, apa yang akan kau alami pasti sepadan dengan uangmu! Rasa takutnya diciptakan menggunakan suara, cahaya, listrik, dan bau. Benar-benar rumah hantu bergaya Jepang terbaik di negara ini."     

"Paman?" bibir Chen Ge bergerak sedikit. Apa yang dialaminya kemarin cukup menakutkan. Setelah mengatur ekspresinya, ia berjalan melewati gadis itu sambil bergumam, "Aku belum pernah mengunjungi rumah hantu bergaya Jepang sebelumnya. Tapi, aku penasaran. Dibandingkan dengan Balai Ketiga Rumah Sakit, mana yang lebih menakutkan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.