Teror Rumah Hantu

Apa Kau Hantu?



Apa Kau Hantu?

0Chen Ge memutuskan panggilan telepon dan memegang gagang pintu. Dengan memegang palu di tangan kanan, tangan kirinya menarik pintu hingga terbuka. Cahaya menerobos masuk, dan pintu sederhana itu seolah-olah membelah dunia menjadi dua.     
0

"Siapa yang kau cari?"     

Seorang lelaki kurus berdiri di depan pintu. Matanya cekung, dan kulitnya tampak kasar. Ia tampak lelah.     

"Aku datang untuk memperingatkanmu." Pria itu menjaga jarak dari pintu. "Jangan menginap di sini. Jika kau harus tinggal di dalam area perumahan ini, jangan tinggal di lantai ini."     

"Kenapa?" Chen Ge ingin mendengar apa yang dikatakan pria aneh ini.     

"Tidak ada. Hanya saja, jangan bermalam di sini." Ia terbatuk dua kali dan mengeluarkan tangan dari saku kanannya untuk menutup mulut, seolah-olah tidak ingin orang mendengarnya. Ia kemudian berbisik. "Seseorang hilang di lantai ini sebelumnya."     

"Menghilang?" Chen Ge teringat tentang informasi yang diberikan oleh agen. Penghuni kedua adalah seorang guru bahasa Inggris dan menghilang secara misterius di dalam ruangan.     

"Pergilah selagi kau bisa." Pria itu seperti sengaja datang untuk memperingatkan Chen Ge.     

"Bagaimana kau mengetahui semua ini? Apa kau juga penghuni di sini?" Chen Ge mengekspos setengah dari tubuhnya, sementara tangannya yang lain memegang palu di belakang pintu.     

"Ya, aku tinggal di lantai atas, dan aku mendengar kau berbicara sendiri tadi." Pria tersebut mengenakan jaket abu-abu dan memasukan kedua tangannya ke dalam saku. Ia tampak lemah secara fisik dan tidak stabil. "Kupikir kau akan pergi, tapi kau berlari ke dalam ruangan. Kau sepertinya berencana untuk menginap, jadi aku kemari untuk memperingatkanmu."     

"Berbicara sendiri?" Chen Ge menelan ludah. Orang lain pasti sudah mulai panik sekarang. "Pernahkah kejadian serupa terjadi di gedung ini sebelumnya?"     

"Ya, tetapi biasanya mereka akan datang pada siang hari. Ini adalah pertama kalinya seseorang berkunjung di malam hari."     

"Apa yang terjadi pada mereka?"     

"Beberapa menjadi gila, dan yang lain tetap menyewa tempat ini. Lagi pula, menurutku mereka yang menjadi gila cukup beruntung. Para penghuni yang lain bunuh diri atau menghilang."      

"Menjadi gila? Menghilang? Kenapa mereka memiliki akhir yang berbeda?"     

"Tentu saja ada alasannya." Pria itu mengisyaratkan Chen Ge untuk mendekat dengan tangan kanannya, namun Chen Ge tidak mengikuti perintahnya. Akhirnya, pria tersebut mendekati Chen Ge untuk berbisik. "Kudengar, mereka yang gila menemukan tempat ini melalui agen yang sebenarnya, sementara mereka yang menjadi penghuni di sini menelpon nomor agen hantu."     

"Agen hantu?" Chen Ge teringat akan suara perempuan yang tidak berubah selama percakapan mereka, satu-satunya ciri khas suaranya adalah kesopanannya. "Apa itu agen hantu?"     

"Kisah ini dimulai beberapa tahun yang lalu. Pembunuhan terjadi di kamar 304 yang tepat berada di sebelahmu. Korbannya adalah seorang agen real estat, namun sampai sekarang pembunuhnya belum tertangkap." Pria itu menarik napas dalam-dalam dan mengalihkan perhatiannya ke atas. Selain kamar Chen Ge, setiap sudut lantai diselimuti kegelapan, jadi ia tidak tahu apa yang dilihatnya.     

Setelah memeriksa sekeliling, pria itu melanjutkan. "Sejak kematiannya, ruangan ini selalu kosong, namun hal-hal aneh terus terjadi. Orang-orang akan muncul untuk melihatnya, tapi ketika ditanya dari mana mereka mendapatkan informasi, mereka akan memberikan jawaban berbeda. Beberapa mengatakan mereka melihatnya di internet, yang lain mengatakan iklan pinggir jalan, namun beberapa bahkan tidak bisa mengingat bagaimana informasi itu bisa masuk ke dalam pikiran mereka. "     

Ia berhenti sejenak sembari menatap Chen Ge dengan bingung. "Ngomong-ngomong, bagaimana kau mengetahui tentang tempat ini? Dan ... bagaimana kau mendapatkan kunci kamar di sebelah kamar 304?"     

"Semuanya sedikit rumit." Chen Ge melirik ke kamar 304. "Aku melihat nomor telepon yang tertinggal di pintu dan menelponnya. Lalu, seorang lelaki berusia sekitar tiga puluh yang mengenakan kemeja hitam memberiku kunci."     

"Sekitar 30? Berbaju hitam?" pria itu bergumam dan kedua matanya melebar. "Dia kembali!"     

Setelah mengatakannya, ia segera berlari ke atas dengan sangat cepat.     

"Hey! Selesaikan ceritamu!" pria tersebut terlalu aneh dan Chen Ge tidak bermaksud membiarkannya lolos. Ia meraih palu dan mengejarnya. Tidak jelas apakah pria itu melihat palu atau hanya fokus untuk berlari ke atas. Bangunannya sudah tua, dan hanya memiliki delapan lantai. Ketika Chen Ge mengejarnya hingga lantai lima, ponselnya mulai berdering.     

"Berhenti!" Chen Ge mengacuhkan panggilan dan terus berlari hingga ke lantai enam ketika ia akhirnya berhasil menyusul si pria kurus. "Kenapa kau lari?"     

"Agen itu berusia tiga puluh lebih! Ketika meninggal, kemeja formal putih yang dikenakannya menjadi hitam karena darah!" pria itu panik, dan fakta bahwa Chen Ge memegang palu yang tampak menakutkan membuatnya semakin gelisah.     

Seperti dugaanku. Sepertinya, agen yang kulihat adalah penghuni pertama. Sekarang, masalahnya adalah apakah agen wanita tadi asli atau tidak.      

Ponsel Chen Ge masih berdering, dan ia mengeluarkannya. Pria kurus bersandar di pagar seolah-olah tidak ingin berada di dekat Chen Ge.     

Layar tidak terkunci, sehingga informasi yang dikirim oleh agen wanita real estate muncul di sana. Gambar pertama berisi informasi tentang penghuni ketiga, si penjudi. Chen Ge mengusap layar ke bawah, dan agen itu cukup baik untuk memberikan foto si penjudi.     

"Pria kurus dengan mata yang terlihat lelah dan cekung!" ketika melihat gambar, tubuh Chen Ge bergerak lebih cepat dari pikirannya. Ia mengambil palu dan mengayunkan palu pada pagar. Ketika melihat si pria kurus, Chen Ge sudah menduganya. Tidak peduli apapun yang orang itu lakukan, ia hanya menggunakan tangan kanan dan tidak menggerakkan tangan kirinya di sakunya. Saat itu, Chen Ge sudah curiga bahwa pria ini tidak punya tangan kiri!     

Palu pun menghancurkan pagar, dan lelaki kurus menghindar ke samping ketika tubuhnya memutar dengan sudut yang tidak wajar. Ia tidak melawan. Dengan senyum aneh di wajahnya, ia melompati pagar dan menghilang ke lantai tiga.     

Dia mungkin sudah kembali ke kamar 304.     

Ketika meninggalkan ruangan, Chen Ge tidak membawa pemutar kaset. Untuk mencegah kecelakaan lebih lanjut, ia memutuskan untuk kembali ke lantai tiga terlebih dahulu. Ia merasa lebih baik ketika berada di dalam kamar 305, dan ia menyalakan pemutar kaset.     

Bangunan ini sungguh menarik. Semua orang sepertinya mengatakan yang sebenarnya, namun semua orang berbohong. Aku tidak bisa mempercayai siapapun.      

Chen Ge memikirkan kembali pembicaraannya dengan si pria kurus.      

Kenapa si penjudi terus membujukku untuk pergi?     

Setelah mengambil semua barang-barangnya, Chen Ge mengeluarkan ponsel dan menatap ke arah layar.     

Agen tadi hanya memberikanku informasi tentang si penjudi, namun tidak dengan dua penghuni lain. Apa dia sengaja melakukannya? Apa hubungan para penghuni ini dengan laci?      

Chen Ge menggeleng. Sepertinya, Arwah Penuh Kebencian yang kumenangkan kali ini cukup unik!     

Ia menelpon nomor si agen sambali memegang palu.     

"Selamat malam, informasinya telah dikirim ke ponselmu. Ada hal lain yang bisa kubantu?" suara di seberang telepon masih sangat sopan, namun sekarang sudah hampir tengah malam!     

"Ya, aku masih punya satu pertanyaan terakhir."     

"Silakan."     

"Maaf, tapi apa kau hantu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.