Teror Rumah Hantu

Beri Aku Satu Menit



Beri Aku Satu Menit

0Ruangan itu bersih dan karpet tebal menutupi permukaan lantai. Tepi meja dan beberapa perkakas lain dibungkus kain tebal. Terdapat piring buah di atas meja kopi tapi tidak ada benda tajam seperti pisau atau garpu.     
0

"Dokter Gao, silakan masuk." Seorang wanita berpakaian putih menyambut Dokter Gao dan Chen Ge ke dalam ruangan. Wanita itu tampak berusia empat puluhan dan menjaga penampilannya dengan baik.     

"Apakah kondisi Wang Xin membaik?"     

"Aku sudah memberinya pil tidur dan anti-depresi yang direkomendasikan, tetapi efeknya belum sepositif yang kuharapkan." Wanita tersebut tersenyum lemah. "Kondisinya belum membaik, tetapi semua efek sampingnya memang terlihat jelas — pucat, menggigil, dan tangan yang bergetar. Ia bahkan tidak bisa memegang sumpit saat makan siang, dan makanannya berjatuhan di atas meja. Dokter Gao, apakah menurutmu Wang Xin masih bisa disembuhkan? "     

"Percayalah, kondisinya akan membaik."     

"Ya." Nyonya Gu kemudian memperhatikan Chen Ge di belakang dokter Gao. "Dan kau adalah?"     

"Namaku Chen Ge." Chen Ge tidak mau membuang waktu dan langsung meminta izin untuk bertemu dengan Wang Xi. "Bisakah aku bertemu putrimu?"     

"Ini ..." Wanita tersebut menoleh ke Dokter Gao untuk meminta pendapatnya.     

"Aku akan bergabung dengannya." Setelah Dokter Gao mengangguk, wanita itu dengan enggan membiarkan Chen Ge masuk ke kamar. "Dia ada di kamarnya. Setelah makan satu sendok, dia mulai meratap."     

Wanita tersebut berjalan ke arah sebuah pintu. Ia mengetuk pelan untuk beberapa waktu, tetapi tidak ada jawaban. Ia perlahan membuka pintu sedikit. Wanita itu menghela napas tanpa berkata apapun sebelum kembali.     

"Ayo masuk." Dokter Gao memandang Chen Ge. "Jangan katakan apapun untuk memprovokasi pasien. Sebelum kau melakukan sesuatu, tolong diskusikan denganku terlebih dahulu."     

"Oke," Chen Ge berjanji sebelum ia masuk ke dalam kamar. Karpet di kamar tidur ini bahkan lebih tebal dari ruangan di luar, dan ujung-ujung lemari dan meja dibungkus dengan kain. Tidak ada benda tajam yang terlihat; bahkan jendela dipasangi teralis. Tidak ada tempat tidur di dalam kamar, dan hanya terdapat dua matras tebal yang diletakkan bersama. Semua dekorasi berwarna putih, dan tidak ada kesan pribadi.     

Dokter Gao bergerak ke samping, dan Chen Ge akhirnya melihat perempuan yang dicarinya. Seorang gadis ramping tengah berbaring di atas matras. Kemeja putih dengan kerah bundar hanya sedikit menutupi tubuhnya. Kulitnya benar-benar putih sampai terlihat transparan, dan ia tampak rapuh. Sepertinya, gerakan yang terlalu keras akan mematahkan tubuhnya.     

Setelah menyadari bahwa ia kedatangan tamu, gadis itu perlahan duduk di tempat tidur. Sementara Chen Ge menduga bahwa ia akan menemui pasien mental yang mengamuk, namun gadis di hadapannya terlihat normal, dan hanya sedikit pendiam.     

Dokter Gao berjongkok di samping kasur untuk menjaga kontak mata dengan Wang Xin dan bertanya dengan ramah, "Wang Xin, apakah kepalamu masih sakit?"     

Gadis tersebut menggelengkan kepalanya dan melirik Chen Ge sebelum menundukkan kepalanya.     

"Lalu, apakah kau sudah tidur?" dokter Gao bertanya, tetapi kali ini, reaksi yang ditimbulkan jauh lebih hebat. Ia mengulurkan tangan untuk menjambak rambutnya sendiri. Ketika ia melepaskan, terdapat banyak helai rambut hitam yang terselip di antara jari-jarinya yang memperlihatkan kekuatannya saat ia menarik rambutnya.     

"Masih tidak bisa tidur, ya?" dalam posisi berdiri, alis dokter yang baik berkerut dalam. "Tidak ada obat yang berpengaruh?"     

"Dokter Gao, bolehkah aku berbicara dengannya?"     

"Kondisi Wang Xin saat ini dianggap stabil, jadi silakan saja." Chen Ge meniru Dokter Gao dan berjongkok. Gadis itu mungkin mengira Chen Ge juga seorang dokter, jadi ia tidak menunjukkan banyak perlawanan. Ia hanya menarik lengan bajunya ke bawah untuk menutupi bekas-bekas merah di lengannya yang sepertinya adalah hasil dari gigitannya sendiri.     

Gadis di depannya terlihat lemah dan terkesan seperti sebuah layang-layang kertas. Seutas benang adalah segalanya yang menghubungkannya dengan kelangsungan hidup. Dengan satu kesalahan, ia akan tersesat di antara awan gelap sebelum terkoyak oleh badai.     

"Wang Xin." Chen Ge mengeluarkan pena dari sakunya. "Temanmu ingin berbicara denganmu, jadi aku membawanya bersamaku."     

Wang Xin melirik pena di tangan Chen Ge namun ia tidak menunjukkan emosi apapun. Ia mungkin ingin tersenyum pada upaya Chen Ge untuk melucu, tetapi ia mendapati dirinya tidak mampu melakukannya.     

Dokter Gao di sampingnya dan wanita yang menguping di pintu terlihat bingung; mereka tidak mengerti apa yang sedang dilakukan Chen Ge. Chen Ge tidak berkecil hati dengan kurangnya reaksi Wang Xin. Ia mengambil selembar kertas putih dari meja dan meletakkannya di kasur. Ia meletakkan pena di atasnya dan bersiap untuk memulai permainan Arwah Pena.     

Chen Ge membelakangi Dokter Gao dan menghadap Wang Xin. Ia menggerakkan bibirnya tetapi tidak mengeluarkan suara saat mengucapkan mantra untuk memanggil Arwah Pena. "Arwah Pen, Arwah Pen, kau adalah ..."     

Saat bibirnya bergerak, fokus Wang Xin perlahan-lahan tertarik pada Chen Ge. Ia melihat Chen Ge di hadapannya dan membaca kata-kata di bibir Chen Ge; ia mengayunkan lengan dan perlahan beringsut ke arah dinding, seolah-olah teringat akan sesuatu yang mengerikan.     

"Apa yang kau lakukan?!" nyonya Gu berlari ke dalam kamar untuk menghentikan Chen Ge dan Dokter Gao.     

"Aku membantunya memecahkan masalah di hatinya." Chen Ge melindungi pena di tangannya. "Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Wang Xin, tapi masalah inilah sumber penyakitnya! Beri aku satu menit, aku hanya butuh satu menit!"     

Keyakinannya teguh saat ia berjongkok di samping kasur dengan pena di telapak tangannya. Awalnya, Chen Ge hanya ingin menyelesaikan misi Arwah Pena. Tetapi ketika ia melihat betapa tersiksanya gadis di hadapannya, ia merasa harus melakukan sesuatu.     

"Kenapa kita tidak memberinya kesempatan?" setelah konfrontasi yang panjang, Dokter Gao memilih untuk mempercayai Chen Ge. "Selama sesiku dengan Wang Xin, dia belum pernah menunjukkan reaksi seperti ini sebelumnya. Mungkin ini adalah sebuah pertanda baik."     

Dokter Gao akhirnya berhasil meyakinkan Nyonya Gu, dan keduanya setuju memberi Chen Ge tiga menit. Keduanya berjalan ke arah pintu, dan Chen Ge berdiri untuk menutup tirai dan pintu.     

"Wang Xin, temanmu telah berusaha untuk menemuimu." Ia kembali meletakkan pena di atas kertas dan terus melafalkan mantra. "Arwah Pena, Arwah Pena, kau adalah rohku dari kehidupan sebelumnya, dan aku adalah rohmu dalam hidup ini ..."     

Saat Chen Ge terus bergumam, gadis yang bersembunyi di sudut ruangan mulai semakin ketakutan. Ingatan seperti mimpi buruk yang telah menghantuinya selama bertahun-tahun mulai kembali. Chen Ge tetap memaksa dirinya untuk terus melanjutkan tindakannya. Tidak lama setelahnya, pena di atas kertas mulai bergerak sendiri. Kemudian, tulisan tangan yang indah muncul di atas kertas. Tulisan tangan tersebut berbeda dari milik Chen Ge.     

"Wang Xin, aku benar-benar tidak menyangka lelucon bodoh seperti itu akan membuat luka abadi di hatimu; kau pasti sangat membenciku, kan?"     

Wang Xin tertegun ketika melihat tulisan tangan yang dikenalnya. Saat itu, pikirannya benar-benar kosong dan tidak tahu harus berbuat apa.     

"Kau tidak ada hubungannya dengan kematianku. Aku hanya ingin menakut-nakutimu ketika aku melihatmu datang dengan teman lain. Siapa yang menduga talinya akan mengencang dan kursi akan tergelincir?     

"Kau tidak bersalah. Semua tindakanku hanyalah lelucon konyol yang sangat bodoh."     

"Aku sangat menyesal, Wang Xin. Aku tidak memintamu memaafkanku, tetapi kuharap kau dapat menghapus ingatan buruk dari pikiranmu dan berusaha untuk menjalani kehidupan yang terbaik untuk kita semua."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.