Bebaskan Penyihir Itu

[Gandum Sudah Matang]



[Gandum Sudah Matang]

2Sirius Daly sedang berjalan di tepi sungai untuk memeriksa pertumbuhan gandum sambil memakai topi jerami di bawah terik matahari.     
1

Setelah hampir empat bulan menanam gandum, gandum itu seharusnya sudah matang sekarang.     

Jika dilihat sekilas, lautan gandum yang luas itu nampak berwarna keemasan, seluruh gandum itu nampak tebal dan berisi. Tidak hanya bulir gandumnya yang berisi penuh, tetapi ukurannya juga lebih besar dari gandum yang pernah dilihat Sirius di musim semi. Sirius tahu bahwa itu adalah tahun panen terbaik tanpa perlu menimbangnya gandumnya terlebih dahulu.     

Sirius tidak ragu bahwa ini semua pasti hasil pekerjaan para penyihir.     

Sirius telah menanam gandum bersama ayahnya selama sepuluh tahun, jadi ia tahu persis seperti apa bentuk gandum yang normal. Satu batang gandum terbagi menjadi tiga helai dan masing-masing helai gandum dapat berisi dua puluh hingga tiga puluh buah bulir gandum. Kesuburan tanah memang mempengaruhi ukuran bulirnya, tetapi tidak serta merta meningkatkan bulir gandumnya hingga dua kali lipat. Sirius tidak bisa memikirkan penjelasan lain yang lebih masuk akal selain ini semua merupakan pekerjaan para penyihir.     

Ada banyak perubahan di Kota Perbatasan, seperti menara air yang menjulang tinggi di kota — Sirius telah mengamati menara air raksasa itu dengan saksama, dan mustahil seseorang bisa mengangkut ember besi sebesar itu ke atas rangka besi tinggi yang lebih tinggi dari sebuah rumah. Belum lagi menara air itu dibangun hanya dalam semalam. Sekarang, warga yang tinggal di kota sudah jarang menimba air lagi, air sumur yang dingin dan sejuk akan mengalir keluar dari pipa hanya dengan membuka kerannya.     

'Pulau kecil' yang ada di tengah Sungai Air Merah juga demikian. Sejak Yang Mulia mengadakan Upacara Penghargaan dan Penghormatan dan menganugerahi Nona Nana dalam upacara itu, manfaat kemampuan para penyihir menjadi semakin jelas. Membuat sebidang tanah muncul di permukaan sungai adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh seorang penyihir.     

Sirius Daly pernah bertanya kepada Barov, mengenai semua perubahan yang terjadi di kota ini, dan jawaban Barov adalah: Yang Mulia memiliki alasan dan kebijakan tersendiri dalam melakukan semua hal itu.     

Yah … keluarga kerajaan memang selalu bertindak melawan kehendak gereja. Gereja harus mengalahkan Tentara Pertama terlebih dahulu bahkan jika gereja mengirim pasukan untuk menghancurkan wilayah kekuasaan Yang Mulia. Jika tidak, Wilayah Barat ini akan tetap menjadi wilayah kekuasaan Yang Mulia Roland Wimbledon.     

Adipati Ryan adalah contoh akibat melawan Yang Mulia Roland Wimbledon.     

"Anda ada di sini, Tuan." Para budak yang sedang menyiangi gandum melihat Sirius dan mereka langsung memberi salam. "Lihatlah gandum ini tuan, gandum ini bisa langsung dipanen. Jadi, aku ingin bertanya pada Anda …."     

"Kamu ingin bertanya mengenai apa yang pernah disampaikan oleh Yang Mulia masih berlaku atau tidak?"     

"Benar, benar," kata budak itu sambil menggosok-gosok tangannya, "Apakah kami benar-benar akan dipromosikan menjadi orang merdeka?"     

Sebagai orang yang bertanggung jawab untuk menangani Kementerian Pertanian, Sirius memiliki sebuah tugas yang penting, selain mencatat cara-cara terbaik untuk menanam dan mencatat hasil panen yang didapat, ia juga harus berkomunikasi dengan para budak dan menyampaikan kebijakan Yang Mulia kepada mereka dari waktu ke waktu. Meskipun Sirius tidak suka berurusan dengan para budak kotor yang penuh lumpur sepanjang hari, ia harus memenuhi tugasnya sebagai seorang mantan kesatria.     

"Kamu lihat slogan-slogan itu?" Sirius menunjuk ke sebuah spanduk yang dipajang di tepi tanah pertanian.     

"Tuanku, aku … tidak bisa membaca …" jawab budak itu sambil tersipu.     

"Buruh menciptakan kekayaan, dan buruh akan mengubah nasib," katanya, "Itu berarti kalian akan memiliki kesempatan untuk dipromosikan menjadi orang merdeka selama kalian bekerja keras. Ini adalah janji yang disampaikan oleh Yang Mulia, dan Yang Mulia akan menepati janjinya."     

"Sung-sungguh? Kedengarannya bagus sekali!"     

"Dan, kalian bisa tinggal di pusat kota setelah kalian menjadi orang merdeka dan memiliki rumah sendiri. Kalian juga akan mendapatkan hak untuk menerima pendidikan dasar, jadi kamu tidak perlu bertanya padaku apa arti slogan-slogan itu lagi." jawab Sirius kepada budak itu.     

"Baik, Tuan," kata budak itu sambil mengangguk penuh semangat, "Hari ini panas sekali, apakah Anda ingin berteduh di dalam pondokku dan minum segelas air dingin?"     

"Tidak, aku baik-baik saja. Lanjutkan saja pekerjaanmu." kata Sirius sambil mengibaskan tangannya dan melihat budak itu membungkuk untuk mengucapkan terima kasih kepadanya sebelum budak itu kembali ke ladang untuk melanjutkan pekerjaannya. Ini adalah pertanyaan yang paling sering didengar Sirius selama satu bulan terakhir, dan meskipun sudah berulang kali dijelaskan, para budak tidak bosan bertanya terus menerus karena mereka takut Yang Mulia akan melupakan janjinya begitu saja.     

Tanpa mendekati Sirius, beberapa orang budak lain kembali mengelilingi Sirius dan bertanya, "Halo, Tuan Sirius, apakah kami benar-benar hanya perlu menyerahkan tujuh puluh persen saja hasil gandum yang sudah dipanen?"     

Sirius menghela nafas dalam hati. Ini adalah pertanyaan kedua yang paling sering diajukan setelah pertanyaan 'menjadi orang merdeka'. "Memang benar untuk tahun pertama kalian hanya perlu menyerahkan tujuh puluh persen saja dan jumlah yang harus kalian setor juga akan berkurang di masa depan. Jika kalian menjadi orang merdeka, kalian hanya perlu menyerahkan hasil panen sebesar dua puluh persen saja. Aku sudah berulang kali menekankan hal ini."     

"Akan lebih baik jika aku benar-benar bisa dipromosikan menjadi orang merdeka," kata salah satu pria bertubuh tinggi sambil menggaruk bagian belakang kepalanya, "Kalau begitu, tiga puluh persen gandum yang tersisa, apakah kami bisa …."     

"Tiga puluh persen gandum itu hanya bisa dijual kepada Yang Mulia, kamu bisa menjualnya untuk membeli makanan, atau kamu bisa menyimpan gandumnya untuk ditanam kembali." Sirius bertepuk tangan untuk mengumpulkan para budak. "Dengar, perdagangan makanan dilarang di Kota Perbatasan. Tidak peduli apakah makanan itu dijual kepada pengusaha lokal atau pengusaha asing, kalian akan dianggap melanggar hukum Kota Perbatasan. Tidak hanya penghasilan kalian yang akan disita jika ketahuan, kalian mungkin juga akan dipenjara."     

"Apa yang harus kami lakukan jika Yang Mulia menawar gandum kami dengan harga yang sangat rendah?" tanya pria bertubuh tinggi itu.     

"Jangan khawatir, hal itu tidak akan terjadi. Yang Mulia akan membeli gandum kalian dengan harga pasar standar. Tidak akan ada perubahan harga yang signifikan baik itu hasil panen yang buruk atau hasil panen yang baik. Jadi kalian tidak perlu khawatir gandum kalian tidak terjual karena kelebihan produksi atau khawatir gandum kalian dijual dengan harga rendah." Sirius menjelaskan. "Hanya ada satu tempat untuk menjual makanan di seluruh Kota Perbatasan, yaitu di pasar serba ada, yang dikelola oleh Balai Kota."     

"Jadi, berapa harganya …?"     

"Jangan khawatir, Yang Mulia akan segera mengumumkan harganya kepada kalian."     

Melihat para budak yang sudah membubarkan diri, Sirius menjilat bibirnya yang kering dan terus memeriksa pertumbuhan gandumnya. Sirius tidak yakin ada berapa banyak dari para budak ini yang bisa mengingat apa yang baru saja ia katakan, tetapi Tuan Barov dengan jelas menyampaikan pesan dari Yang Mulia untuk menghukum para penyelundup makanan dengan tegas.     

Saat itulah seorang budak muda meninggalkan kerumunan dan menghampiri Sirius kembali. "Tuan." kata budak itu sambil terengah-engah. "Aku punya satu pertanyaan lagi untuk Anda."     

"Ada apa?"     

"Apakah Anda tahu di mana Nona May dan Nona Irene berada?" tanya budak itu dengan ragu. "Belum ada pertunjukan drama lagi yang dipentaskan di alun-alun belakangan ini, jadi aku pikir … aku ingin menanyakan kabar mereka berdua, apakah mereka sedang … sakit?"     

Itu sebuah pertanyaan baru dan cukup menarik. Sirius hanya bisa memonyongkan bibirnya. Sirius tidak akan bisa menjawab pertanyaan ini jika ia sendiri belum bertemu dengan Nona May dan Nona Irene serta menanyakan keberadaan mereka melalui para pejabat di Balai Kota. "Nona May dan rombongannya sudah kembali ke Benteng Longsong."     

"Ah," budak muda itu tampak kecewa. "Bukankah mereka berniat tinggal di Kota Perbatasan untuk seterusnya?"     

"Mereka hanya pergi sementara untuk tampil di Teater Longsong." jawab Sirius sambil mengangkat bahu. "Dan sekarang cuaca di Kota Perbatasan sedang sangat panas, apakah kamu tega melihat mereka menampilkan pertunjukan di bawah terik matahari? Mereka akan kembali ke Kota Perbatasan pada musim gugur untuk mementaskan pertunjukan baru."     

"Aku, aku mengerti … terima kasih untuk penjelasannya, tuan!"     

Sirius juga berpikir dalam hati, sambil memperhatikan budak muda yang berjalan pergi dengan perasaan puas itu — pengalaman Sirius selama beberapa bulan terakhir bisa dibilang cukup bergejolak; dari seorang kesatria Sirius menjadi seorang tahanan, dan dari seorang tahanan ia menjadi seorang pejabat balai kota, Sirius tidak ingin kembali ke kediaman Keluarga Hati Serigala di mana hanya ada rumah-rumah tua dan ladang gandum yang kosong. Menjadi seorang kesatria hanyalah cara yang Sirius lakukan untuk bisa menghidupi dan mengeluarkan ayahnya dari kehidupan bertani agar tidak menjadi petani seumur hidup.     

Tidak setiap kesatria bisa menjadi terkenal seperti Kesatria Cahaya Pagi Ferlin Eltek atau memiliki wilayah kekuasaan terbaik dan juga memiliki pengawal seperti kesatria Adipati Ryan, tetapi kini upah tahunan Sirius sudah melebihi upah seorang kesatria dan ada juga peluang besar untuk dipromosikan untuk naik jabatan di masa yang akan datang. Mungkin sudah saatnya Sirius menjemput orang tuanya ke kota, menikah dengan seorang gadis dan menikmati kehidupan yang baru.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.