Bebaskan Penyihir Itu

Pengkhianatan



Pengkhianatan

1Di dalam Menara Babel Katedral Hermes.      2

Paus Tertinggi yang baru saja dinobatkan, Mayne, sedang mendengarkan laporan yang disampaikan ketiga Uskup di sebuah ruang rahasia.     

Selain Uskup Tayfun yang berusia lebih tua, dua Uskup lainnya adalah Uskup Agung yang baru dipromosikan, Soli Darl dan Ell, yang masing-masing berasal dari tim kehakiman dan pengadilan. Soli Darl adalah Ketua Hakim yang gagah dan heroik yang telah mendapatkan reputasi bintang selama lebih dari dua puluh lima tahun melayani di ketentaraan, dan Ell pernah menjadi ajudan Uskup Heather dan juga dihormati oleh banyak orang.     

"Pengambilan anak yatim dari Kerajaan Everwinter berjalan dengan sukses selama Bulan Iblis tahun ini. Para bangsawan dari setiap kota besar di Kerajaan Everwinter telah sepenuhnya menyerah kepada gereja. Saat ini, jumlah anak yatim yang dikirim ke Kota Suci sudah tiga kali lebih banyak dari yang kita rencanakan," kata Tayfun sambil menghela napas. "Ini mungkin adalah satu-satunya kabar baik dalam beberapa hari terakhir ini."     

"Kaum bangsawan selalu bertingkah seperti itu — setelah mereka melihat bahwa situasinya tidak menguntungkan bagi mereka, mereka akan langsung memihak kepada pihak yang lebih berkuasa." pikir Mayne sambil mengangguk, "Ini baru tahun pertama, akan ada lebih banyak anak yatim lagi di masa depan. Jika kita dapat mengambil alih seluruh benua, jumlah cadangan anak yatim kita bisa memenuhi seluruh kota."     

"Aku harap begitu." jawab Tayfun menghela napas. "Berapa kali kota ini diserang oleh binatang iblis sejak salju mulai turun?"     

"Enam kali," jawab Soli.     

"Enam kali … dan ratusan Prajurit Putusan sudah mati di garis depan," kata Tayfun dengan kesal. "Pasukan Penghukuman Tuhan juga telah kehilangan sepuluh personelnya, dan serangan binatang iblis akan menjadi lebih ganas lagi tahun depan."     

"Peperangan ini masih lebih mudah dibandingkan dengan peperangan melawan pasukan iblis," kata Ell. "Meskipun aku belum pernah menyaksikan kekuatan iblis secara langsung, Kitab Suci menggambarkan mereka sebagai makhluk yang tidak terkalahkan. Apakah kita benar-benar perlu mempertahankan tempat ini sampai kita mati?"     

"Apa maksudmu?!" seru Soli sambil mengerutkan kening. "Tuhan telah memberi kita petunjuk dan kekuatan untuk melawan iblis. Sebagai murid-murid Tuhan, bagaimana kita bisa tidak berpegang teguh pada iman kita dan malah melarikan diri?"     

"Berhentilah berdebat," kata Mayne sambil menghentakkan tongkat Pausnya ke lantai. "Setelah bekerja bersama Heather selama lebih dari sepuluh tahun, Ell telah ikut terpengaruh oleh kebiasaan asal bicara sama seperti Heather." Ketika Mayne menyaksikan Soli dan Ell yang sedang bertengkar, ia langsung teringat akan hubungan Tayfun dan Heather di masa lalu. Mayne melirik ke arah Tayfun, dan ternyata Tayfun juga sedang melirik ke arah Mayne, seolah-olah mereka berdua sedang memikirkan hal yang sama. "Tujuan utama kita adalah mempertahankan kelangsungan hidup umat manusia, dan satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan mengalahkan musuh kita."     

"Kami mengerti, Yang Mulia." Kedua uskup baru itu menundukkan kepala dengan hormat kepada Mayne.     

Meskipun, bahkan Mayne sendiri tidak yakin apakah pasukannya bisa mengalahkan iblis dengan mempertahankan posisi mereka dan menjaga Kota Suci Hermes.     

Mayne tiba-tiba teringat tentang kepercayaan yang telah diberikan O'Brian kepadanya dan ia merasa beban moralnya bertambah berat.     

Binatang Buas dari Neraka telah muncul, dan iblis-iblis itu akan tiba di sini dalam waktu lima tahun dari sekarang. Mayne akan menyaksikan Pertempuran Besar Ketiga selagi ia masih hidup, tetapi tidak seperti O'Brian, ia tidak akan bisa mempercayakan jabatannya ini kepada seorang penerus baru. Mayne tidak bisa tidur atau makan dengan nyaman setiap kali ia memikirkan hal ini.     

Sebenarnya, Mayne juga berpikir untuk melarikan diri. Ketika Armada Layar Hitam milik Garcia ditangkap, Mayne tidak memerintahkan kapal itu untuk dibakar atau mengeksekusi semua pemberontak, tetapi ia malah mengurung mereka di penjara. Selain mengeksekusi beberapa pemimpin armada bersama-sama dengan sejumlah besar kambing hitam yang sebenarnya adalah rakyat jelata yang tinggal di daerah kumuh, sebagian besar awak Armada Layar Hitam masih tetap hidup dan saat ini mereka dikurung di pelabuhan Kerajaan Everwinter oleh bawahan Mayne yang paling ia percaya.     

"Jika garis pertahanan di Kota Hermes benar-benar dihancurkan, Fjords akan menjadi tempat perlindungan terakhir bagi umat manusia — meskipun jika kami mundur ke Fjords, itu berarti umat manusia sudah hampir punah dan tidak memiliki kesempatan untuk berkembang lagi, setidaknya aku masih bisa menjalani sisa kehidupanku di sana." pikir Mayne.     

"Lagi pula, bukankah umat manusia sudah melakukan semua yang bisa dilakukan dan tetap tidak mampu mengalahkan musuhnya?"     

Dalam diskusi selanjutnya mengenai bagaimana gereja harus melebarkan sayap dan bagaimana cara menstabilkan pemerintahan gereja di Kerajaan Hati Serigala, Mayne sudah tidak terlalu mendengarkan pembicaraan mereka. Mayne menunggu sampai ketiga uskup itu selesai berdiskusi sebelum akhirnya ia berkata, "Kita akan melakukan seperti yang kalian bertiga katakan. Pertemuan hari ini cukup sampai di sini."     

"Baik, Yang Mulia." Ketiga uskup itu langsung bangkit berdiri dan membungkuk memberi hormat kepada Mayne.     

Mayne meninggalkan ruang rahasia dan berjalan menuju Area Rahasia Utama bersama para pengawalnya.     

Menurut rencana, sekelompok Prajurit Putusan baru akan diubah menjadi anggota Pasukan Penghukuman Tuhan hari ini. Inilah yang benar-benar Mayne khawatirkan. Apakah pasukan ini digunakan untuk mempertahankan kota atau untuk menghindari kejaran musuh, prajurit Pasukan Penghukuman Tuhan ini pasti akan mengikuti perintah Mayne.     

Namun, sebelum melakukan Upacara Inkarnasi, Mayne harus mengurus masalah lain.     

Mayne melewati anak tangga batu dan memasuki Area Rahasia Utama. Kemudian, Mayne berbelok ke koridor penjara panjang yang terletak di tengah-tengah Area Rahasia Utama. Terakhir kali ketika Mayne ke sini, ia diam-diam mengeksekusi Raja Graycastle, yaitu Raja Wimbledon III.     

Koridor panjang itu sangat sepi. Obor api yang ditempatkan di kedua sisi koridor memancarkan cahaya kuning redup. Ujung koridor tertutup kegelapan seolah-olah itu adalah pintu masuk menuju jurang tanpa dasar. Banyak orang yang dipenjara di sini tidak akan pernah melihat sinar matahari lagi.     

Mayne berjalan menuju sel nomor delapan puluh lima dan memberi isyarat kepada para pengawalnya untuk membuka pintunya.     

Pintu kayu tebal itu mengeluarkan suara berderit yang keras ketika dibuka. Kemudian, suara ratapan dan tangisan tiba-tiba terdengar dari semua pintu-pintu yang tertutup. Ketika pintu sel ditutup lagi, semua suara-suara mengerikan itu tidak terdengar lagi.     

Melalui jeruji besi, Mayne melihat sosok Zero.     

Punggung Penyihir Suci itu menghadap ke pintu masuk. Bagian atas tubuh Zero telanjang, sementara tangannya diborgol ke batang besi di atas kepalanya yang memaksa tubuhnya terus berjinjit setiap saat. Selusin cambukan baru terlihat di punggung Zero yang putih, tetapi aliran darah yang mengalir ke bawah tampak sudah mengering.     

"Bagaimana rasanya cambuk itu?" Mayne bertanya kepada Zero. "Aku harap cambukan ini bisa mengajarimu untuk bersikap patuh."     

"Uh …" Zero mengerang pelan seolah-olah ia baru saja terbangun dari mimpi dan ia menoleh dengan lemah. "Jadi, Paus Tertinggi sudah tiba ke tempat ini. Apakah aku harus patuh terhadapmu, atau patuh terhadap para uskup lainnya?"     

Nada bicara Zero yang terdengar meremehkan membuat Mayne mengerutkan keningnya. Namun, kekesalan Mayne berkurang ketika ia mengingatkan dirinya sendiri bahwa saat ini ia adalah seorang Paus Tertinggi, yang sangat berbeda dari posisinya sebelumnya sebagai Uskup. "Setelah ini, Zero pasti mengerti bahwa aku bisa memutuskan apakah ia boleh tetap hidup atau mati." pikir Mayne. "Kamu harus patuh kepadaku. Dan ketika aku meminta kamu untuk membantu uskup lain untuk menyelesaikan misi, kamu juga harus mematuhi perintah mereka." kata Mayne.     

"Hanya itu saja?" tanya Zero. "Jika hanya ini yang Anda minta, aku akan mematuhinya."     

"Lepaskan borgolnya," kata Mayne sambil memerintahkan seorang penjaga untuk melepaskan borgol di tangan Zero.     

Karena diborgol dengan tinggi untuk waktu yang lama, tangan Zero tampaknya terkilir, dan kedua tangannya jatuh ke bawah seolah-olah ia tidak memiliki energi yang tersisa di tubuhnya. Paus mengambil pakaian Zero dengan menggunakan tongkat Pausnya dan melemparkan baju itu ke bahu Zero. "Aku punya sebuah tugas untukmu. Ikutlah denganku."     

Zero membiarkan pakaiannya menjuntai di bahunya dan dengan santai ia mengikuti Mayne keluar dari koridor penjara yang panjang.     

"Bulan Iblis tahun ini bisa berlangsung selama lima bulan. Ini adalah kondisi yang menakutkan bagi Kota Suci Hermes, dan bahkan lebih buruk lagi untuk kota-kota lain yang sama-sama dipengaruhi Bulan Iblis." kata Mayne sambil berjalan ke perbatasan area penjara, kemudian ia melewati lorong sempit berdinding besi dan tiba di depan kandang lift sekali lagi. Sejak dinobatkan sebagai Paus, Mayne disibukkan dengan berbagai masalah gereja. Ini adalah pertama kalinya Mayne menginjakkan kaki di tempat ini sebagai seorang penguasa. "Aku memerintahkanmu untuk mencari Penyihir Suci lainnya ke seluruh Kerajaan Graycastle dan membunuh para pemberontak yaitu Timothy dan Roland Wimbledon dengan memanfaatkan kekacauan yang disebabkan oleh salju tebal ini. Apa kamu mengerti?" tanya Mayne kepada Zero.     

Ketika pintu lift ditutup, suara klik terdengar di atas kepala dan lift mulai bergerak turun perlahan. Tetapi Mayne tidak mendengar jawaban apa pun dari Zero.     

"Sialan, cambuk masih tidak bisa membuat penyihir ini patuh kepadaku." Dengan wajah cemberut, Mayne menoleh untuk melihat Zero, lalu ia melihat penyihir itu sedang tersenyum sambil menatap dirinya dengan mata yang berkilauan.     

Kemudian, Mayne melihat seberkas cahaya menyilaukan yang mengarah langsung ke dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.