Bebaskan Penyihir Itu

Realita Dunia Ilusi



Realita Dunia Ilusi

0Roland sudah naik lebih dari 12 lantai pada saat itu. Ketika Roland meregangkan otot-ototnya, ia merasakan rasa sakit yang hebat di kedua kakinya.     
1

Tidak ada lift di gedung apartemen kuno ini. Bahkan jika ini hanya mimpi, Roland masih merasa beruntung karena ia tidak terbangun di lantai paling atas.     

Tidak salah lagi, Zero pasti yang telah menciptakan dunia ini, tetapi ia tidak melakukan apa-apa untuk membalas Roland jika ia hanya menggunakan metode semacam ini.     

"Mengapa Zero menghabiskan begitu banyak upaya untuk menciptakan mimpi yang begitu aneh, hanya untuk membiarkan aku menyaksikan kehidupan barunya setelah ia gagal melahap memoriku? Zero tidak hanya kehilangan ingatannya sebagai Penyihir Suci tetapi ia juga berubah menjadi seorang siswa sekolah menengah yang lemah." pikir Roland.     

Pada saat itu, ada banyak pikiran-pikiran jahat yang terlintas di benak Roland.     

Dengan kondisi Zero saat ini, ia tidak akan bisa melawan apa pun yang hendak Roland lakukan padanya.     

Apakah ini bisa dianggap sebagai suatu pembalasan?     

Bisa dibilang, Zero memang melakukan sesuatu dengan menciptakan memori yang tidak bisa dibalik. Namun, hasil akhirnya adalah sesuatu yang jauh dari yang bisa Zero harapkan.     

Jika apartemen raksasa berbentuk tabung ini terinspirasi dari ingatan Zero, ini hanyalah sebuah apartemen kuno.     

Dari kejauhan, ada banyak gedung-gedung pencakar langit, banyak mobil-mobil dan pejalan kaki di jalanan. Rupanya ingatan ini milik Roland, sebagai jiwa yang datang dari dunia modern.     

Zero dan orang-orang yang pernah dilahapnya muncul dalam mimpi ini sebagai orang-orang yang ada di zaman modern. Itu berarti rencana Zero untuk melahap memori Roland sudah gagal.     

Spekulasi Roland ini rasanya lebih masuk akal.     

"Kalau begitu, bagaimana dengan diriku sendiri?" pikir Roland.     

Roland sedang memikirkan hal ini pada saat ia perlahan-lahan menuruni tangga.     

Roland bukan berasal dari dunia ini, atau setidaknya, ia bukan orang yang dikalahkan oleh Zero. Satu hal yang jelas adalah ingatan Roland masih tetap utuh, dan ia tahu bahwa dunia ini hanyalah mimpi dan ia bisa meninggalkan tempat ini kapan saja ia mau.     

Selanjutnya Roland harus membuat dirinya terjatuh dengan lebih nyaman, atau mungkin ia bisa kembali membenturkan kepalanya. Kali ini Roland bisa merasakan sedikit rasa sakit, itu berarti keaslian dalam mimpi itu sudah sebanding dengan kenyataan.     

Karena itu, apa yang harus Roland lakukan selanjutnya?     

Apakah dunia mimpi ini juga asli atau hanya sekedar mimpi belaka?     

…     

Roland kembali ke kamar 0825 dan sekali lagi ia memeriksa seluruh apartemen itu.     

Apartemen itu memiliki tata letak standar, dengan 3 kamar tidur dan 1 ruang tamu tanpa teras. Tiga kamar tidur itu masing-masing terdiri dari kamar Roland, kamar Zero, dan sebuah gudang. Ada benda-benda besar di dalam gudang itu. Ada sepeda tua tanpa roda, mesin jahit, dan daun pintu besi yang berkarat. Semua barang-barang usang ini bahkan tidak akan menghasilkan uang jika dijual sebagai barang bekas.     

Kemudian, Roland berjalan ke kamar Zero. Ada tulisan yang tergantung di pintu kamar Zero, tulisan itu berbunyi: 'Yang tidak berkepentingan dilarang masuk'.     

Peringatan seperti itu tentu tidak ada artinya bagi Roland.     

Roland membuka pintu kamar Zero tanpa ragu. Tercium aroma wangi samar-samar di hidung Roland.     

Kamar Zero cukup kecil tetapi semua barang-barangnya tertata dengan rapi. Semua selimut sudah terlipat, mejanya rapi, dan lantainya juga bersih.     

Roland mengelilingi kamar itu. Sebuah buku harian bergambar kartun yang ada di sudut meja Zero menarik perhatian Roland.     

Apakah Zero punya kebiasaan untuk menulis buku harian?     

Ini sebuah kesempatan besar untuk mengetahui pengalaman masa lalu apa yang ditulis oleh Zero.     

Roland tidak merasa bersalah sama sekali karena telah mengintip buku harian seorang gadis kecil yang ada dalam dunia mimpi ini.     

Roland mengambil buku harian berwarna merah muda itu dan melihat ada sebuah gembok plastik di samping buku harian itu.     

Namun, gembok plastik itu tidak membuat Roland kesulitan untuk membuka buku harian itu.     

Gembok plastik itu hanya berfungsi sebagai kenyamanan secara emosional untuk anak-anak. Gembok plastik itu sebenarnya tidak bisa mencegah seseorang untuk mengintip isi buku harian itu. Roland menemukan 2 buah tusuk gigi, ia memasukkan tusuk gigi ke lubang gembok dan menggerakkan tusuk giginya ke depan dan ke belakang. Roland berhasil membuka gembok plastik itu setelah berusaha beberapa kali.     

Roland membuka halaman pertama. Tulisan tangan pada halaman itu tampak seperti tulisan anak-anak pada umumnya, tetapi jarang ada coretan atau bekas tip-ex. Kelihatannya, Zero sangat berhati-hati ketika ia menulis buku harian itu.     

"16 Februari, karena aku harus pindah sekolah, aku dikirim ke sebuah apartemen di sebuah kota yang tidak aku kenal. Pemilik rumah ini bernama Pamam Roland, ia seorang paman yang sembrono dan tidak rapi. Paman Roland bekerja di sebuah bar dan ia selalu tidur pada siang hari, ia baru pergi ke luar rumah pada malam hari, dan baru kembali ke rumah saat hari sudah larut malam. Paman Roland selalu bau alkohol, buatku itu sangat menjijikan. Aku tidak terlalu suka tinggal di sini. Tetapi keluargaku mengatakan bahwa Paman Roland hanya meminta uang sewa apartemen dengan harga murah dan ia akan menyediakan makanan untukku. Keluargaku akan mengirimku ke pedesaan jika aku masih mengeluh tentang tempat ini."     

"Tulisan macam apa ini?" pikir Roland dengan heran. Roland hanya pernah pergi ke bar beberapa kali selama hidupnya, tetapi ia belum pernah bekerja di bar sama sekali. Terlepas dari tulisan aneh ini, dunia mimpi ini sendiri merupakan sebuah tempat yang tidak masuk akal yang sering menghubungkan banyak hal yang tidak saling terkait satu sama lain.     

Sambil berpikir demikian, Roland tidak merasa terlalu resah lagi dengan mimpi ini.     

"27 Februari, sekolah sudah dimulai. Paman Roland sepertinya kehilangan pekerjaannya. Paman terlihat sangat frustasi. Semalam kami hanya makan malam dengan mie instan."     

"2 Maret, aku telah menghabiskan semua uang sakuku untuk membeli mie instan belakangan ini. Ini bukan pertanda baik. Majalah itu mengatakan bahwa pada usia 12 tahun, tubuh sedang berkembang pesat sehingga aku perlu nutrisi yang cukup untuk mendukung masa pertumbuhanku. Aku harus bicara dengan Paman. Jika paman memarahi aku, aku akan tetap bertahan. Aku lebih suka tinggal di kota daripada harus tinggal di pedesaan."     

"3 Maret, Paman Roland setuju dengan permintaanku. Ini bagus! Setiap bulan paman akan memberi aku uang untuk membeli makanan segar. Tetapi jika aku sedang tidak sekolah, aku yang bertanggung jawab untuk memasak makanan. Sebenarnya siapa yang seharusnya mengurus siapa dalam hal ini? Aku rasa paman seharusnya memberikan aku gaji daripada sekedar uang belanja. Biarlah, lagi pula aku sendiri selalu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan semacam ini saat masih di rumah. Aku sudah terbiasa."     

"8 Juni, sudah 3 bulan sejak aku tiba di kota ini. Aku punya banyak teman baru. Aku juga berhasil mendapatkan nilai terbaik di kelasku. Meskipun Paman Roland adalah orang yang tidak rapi dan ceroboh, sebenarnya ia bukan orang jahat. Setidaknya paman tidak pernah memukulku. Satu-satunya hal yang belum paman dapatkan adalah sebuah pekerjaan. Sepertinya Paman Roland akan menyerah dan itu bukan pertanda baik. Kami tidak akan bisa bertahan hidup jika kami hanya bergantung dari uang yang dikirim oleh keluarga paman kepadanya. Aku harus membantu paman mendapatkan pekerjaan."     

"22 Juni, hmm … ternyata sangat sulit untuk menghasilkan uang. Aku menjual beberapa gambar kartun kepada teman di kelas bimbingan belajar dan aku baru mendapatkan 15 Yuan. Jumlah uang ini bahkan tidak cukup untuk membeli bahan makanan selama 2 hari. Apakah aku bisa menasehati paman? Lagi pula, paman adalah orang dewasa di rumah ini. Rasanya tidak sopan jika aku menasehati paman, tetapi aku tidak bisa menahan diriku lagi. Apakah aku sedang mengalami fase memberontak terhadap orang dewasa?"     

"25 Juni, ya ampun! Aku sangat ketakutan hari ini. Aku melihat Paman Roland terjatuh dari atas kursi. Untung ada sofa di bawahnya. Paman menumpuk kursi hingga setinggi itu, apakah ia bermaksud bunuh diri? Kondisi ini sangat membuatku takut. Bagaimana jika paman melukai dirinya sendiri? Kecil kemungkinannya bagi paman untuk bisa mendapatkan pekerjaan dengan kondisi seperti itu! Besok aku akan bertanya kepada paman apa yang telah terjadi dengannya."     

Selain tulisan-tulisan yang menceritakan mengenai hal-hal sepele, Roland menghabiskan setengah jam untuk membaca seluruh isi buku harian itu. Sekarang Roland mengerti mengapa Zero bisa tinggal bersamanya di apartemen ini.     

Mimpi itu menjadi latar belakang bagi semua orang yang dicocokkan dengan identitas modern yang dimiliki Roland. Sudah jelas, dunia mimpi ini memiliki struktur mimpi yang sangat kompleks. Roland tidak akan bisa memikirkan semua hal ini hanya dengan menggunakan otaknya. Tidak heran Roland hampir koma selama hampir 2 bulan setelah jiwanya berpindah-pindah ke dua alam seperti ini.     

Roland mengembalikan buku harian itu ke tempat asalnya. Roland memperhatikan sesuatu yang membuatnya terpana.     

Ada setumpuk buku di sebelah meja belajar Zero. Tampaknya itu adalah buku-buku catatan milik Zero.     

Roland menelan ludahnya dan ia mengambil semua buku-buku catatan itu.     

Buku catatan yang pertama berisi pelajaran sastra dan buku yang kedua berisi ilmu sosial. Ketika Roland melihat buku catatan yang ketiga, ia tersentak.     

Buku ketiga berisi pelajaran kimia untuk kelas 8.     

Isi buku itu tampak sederhana dengan hanya beberapa kata yang tertulis. Mayoritas buku itu berisi gambar-gambar. Jika dilihat sekilas, buku itu seperti buku ensiklopedia anak-anak yang berjudul 'I Wonder Why'. Ketika Roland membalik ke halaman terakhir, sebuah kertas yang terlipat jatuh dari halaman itu.     

Roland membuka lipatan kertas itu, dan kertas itu berisi tabel periodik elemen lengkap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.