Bebaskan Penyihir Itu

Lily



Lily

2Gulir masuk ke kantor tidak lama setelah Roland masuk ke kantornya.      1

"Yang Mulia, tolong terima permintaan maafku. Lily, gadis itu … ia tidak sengaja mengucapkan kata-kata itu."     

"Aku tidak apa-apa," jawab Roland sambil tersenyum, "Lily masih anak-anak."     

"Hanya Anda yang selalu bersedia memaafkan kami." sahut Gulir sambil menghela nafas. "Awalnya Lily tidak seperti ini, tetapi setelah ditipu orang, ia sulit mempercayai orang lagi."     

"Apakah Lily pernah ditipu orang sebelum bergabung dengan Asosiasi Persatuan Penyihir?" Roland bertanya, "Aku ingat Lily baru bergabung di Asosiasi Persatuan Penyihir selama satu tahun."     

"Tepat sekali, aku bertemu Lily di daerah pinggiran Kota Air Merah," Gulir berkata, "Anda tahu aku bisa merasakan keberadaan kekuatan sihir dan semakin dekat aku dengan orang itu semakin kuat kekuatan sihir yang aku rasakan. Aku tidak bisa melihat bentuk dan warna kekuatan sihir seperti Nightingale, tetapi aku masih bisa merasakannya untuk menemukan seorang penyihir baru. Sambil menggunakan kemampuan ini aku berpakaian sebagai seorang wanita bangsawan yang ingin mengadopsi anak, dan aku akan berjalan ke seluruh kota dan mengunjungi rumah sakit jiwa dan panti asuhan setempat untuk melihat apakah aku dapat menemukan saudari-saudari yang mungkin telah tersadar sebagai penyihir." Gulir berhenti sejenak. "Pada saat itu, aku menemukan Lily dikurung di sebuah rumah sakit jiwa yang terpencil dan aku ditolak ketika aku mengajukan diri untuk mengadopsi Lily. Orang yang mengelola rumah sakit jiwa itu memberitahuku bahwa mereka hanya menjual perempuan yang sudah dewasa."     

"Mengapa begitu?" tanya Roland bingung. "Mungkinkah alasannya terkait dengan periode kebangkitan penyihir yang terjadi sebelum menginjak usia dewasa?"     

"Aku juga merasa curiga, karena itu Nightingale menyelinap ke rumah sakit jiwa dan melihat-lihat data pasien, catatan-catatan, dan informasi terkait lainnya. Untungnya, rumah sakit jiwa itu jauh dari kota, sehingga kami dapat bergerak dengan leluasa."     

"Kenapa kamu tidak membawa Lily kembali bersamamu? Tidak sulit jika Nightingale ikut bersamamu."     

"Memang, mengambil Lily tidak sulit." Gulir mengangguk. "Tidak ada Liontin Penghukuman Tuhan di rumah sakit jiwa, kecuali satu liontin yang dipakai oleh pengelola rumah sakit jiwa itu. Sayangnya, kami tidak dapat mengambil Lily karena terjadi sebuah insiden sebelumnya."     

"Apa yang terjadi sebelumnya?" tanya Roland sambil menuangkan teh untuk Gulir.     

"Terima kasih." Gulir mengambil cangkir itu. "Awalnya kami mencoba mengambil penyihir secara diam-diam begitu kami menemukannya, tetapi ada kesalahpahaman yang terjadi di Wilayah Angin Laut yang akhirnya mengubah metode kami. Penyihir yang baru tersadar merasa terkejut dan mengira kami adalah musuh dan menyerang kami. Lily telah dibawa ke Asosiasi Persatuan Penyihir dan ia menolak untuk mendengarkan alasan atau penjelasan mengapa kami membawanya ke asosiasi. Insiden terjadi karena Lily membunuh dua saudari-saudari kami dan ia dilumpuhkan oleh sihir ular milik Cara. Karena kejadian ini kami lebih berhati-hati untuk mengamati para penyihir dan melihat situasi dan kondisi sebelum memutuskan untuk bertindak. Jika saat itu kami sedang dikejar oleh gereja … kami rasanya ingin menyerah saja."     

"Jadi maksudmu, pertemuan antara Nightingale dan Wendy bukan sebuah kecelakaan?"     

"Tentu saja bukan." Gulir meneguk tehnya dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Sudah lebih dari satu bulan sejak Nightingale menyadari bahwa Wendy berusaha menghubungi Asosiasi Persatuan Penyihir. Waktu itu, kami merekrut saudari perempuan lain, Sinar Merah dan Pencari Angin …" Gulir tampak serius saat menjelaskan. "Sayang sekali, Sinar Merah dan Pencari Angin akhirnya mati di Tanah Barbar. Aku berharap mereka bisa langsung memutuskan untuk menetap di Kota Perbatasan."     

Roland merasa menyesal mendengar ini. "Jika ada lebih dari empat puluh orang penyihir yang berkumpul di kota ini, mereka semua akan menjalani kehidupan yang baik."     

"Mari kita lupakan topik itu." Gulir menarik nafas dalam-dalam dan mengubah topik pembicaraan. "Mari kita kembali bicara tentang Lily. Setelah kami melacak informasi dari rumah sakit jiwa, kami memata-matai pengelola rumah sakit dan menemukan fakta yang mengejutkan. Rumah sakit jiwa ini tidak didirikan untuk menjadi rumah sakit jiwa yang sebenarnya atau untuk menjaring para penyihir."     

"Jadi untuk apa rumah sakit jiwa itu didirikan?"     

"Rumah sakit jiwa itu didirikan untuk memuaskan hawa nafsu si pengelola rumah sakit." Bahkan Gulir langsung tampak suram saat menyebutkan hal ini. "Si pengelola rumah sakit akan mengunjungi daerah kumuh di Kota Air Merah setiap minggu untuk menculik gadis-gadis tunawisma. Si pengelola rumah sakit akan berbohong kepada mereka dengan berpura-pura menjadi seorang bangsawan yang baik hati yang membuka rumah yatim piatu di pinggiran kota. Pria itu juga mengatakan jika gadis-gadis itu mau ikut bersamanya ia akan membuat para bangsawan mau mengadopsi mereka sebagai putri mereka. Gadis-gadis itu tidak perlu khawatir tentang makanan atau pakaian jika ada yang mau mengadopsi mereka. Meskipun pria itu tidak berhasil menipu semua gadis, sudah ada ratusan gadis yang ia tipu selama berpuluh-puluh tahun."     

"Sebanyak itu?" Roland mengerutkan keningnya. "Tetapi, kamu bilang rumah sakit jiwa itu tidak terlalu besar."     

"Hanya ratusan dari mereka yang secara resmi dicatat dalam buku pasien, dan kebanyakan dari mereka dinyatakan telah … mati," kata Gulir, "Pria itu hanya menemukan tiga orang penyihir selama sepuluh tahun terakhir dan mereka semua dijual ke gereja. "Gadis-gadis yang cantik yang ia dandani dan dijual sebagai pelacur kepada bangsawan kaya. Gadis yang tidak cantik atau tidak diinginkan akan dibunuh di hutan di belakang rumah sakit jiwa itu."     

"…" Roland tidak bisa berkata apa-apa, dan ia merasa tangan Nightingale dengan lembut memegang bahunya dari belakang.     

"Kemungkinan gadis-gadis itu tersadar sebagai penyihir tidak terlalu tinggi. Berdasarkan catatan dalam buku pasien, si pengelola rumah sakit hanya mendapat sekitar dua puluh keping emas, setelah dikurangi dengan biaya pemeliharaan rumah sakit. Hampir tiga ratus gadis tewas hanya karena dua puluh keping emas, membuat hutan itu penuh dengan mayat. Cara bertanya kepada pria ini mengapa ia melakukan semua ini kepada gadis-gadis itu selama diinterogasi dan pria itu menjawab bahwa rumah sakit jiwa itu didirikan bukan untuk mendapatkan uang tetapi untuk memenuhi nafsu bejatnya dan memungkinkan ia menjual wanita dewasa. Belum lagi seorang penyihir bernilai lebih tinggi dari wanita biasa." "Pria itu menikmati kehidupan seperti seorang raja dan ia bisa memutuskan siapa yang hidup dan siapa yang mati, serta bebas membuang gadis-gadis itu setelah ia mendapatkan keinginannya. Setelah mendengar hal ini, Cara langsung membunuhnya dan kami pergi untuk membebaskan para gadis. Tetapi daripada berterima kasih, gadis-gadis itu malah melawan seolah-olah kami telah mengambil kesempatan mereka untuk menjadi seorang bangsawan."     

"Lily juga merasa seperti gadis-gadis lain sampai Cara membawa Lily ke hutan di belakang rumah sakit jiwa. Di sini Lily melihat teman-temannya, gadis-gadis "beruntung" yang telah dipilih untuk diadopsi para bangsawan satu bulan yang lalu. Melihat mayat-mayat ini dan beberapa lubang-lubang berisi mayat-mayat lainnya membuat Lily muntah-muntah sampai pingsan. Ketika Lily tersadar, ia duduk tertegun, matanya tidak bercahaya lagi. Setelah itu, Lily perlahan-lahan pulih di bawah perawatan Wendy. Sekarang Lily selalu bersikap waspada, berjaga-jaga dan penuh kecurigaan terhadap bangsawan mana pun." Gulir kembali berkata, "Namun, aku yakin jika ada orang yang mampu mengubah sudut pandangnya, itu pasti Anda."     

"Aku mengerti." Roland secara emosional berpikir pada dirinya sendiri, "Setelah mengalami peristiwa traumatis seperti itu, pasti sulit bagi Lily untuk kembali bersemangat."     

Gulir mengambil ketel untuk mengisi ulang cangkir mereka. Gulir terdiam lama sebelum ia akhirnya berkata. "Yang Mulia, aku punya pertanyaan lain untuk Anda."     

"Apa yang ingin kamu tanyakan?" jawab Roland sambil tertegun, ia memperhatikan sikap Gulir yang terlihat serius.     

"Nightingale, apakah kamu ada di sini?"     

"Ya." Nightingale menampakkan dirinya. "Apakah kamu ingin agar aku pergi?"     

"Tidak perlu … Lagi pula kamu sudah tahu tentang ini." Gulir menggelengkan kepalanya. "Tetaplah di sini dan dengarkanlah."     

Setelah itu, Gulir langsung menatap Roland dan berkata, "Yang Mulia, Anda pernah bilang bahwa Anda akan menikahi seorang penyihir, tetapi aku tidak yakin apakah Anda sudah mengetahui bahwa para penyihir tidak bisa melahirkan anak." Gulir terdiam sejenak, ia membiarkan Roland mencerna perkataannya, kemudian ia bertanya, "Yang Mulia, sekarang setelah Anda mengetahui hal ini, apakah Anda akan berubah pikiran?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.