Teror Rumah Hantu

Situasi Terburuk Belum Terjadi



Situasi Terburuk Belum Terjadi

0Pak Zhou dan Duan Yue berjalan di depan, Ma Tian tetap di tengah, dan saudari Mao menemani kak Wong di belakang.     
0

"Kak Wong, kau harus tetap berada di dekatku," kata saudari Mao dengan lembut. "Rumah hantu ini memiliki nilai ulasan online yang sangat tinggi. Bahkan, pasukan 50 sen yang kupekerjakan nyaris tidak berhasil menjatuhkan ratingnya. Oleh karena itu, pasti ada sesuatu yang unik."     

"Kita sudah berada di sini selama sekitar sepuluh menit, tapi belum ada pekerja atau alat peraga menakutkan yang terlihat. Aku ingin tahu bagaimana rumah hantu ini beroperasi. Apa mereka hanya akan membiarkan pengunjung berkeliaran sendirian?" kak Wong menggunakan ponsel untuk merekam segalanya di sepanjang jalan, namun tidak menemukan sesuatu yang cukup menakutkan. "Skenario bintang tiga seharusnya menjadi skenario dengan tingkatan paling sulit dan memiliki desain terbaik. Tapi, sejauh ini, satu-satunya hal yang kurasakan adalah kebosanan."     

"Rumah hantu lamanya tidak bisa menyaingi rumah hantu yang telah kau rancang, tapi kita tetap tidak boleh lengah." Saudari Mao tersenyum dan tidak berani mengatakan apapun pada kak Wong.     

"Baru-baru ini, taman New Century telah menunjukkan tanda-tanda akan pulih, dan semuanya berkat rumah hantu ini. Tapi, aku tidak mengerti bagaimana rumah hantu bisa menghidupkan kembali seluruh taman." Kak Wong berjalan perlahan, jadi saudari Mao tidak berani berjalan terlalu cepat.     

Entah karena terlalu khawatir akan keselamatan Zhang Lan dan Huang Xing atau mengkhawatirkan tentang hal lain, mereka tidak melihat pintu rumah di sisi jalan berderit, dan tidak melihat bayangan yang melintasi dinding. Bahkan, tak satupun dari mereka memerhatikan bayangan yang bergerak dari atap yang membuntuti mereka dari belakang. Sebagai pekerja yang baik, pak Zhou perlahan-lahan membawa mereka ke dalam genggaman para hantu.     

Musik pemakaman memasuki telinga mereka, dan lentera putih bergoyang, menyebabkan cahaya berkedip.     

"Tunggu, ada yang tidak beres!" Ma Tian memberi isyarat agar mereka berhenti. "Suasananya berbeda dari sebelumnya. Aku merasa seperti sedang ditatap beberapa pasang mata."     

"Kalau begitu, lebih baik kita keluar dari sini terlebih dulu." Pak Zhou bahkan bersikap lebih takut daripada Ma Tian. "Aku benar-benar tidak ingin melangkah lebih jauh lagi!"     

"Kita belum menemukan gaun pengantin, dan rekan satu kelompok kita telah menghilang. Batas waktunya adalah empat puluh menit, dan kita akan menyerah kurang dari sepuluh menit? Jika orang lain mendengarnya, bagaimana kita bisa tetap bekerja sebagai pengulas rumah hantu?" kata saudari Mao sambil melangkah maju. "Kita akan terus bergerak. Paling tidak, kita harus melihat apa yang terjadi di depan."     

Setelah itu, ia berbalik untuk tersenyum meminta maaf pada pak Zhou. "Silakan terus memimpin, tapi jangan khawatir. Selama bersama kami, kau akan baik-baik saja."     

Setelah sedikit bujukan, pak Zhou akhirnya menyerah. "Kalau begitu, kita sebaiknya bergerak. Aku akan membawamu ke tempat itu, dan kami akan kembali sendiri."     

Ia dan Duan Yue menambah kecepatan, dan Ma Tian mengikuti dari belakang. Uang kertas di tanah berterbangan, dan suara tangisan terdengar. Lentera di ujung jalan bergerak sendiri dan suara cekikikan anak-anak mulai terdengar. Mereka bergerak beberapa meter lagi, dan langkah kaki terdengar muncul dari jalan lain. Pak Zhou dan Duan Yue bersikap seolah-olah tidak mendengar apa-apa dan terus bergerak maju. Ma Tian mengikuti mereka tanpa memerhatikan.     

Namun, setelah mereka menyeberang jalan, musik pemakaman mulai terdengar, dan dua pria yang menunduk sambil membawa peti mati rusak berjalan keluar dari jalan lain. Peti mati tersebut menutup jalan. Saudari Mao dan kak Wong dipisahkan dari ketiga pengunjung lain oleh peti mati.     

"Apa ini?" mereka akhirnya melihat para aktor rumah hantu, namun saudari Mao dan kak Wong merasa tidak tenang. Kedua pria tersebut tidak memakai make-up, tapi bagaimana mungkin mereka... terlihat seperti orang mati?     

Udara membeku, dan saudari Mao menarik lengan baju kak Wong saat melangkah mundur. Ia merasa seperti menabrak sesuatu. Ia berbalik dan melihat seorang anak laki-laki dengan wajah berlumuran cairan berwarna merah sedang tersenyum ke arahnya. Sebelum rasa takut di hatinya meledak, pak Zhou, yang berada di depan kelompok, tiba-tiba berteriak, "Itu dia! Dia yang membunuh Zhang Lan!"     

Bai Qiulin berdiri di tengah halaman dengan tulang punggung yang patah dan wajahnya yang hancur. Tubuhnya berlumuran darah. Ia berlari ke arah mereka sambil mengayunkan tangan dengan membabi buta!     

"Aku bukan pembunuh! Aku bukan pembunuh!" teriaknya. Tapi, ada lubang di tenggorokannya, dan suaranya keluar bersama dengan darah yang mengucur. Pak Zhou, yang berdiri di depan kelompok, segera berbalik dan berlari. Ketakutan menyebar ke seluruh kelompok. Ma Tian baru melihat tatapan Bai Qiulin sebelum bergabung dengan pak Zhou untuk berlari. Terlalu menakutkan! Penampilannya lebih dari sekadar make-up; kepala Bai Qiulin hampir terlepas dari lehernya!     

"Lari!" teriak pak Zhou, namun sebuah peti mati menghalangi jalan mereka. Kedua pengusung nampaknya mendengar sinyal mereka dan melepaskan peti mati secara bersamaan sebelum meraih saudari Mao dan kak Wong.     

BANG!     

Peti mati jatuh ke tanah, dan tutup peti mati pun terbuka. Sebuah kain kafan merah bergerak sendiri!     

Kak Wong dan Saudari Mao tidak dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di depan mereka. Mao pun nyaris tidak memiliki kesempatan untuk pulih dari ketakutan yang diberikan oleh bocah tadi sebelum dunia berubah. Orang-orang mati menyerbu mereka, dan kain kafan di dalam peti mati melompat keluar dan berjalan ke arah mereka!     

Ia bukan orang yang berani. Biasanya, ia bergantung pada Ma Tian dan Huang Xing. Kecelakaan yang tiba-tiba ini telah membuatnya sangat ketakutan. Ia meraih Kak Wong, menemukan jalan terdekat, dan berlari melalui jalan tersebut.     

"Saudari Mao!" panggil Ma Tian, namun perempuan itu sudah melarikan diri. Peti mati yang terjatuh tergeletak di antara mereka, dan kain kafan bergerak kembali untuk berdiri di peti mati. Mengingat situasi ini, Ma Tian tidak berani mendekati peti mati.     

Tanpa pilihan lain, ia mengikuti pak Zhou dan Duan Yue dan berlari ke jalan lain. Wajah-wajah manusia yang muncul di dinding membuatnya tidak berani berhenti. Bai Qiulin yang berlumuran darah juga berada tepat di belakangnya!     

Bai Qiulin benar-benar terlihat seperti telah membunuh seseorang!     

Ketika pikiran itu terlintas di benaknya, hati Ma Tian tidak bisa berhenti berdebar. Ia baru saja mengunjungi rumah hantu, kenapa hal yang tidak menguntungkan seperti ini terus terjadi padanya?     

"Seorang pria gila bersembunyi di dalam rumah hantu dan memotong tangannya sendiri. Benar-benar gila!"     

"Jangan lari! Aku bukan pembunuh! Sumpah!" suara Bai Qiulin muncul dari belakangnya, dan terdengar semakin dekat. Ma Tian tidak berani berbalik dan berlari dengan kecepatan penuh. Jantungnya berdebar kencang, dan ia memastikan untuk tetap berada di dekat pak Zhou. Ia segera mencapai batasnya, dan kecepatannya melambat. Pak Zhou, yang berada di depannya, berteriak nyaring pada Ma Tian, ​​"Cepat! Jangan berhenti!"     

Setelah berbelok ke sudut lain, pak Zhou mendorong pintu salah satu rumah hingga terbuka, dan ia melambai pada Ma Tian. "Kemari!"     

Ma Tian mengikuti pak Zhou ke dalam ruangan, namun setelah pintu tertutup, ia mulai menyesalinya. "Pak Zhou! Ini jalan buntu!"     

"Istriku tidak bisa lagi berlari! Kau ingin aku meninggalkannya?" pak Zhou membantu Duan Yue ke dalam ruangan. "Kita akan bersembunyi di sini untuk sekarang."     

Desakan saat itu membuat Ma Tian tidak menyadari perubahan panggilan pak Zhou pada Duan Yue, yang sebelumnya pacar menjadi istri. Ia mengikuti mereka ke dalam ruangan. "Tapi, tidak ada tempat untuk bersembunyi di sini!"     

"Ayo, kita akan bersembunyi di dalam lemari!" pak Zhou membuka lemari kamar tidur, dan ketiganya masuk ke dalam. Pintu lemari pun ditutup. Tiga orang terjebak di dalam ruang kecil, namun Ma Tian tidak merasakan kehangatan. sebaliknya, ia merasa seperti sedang terjebak di dalam gua es.     

"Ada yang aneh ..."     

"Diam!" pak Zhou menatap Ma Tian dengan tajam. "Aku sudah menutup pintu depan. Orang gila itu mungkin tidak akan tahu kita bersembunyi di sini."     

Saat ia selesai, pintu depan berderit hingga terbuka. Suara tersebut hampir menghancurkan hati Ma Tian.     

"Bagaimana monster itu tahu kita berada di sini?" wajah pak Zhou dipenuhi teror, namun ia segera pulih. "Dia mungkin baru saja akan memeriksa tempat ini."     

Kali ini, bahkan sebelum ia selesai, pintu ruang dalam pun dibuka. Jantung Ma Tian hampir saja berhenti berdetak, dan napasnya menjadi tidak beraturan.     

"Jangan panik! Dia pasti tidak tahu kita bersembunyi di sini!" pak Zhou seperti tukang ramal karena Bai Qiulin terdengar masuk ke kamar dan berhenti di depan lemari. Wajah Ma Tian memucat, dan ia menahan napas karena takut ketahuan.     

"Jangan takut. Sekarang bukan situasi terburuk. Setidaknya, ada tiga pengunjung yang menghadapi satu hantu." Suara pak Zhou berubah. "Tapi, jika ada tiga hantu mengejar satu pengunjung manusia, maka kau harus mulai takut."     

Saat mendengarnya, sebuah pikiran terlintas di benak Ma Tian. Bagaimana mungkin pak Zhou tahu ada lemari kayu di kamar ini?     

Rumah-rumah lain tidak memiliki lemari, dan rumah ini adalah satu-satunya pengecualian!     

Teror yang tak terlukiskan memenuhi kepalanya, dan hal tersebut membuat setiap rambut di tubuhnya berdiri tegak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.