Bebaskan Penyihir Itu

Rencana Penyerangan



Rencana Penyerangan

1Perseteruan antara May dan Bella berakhir dengan cepat.     
2

Setelah melihat kesatria yang gagah itu, tidak ada seorang pun yang berani mengatakan sepatah kata pun. Seolah-olah para aktor telah berubah menjadi tembok batu dan mereka hanya berdiri mematung, menyaksikan kejadian itu sambil membisu. Tidak ada seorang pun yang ingin melawan May, jadi pertengkaran itu langsung berakhir ketika Bella diseret keluar dari ruang tunggu oleh dua orang prajurit.     

Beberapa saat kemudian, hanya Carter dan para kru dari Kota Perbatasan yang masih tinggal di ruang tunggu itu.     

"Terima kasih atas bantuanmu," kata Gait dan kru lainnya, lalu mereka semua membungkuk memberi hormat kepada Carter.     

"Kamu sungguh luar biasa! Wanita itu bahkan tidak bisa membalas sepatah kata pun." Irene berseru dan menggenggam tangan May. "Tamparan ke pipinya bisa dengan mudah membungkam mulutnya yang tidak berperasaan itu," tambah Irene.     

Kemudian, Irene menoleh ke arah Carter dan memberi hormat kepadanya dan bertanya, "Tuan Carter, bagaimana Anda bisa ada di Benteng Longsong?"     

"Aku juga bertanya-tanya hal yang sama," kata May. May mengangkat bahunya dan menghembuskan nafas lega.     

"Aku ke sini untuk membawa dekret keputusan dari Yang Mulia Roland Wimbledon," Carter mengangkat tangannya dan berkata, "Boleh aku membelikan kamu minuman?"     

…     

"Kamu … tinggal di sini?" tanya Carter kepada May sambil melihat sekelilingnya dengan terpana.     

"Ya, aku sudah terbiasa dengan keadaan ini." May mengeluarkan sebotol White Liquor dari lemari dan menuangkan sedikit ke dalam gelas anggur. "Kedai minum hanya buka pada malam hari. Jadi, segelas anggur ini tidak gratis." kata May sambil menyerahkan gelas anggur kepada Carter. Irene dan rekan-rekannya meninggalkan May dan Carter dengan alasan mereka hendak melakukan beberapa urusan penting, dan meninggalkan May dan Carter berduaan di dalam rumah May.     

"Yah, memang … tampaknya kamu memang sudah terbiasa." Carter terbatuk dan bertanya, "Bagaimana dengan … keluargamu?"     

"Ibuku sudah lama meninggal. Ayahku bekerja di sebuah teater, ia melakukan beberapa pekerjaan ringan, tetapi pekerjaan itu membuat ayahku selalu pulang larut malam." jawab May dengan santai.     

May membeli bungalo[1] kecil ini, yang terletak di dalam gang yang jauh dari Pusat Kota, dengan menggunakan semua tabungannya setelah ia menjadi Bintang Wilayah Barat. Meskipun bungalo ini terlihat tua dan sempit, May akan terhindar dari pelecehan dan incaran pria-pria ganas dari luar kota.     

"Oh … maafkan pertanyaanku."     

"Tidak masalah. Apakah Yang Mulia mengirimmu ke sini untuk menegakkan peraturan di teater dan mengatasi pertikaian yang semakin meningkat di antara para pemain?" tanya May sambil menuangkan segelas White Liquor untuk dirinya sendiri.     

"Tidak, tentu saja bukan." Carter mengibaskan tangannya sebagai isyarat untuk menyanggah pertanyaan May. "Timothy mengirim pasukannya untuk menimbulkan masalah di Wilayah Barat lagi, jadi Yang Mulia Roland akan pergi berperang bersama Tentara Pertama. Aku akan tiba lebih awal bersama Si Kota Kecil untuk mengatur jadwal pengaturan prajurit Tentara Kedua dan untuk memperingatkan Keluarga Penghisap Madu agar tetap waspada terhadap serangan musuh di setiap gerbang Benteng Longsong."     

"Seharusnya kamu tidak boleh memberitahukan kepadaku tentang misi rahasia ini." kata May terkejut sambil menggelengkan kepalanya.     

"Kamu bertanya kepadaku dan itu bukan sebuah misi rahasia. Tenang saja! Aku tahu apa yang kulakukan," kata Carter sebelum ia meminum anggurnya.     

"Baiklah." May mengerutkan bibirnya sebelum ia bertanya kembali kepada Carter. "Bagaimana kamu bisa datang ke teater ini?"     

"Setelah aku mengatur semua urusan untuk rencana peperangan, aku melihat iklan pertunjukan drama yang kamu bintangi. Jadi, aku ingin datang untuk melihat penampilanmu di panggung dan seperti yang sudah aku duga, pertunjukan yang kamu mainkan sungguh luar biasa. Meskipun, aku hanya sempat menonton bagian terakhir ceritanya." kata Carter dengan penuh kekaguman. "Aku pergi ke belakang panggung untuk mengundangmu minum. Awalnya aku ragu untuk mengajak kamu keluar, sampai aku mendengar suara pertengkaran di dalam …."     

May mengerutkan keningnya dan berkata. "Jadi kamu sudah berada di luar sana sejak tadi?"     

"Aku tidak bermaksud menguping pembicaraan kalian." Carter mengangkat tangannya sebagai tanda protes. "Itu hanya sebuah kebetulan, aku bersumpah."     

"Pfft." May tidak bisa menahan tawanya. "Aku tidak menuduhmu. Jangan tersinggung seperti itu," kata May.     

"Oh benarkah?" Carter menghela nafas lega lalu ia menuangkan anggur untuk dirinya sendiri dan May dengan cepat menepis tangan Carter saat ia hendak meminum anggurnya.     

"Bukankah kamu mempunyai sebuah tugas malam ini?" May menggoyang-goyangkan jari telunjuknya kepada Carter sambil berkata, "Kamu hanya boleh minum satu gelas kecil, tidak lebih, tetapi … kamu boleh mengajakku minum bersamamu setelah kamu menyelesaikan semua tugasmu." kata May sambil tersenyum.     

Setelah Carter pergi meninggalkan rumahnya, May menuangkan anggur ke gelasnya sendiri, sambil bersandar di kursi dan meneguk anggurnya.     

May menyadari bahwa sekarang ia menyukai rasa yang kuat dan lembut dari White Liquor dibandingkan saat terakhir kali ia mencicipi minuman ini.     

Mengenai undangan Carter sebelumnya, May sebenarnya sudah mengetahui jawabannya di dalam hati. Seperti yang sudah May pikirkan, satu-satunya cara untuk mengetahui perasaannya yang sebenarnya adalah dengan mencoba menjalani hubungan ini. Sama seperti minuman yang ada di tangannya, meskipun rasa yang pertama sulit untuk diminum, rasa minuman ini mulai melunak dan terasa seperti rasa anggur manis atau rasa ragi tawar.     

[Bagaimana kalau aku kembali menetap di Kota Perbatasan bersama ayah setelah menyelesaikan pertunjukan drama di Benteng Longsong?] pikir May sambil meminum anggurnya.     

…     

Roland tiba di Benteng Longsong dua hari kemudian.     

Petrov Hull dan anggota kelima keluarga bangsawan menyambut kedatangan Yang Mulia dan pasukannya di luar kota Benteng Longsong.     

Setelah Tentara Pertama ditempatkan di dalam benteng, Roland langsung pergi ke istana Benteng Longsong dan mengadakan rapat singkat bersama para bangsawan lain.     

"Menurut informanku, Timothy mengirim pasukannya menuju Wilayah Barat. Jumlah pasukan dan rute serangannya tidak diketahui dengan pasti. Aku menduga bahwa pasukan Timothy sedang menargetkan aku. Mengingat gaya penyerangan ala Timothy, ia akan mencoba memperluas pasukannya dengan cara menjarah warga sipil, kemudian ia akan memaksa mereka untuk meminum pil Berserk dan menyuruh warga sipil untuk melancarkan serangan."     

"Yang Mulia, apa maksudmu dengan pil Berserk …?" Viscount Elliot dari Keluarga Serigala bertanya dengan nada bingung.     

"Pil Berserk adalah pil berwarna merah yang membuat orang yang meminum pil itu memiliki kekuatan luar biasa yang dapat menyaingi kekuatan seorang kesatria. Namun, siapa pun yang meminum pil itu akan mati setelah efek pil itu menghilang." Satu-satunya yang tahu tentang pil ini adalah Petrov, jadi Roland meluangkan waktu untuk menjelaskan detailnya kepada para bangsawan lain. Roland kemudian menambahkan, "Rencana Timothy adalah untuk melemahkan kekuatan pertahanan di Wilayah Barat dengan memanfaatkan warga sipil yang tidak berguna baginya, dan ini adalah rencana untuk melindungi wilayah kekuasaan kalian. Aku sarankan kalian untuk memindahkan keluarga dan warga sipil kalian ke pusat kota, untuk mencegah agar mereka tidak dimanfaatkan oleh Timothy."     

"Tetapi, bagaimana dengan biji-bijian dan barang-barang kami yang disimpan di dalam gudang?"     

"Pindahkan stok persediaan makanan kalian semampumu." Roland memotong dengan tegas. "Aku memberikan kalian waktu hanya tiga hari. Warga sipil di desa-desa sekitar Benteng harus berkumpul bersama di Benteng. Aku akan membebaskan kalian segera setelah pasukan Timothy berhasil kita kalahkan."     

Setelah rapat singkat itu, sang pangeran mengajak Si Kapak Besi ke dalam istana.     

Sebenarnya, Roland tidak sepenuhnya mengungkapkan semua informasi yang ia ketahui kepada para bangsawan. Roland telah menemukan lokasi pasukan Timothy melalui bantuan Kilat dan pengintaian yang dilakukan Maggie. Tidak seperti serangan yang terakhir, pasukan Timothy kini mengambil jalur lereng gunung untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Barat di sepanjang Sungai Air Merah sehingga mereka bisa memasuki daerah belakang Wilayah Barat, mendapatkan akses masuk ke Wilayah Barat melalui Kota Willow.     

Itu adalah rute yang cukup sulit dilalui dan jika pasukan musuh melewati titik persimpangan, mereka dapat kembali untuk menyerang gerbang selatan dan gerbang timur Benteng Longsong melalui rute di sepanjang Sungai Air Merah. Atau, mereka dapat memilih untuk langsung menuju ke barat ke Kota Perbatasan.     

Untuk menghindari Timothy membagi pasukan mereka, Roland memutuskan untuk mengambil inisiatif dan mengumpulkan pasukan elitnya untuk mengalahkan pasukan Timothy.     

Tampaknya, jalur bercabang di Sungai Air Merah adalah tempat yang paling tepat untuk melakukan penyergapan terhadap pasukan musuh.     

[1] Semacam vila     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.