Bebaskan Penyihir Itu

Panen Yang Berlimpah



Panen Yang Berlimpah

3Hari ini adalah hari untuk menuai hasil panen. Sejumlah tumpukan gandum pertama yang ditanam di Kota Perbatasan akhirnya dipanen dan dibawa masuk ke istana.     0

Para budak menggunakan sabit untuk memanen gandum dan mengikatnya menjadi satu tumpuk untuk mengirim gandum lewat jalur sungai di bawah terik matahari.     

Roland mengetahui proses untuk memisahkan biji-bijian dari gandum memang menyulitkan. Sebelum alat-alat mekanis dan mesin pemanen ditemukan, proses memisahkan, membersihkan, menyaring dan mengeringkan gandum untuk menghasilkan bulir-bulir gandum utuh harus dilakukan secara manual dengan bantuan para pekerja. Sekarang, Roland melihat keseluruhan proses memanen gandum secara manual sekali lagi.     

Setelah gandum yang sudah dipanen dikirim ke perkemahan para budak, mereka meletakkan tumpukan gandum di tanah untuk dibiarkan sampai mengering. Kemudian, berbagai alat termasuk tongkat kayu, batu, dan garpu tanah dipukul-pukulkan ke tumpukan jerami dan gandum untuk memisahkan bulir gandum dari gabah gandum[1]. Seluruh proses ini biasanya memakan waktu tiga hingga empat hari. Seingat Roland, sapi atau keledai sering digunakan di daerah pedesaan untuk menggiling gandum di peternakan dengan menggunakan penggilingan batu. Cara seperti ini tidak hanya bisa menghemat tenaga manusia; tetapi hasil penggilingan dengan menggunakan tenaga hewan juga jauh lebih baik dibandingkan dengan cara dipukul-pukul.     

Mau tidak mau Roland harus mengakui bahwa industri pertanian di Kota Perbatasan masih jauh tertinggal di belakang.     

Gandum itu dikirim ke peternakan setelah dipukul-pukul. Alat yang mereka gunakan untuk memukul-mukul gandumnya bervariasi mulai dari garpu tanah hingga tongkat kayu. Kadang-kadang tumpukan gandum itu juga dilempar-lempar ke udara. Setelah gandumnya dipukul-pukul, sebagian besar kulit gandum gandumnya akan terbuka. Jadi, seluruh proses itu dimaksudkan untuk memisahkan gandum dari kulitnya.     

Setelah kulit gandum dirontokkan dari bulirnya, ampas gandumnya[2] masih bisa dimanfaatkan. Jerami dapat dikirim ke ladang untuk dimanfaatkan sebagai pupuk atau digunakan sebagai alas untuk para hewan beristirahat. Jerami juga dapat digunakan untuk memproduksi pakan ternak atau untuk membuat kertas. Sayangnya, Roland tidak memiliki rencana untuk mengembangkan industri dari bahan-bahan ramah lingkungan seperti ini, ia langsung membuang dan menyuruh para budak untuk membakar jerami itu di tepi sungai Air Merah. Pada hari-hari berikutnya, asap pembakaran jerami membumbung tinggi ke langit di seluruh Kota Perbatasan, polusi asap ini bahkan lebih buruk daripada polusi debu yang diakibatkan pembangunan jalan raya sebelumnya.     

Pada saat yang sama, dua 'pulau' buatan di kedua sisi Jembatan Air Merah telah selesai dikerjakan, dan dinding semen juga masih dalam tahap pengerjaan. Fondasi dermaga dibangun dengan cara yang sama seperti pembangunan Jembatan Air Merah. Proses pengecoran baja dan sambungan besi beton yang terbuat dari baja dilakukan di tempat terbuka. Kemudian, batangan-batangan baja itu diangkut ke atas dalam posisi tegak lurus. Lotus bertanggung jawab untuk menancapkan batangan baja itu ke dalam tanah, dengan menyisakan setengah bagian baja itu di luar untuk disambung dengan badan jembatan.     

Dalam waktu satu minggu, Roland terus menerus bolak balik dari lokasi pembangunan Jembatan Air Merah dan ke peternakan. Kulit Roland berangsur-angsur sudah berubah kecoklatan.     

Setelah jeraminya dibuang, yang tersisa hanyalah kulit gandum dan bulir gandumnya.     

Para budak mengumpulkan kulit gandum dan bulirnya hingga menjadi gundukan kecil. Para budak menggunakan sekop untuk meraup kulit dan bulir gandum, menampi gandumnya di tempat terbuka. Karena perbedaan bobot pada bulir gandumnya, bulir yang lebih ringan mudah tertiup angin, sementara bulir yang lebih berat jatuh ke dekat kaki budak-budak. Beginilah cara para budak mengumpulkan biji-bijian gandum utuh secara bertahap.     

Tentu saja, tidak mungkin para budak bisa memisahkan bulir gandum dari kulitnya jika menggunakan metode seperti itu. Serpihan tanah dan batu kerikil bisa saja ikut tercampur ke dalam bulir gandum. Roland sudah membuat resolusi untuk menyiapkan sejumlah alat pertanian mekanis untuk periode tuaian di tahun depan. Meskipun Roland tidak mungkin memproduksi mesin pemanen dalam waktu dekat, akan lebih mudah untuk membuat penggilingan batu, memasang kain kasa di bawah penggilingan batu kemudian menggunakan kipas angin untuk menyaring bulir gandum yang sudah terpisah dari kulitnya.     

Bulir gandum utuh disimpan di dalam lumbung. Sisi utara Sungai Air Merah penuh dengan warna keemasan dari gandum yang matang. Melihat gandum-gandum berwarna keemasan, Roland merasa puas dan bangga. Tidak menjadi soal apakah gandum yang dipanen dapat memberi makan sepuluh ribu orang atau tidak. Hasil panen hari ini cukup layak untuk dirayakan, setidaknya, bagi Kota Perbatasan.     

Mulai hari ini dan seterusnya, orang-orang di Kota Perbatasan tidak lagi harus bergantung pada impor biji-bijian, karena kini Kota Perbatasan sudah bisa berswasembada.     

Setelah tiga hari melewati proses mengeringkan gandum, gandumnya sudah bisa dimasukkan ke dalam karung untuk ditimbang.     

"Yang Mulia, hasil panen kita berlimpah-limpah!" kata Barov dengan gembira saat ia datang ke kantor Roland untuk melaporkan hasil panen mereka. "Menurut statistik, hasil panen per meter persegi dari masing-masing lahan adalah empat kali lipat hasil panen sebelumnya, dan hasil panen tertinggi bahkan ada yang enam kali lipat lebih banyak. Jumlah ini cukup untuk memberi makan seluruh penduduk," tambah Barov.     

"Benarkah itu? Tampaknya tempat pengirikan gandum yang baru dibangun di Distrik Istana cukup berguna," kata Roland sambil tertawa.     

"Apakah Anda tahu apa artinya ini?" Barov tampak lebih bersemangat daripada Roland. "Dengan hanya tambahan dua ribu budak, kita sudah dapat memenuhi kebutuhan permintaan gandum untuk lima puluh ribu hingga enam puluh ribu orang! Sulit dibayangkan sebelumnya! Kini Kota Perbatasan dapat berkembang menjadi kota terbesar di Kerajaan Graycastle, bukan …" Barov berhenti sejenak lalu menambahkan, "Menjadi kota terbesar di benua ini!"     

Kapasitas produksi makanan yang rendah adalah faktor utama penyebab populasi penduduk yang rendah. Lusinan penduduk desa di sekitar kota besar dibutuhkan untuk bertani dan menyediakan makanan bagi penduduk kota besar yang memiliki kapasitas penduduk lebih dari dua puluh ribu orang. Setiap desa memiliki populasi satu hingga dua ribu orang, sama seperti di Kota Raja. Jika setengah dari penduduk desa bekerja di pertanian, hampir dua ribu orang dapat menyokong kehidupan dua ribu orang lainnya. Dengan kata lain, hasil biji-bijian per kapita hanya cukup untuk menghidupi diri mereka sendiri, keluarga mereka dan satu orang lagi di kota.     

Para penduduk desa ini juga merupakan sumber produktivitas yang tidak terbayangkan. Barov sulit membayangkan bahwa panen yang dihasilkan hanya dengan satu kelompok kecil dapat memberi makan puluhan ribu orang. Setelah penanaman gandum dengan menggunakan mesin diperkenalkan, produktivitasnya pasti akan meningkat pesat nanti. Hasil panen yang melimpah seperti ini tidak terlepas dari kontribusi Si Emas hasil karya penyihir yang bernama Daun.     

Roland telah menetapkan strategi untuk mendukung rakyatnya sebaik mungkin, ia mengalihkan lebih banyak petani untuk terlibat dalam produksi industri. Saat ini, Kementerian Pertanian telah memperoleh hasil panen secara optimal. Hasil gandum per kapita pasti akan meningkat lebih tinggi lagi tahun depan dengan bantuan alat-alat pertanian besi dan penanaman dengan menggunakan mesin.     

…     

Saat senja, Roland menyampaikan sebuah pidato di dekat api unggun. Pidato yang Roland sampaikan sama seperti empat bulan yang lalu, dengan api unggun yang menyala, lautan manusia dan ekspresi senang di wajah para penduduk. Namun, kini ekspresi para penduduk telah berubah dari panik menjadi gembira dan kegelisahan di wajah para pendatang baru juga sudah berubah menjadi gembira dan penuh harapan melihat hasil panen yang melimpah.     

Roland melambaikan tangannya, dan sorak sorai para penonton langsung terdiam. Mereka semua menahan nafas dan menunggu sang pangeran memenuhi janji yang pernah ia ucapkan.     

"Aku tahu apa yang ingin kalian dengar. Aku bisa meyakinkan kalian bahwa aturan promosi yang berlaku sebelumnya masih tetap berlaku dan akan segera dilaksanakan!" Roland berkata dengan terus terang, tanpa menyebutkan nama dan gelarnya seperti yang biasa ia lakukan.     

Kata-kata Roland menghidupkan suasana di tempat itu. Publik tidak bisa menahan diri untuk bersorak sorai dengan gembira, dan beberapa dari mereka bahkan berlutut dan mengucap syukur atas kebaikan sang pangeran. "Panjang umur bagi Tuan kami! Panjang umur bagi Yang Mulia!"     

"Setelah kami selesai menimbang semua gandumnya, daftar budak yang akan dipromosikan menjadi orang merdeka akan segera diumumkan," kata Roland. Roland kembali melanjutkan ketika publik sudah tenang, "Balai Kota bertanggung jawab untuk mengatur budak menjadi orang merdeka, dan kalian dapat memilih untuk tetap bekerja di pertanian atau mencari pekerjaan lain di kota."     

"Selain itu, jika hasil panen kalian tidak terlalu tinggi, di tahun yang akan datang, selama hasil panen kalian memenuhi standar promosi untuk menjadi orang merdeka, kalian juga tetap bisa menjadi orang merdeka. Dengan kata lain, selama kalian bekerja keras, kalian memiliki kesempatan untuk meninggalkan status kalian sebagai budak. Seperti yang pernah aku katakan sebelumnya, buruh menciptakan kekayaan, dan buruh juga yang akan mengubah nasib." Roland berhenti sejenak dan melihat sekelilingnya. "Aku berharap suatu hari nanti tidak akan ada budak lagi di Kota Perbatasan, dan semua orang akan menjadi rakyatku," tambahnya.     

Ketika Roland menyelesaikan pidatonya, sorak-sorai orang banyak berkumandang di sepanjang Sungai Air Merah untuk waktu yang lama.     

[1] Kulit gandum     

[2] Jerami     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.