Bebaskan Penyihir Itu

Serangan Iblis



Serangan Iblis

1Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, semua orang sudah bangun dan mengemasi barang-barang mereka lalu berangkat lagi.     
1

Roland memperhatikan bahwa penampilan para penyihir tidak berubah sedikit pun meskipun mereka telah berkemah di alam terbuka, dan Roland tidak bisa seperti mereka. Roland tahu bahwa penampilannya ini pasti tampak mengerikan tanpa perlu melihat ke cermin. Rambut Roland berantakan dan wajahnya pucat karena kurang tidur sementara keringat yang menempel di kulitnya terasa agak lengket. Roland baru terbebas dari perasaan tidak nyaman setelah sedikit membasuh dirinya dengan menggunakan air minum yang ia bawa dalam sebuah kantung kulit.     

Roland mulai merindukan pancuran air di istana dan mandi di kamar mandi yang luas.     

Satu jam kemudian, Pemantau Awan tiba di tempat yang sudah ditentukan, yaitu di lereng gunung salju sesuai dengan instruksi dari Kilat. Mereka bisa melihat pemandangan dari balik gunung sambil melayang-layang di atas lautan yang luas.     

Seperti yang pernah disampaikan Kilat, Kabut Merah menutupi seluruh gunung salju dari belakang dan temperatur di sana cukup panas. Semakin dekat, warna Kabut Merah itu tampak semakin pekat. Agar bisa melihat lebih jauh, Roland membiarkan balon udara terus naik, dan pemandangan yang jauh sekali pun mulai terlihat semakin jelas.     

"Kamu melihat sesuatu?" tanya Roland kepada Sylvie.     

Sylvie menggelengkan kepalanya. "Tidak, jaraknya terlalu jauh dan sudah melampaui ruang lingkup pengamatan Mata Kebenaran."     

"Kita akan terbang lebih dekat setelah Soraya selesai menggambar pemandangan," kata Roland.     

Sementara Soraya sedang menggambar, Roland menggunakan teleskop untuk mengamati garis pantai. Tidak ada dermaga, galangan kapal atau bangunan buatan manusia di tepi pantai selain pantai yang berbatu. Bahkan jika ada iblis di sini, mereka pasti tidak berencana untuk membangun kapal untuk menyerang Kerajaan Graycastle dari laut. Melihat hal ini, Roland merasa sedikit lega.     

Sylvie akhirnya mulai melaporkan situasi yang dilihatnya ketika balon udara itu perlahan-lahan mendekati tanah. Jarak balon udara itu sekitar lima kilometer lebih dari pantai ketika Sylvie melihat sebuah menara berbentuk segitiga yang terbentuk dari tumpukan batu hitam, yang bentuknya mirip dengan piramida.     

"Menara itu seperti kota fatamorgana di Tanah Barbar," Wendy berseru, "Wilayah itu memang sarang iblis!"     

"Namun, ketinggian menara ini jelas berbeda." Soraya mengerutkan keningnya. "Puncak menara itu setinggi hampir empat ratus meter, menara itu juga tidak tertutup oleh Kabut Merah dan menara itu juga pasti lebih tinggi dari gunung."     

"Mungkin yang kamu lihat adalah kota iblis, dan itu adalah pemukiman para iblis?" Anna menebak-nebak.     

"Jadi, artinya iblis itu memiliki sistem perkotaan yang canggih dan unik yang biasa dimiliki oleh makhluk berperadaban lebih tinggi, sementara iblis itu gemar merusak dan membunuh?" pikir Roland, "Itu tidak mungkin." "Apa yang ada di dalam menara itu?"     

"Uh … Sebagian besar menara itu kosong dan beberapa bagian terisi dengan semacam cairan … Tunggu dulu." Sylvie tersentak dan ia berseru dengan panik, "Cepat pergi! Iblis-iblis telah melihat kita!"     

"Melihat kita?" Roland mengangkat teleskopnya tetapi ia tidak bisa melihat dengan jelas karena tertutup oleh kabut berwarna merah pekat.     

"Mereka sedang menuju ke sini!" teriak Sylvie dengan panik, "Iblis itu muncul dari dalam tanah, ada semacam tabung di punggung mereka … iblis itu sedang terbang!"     

"Wendy, mundur dengan kecepatan penuh!" teriak Roland.     

Angin langsung bertiup dengan kencang. Pergerakan balon yang tiba-tiba menyebabkan keranjang itu miring, dan talinya berderit dengan suara kencang.     

Peringatan Sylvie kini membuat semua orang merinding penuh kengerian.     

"Dua iblis sedang mengarah ke sini, dan mereka menaiki sesuatu yang bisa terbang!"     

"Sialan, iblis-iblis ini benar-benar memiliki tunggangan yang bisa terbang?" pikir Roland, "Ini benar-benar tidak masuk akal, seberapa besar tunggangan itu agar bisa dinaiki oleh tubuh iblis yang kuat dan besar?"     

Setelah beberapa saat, Roland melihat ada dua bintik hitam dari pandangannya. Sambil melihat melalui teleskop, Roland melihat iblis itu sedang berjongkok di atas seekor binatang bertaring tajam, tidak berbulu, dan binatang-binatang itu sama sekali tidak terlihat seperti seekor burung. Jika Roland tidak salah ingat … binatang itu sebenarnya adalah dua ekor binatang hibrida iblis!     

"Kurangi ketinggian balon dan mendarat secepatnya." kata Roland.     

Ini gawat. Roland tidak menyangka bahwa iblis itu memiliki kemampuan untuk mengejar mereka dari udara, dan hanya Kilat yang mampu bertarung di udara. Namun, melihat wajah Kilat yang pucat, Roland tahu bahwa tidak ada peluang untuk memenangkan pertempuran ini. Begitu mereka tertangkap, iblis-iblis itu akan membunuh para penyihir bahkan jika iblis hanya menyerang balon udara dengan cara menabrakkan diri ke balon dan bahkan jika lapisan pelapis Soraya di keranjang bisa menahan tabrakan dan gigitan binatang iblis, Roland dan para penyihir pasti akan terlempar dari keranjang dan jatuh ke laut, seperti sebuah batu yang diguncangkan dan dilemparkan dengan keras.     

Dan, jatuh ke laut dari ketinggian setinggi ini tidak ada bedanya dengan jatuh ke tanah.     

Saat ini, iblis-iblis itu semakin dekat ke balon udara, dan Roland bisa melihat sayap raksasa binatang hibrida iblis dan sosok iblis besar kekar yang ada di punggung binatang itu dengan jelas tanpa menggunakan teleskop.     

"Hati-hati!" Sylvie menjerit lagi, "Mereka sedang bersiap-siap untuk melempar tombak!"     

Ketika Roland mendengar peringatan dari Sylvie, tiba-tiba ia teringat suasana peperangan yang pernah diceritakan oleh Daun ketika iblis merenggut nyawa Scarlet dalam sekejap karena terkena lemparan tombak iblis.     

Roland tidak melihat lengan iblis yang terangkat atau tombak yang dilempar. Anna sudah mengeluarkan Api Hitam miliknya menjadi sebuah lapisan pelindung tipis di depan mereka untuk memblokir serangan iblis saat Sylvie berteriak memperingati mereka.     

Dan, Roland mendengar suara benturan yang keras berbunyi dua kali.     

Anna bergumam dua kali dan mundur dua langkah. Api Hitam milik Anna pecah berkeping-keping seperti kaca dan setengah dari tombak besi milik iblis itu terbakar dan jatuh ke laut.     

Anna memblokir serangan dengan Api Hitam yang jauh lebih tebal.     

Para penyihir menghela nafas lega, tetapi Roland merasa khawatir karena itu berarti Anna akan kehilangan kekuatan sihir dengan cepat jika terus seperti itu. Roland telah memperhatikan bahwa kekuatan sihir di tubuh Anna tidak akan habis jika itu hanya digunakan untuk memanaskan atau memotong besi ketika Anna sedang bekerja untuk meleburkan baja. Namun, dalam keadaan seperti ini, konsumsi kekuatan sihir akan meningkat secara drastis jika digunakan sebagai lapisan pelindung yang tebal. Contoh, jika menggunakan Api Hitam sebagai tungku, dinding luar yang menghalangi baja cair meluap keluar akan mempercepat konsumsi daya sihir, dan bahkan Anna hanya bisa bertahan selama beberapa menit ketika harus menahan tungkunya.     

Sudah jelas, lapisan pelindung itu akan menghabiskan sejumlah besar kekuatan sihir Anna, dan ia mungkin tidak akan bisa mempertahankan lapisan pelindungnya jika ia harus melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya.     

Iblis itu tampaknya telah terhalang oleh lapisan pelindung ini, dan mereka tidak segera melanjutkan serangan, tetapi hanya lewat dari kedua sisi balon udara seolah-olah mereka sedang menunggu balasan serangan dari tim Roland. Roland juga melihat penampilan iblis itu untuk pertama kalinya dan iblis itu terlihat persis sama dengan gambar Soraya. Iblis itu mengenakan ketopong yang terbuat dari kulit binatang iblis dan mata mereka seperti kristal merah, dan juga ada pipa kulit yang terhubung dari dagu dan leher ke punggung mereka.     

Sementara itu, para penyihir telah mengeluarkan revolver mereka untuk melawan, tetapi tidak mungkin mereka bisa menembak iblis yang terus bergerak dengan kecepatan tinggi saat keranjang mereka juga sedang bergoyang-goyang. Para penyihir telah mengisi peluru dua kali tetapi tidak ada satu pun yang menembak ke arah iblis itu.     

Saat itulah lengan iblis itu terangkat lagi, dan kali ini iblis itu memilih untuk menyerang dari belakang dan juga dari depan.     

Api Hitam milik Anna hanya bisa menutup satu sisi dan ia bahkan tidak punya waktu untuk mengamati musuh yang ada di belakangnya. Roland bisa dengan melihat dengan jelas ketika iblis itu mengangkat lengan kanannya dan melemparkan tombaknya ke arah Anna, tetapi Roland tidak bisa melihat dengan jelas saat tombak itu melesat di udara. Dan, Roland secara tidak sadar mendorong Anna yang sedang berdiri memunggungi dirinya. Roland bisa merasakan sebuah hantaman mengenai bahunya dengan keras seperti sebuah palu yang menghantam, dan ia terlempar ke belakang dan menabrak dinding keranjang balon udara.     

Rasa sakit yang tidak tertahankan hampir mencabik-cabik Roland disertai rasa pusing yang hebat, dan ia hampir kehilangan kesadarannya.     

Roland menggertakkan giginya dan melihat bahunya. Roland melihat ada lubang besar di bahunya dan lubang yang ada di keranjang balon udara sudah cukup menjelaskan betapa besar kekuatan yang menyerang dirinya.     

Dan, setengah dari lengan Roland yang putus karena serangan itu tergeletak di sudut keranjang, dan darah segar memancar dan membasahi pakaian Roland dengan warna merah.     

"Tidaaakkkk!!" Teriakan Nightingale adalah suara terakhir yang Roland dengar sebelum akhirnya ia kehilangan kesadarannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.