Bebaskan Penyihir Itu

Bintang Kiamat



Bintang Kiamat

0Dengan tangan yang gemetaran, Peramal Pembiasan Bintang berpikir bahwa ini bukan saat yang tepat untuk menyampaikan apa yang telah ia lihat itu kepada rekan-rekannya.     
0

"Ketika bintang merah, atau yang biasa di sebut Bulan Merah mulai terlihat, seluruh dunia akan mengalami hari kiamat."     

Peramal Pembiasan Bintang sangat memahami arti ramalan ini.     

Sambil menarik napas dalam-dalam, peramal itu mengangkat kepalanya dengan hati-hati, seolah-olah ia takut bintang yang selama ini sulit ditemukan itu akan menghilang karena teleskopnya bergeser.     

Meski demikian, peramal itu masih bisa menemukan posisi bintang merah itu sekali lagi dalam sekejap.     

"Tulislah di bukumu itu: Area 3 di Timur, awal musim panas, di antara Bintang Segi Enam dan Bintang Terang."     

"Baik," jawab Yun, ia buru-buru meraih buku catatannya, kemudian ia menggambar sebuah lingkaran di posisi yang sudah disebutkan oleh gurunya tadi. Itu berarti ada bintang baru yang hendak dimasukkan ke dalam peta perbintangan. "Apa nama bintang itu, Tuan?" tanya Yun.     

"Belum ada namanya untuk saat ini." jawab peramal tua itu.     

"Tuan?" Yun sedikit terkejut dan ia kembali bertanya untuk memastikan.     

"Lakukan saja seperti yang kukatakan, dan tidak perlu menuliskan namanya. Selain itu, kumpulkan para peramal di observatorium dan minta para murid magang untuk pergi meninggalkan ruangan ini … lakukan sekarang juga!" kata Peramal Pembiasan Bintang.     

Kalimat terakhir yang diucapkan Peramal Pembiasan Bintang lebih terdengar seperti sebuah bentakan.     

"Aku akan melaksanakannya sekarang." merasa terkejut dengan bentakan Peramal Pembiasan Bintang, Yun buru-buru berlari untuk memanggil para peramal lainnya.     

"Semoga para dewa masih melindungi kita!" kata Peramal Pembiasan Bintang dalam hatinya.     

Tidak lama kemudian, semua peramal itu berkumpul mengelilingi Kepala Peramal.     

Mereka sepertinya menyadari sesuatu dari tatapan Kepala Peramal yang serius. Rumor tentang Bintang yang Punah itu sudah bukan rahasia lagi di antara para peramal sejak Yang Mulia Roland berkunjung ke Asosiasi Perkumpulan Peramal terakhir kali. Raja muda itu bahkan menyarankan Kepala Peramal untuk menunjukkan lempengan emas itu kepada para peramal lainnya, karena lempengan itu dapat membuat mereka merasa bertanggung jawab dan menghormati pekerjaan mereka serta mendorong semangat mereka untuk lebih fokus mengamati bintang-bintang. Pada saat itu, entah mengapa, Peramal Pembiasan Bintang merasa bahwa Yang Mulia telah memprediksi bahwa hari kiamat akan segera tiba.     

"Kepala Peramal … apakah anda …?"     

"Ya, aku sudah menemukan bintang merah itu," jawab Peramal Pembiasan Bintang sambil mengangguk.     

Para peramal itu semuanya terkesiap dan tidak bisa berkata apa-apa.     

"Tetapi aku tidak yakin apakah penglihatanku itu benar atau hanya ilusi … fenomena seperti ini biasa terjadi dalam mengamati bintang-bintang, jadi …" kata Peramal Pembiasan Bintang sambil mengibaskan tangannya.     

"Jadi … anda ingin kami memeriksa ulang hasil penglihatan anda." kata Peramal Bintang Buram.     

"Benar," jawab Peramal Pembiasan Bintang sambil mengangguk, "Mari kita mulai dari kamu."     

…     

Satu jam kemudian, 8 peramal selesai mengamati bintang-bintang. Untuk meminimalkan resiko jika ada kemungkinan kesalahan dalam lensa teleskop, mereka melakukan 2 kali pengamatan dengan menggunakan teleskop dan 1 kali melakukan pengamatan dengan menggunakan alat pengamat bintang kuno.     

Semua peramal itu dapat melihat dengan jelas cahaya redup berwarna merah itu, baik dari teleskop modern maupun dari alat pengamat bintang kuno.     

Mungkin penglihatan bisa buram atau ilusi mungkin bisa terjadi kepada satu orang, tetapi tidak mungkin kedelapan peramal itu semuanya mengalami penglihatan buram yang sama.     

Peramal Bintang Merekah, salah satu dari delapan peramal yang memiliki penglihatan paling baik, bahkan mengklaim bahwa ia bisa melihat bentuk bintang merah itu.     

Semua peramal itu sudah melihat keberadaan bintang merah itu.     

Selanjutnya, semua peramal itu tetap hening sejenak.     

Apakah bintang merah itu merupakan pertanda sebuah berkat atau hukuman dari para dewa? Itu pertanyaan yang bergema di benak mereka. Satu hal yang pasti adalah, semua upaya mereka selama ini, sejak awal mereka bergabung dengan Asosiasi Perkumpulan Peramal memang bertujuan untuk menemukan Bintang yang Punah itu, yang menandai terjadinya malapetaka dan bencana di masa depan. Namun kini ketika mereka benar-benar sudah menemukan Bintang yang Punah itu, rasa takut melanda mereka.     

Kerja keras mereka selama ini akhirnya terbayar. Akhirnya mereka bisa mengetahui malapetaka itu lebih awal dengan begitu, mereka bisa menyelamatkan puluhan ribu jiwa. Itulah saat-saat di mana Asosiasi Perkumpulan Peramal dinyatakan berhasil mengalahkan prestasi yang dibangun Bengkel Alkemis selama ini. Mengetahui peristiwa spektakuler seperti itu bahkan tidak bisa diukur dengan banyaknya emas yang menggunung. Peringatan yang disampaikan oleh para peramal itu bisa dibilang sama seperti sebuah kutukan yang paling mematikan bagi seluruh umat manusia.     

Prediksi mengenai datangnya hari kiamat akan menjadi tanggung jawab yang besar bagi para peramal itu.     

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya salah satu peramal.     

"Dalam keadaan seperti ini, kita harus melaporkan penemuan ini kepada Raja."     

"Maksudmu kepada Yang Mulia Roland Wimbledon? Apakah Yang Mulia akan mempercayai kita?"     

"Bintang merah itu tidak akan hilang begitu saja bahkan meski Yang Mulia tidak mempercayai kita."     

"Bukan begitu! Maksudku, Yang Mulia tidak akan percaya pada hasil prediksi Bintang yang Punah."     

"Apa pun yang terjadi, kita tetap harus melaporkan hal ini kepada Yang Mulia. Lagipula, Yang Mulia sendiri yang telah memberikan teleskop pengamat bintang ini kepada kita. Mustahil Yang Mulia tidak mempercayai hasil pengamatan kita."     

"Siapa tahu? Yang Mulia Roland terkenal akan sifatnya yang keras kepala di Kota Raja."     

"Yang Mulia tidak akan memberikan peralatan itu kepada kita jika ia memang keras kepala seperti rumor yang beredar itu."     

"Hentikan! Kita masih harus menjaga kerahasiaan tentang bintang merah itu, dan kita masih perlu beberapa hari untuk mengamati pergerakannya." Peramal Pembiasan Bintang mengangkat salah satu tangannya dan memotong perdebatan para peramal lain.     

Setelah menatap setiap peramal yang ada di dekatnya satu per satu, Peramal Pembiasan Bintang berkata, "Bintang merah ini memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada sekedar mengetahui keberadaannya. Kita perlu mempelajari orbit operasional bintang merah, kecepatan dan waktunya, kapan ia akan tiba mendekati dunia ini. Semakin banyak petunjuk yang dapat kita kumpulkan, prediksi kita akan semakin meyakinkan di hadapan Yang Mulia. Apa kalian mengerti?"     

"Kami akan lakukan sesuai dengan perintah anda, Kepala Peramal," jawab semua peramal itu sambil membungkuk.     

…     

Peramal Pembiasan Bintang merasa bahwa bintang yang berwarna merah tua itu semakin lama semakin sulit dimengerti setelah ia mengamati bintang itu selama 1 minggu.     

Bintang merah itu tidak bergerak ke mana-mana.     

Semua bintang biasanya bergerak, kadang-kadang bintang-bintang itu terlihat di ufuk timur, kadang berada di tengah-tengah langit, dan kadang-kadang juga menghilang setelah tengah malam. Perubahan seperti itu adalah sebuah pergerakan bintang yang normal. Kalau tidak, orbitnya tidak mungkin bisa diketahui oleh manusia.     

Namun, tidak ada tanda-tanda pergerakan Bintang yang Punah yang dapat ditangkap.     

Bintang Segi Enam itu sedikit miring dalam waktu 7 hari. Ketika sudah masuk musim gugur, 6 garis melintang akan berubah menjadi 6 garis vertikal, dan bintang merah itu akan bergerak menjauh dari tengah antara Bintang Segi Enam dan Bintang Terang.     

Sebaliknya, Peramal Pembiasan Bintang menyadari bahwa bintang merah itu masih tidak bergerak seolah-olah itu bukan sebuah bintang, tetapi hanya sesuatu benda yang tetap berada di langit malam.     

Karena bintang merah itu tidak bergerak, tidak mungkin bintang itu bisa mendekati dunia ini, bukan?     

Seperti prediksi ramalan sebelumnya, Bintang yang Punah itu seharusnya akan datang ke dunia ini. Dengan kata lain, bencana hanya akan terjadi ketika semua orang sudah dapat mengamati bintang itu dengan mata telanjang. Apakah itu berarti hari kiamat tidak akan pernah terjadi jika semua yang terukir dalam lempengan emas itu benar?     

Selain itu, cahaya bintang merah itu juga terus berubah-ubah.     

Kesimpulan ini diambil oleh Peramal Bintang Merekah, ia mencatat dalam buku catatannya bahwa cahaya bintang itu sepertinya semakin terang.     

Ketika Peramal Bintang Merekah pertama kali memperhatikan fenomena perubahan cahaya itu, Peramal Pembiasan Bintang awalnya tidak menganggapnya serius mengingat sifat stabilitas bintang-bintang. Sebuah bintang tidak akan terus-menerus berubah bentuk dan cahaya seperti bulan. Namun, pada hari yang ketujuh, Peramal Bintang Langit Terang yang baru saja sembuh dari sakit telah mengemukakan gagasan yang sama. Mengingat bahwa Peramal Bintang Merekah dan Peramal Bintang Langit Terang memiliki penglihatan yang paling baik di antara para peramal di Asosiasi Perkumpulan Peramal, pendapat mereka berdua akhirnya berhasil menarik perhatian Peramal Pembiasan Bintang.     

Setelah melalui perdebatan yang sengit di malam hari, Peramal Bintang Merekah, yang notabene seorang wanita, berhasil membuat semua peramal itu ketakutan.     

"Jika kedatangan Bintang yang Punah itu bisa dilihat oleh orang dengan mata telanjang, mungkinkah bintang itu hanya diam saja sepanjang waktu? Bukankah cahaya yang semakin terang itu menandakan bahwa bintang merah itu sudah bergerak semakin dekat ke dunia ini?"     

Ucapan peramal wanita itu menyentak benak Peramal Pembiasan Bintang.     

Orang-orang biasa mungkin tidak tahu bagaimana cara mengidentifikasi rasi bintang, tetapi itu tidak berarti mereka tidak dapat melihat bintang-bintang itu di langit.     

Tingkat kecerahan cahaya beberapa bintang ada yang mirip dengan bulan sabit, yang dapat dengan mudah dilihat pada malam yang cerah.     

Bagaimana dengan bintang yang memiliki warna menarik yang unik itu?     

Jawabannya sudah jelas.     

"Aku akan menulis surat kepada Yang Mulia Roland sekarang, sambil berharap informasi ini masih belum terlambat," kata Kepala Peramal itu, keringat dingin menetes dari keningnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.