Bebaskan Penyihir Itu

Tekad



Tekad

2Roland membelalakkan matanya dan berkata, "Menggunakan mayat …."      2

"Bukan mayat." Agatha memotong ucapan Roland. "Sama seperti darah iblis, daging penyihir juga harus diambil dari penyihir yang masih hidup."     

Roland mendengar Nightingale terkesiap di belakangnya.     

"Ini adalah rahasia terpenting di Perkumpulan Taquila. Tidak lama setelah percobaan itu dimulai, aku meninggalkan menara penelitian Taquila. Satu-satunya hal yang aku tahu tentang percobaan itu adalah percobaan itu menggunakan darah penyihir yang tua dan lemah, lalu darahnya dicampur dengan Batu Pembalasan Tuhan, dan disuntikkan ke tubuh manusia untuk membuat tubuh manusia itu berubah." kata Agatha dengan nada menyesal. "Jika dilihat dari buku catatan yang kamu temukan itu, penelitian mereka tampaknya berhasil."     

"Berapa banyak darah penyihir yang dibutuhkan?" tanya Roland.     

"Lebih dari setengah." Jawaban Agatha membuat Roland sedikit sedih. "Darah itu harus berasal dari penyihir yang sama, kalau tidak kekuatan sihir yang terkandung di dalamnya akan saling menolak dan efektivitasnya akan sangat berkurang." Agatha berhenti sejenak. "Tebakanmu ternyata benar. Seorang penyihir harus mati dalam setiap percobaan, dan manusia biasa juga hampir tidak bisa bertahan dari perubahan darah sihir yang masuk ke tubuhnya. Pada awalnya, tidak ada orang yang bisa bertahan hidup. Sejumlah besar anggota perkumpulan awalnya keberatan dengan percobaan ini karena mereka yakin tubuh manusia biasa tidak akan pernah bisa menerima kekuatan sihir. Jika bukan karena Alice yang tetap memaksakan percobaan ini, semua rencana ini mungkin tidak akan terjadi."     

"Tetapi sekarang gereja sudah memiliki Pasukan Penghukuman Tuhan dalam jumlah besar … menurut informasi Tilly, mungkin ada sekitar lima ratus hingga seribu prajurit Pasukan Penghukuman Tuhan saat ini," kata Roland sambil mengerutkan kening.     

"Misalkan keberhasilan yang dicatat dalam buku catatan itu mengacu pada tingkat keberhasilan transformasi sebesar sepuluh persen, itu artinya setidaknya setengah dari komunitas penyihir telah terbunuh. Aku rasa orang-orang itu tidak mungkin bisa terus mengumpulkan begitu banyak penyihir tua setiap saat."     

"Gereja menangkap dan merawat para penyihir sehingga mereka bisa menguras seluruh darah mereka dan menciptakan pasukan prajurit yang luar biasa kuat?" Roland merasakan tangan yang ada di bahunya mengepal. "Sialan. Ratusan penyihir dengan segala macam kekuatan sihir terpaksa mati di Kota Suci Hermes tanpa alasan yang jelas, dan mereka bahkan dianggap sebagai orang-orang terkutuk dan dibenci oleh masyarakat. Organisasi bodoh semacam itu harus dimusnahkan, sekalipun niat awal mereka adalah untuk mendirikan pasukan untuk bertarung melawan iblis."     

"Percayalah. Aku akan menghentikan mereka," kata Roland sambil menekankan setiap katanya.     

Setelah Agatha pergi, Nightingale menampakkan diri di depan Roland. Nightingale menggertakkan giginya dan berkata, "Aku tidak menyangka Pasukan Penghukuman Tuhan tercipta dengan cara yang keji seperti itu! Jika Gereja benar-benar berasal dari Pusat Persatuan Penyihir, pimpinan mereka pasti seorang yang gila!"     

"Tepat sekali." jawab Roland sambil menghela napas. "Sekarang semuanya masuk akal mengapa gereja selalu mengadopsi anak-anak yatim dan menelantarkan bayi-bayi di mana-mana - mereka sedang mengumpulkan sumber daya untuk menciptakan pasukan yang besar. Mungkin memfitnah para penyihir sebagai kaki tangan Iblis juga merupakan bagian dari rencana mereka, untuk membenarkan tindakan mereka terhadap pembantaian penyihir."     

"…" Nightingale tidak menjawab, tetapi wajahnya dipenuhi dengan kemarahan.     

Roland merasa sedikit khawatir melihat Nightingale seperti itu. Sambil memegang tangan Nightingale, Roland berkata, "Kamu tidak sungguh-sungguh berniat untuk …."     

"Menyerang gereja sendirian?" jawab Nightingale sambil menggelengkan kepalanya. "Aku tidak sebodoh itu. Jika gereja selemah itu sehingga bisa digulingkan oleh para penyihir, orang lain pasti sudah melakukannya sejak lama."     

Roland merasa sedikit lega. "Tujuan utama menciptakan Pasukan Penghukuman Tuhan adalah untuk memperkuat gereja. Jika ada Penyihir Luar Biasa di antara para penyihir yang dibesarkan oleh gereja, mereka pasti tidak harus memberikan darah mereka … ketika kita berperang melawan gereja nanti, strategi teraman adalah dengan menyerang musuh selangkah demi selangkah bersama Tentara Pertama. Apa pun musuh yang kita hadapi, mereka tidak berdaya menghadapi peluru senjata kita." Roland berhenti sejenak. "Aku sudah pernah mengatakan bahwa di dunia yang baru nanti, para penyihir dapat menjalani kehidupan normal dengan bebas, sama seperti orang biasa."     

"Hmm." Nightingale berbisik sambil meletakkan keningnya di kepala Roland. "Aku yakin kamu bisa melakukan semua itu."     

*******************     

Wendy mengantar Paper kembali ke Gedung Penyihir dan ia sendiri kembali ke istana dengan perasaan riang.     

Belakangan ini Wendy merasa hari-harinya sangat menyenangkan. Meskipun hari-hari sebelumnya juga terasa cukup nyaman, Wendy selalu merasa ada sesuatu yang hilang di hatinya. Sekarang, setelah ada gadis kecil yang penurut dan sangat mengagumi dirinya, Wendy merasa tidak ada yang lebih menyenangkan lagi selain perasaan dibutuhkan ini.     

"Musim dingin telah tiba. Inilah saat di mana mayoritas penyihir mengalami kebangkitan. Pada bulan-bulan berikutnya, mungkin akan ada lebih banyak penyihir baru yang bergabung dengan Persatuan Penyihir, itu artinya akan ada lebih banyak anak-anak yang harus aku rawat." Pemikiran ini membuat Wendy sangat bersemangat.     

Dengan lembut Wendy menyenandungkan lagu yang ia dengar dari Yang Mulia. Tetapi ketika Wendy membuka pintu kamarnya, apa yang dilihatnya membuat dirinya terkejut.     

"Ya Tuhan, apa yang kulihat ini? Nightingale sedang duduk di meja sambil membaca buku Teori Ilmu Pengetahuan Alam!" pikir Wendy.     

"Apakah Nightingale habis bertengkar dengan Yang Mulia?"     

"Ehem." Wendy terbatuk dua kali. "Aku sudah kembali."     

Nightingale hanya mengangguk, tetapi ia tidak menyahut. Dari samping, wajah Nightingale tampak sangat sedih dan kecewa.     

Tebakan Wendy pasti benar.     

Wendy mendekati Nightingale, ia menepuk bahu gadis itu, dan dengan lembut menghiburnya. "Ini yang namanya cinta. Terkadang kamu bertengkar dengan orang yang kamu cintai, tetapi setelah dipikir-pikir, tidak ada sesuatu yang serius. Tidurlah dan kamu akan merasa lebih baik setelah beristirahat."     

"Apa yang kamu bicarakan?" tanya Nightingale sambil mengerutkan kening.     

"Kamu dan Yang Mulia … bertengkar sifatnya hanya sementara, jadi jangan terlalu menganggap pertengkaran ini serius."     

"Kenapa aku harus bertengkar dengan Yang Mulia?" tanya Nightingale sambil menyentuh kening Wendy.     

"Eh … kamu tidak sedang bertengkar dengan Yang Mulia?" Wendy berhenti sejenak. "Lalu kenapa kamu bisa tiba-tiba ingin membaca buku?"     

Nightingale menghela napas dan memberi tahu Wendy tentang eksperimen penciptaan Pasukan Penghukuman Tuhan yang diceritakan Agatha. "Aku hanya merasa aku harus menjadi lebih kuat untuk membantu lebih banyak dalam pertempuran di masa depan untuk menggulingkan gereja."     

"Aku mengerti." Setelah mendengar penjelasan Nightingale, Wendy mengangguk dengan sungguh-sungguh. "Aku tidak menyangka gereja membangun biara untuk mendapatkan darah penyihir … jika bukan karena Ashes yang mengalami kebangkitan sebagai Penyihir Luar Biasa dan menarik perhatian semua penjaga di sana, aku rasa aku sudah mati di biara pada waktu itu."     

"Nightingale benar. Mungkin karena kehidupan di istana ini begitu nyaman dan santai, aku jadi lengah dan terlena." Tiba-tiba Wendy menyadari bahwa musuh sudah sangat dekat. Baik gereja atau iblis, ancaman serangan dari mereka masih ada sampai sekarang, namun Wendy masih belum meningkatkan kemampuannya untuk waktu yang lama. Meskipun kekuatan sihir Wendy perlahan meningkat, keterampilan bertarung dan kemampuannya untuk menciptakan angin tidak jauh berbeda dari saat ia masih berada di Asosiasi Persatuan Penyihir, belum lagi soal evolusi kekuatannya juga belum terjadi sampai sekarang.     

Saudari-saudari mereka seperti si Bulan Misteri, si Burung Kolibri dan Gema belajar dengan sangat keras untuk mengembangkan kemampuan mereka masing-masing. Dibandingkan dengan mereka, Wendy bisa dibilang seorang pemalas. Sebagai penyihir yang lebih tua, Wendy bahkan tidak bisa mengaktifkan Batu Ajaib pada pelat simbol Lambang Tuhan. Jika ini terus berlanjut, Wendy akan merasa seperti penyihir senior yang tidak layak untuk jadi panutan bagi para penyihir muda lainnya.     

"Kamu benar. Aku juga harus belajar dengan keras." kata Wendy sambil menarik napas dalam-dalam. Wendy memutuskan bahwa mulai hari ini, ia akan menghabiskan dua jam setiap malam sebelum tidur untuk belajar ilmu pengetahuan yang diajarkan Yang Mulia.     

Lalu Wendy pergi untuk mandi, kemudian ia kembali ke kamar, dan menemukan Nightingale sedang berbaring di atas meja, ia telah tertidur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.