Teror Rumah Hantu

Mayat di Kebun Persik



Mayat di Kebun Persik

0Cahaya kilat membuat kepala yang menjuntai terlihat semakin menakutkan. Beberapa tangan ramping meraih jendela, dan ujungnya dipenuhi dengan jari — menyeramkan! Pada saat yang genting ini, Chen Ge sedang memikirkan sesuatu yang lain.     
0

Wajah wanita itu mirip dengan monster laba-laba yang digambar Fan Yu. Ia tidak terlihat tua; dan sangat sesuai untuk menjadi kakak perempuan Jiang Ling.     

Balok kayu berderit. Gubuk itu tampak seperti akan runtuh dan mulai bergetar di bawah tekanan. Jaring laba-laba bergerak ke arah Chen Ge dan wanita itu memasukan kepalanya ke dalam ruangan. "Selamatkan aku, selamatkan aku!"     

"Aku memang datang kemari untuk menyelamatkanmu!" Chen Ge tidak berani menunggu hingga situasinya menjadi tidak terkendali. Ini mungkin pertama kalinya wanita tersebut mendengar jawaban demikian. Ia berhenti bicara, namun terus merangkak ke dalam ruangan. Jaring semerah darah menempel di dinding, dan wajah sosok wanita terlihat dipenuhi dengan berbagai emosi.     

"Kau kakak Jiang Ling; kita pernah bertemu sebelumnya!" wanita itu terlihat tidak terpengaruh seolah-olah ia tidak mendengarkan perkataan Chen Ge. "Rumah Anak Jiujiang! Apa kau tidak ingat?!"     

Chen Ge bersiap memanggil Xu Yin ketika tiba-tiba teringat sesuatu. "Adikmu memberikan ini padaku!" serunya sambil menyodorkan botol plastik dari sakunya     

Laba-laba pipih dapat terlihat di dalam botol. Ketika ia meninggalkan Rumah Anak, Jiang Ling memberikan tubuh laba-laba sebagai hadiah padanya. Gubuk berhenti bergetar. Mata tanpa pupil memandangi botol plastik di tangan Chen Ge. Ia berhenti menghancurkan jendela. Setelah melihat Chen Ge sebentar, ia mendekatkan kepalanya pada Chen Ge.     

Leher wanita tersebut terlihat cantik dan seksi, namun panjangnya dua kali lipat leher manusia normal. Chen Ge membuka botol dan menyerahkannya dengan satu tangan. Si monster menakutkan pun akhirnya tenang. Ia menutup mulut, seolah-olah sedang mempertimbangkan beberapa hal.     

"Aku tidak berniat buruk padamu. Aku hanya merasa kau dan adikmu sangat sedih, jadi aku datang untuk membantumu." Chen Ge diam-diam mematikan pemutar kaset. "Adikmu mengatakan banyak hal padaku. Aku bisa memahami situasi dan kepedihanmu. Secara teknis, kita mirip. Aku juga telah selamat dari beberapa cobaan yang menyedihkan."     

Chen Ge mengatakan hal yang sama pada Xu Yin sebelumnya. Ia tidak pandai dalam interaksi sosial, jadi satu-satunya yang bisa dilakukannya adalah menempatkan dirinya pada posisi orang lain. Hantu dan manusia saling memandang dengan dinding di antara mereka.     

"Aku akan membantumu membersihkan namamu dan menjaga keluargamu!"     

"Kau pikir apa alasanku memasuki gunung sendirian di tengah malam?"     

"Aku hanya ingin membantu adik perempuanmu, yang ingin menghilangkan rasa sakit kakaknya!"     

Pada akhirnya, Chen Ge bahkan percaya pada perkataannya sendiri. Ia tampak serius dan rasa sakit bisa terdengar dalam suaranya. Wanita itu menarik kepalanya. Ia menatap Chen Ge sambil memiringkan kepala. Ekspresi di wajahnya tidak lagi dipenuhi amarah. Sebagai gantinya, ia terlihat kebingungan.     

"Aku bisa membantumu meredam kebencian dan membawamu pergi dari tempat yang menyakitkan ini. Aku bisa memberikan rumah baru untukmu," kata Chen Ge dengan sungguh-sungguh.     

Wanita itu terlihat seperti mulai memercayai Chen Ge. Ia tidak mengerti apa yang dikatakan Chen Ge, namun ketika Chen Ge mengatakan akan membawanya pergi, ia menggeleng.     

"Aku tahu kau sangat menyayangi adikmu dan ingin melindunginya, tapi tahukah kau? Karena kehadiranmu, adikmu diganggu oleh anak-anak lain dan dipandang sebagai monster, seorang pasien. Dia tidak dapat hidup normal, mencintai dengan normal, dan menikmati perasaan dicintai."     

"Aku bisa mengerti pikiranmu, tetapi orang lain tidak bisa. Percayalah, jika kau terus berada di sekitarnya, suatu hari, kau akan menjadi mimpi terburuknya!     

"Apa kau ingin mendengar dari bibir adikmu sendiri bahwa dia membencimu?!"     

Wanita itu merasa semuanya berkembang di luar dugaannya. Mata putihnya berputar sebelum ia kembali menggeleng.     

"Aku tidak akan memaksamu untuk membuat pilihan. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Ini untuk kebaikanmu sendiri." Suara Chen Ge dipenuhi dengan kesedihan."Rasa sakit yang kau derita dan yang mungkin akan kau rasakan di masa depan, aku sudah pernah mengalaminya. Jika kau tidak memiliki tempat untuk pergi, kau bisa mencariku."     

Kemudian, ia membuat langkah berani. Ia menyembunyikan tangan kanan yang memegang palu di belakangnya dan mengulurkan tangan kirinya kepada sosok wanita di hadapannya. "Adikku adalah teman baik adikmu. Jika memungkinkan, bagaimana kalau kita juga menjadi teman?"     

Ia tidak sengaja menurunkan suaranya. Ketika ia berkata demikian, suara aneh terdengar dari pondok sebelah. Suara itu terdengar seperti suara seseorang jatuh dari tempat tidur. Mata si wanita berubah tajam. Ia melangkah mundur saat melihat uluran tangan Chen Ge.     

"Kita bisa berteman." Chen Ge berjalan maju, dan mata sosok wanita bergerak lebih cepat. Ia membuka mulut untuk menembakkan jaring laba-laba pada pintu sebelum bergerak ke arah kebun persik dan menghilang.     

"Tunggu!" Chen Ge memindahkan tempat tidur kayu dan bergegas keluar, namun wanita itu sudah menghilang.      

Aku masih belum memberinya alamatku... Sudahlah, ini awal yang baik. Untuk mempekerjakannya di rumah hantu, aku masih harus menghadapi Jiang Ling.     

Pintu di sebelahnya terbuka dan si pria tua bergegas keluar, memegangi lampu dan cangkul. Ia berdiri dengan tubuh bergetar di pintu. Ia benar-benar ketakutan pada Chen Ge. Pria tersebut tidak takut melihat hantu. Ia bahkan membuka pintu untuk mengejar hantu! Ada apa dengan ekspresi penyesalan di wajahnya?     

"Tuan Bai, kau menguping, kan?"     

Hujan membasahi rambut Chen Ge. Ia berbalik untuk menatap si pria tua. Tatapan Chen Ge membuat tubuh pria tua semakin bergetar karena ketakutan.     

Apa yang akan dilakukannya? Membunuhku untuk membungkamku? Lagipula, dimana dia menemukan palu yang terlihat seperti senjata pembunuh itu?!     

"Tidak, aku terbangun karena mendengar keributan dari kata-katamu. Aku akan kembali tidur karena kau baik-baik saja." Si lelaki tua mencengkeram cangkul dengan erat sampai bagian belakang tangannya terlihat dipenuhi dengan urat. Ia sangat gugup sehingga bibirnya bergetar.     

"Kau tidak perlu membohongiku lagi. Tempat ini adalah tempat kejadian perkara empat anggota keluarga. Orang tuanya diracuni, kakak perempuannya hilang, dan aku yakin makhluk yang kulihat adalah kakak perempuannya."     

Chen Ge memikirkannya sebelum menambahkan, "Dia menghilang di kebun persik, dan ketika pertama kali bertemu denganmu, kau sedang menggali di dalam perkebunan. Jika tebakanku benar, kau pasti sedang mencari tubuhnya."     

Si pria tua tertegun. Setelah sekian lama, ia berkata dengan suara berat yang dipenuhi rasa bersalah dan penyesalan, "Bagaimana kau mengetahuinya?"     

"Aku tidak hanya tahu bahwa kau sedang mencari tubuhnya, aku juga tahu bahwa tubuhnya tersembunyi di bawah pohon tertinggi di perkebunan." Chen Ge menunjuk ke arah jaring laba-laba semerah darah di pintu yang merupakan petunjuk yang ditinggalkan oleh wanita itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.