Teror Rumah Hantu

Bergerak Lebih Cepat



Bergerak Lebih Cepat

0"Chen Ge, haruskah kita menunggu tim pendukung kapten Yan agar bisa pergi ke gunung bersama-sama?" pak Wei melihat ponselnya yang tidak memiliki sinyal. Waktu saat itu menunjukan pukul 00:50.     
0

"Butuh setidaknya satu jam untuk tiba di Desa Lin Guan dari Jiujiang. Jika kita menunggu mereka memasuki gunung, matahari akan segera terbit." Kelompok Chen Ge telah berjalan menyusuri hutan selama hampir dua jam, namun mereka masih belum menemukan tanda-tanda desa. Yang bisa mereka lihat hanyalah gunung.     

"Tapi, bisakah kita melakukannya hanya dengan bertiga?" pak Wei khawatir jika perkelahian benar-benar terjadi, mereka mungkin masih perlu mengkhawatirkan Tuan Bai.     

"Seharusnya tidak akan ada masalah." Chen Ge awalnya mengkhawatirkan kondisi fisik tuan Bai, namun setelah perjalanan satu jam, ia menyadari bahwa kekhawatirannya tidak berdasar. Tuan Bai cukup sehat karena tumbuh di gunung dan mengenal area pegunungan sekitar dengan sangat baik.     

"Apa yang sedang kalian berdua bicarakan?" tuan Bai berjalan di depan sambil memegang ranting. "Sebentar lagi, kita akan tiba di persimpangan. Jika berjalan melewati puncak gunung, kita harus berjalan selama dua jam. Namun, jika mengambil jalan pintas yang melewati lembah, kita hanya perlu tiga puluh menit sebelum mencapai Desa Peti Mati. Mana yang harus kita ambil?"     

"Apa medan jalan pintas cukup sulit?" Chen Ge jelas mengerti bahwa karena tuan Bai mengangkat masalah itu, pasti ada sesuatu yang salah.     

"Ya." Wajah Tuan Bai serius. "Lembah gunung itu berhantu."     

"Tidak masalah jika berhantu. Kupikir kau akan mengatakan bahwa tempat itu adalah sarang serigala." Chen Ge menepuk-nepuk ranselnya, dan kucing putih menjulurkan kepala dengan tidak puas.     

"Sekarang, aku penasaran. Mengapa serigala lebih menakutkan daripada hantu bagimu?" tuan Bai bersandar pada cabang. Ia tidak dapat memahami cara berpikir Chen Ge.     

"Hantu tidak berwujud, namun serigala itu nyata." Jawab pak Wei yang tidak percaya pada hantu.     

Chen Ge memutar matanya, namun tidak membantah. "Kita akan melalui lembah."     

"Apa kau yakin? Ada hal-hal di dunia ini yang tidak bisa dijelaskan." Tuan Bai sekali lagi meminta pendapat mereka.     

"Tuan Bai, apa sesuatu pernah terjadi padamu?" Chen Ge melihat ekspresi aneh di wajah pria tua yang benar-benar enggan melewati lembah tersebut. "Kau sangat akrab dengan jalan ini, jadi kau pasti sudah melaluinya lebih dari sekali. Kita melakukannya untuk menyelamatkan anak-anak, jadi kuharap kau tidak akan menyembunyikan sesuatu dengan sengaja."     

"Aku tidak berusaha menyembunyikannya, tapi aku khawatir kau tidak akan percaya padaku bahkan jika aku mengatakannya." Tuan Bai menceritakan kejadian di masa mudanya. "Ayahku mengetahui satu atau dua hal tentang obat-obatan. Saat berusia empat puluhan, wabah campak menyebar, dia berjalan melalui gunung untuk membantu semua desa di sekitarnya, dan saat itulah dia menemukan Desa Peti Mati."     

"Desa ini terisolasi dari dunia luar, dan tidak banyak yang tahu cara membaca. Mereka bergantung pada obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit mereka. Ketika ayahku tiba, kondisi desa sangat serius. Untuk menyelamatkan penduduk Desa Peti Mati, ayahku mengunjungi tempat itu beberapa kali."     

"Aku masih muda saat itu dan ayahku ingin aku mengambil alih praktiknya. Lagi pula, seorang dokter lebih dihormati daripada seorang petani, jadi dia selalu membawaku dalam kunjungannya. Semuanya baik-baik saja beberapa kali, namun suatu ketika, ayahku bertengkar dengan salah satu penduduk desa, entah apa sebabnya."     

"Biasanya, kami meninggalkan desa pada jam 2 siang, namun hari itu, ketika kami meninggalkan Desa Peti Mati, hari sudah sore. Namun, karena masih terang, kami memutuskan untuk berjalan melalui lembah. Di tengah jalan, ayahku tiba-tiba mendesakku untuk berjalan lebih cepat. Yang kupikirkan saat itu adalah makan hangat di rumah, jadi aku berlari lebih cepat."     

"Tapi, setelah beberapa saat, ayahku kembali mendesakku agar berlari lebih cepat. Saat itulah aku menyadari ada sesuatu yang salah. Saat aku berbalik dan bertanya padanya apa yang salah, dia menggunakan tangannya untuk tutup mataku."     

"Ayahku terus mengatakan padaku untuk bergerak lebih cepat. Aku mengintip melalui celah jari-jarinya, dan melihat seseorang bersandar di punggung ayahku!     

"Wajah ayahku terlihat sangat pucat, dan dia berjalan di belakangku, mendorongku ke depan. Mungkin karena kegiatan amal rutinnya, arwah di punggungnya tidak membahayakannya. Namun, aku ingat bahwa ketika kami memasuki lembah, langit benar-benar terang. Akan tetapi, ketika kami keluar, langit sudah sangat gelap.     

"Setelah itu, ayahku sakit parah dan kami berhenti mengunjungi Desa Peti Mati. Bahkan sekarang, aku tidak tahu sumber pertengkarannya atau apa yang bersandar di punggungnya."     

Tuan Bai terdengar sedih ketika menceritakan kisah ini. Chen Ge mengerti mengapa tuan Bai merasa sangat bersalah karena tidak dapat membantu kakak perempuan Jiang Ling. Ia telah melihat hantu ketika masih muda, jadi ia lebih mempercayainya lebih dari kebanyakan orang.     

"Apa kau masih berencana untuk melewati lembah?" tanya tuan Bai.     

"Jalan memutar akan memakan terlalu banyak waktu. Kita akan melalui lembah." Chen Ge mencengkeram pena. "Kalian berdua bisa berjalan di depan, dan aku akan berjalan di bagian belakang."     

"Apa kau yakin?" awalnya, itu adalah peran pak Wei. Ia telah membuat tanda pada pohon saat mereka bergerak melalui hutan. Tuan Bai ingin memberi saran pada Chen Ge, namun ia teringat kejadian saat Chen Ge mengejar kakak Jiang Ling dan bahkan seperti berusaha berkomunikasi dengannya. Bibir pria tua itu bergerak-gerak. Sekarang, ia curiga bahwa Chen Ge sengaja mengatakan kepada mereka untuk menggunakan jalan pintas melalui lembah karena ia mendengar bahwa tempat itu berhantu.     

"Kenapa kalian berdua menatapku? Jangan khawatir, ayo pergi." Chen Ge tidak merasa panik. Ranselnya berisi kucing putih, jadi jika hantu ingin bersandar padanya, ia akan menyerang kucing putih terlebih dahulu. Ia mengusap kepala kucing dengan lembut sebelum mengikuti tuan Bai dan pak Wei menuju ke lembah.     

Pohon-pohon yang meliuk-liuk menjadi semakin banyak, seperti segala sesuatu di sekitar mereka berubah.     

"Bergerak lebih cepat, kita harus pergi dalam dua puluh menit." Tuan Bai tampak semakin gugup, mungkin karena ingatan masa mudanya mulai kembali.      

"Chen Ge, berhati-hatilah di belakang." Pak Wei berjalan di tengah. Meskipun memperingatkan Chen Ge, ia sedikit mempercayainya. Mereka berjalan selama lima menit sebelum jalan sempit sepenuhnya ditutupi oleh semak dan ranting. Mereka bisa melihat peti mati yang setengah terkubur di sisi jalan. Peti mati tersebut tampak seperti sengaja diletakkan di sana. Beberapa dari peti pun bahkan tidak tertutup.     

"Jangan takut." Suara tuan Bai bergetar, tampak berusaha tenang. "Ini adalah tradisi Desa Peti Mati. Semua peti ini kosong dan ditinggalkan di jalan, dan akan semakin tinggi yang mewakili pergerakan yang lebih tinggi dalam kehidupan."     

"Tidak perlu terlalu takut, tapi aku setuju bahwa kita harus bergerak lebih cepat."     

Chen Ge berbalik untuk melihat ke belakang, dan sebuah bayangan seperti sedang membuntuti mereka, namun ia tidak mengatakannya pada pak Wei atau Tuan Bai dan mencari sesuatu di tasnya.     

Hanya satu? Jangan bilang aku mengganggumu dengan keuntunganku dalam jumlah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.