Bebaskan Penyihir Itu

Tur Balon Udara



Tur Balon Udara

0Prinsip pembuatan balon udara itu sederhana. Namun ada hambatan yang harus Roland atasi sebelumnya: peralatan pembakaran dan kantung udaranya.     
3

Kesulitan pertama adalah balon udara harus bergantung pada kayu bakar atau arang untuk memanaskan udara tanpa menggunakan tabung gas. Tidak peduli tingkat efisiensinya yang rendah, balon udara tidak akan bisa terbang menempuh jarak jauh. Itulah mengapa orang masih memilih untuk menggunakan balon udara hidrogen ketika mereka sudah menemukan prinsip pembuatan balon udara. Roland memilih untuk tidak memproduksi peralatan pembakaran dan mengandalkan kekuatan Anna untuk menghasilkan udara panas untuk menerbangkan balonnya.     

Kesulitan kedua adalah kantung udara yang kedap udara. Tetapi urusan ini mudah dipecahkan karena Roland telah belajar dari pengalaman para pendahulunya. Roland menggunakan tiga lapis kain untuk membuat kantung udara, dengan berbahan kain kanvas yang tebal sebagai lapisan paling luar, kulit sapi sebagai lapisan tengah, dan kain kasa tipis sebagai lapisan paling dalam. Ketika ketiga lapisan ini dijahit, kain ini tidak hanya mampu menyegel udara keluar, tetapi mampu untuk bertindak sebagai pertahanan terhadap cakar dan patukan burung-burung di langit.     

Roland merentangkan bagian bawah kantung udara sehingga Anna bisa mengeluarkan Api Hitamnya ke dalam kantung udara. Temperatur Api Hitam Anna hampir seperti api biasa, membuat kantung udaranya mengembang, yang tampak seperti labu berwarna putih dan terlihat keriput. Mengingat balon udara ini diperlukan untuk mengangkut Roland dan Anna, jadi diameter keranjangnya dibuat selebar lima meter. Dibutuhkan waktu hampir satu minggu untuk menjahit dua belas kulit sapi. Roland tidak akan mampu membeli hadiah sebesar itu jika ia bukan seorang penguasa di kota ini.     

"Jadi, apakah balon udara bisa terbang karena memanfaatkan daya apung dari udara panas?" Anna bertanya kepada Roland. "Aku ingat pernah membaca hal ini di buku yang menyebutkan bahwa udara panas selalu naik ke atas."     

"Benar, itu adalah fenomena alam bahwa udara panas selalu naik ke atas dan udara dingin mengalir ke bawah. Untuk menjelaskannya secara teori, partikel udara panas bergerak lebih cepat dan memperkuat proses difusi[1]. Volume udara menjadi lebih besar dan beratnya menjadi berkurang. Udara menjadi lebih ringan dibandingkan dengan udara yang ada di sekitarnya dan bergerak naik ke atas."     

Mendengar penjelasan Roland, tiga penyihir lain tampak sangat kebingungan, kecuali Anna. Roland menyadari betapa pentingnya sebuah bakat yang dimiliki oleh Anna.     

Ketika kantung udaranya mulai menggembung dan naik ke langit, tali rami nya terseret secara bertahap sampai lurus. Roland adalah orang pertama yang masuk ke keranjang. Kemudian Roland membantu Anna untuk naik ke keranjang.     

"Aku masih sedikit khawatir," Nightingale berkata dengan cemas, "Mengapa kamu tidak membiarkan aku mencoba benda ini terlebih dahulu?"     

"Percayalah padaku. Benda ini akan baik-baik saja." sahut Roland sambil tertawa. "Selain itu, ada Kilat di sini jika terjadi sesuatu kepada kami."     

"Aku akan menjaga mereka berdua. Jangan khawatir," kata Kilat, sambil menepuk dadanya.     

"Dan ada aku juga!" sambil mengikuti gaya Kilat, Maggie juga berkata sambil menepuk dadanya.     

Balon udara itu menarik keranjangnya naik dan perlahan-lahan terangkat dari tanah. Roland dan Anna segera terbang ke atas istana, pemandangan seluruh penjuru kota terhampar di depan mata.     

Bagi Roland yang pernah melihat gedung-gedung tinggi, pemandangan ini tidak terlalu luar biasa baginya. Tetapi pengalaman ini benar-benar baru bagi Anna. Anna meringkuk di atas keranjang, dengan satu tangan memegangi tangan Roland, dan ia menjulurkan kepalanya ke luar keranjang. Anna melihat pemandangan di sekelilingnya, ia sedikit menahan nafasnya dan terlihat sangat bersemangat.     

Roland baru pertama kali melihat Anna seperti ini. Itu hal yang wajar bagi seseorang yang belum pernah terbang ke langit.     

Tali penarik di bawah keranjang menegang kencang, menghentikan balon udara yang semakin tinggi. Tali itu panjangnya lima puluh meter, sekitar tinggi bangunan berlantai lima belas atau enam belas. Roland menyuruh Anna melambatkan api hitamnya sehingga balon udara tidak bergerak di udara.     

Setelah melihat balon udara itu berhenti naik, Kilat merasa lega dan mulai memainkan permainan estafet bersama Maggie di sekitar balon udara.     

Dari atas, Roland dan Anna dapat melihat dengan jelas segala sesuatu di bawah, dari atap istana, ke kota yang sedang berkembang, ke Sungai Air Merah yang mengalir dari barat ke timur, dan ke lahan pertanian yang subur di tepi sungai.     

"Apa yang kamu rasakan?"     

Roland mengajukan pertanyaan itu sambil tersenyum setelah ia menunggu Anna menarik kepalanya kembali dari luar keranjang.     

Anna sangat bersemangat. "Terima kasih atas hadiah yang kamu berikan ini. Sekarang aku juga bisa merasakan terbang setinggi ini."     

"Kita bahkan bisa terbang lebih tinggi lagi." Roland duduk menyandar di dinding keranjang. "Jika talinya cukup panjang, kita bisa naik sepuluh kali lebih tinggi. Tetapi aliran udara di atas akan semakin tipis, semakin tinggi kita naik, kita tidak bisa memastikan keselamatan diri kita sendiri. Selain itu, balon ini hanya sebuah contoh model. Ketika kita membuat mesin piston nanti, rakyat biasa juga dapat terbang lebih tinggi dan lebih cepat daripada burung-burung. Di masa depan nanti … " Roland berbalik menatap langit biru dan melanjutkan, " … Orang-orang di masa depan nanti bahkan dapat terbang ke luar angkasa."     

"…" Anna menahan nafasnya. Matanya berkilauan dan kekaguman yang terpancar di matanya.     

Roland merasa terhibur dengan petualangan hari ini. "Aku tidak berjanji bahwa kita bisa terbang ke luar angkasa suatu saat nanti, tetapi ketika kita membuat mesin piston, aku pikir aku bisa menjanjikan bahwa rakyat jelata bisa terbang seperti burung pada saat aku sudah menjadi Raja." Dengan bantuan Anna, proses menuju masa depan itu tidak menjadi masalah bagi Roland. Yang perlu Roland pikirkan adalah mencari bahan-bahan bakunya. Roland bisa menggunakan besi berkualitas rendah untuk mesin uap dan besi yang ditempa untuk membuat meriam. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada Api Hitam milik Anna yang mampu memproduksi revolver. Tetapi Roland mungkin masih membutuhkan besi cor, baja, dan aluminium berkualitas tinggi untuk membuat mesin pembakaran. "Kota Perbatasan bisa menjadi sangat makmur sampai hari ini, semua berkat kamu, Anna."     

Anna tercengang mendengar ucapan Roland. Setelah beberapa saat, Anna menyandarkan tubuhnya lebih dekat kepada Roland dan berbisik, "Ibuku meninggal dalam kebakaran, tetapi aku malah menjadi seorang penyihir dan tidak ikut terbakar sampai mati. Untuk waktu yang lama, kupikir perubahan diriku menjadi penyihir yang menyebabkan kebakaran dan aku membenci diriku sendiri karena menjadi seorang penyihir. Ketika aku berada di penjara, aku pikir aku bisa mengakhiri semua penderitaan ini jika aku mati, tetapi kamu menyelamatkan aku dan mengajariku cara menggunakan kekuatanku … Aku tidak pernah berpikir bahwa api milikku dapat sangat berguna selain membakar barang-barang dan menyebabkan kesengsaraan." Setelah terdiam beberapa saat, Anna kembali melanjutkan, "Aku seharusnya sangat bersyukur bisa bertemu denganmu, tetapi aku sadar bahwa pikiranku telah berubah. Kadang-kadang aku bahkan merasa tertekan karena pikiranku sendiri. Aku menginginkan lebih darimu."     

Anna bersandar di bahu Roland. "Bahkan jika aku menginginkan lebih dari dirimu, apakah kamu masih ingin bersama denganku?"     

Mata biru Anna bersinar dan nafasnya mengenai wajah Roland. Roland bisa merasakan kelembutan kulit tubuhnya dan detak jantung Anna yang berdetak dengan cepat. Meski wajah mereka begitu dekat, Anna tidak menghindari tatapan Roland. Anna selalu bergairah dan lebih aktif setiap kali Nightingale tidak berada di sekitar mereka.     

"Kilat dan Maggie ada …. "     

Sebelum Roland selesai berbicara, Anna sudah mencium bibirnya, menahan perkataan yang hendak Roland ucapkan.     

Roland terengah-engah setelah bibir mereka terpisah. "Anna, aku selalu ingin bersama denganmu. Selalu."     

"Hmmm …. "     

Kali ini, Roland yang mengambil inisiatif untuk mencium Anna, dan memeluk tubuhnya.     

…     

"Eh? Tunggu dulu." Maggie berhenti terbang di udara setelah bermain dengan Kilat, ia menatap keranjang yang tampak kosong. "Mereka berdua tidak ada di keranjang!"     

"Hah?" Kilat memiringkan kepalanya dan melihat ke keranjang. "Jangan khawatir, mereka hanya sedang duduk. Itu sebabnya kamu tidak bisa melihat mereka."     

"Tetapi bukankah mereka ingin melihat pemandangan dari atas langit?"     

"Mereka bisa melihat pemandangan seperti ini kapan saja, tetapi kesempatan seperti ini sangat jarang."     

"Kesempatan?" Maggie mengepakkan sayapnya dan bertengger di bahu Kilat. "Aku tidak mengerti maksudmu. Apakah kita harus memeriksa keadaan mereka?"     

"Jangan." Kilat memegang Maggie di tangannya. "Ini adalah sebuah momentum suci yang tidak boleh diganggu."     

"Hah?"     

"Kamu akan mengerti apa maksudku nanti. Sekarang, kamu hanya perlu berpura-pura tidak melihat apa-apa. Itulah yang pernah dikatakan oleh seorang penjelajah terbesar di dunia, yaitu ayahku tersayang," Kilat melepaskan Maggie dan berkacak pinggang. "Sekarang terbanglah. Sudah tiba giliranku untuk mengejar kamu."     

[1] Proses pencampuran gas     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.