Teror Rumah Hantu

Tiga Kamar



Tiga Kamar

0Hilangnya cahaya yang tiba-tiba di tempat kelompok Chen Ge berdiri membuat mereka berada dalam kegelapan.     
0

"Apa yang terjadi?" baik Tuan Bai dan pak Wei ketakutan. Tangan Chen Ge tergantung di udara dan belum menyentuh pintu. "Aku tidak yakin. Sepertinya, ini bukan kebetulan."     

Tidak ada angin, dan lentera yang digantung cukup tinggi sehingga mereka akan menyadari jika seseorang berusaha memadamkan cahayanya. Lentera putih lainnya bergoyang meskipun tidak ada angin.     

Kejadian itu benar-bebar menimbulkan perasaan gelisah.     

Chen Ge dan pak Wei berbalik untuk melihat tuan Bai, namun pria tua itu belum pernah mengalami ini sebelumnya. "Bagaimana kalau kita mundur sekarang?"     

Ia berjalan dua langkah ke belakang dan berbalik untuk melihat ke arah jalan, lalu ia berhenti. "Hati-hati, seseorang datang!"     

"Siapa?" Chen Ge melihat ke arah pandangan tuan Bai. Di bawah cahaya lentera yang bergoyang, bayangan berbentuk manusia buram perlahan mendekati mereka. "Sepertinya, dia melambai pada kita?"     

Bayangan itu bergerak semakin cepat, dan Chen Ge akhirnya bisa melihatnya. Seorang wanita tua yang mengenakan jaket berwarna gelap berjalan maju sambil menunduk. Ia hanya berhenti ketika hampir menabrak Chen Ge.     

"Kalian juga datang dari luar?" suara wanita tua itu terdengar sangat aneh dan membuat Chen Ge merasa tidak nyaman.     

Memperhatikan pilihan kata-kata si wanita tua, Chen Ge balik bertanya, "Juga? Apa ada kelompok lain yang memasuki desa lebih awal?"     

"Ya." Wanita tersebut tetap menunduk ketika berbicara, seperti takut orang lain akan melihat wajahnya. Chen Ge teringat akan kakak perempuan Jiang Ling. Penduduk Desa Peti Mati dilahirkan dengan kelainan, jadi ia tidak bersikap cukup kasar dan dengan sengaja mengintip untuk mengetahui wajah si wanita tua.     

"Apa seorang pria paruh baya dan dua anak yang memasuki desa ini sebelum kami?" Chen Ge mengajukan pertanyaan lanjutan, namun wanita tua itu mengabaikannya. Sepertinya, ia tidak berada di sana untuk menemui Chen Ge. Masih menyembunyikan wajahnya, Chen Ge merasa seolah kepala si wanita tua hampir terjatuh ke tanah. Namun, wanita tua tersebut sepertinya tidak terganggu. "Jangan mengetuk pintu di malam hari. Mungkin bukan orang yang akan menjawab pintu."     

Tidak jelas kepada siapa ia berbicara. Ia menghalangi mereka di tengah jalan, dan lentera di kedua sisi bergoyang semakin keras.     

"Banyak hal menjadi rumit di desa belakangan ini. Jangan berkeliaran. Ikutlah denganku, aku akan membawamu ke suatu tempat untuk tinggal." Si wanita tua berbalik untuk kembali ke arah tempatnya muncul. Langkahnya kecil, namun ia bergerak dengan cepat. Dikombinasikan dengan kepalanya yang hampir mencapai dadanya, semuanya terlihat aneh.     

"Haruskah kita mengikutinya?" pak Wei berbalik untuk melihat Chen Ge dan tuan Bai. Ketika melihat wanita tua itu sebelumnya, ia sudah ingin pergi.     

"Ayo ikuti dia sekarang." Tuan Bai yang berbicara. "Aku merasa akrab di sekitarnya. Mungkinkah aku melihatnya ketika aku datang saat masih kecil dulu?"     

Tuan Bai berjalan di depan, dan Chen Ge serta pak Wei mengikuti di belakangnya. Wanita tua itu membawa mereka lebih dalam ke Desa Peti Mati. Mereka berbelok beberapa kali sebelum berhenti. "Malam ini, kalian bisa tinggal di sini. Kita bisa membahas sisanya ketika pagi tiba."     

Ia masih menunduk, dan nada suaranya tidak berubah. Mereka seperti sedang berbicara dengan boneka. "Ada tiga kamar di dalam rumah. Kalian dapat menempati tiap kamar. Ingatlah untuk tetap di dalam kamarmu, dan jangan berbagi kamar. Jangan sentuh tali di jendela atau pisau daging di belakang pintu. Tetaplah di tempat tidur dan tunggu hingga malam berlalu. "     

"Masing-masing tiap kamar? Kami akan berbagi satu kamar untuk satu malam." Tuan Bai harus tetap dekat dengan Chen Ge. Jika tidak mengawasinya, ia khawatir Chen Ge akan berkeliaran sendiri.     

"Ada tiga kamar di dalam rumah. Kalian dapat menempati tiap kamar...." Yang mengejutkan mereka, ketika tuan Bai berkata demikian, si wanita tua hanya mengulang instruksi sebelumnya, namun dengan nada yang lebih jelek kali ini.     

"Nenek, kami datang kemari untuk mencari dua anak. Kami tidak dapat membuang banyak waktu, terutama sampai pagi. Bisakah kau membawa kami bertemu dengan kelompok lain yang datang dari luar?" Chen Ge mengamati wanita tua tersebut dan tidak dapat menemukan sesuatu yang aneh tentangnya. Mungkinkah itu benar-benar wajahnya?     

Ketika si wanita tua berbalik, Chen Ge membungkuk untuk melirik wajahnya. Wajahnya terlihat sangat normal.     

Masihnya ada mata di sana, dan wajahnya terlihat sangat normal, namun ia memang terlihat akrab, pikir Chen Ge pada dirinya sendiri. Ia menatap si wanita tua kemudian melirik tuan Bai. "Tuan Bai, kau mengatakan bahwa wanita tua itu memberimu rasa keakraban, mungkinkah dia berasal dari Desa Lin Guan?"     

"Aku tidak melihat wajahnya, tetapi berdasarkan pakaiannya, kau mungkin benar." Tuan Bai membuka pintu dan menunjukkan rumah yang tidak terlalu besar.     

"Sepertinya, seseorang dari Desa Lin Guan yang akrab denganmu dan aku." Chen Ge memikirkannya, dan wajahnya perlahan berubah. "Tunggu, aku tahu siapa dia!"     

"Siapa?"     

"Pak Wei, apa kau masih ingat rumah pertama yang kita kunjungi ketika tiba di Desa Lin Guan?"     

"Ya, pemiliknya adalah seorang petani paruh baya." Pak Wei memiliki ingatan yang baik.     

"Dia memiliki kuil di kamarnya, dan foto hitam putih seorang wanita tua diletakkan di atasnya." Chen Ge menurunkan suaranya. "Wanita tua sebelumnya terlihat mirip seperti wanita tua di foto itu!"     

"Bagaimana mungkin?! Apa kau yakin?" pak Wei tidak bisa mempercayai Chen Ge.     

"Sekarang setelah kau menyebutkannya, dia memang terlihat seperti wanita tua dari Desa Lin Guan!" tuan Bai membuat koneksi di benaknya. "Tapi, wanita tua itu sudah lama meninggal!"     

"Sudahlah, semua telah terjadi." Chen Ge kembali tenang dengan cepat. "Jika wanita tua itu bukan manusia hidup, haruskah kita tetap tinggal di rumah yang diberikannya untuk kita?"     

Kertas putih di pintu berkibar. Baik tuan Bai maupun pak Wei tidak dapat membuat keputusan.     

"Ayo masuk untuk melihat terlebih dahulu. Wanita tua itu memiliki hubungan yang baik denganku sebelum dia meninggal. Dia tidak akan membahayakan kita."     

"Setidaknya, kurasa dia tidak akan melakukannya."     

Kelompok Chen Ge memasuki rumah, dan tempat itu mirip dengan rumah-rumah lain, namun tidak ada lentera putih di luar pintu.     

"Ini tidak seperti yang dikatakannya. Hanya ada satu kamar di sini." Chen Ge berjalan di depan, dan setelah melintasi halaman yang kosong, ia membuka pintu kamar bagian dalam.     

Bau aneh keluar dari ruangan. Ketika terbiasa dengan bau, ketiganya berbalik untuk melihat ke dalam ruangan dengan mata terbelalak. Tiga peti mati hitam diletakkan di dalam satu-satunya kamar di dalam rumah.     

"Satu rumah, tiga kamar? Mungkinkah wanita tua itu merujuk pada peti mati?" wajah pak Wei benar-benar pucat. "Sesuatu benar-benar tidak beres dengan tempat ini. Kita harus pergi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.