Bebaskan Penyihir Itu

Nyalakan Mercusuarnya!



Nyalakan Mercusuarnya!

1Selain memberikan pernyataan menyerah dan dukungannya secara resmi kepada Roland Wimbledon, Calvin juga mengirim surat pribadi kepada Edith yang berisi semua gagasannya. Yang Mulia Roland belum menikah, dan jika putrinya bisa menikah dengan Yang Mulia Roland, itu akan membuat Calvin merasa sangat tenang sepanjang sisa hidupnya.     2

Tidak ada yang namanya cinta sejati dalam pernikahan politik, atau setidaknya cinta tidak diperlukan dalam pernikahan semacam itu. Edith tentu mengetahui hal ini dengan sangat jelas. Calvin yakin hubungan ini adalah sebuah peluang besar, terutama ketika semua wilayah kekuasaan para bangsawan akan diambil kembali nanti, itu berarti raja akan menjadi satu-satunya bangsawan di Kerajaan Graycastle. Posisi sebagai ratu tentu akan sangat luar biasa untuk Edith.     

Calvin yakin putrinya bisa memahami maksud hatinya.     

Namun, baik Yang Mulia maupun Edith tidak ada yang merespon isi surat Calvin.     

"Jangan bilang kamu tidak suka kepada Yang Mulia," kata Calvin sambil menuang secangkir teh hitam yang ketiga untuk dirinya sendiri dan berkata, "Aku belum pernah melihatmu bersikap seperti ini sebelumnya, itu tidak apa-apa … dulu kamu ragu untuk menikahi Timothy, mengapa sekarang kamu tidak mempertimbangkan dirimu untuk menikah dengan Yang Mulia Roland?"     

"Tidak, ini berbeda, Ayah." jawab Edith.     

"Apa bedanya? Bukankah mereka berdua sama-sama seorang raja?" tanya Calvin.     

Edith menutup buku catatannya dan berkata, "Tidak, Timothy membutuhkan sekutu atau bawahan yang bisa diandalkan di Wilayah Utara. Satu-satunya cara agar Timothy bisa mendapatkan semua itu adalah dengan menikahiku. Jika aku menolak untuk dinikahi oleh Timothy, ia akan mengusir keluarga Kant dan mencari keluarga yang mau mematuhi perintahnya. Dengan kata lain, posisi keluarga kita tidak akan bisa dipertahankan jika aku tidak bisa menjadi ratu. Tidak akan ada yang bisa kita lakukan. Sebaliknya … jika Yang Mulia Roland bisa memenangkan pertempuran ini, aku bahkan tidak perlu menikah dengannya."     

"Apa maksud semua ucapanmu itu?" tanya Calvin dengan bingung.     

"Yang Mulia Roland menerimaku untuk bersekutu dengannya hanya karena kemampuan yang aku miliki, bukan karena siapa keluargaku, wilayah kekuasaan atau kekayaan keluarga kita. Semua hal itu tidak penting di mata Yang Mulia." kata Edith sambil memainkan rambutnya sendiri. "Karena nanti status bangsawan dan hak feodal tidak akan ada lagi, mengapa aku harus mengikuti peraturan lama itu?"     

"Apa Ayah tahu," lanjut Edith, "Beberapa petugas yang membantu Yang Mulia untuk mengelola Balai Kota di Kota Tanpa Musim Dingin bukan berasal dari keluarga bangsawan. Mereka semua adalah orang biasa yang berhasil mendapatkan pekerjaan itu setelah melewati beberapa ujian. Aku harus akui bahwa sikap mereka memang buruk dalam beberapa hal tertentu, tetapi jika menyangkut pekerjaan, mereka tidak kalah hebat dari bangsawan mana pun."     

"Ini adalah aturan baru yang ditetapkan oleh Yang Mulia. Kita tidak perlu khawatir akan kehilangan posisi kita selama kita bisa menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan dari Yang Mulia. Jadi sebaiknya Ayah segera menyingkirkan aturan lama itu secepat mungkin, dan biasakanlah diri ayah dengan kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Balai Kota."     

"Kalau begitu, kamu masih bisa menjadi seorang ratu. Tidak ada ruginya untukmu." Calvin masih tidak mau menyerah, ia kembali berkata, "Kamu bisa menunjukkan kepada Yang Mulia betapa hebatnya kemampuan yang kamu miliki dan kamu bisa melahirkan seorang keturunan untuknya … sehingga keluarga Kant bisa menjadi sekutu bagi Yang Mulia. Masa depan adik-adikmu juga akan terjamin nanti."     

"Aku …" Edith tampak ragu-ragu sejenak. "Aku rasa aku tidak bisa melakukan itu."     

"Kenapa bisa begitu?" tanya Calvin.     

"Yang Mulia Roland … tampaknya ia sedang jatuh cinta." jawab Edith.     

"Jadi Yang Mulia sudah memiliki seorang pujaan hati?" tanya Calvin sambil meringis.     

"Benar, dan gadis itu adalah seorang penyihir."     

"Apa?!" rasanya Calvin tidak percaya dengan apa yang baru saja Edith katakan dan ia bahkan sempat meragukan apakah ia telah salah dengar atau tidak.     

"Nona Gulir mengatakan kepadaku bahwa Yang Mulia Roland bersedia menikahi seorang penyihir." kata Edith. "Nona Gulir juga seorang penyihir yang bekerja sebagai Menteri Pendidikan di Balai Kota."     

"Jadi, apa itu bisa disebut sebagai pernikahan politik?" tanya Calvin. "Tetapi rasanya itu tidak masuk akal. Penyihir tidak bisa melahirkan keturunan."     

"Itu bukan pernikahan politik, Ayah. Yang Mulia ingin menikahi gadis itu karena beliau mencintainya." kata Edith sambil bersandar di kursi dan memainkan pena bulu yang ada di tangannya. "Ya, pernikahan itu memang berdasarkan cinta. Ini mungkin terdengar aneh, tetapi setelah aku tinggal di kota itu selama 1 bulan bersama Yang Mulia, entah bagaimana aku percaya dengan semua yang dikatakan Yang Mulia."     

"Kenapa bisa begitu?" tanya Calvin.     

"Ayah akan mengerti saat Ayah bertemu dengan Yang Mulia. Di antara semua bangsawan yang pernah aku temui, Yang Mulia Roland benar-benar berbeda," jawab Edith sambil tersenyum.     

"Lalu bagaimana dengan ahli waris Yang Mulia?"     

"Mereka berdua akan menemukan cara untuk menyelesaikan masalah itu." jawab Edith sambil menggelengkan kepalanya. "Tetapi itu bukan urusan kita. Kita seharusnya tidak terlibat dalam urusan pribadi Yang Mulia."     

*******************     

Si Kapak Besi sedang berpatroli di parit dengan sekelompok prajurit.     

Fungsi utama parit ini adalah untuk menghindari serangan lemparan tombak dan serangan jarak jauh lainnya oleh musuh. Menurut perintah Yang Mulia, parit itu akan dibagi menjadi beberapa jalur. Jarak antara setiap jalur adalah 20 hingga 30 meter dan jalurnya akan menghubungkan ke semua parit lain sehingga para prajurit bisa bergerak bolak-balik di dalam parit itu. Ada tumpukan kayu dan kawat berduri di permukaan atas paritnya, untuk mencegah musuh masuk ke dalam parit dengan mudah. Senapan mesin terletak di kedua sisi medan perang. Ada bunker pendek di bagian depan dan sebuah menara tinggi di bagian belakang, untuk membentuk jaringan formasi tembak yang tepat.     

Di bagian belakang parit, terdapat posisi untuk pasukan artileri. Ada 50 prajurit pasukan artileri yang berdiri berdampingan. Di bagian belakang juga terdapat area penembakan Meriam Benteng 152 mm.     

Untuk memastikan semua berjalan sesuai jadwal, Si Kapak Besi secara khusus meminta kepada Yang Mulia untuk mengirim Lotus ke Kota Lembah Dalam terlebih dahulu dengan bantuan Maggie.     

Hanya dengan melihat tata letak medan pertempuran yang sudah diatur sedemikian rupa, Si Kapak Besi sudah merasa yakin bahwa mereka akan memenangkan pertempuran ini.     

Rombongan ini berjalan ke ujung medan pertempuran, sambil menatap ke arah pegunungan yang berwarna cokelat di kejauhan.     

Tempat ini terletak di kaki Celah Raksasa Pegunungan Tak Terjangkau, yang juga merupakan satu-satunya jalur untuk menuruni gunung itu. Mereka bisa melihat lereng Pegunungan Tak Terjangkau yang curam yang berjarak kurang dari 1 meter di depan mereka.     

Bukit Angin Dingin terhampar di lereng itu.     

Lokasi Bukit Angin Dingin sangat strategis, sama seperti Kota Perbatasan, tempat itu langsung menghadap ke Hermes. Begitu sinyal api dinyalakan di Bukit Angin Dingin, banyak desa di Wilayah Utara dan Kota Lembah Dalam terdekat yang akan melihat tanda peringatan itu.     

Dibutuhkan waktu satu setengah hari perjalanan dari Bukit Angin Dingin ke lokasi penyergapan, dengan begitu Tentara Pertama punya banyak waktu untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi musuh.     

"Apa kita tidak bisa mengevakuasi semua warga yang ada di Bukit Angin Dingin terlebih dahulu?" Brian yang mengikuti Si Kapak Besi untuk memeriksa medan pertempuran bertanya, "Kota Suci dapat memanfaatkan para penduduk itu sebagai sasaran pertama serangan mereka."     

"Jika kita mengevakuasi penduduk terlebih dahulu, musuh akan menyadari bahwa kita telah membuat jebakan di sini. Kita tidak bisa mengambil risiko itu sebelum kita menyelesaikan pembuatan tata letak medan pertempuran di sini," jawab Si Kapak Besi, "Bukit Angin Dingin hanya berfungsi sebagai area pancingan daripada medan perang utama karena jaraknya terlalu dekat dengan Kota Suci Hermes."     

"Selain itu, tidak ada yang akan mempercayai kita jika kita mau mengevakuasi mereka," Van'er menambahkan, "Apa kamu tahu, jika kita mengutus seseorang ke desa dan memberi tahu penduduk setempat bahwa perang akan segera dimulai, kalian harus segera keluar dari tempat ini, pergilah kalian ke kaki gunung '… Siapa yang akan percaya pada orang itu? Kecuali kita semua pasukan Tentara Pertama yang memaksa mereka untuk pergi, mungkin para penduduk itu baru bergerak. Tetapi jika itu terjadi, Kota Suci akan mengetahui rencana kita."     

Brian menghela napas. "Aku tahu itu, tetapi …."     

"Jangan khawatir. Kita bisa menyelesaikan pekerjaan kita di sini dalam waktu 3 hari," kata Si Kapak Besi dengan pelan, "Kemudian kita bisa memberitahu para penduduk itu untuk melakukan evakuasi. Menurut informasi dari mata-mata kita, pasukan Kota Suci masih berada di perkemahan, jadi kita masih punya cukup waktu untuk mengevakuasi penduduk."     

"Kuharap begitu …" kata Brian, tiba-tiba kedua matanya terbelalak, "Tunggu dulu. Apa itu?!"     

Jantung Si Kapak Besi tersentak ketika ia melihat pegunungan yang jauh di depan.     

Gumpalan asap membubung dari bagian belakang gunung, dan asap hitam itu tampak jelas di langit yang berwarna abu-abu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.