Bebaskan Penyihir Itu

Persiapan Sebelum Bertempur



Persiapan Sebelum Bertempur

3Zero berdiri di lantai atas Menara Babel dan ia menatap ke arah Kota Suci Hermes yang ramai.      2

Jumlah jemaat gereja yang datang ke kota ini pada tahun ini telah bertambah 2 kali lipat dibanding tahun sebelumnya, demikian juga dengan Pasukan Penghakiman yang baru. Kerajaan Everwinter sendiri menyediakan hampir 20.000 orang untuk gereja. Tenaga kerja yang hilang dalam pertempuran melawan binatang iblis dan Kerajaan Hati Serigala dengan cepat terisi kembali. Bahkan, jumlah mereka sekarang melebihi jumlah sebelum perang.     

Di satu sisi, satu-satunya keputusan tepat yang pernah dilakukan Yang Mulia O'Brian adalah berusaha menyatukan Empat Kerajaan. Jika Kerajaan Graycastle dan Kerajaan Fajar juga jatuh ke tangan Kota Suci Hermes, gereja pasti akan memiliki jemaat dan sumber daya yang lebih besar lagi daripada sebelumnya.     

Namun, ini masih belum cukup bagi Zero. Zero merasa sementara gereja mampu memerintah kerajaan sekuler, itu masih tidak sebanding dengan pencapaian yang pernah diraih Pusat Persatuan Penyihir, yang pernah menguasai seluruh Dataran Subur.     

Gereja harus menaklukkan lebih banyak musuh jika gereja ingin memenangkan Pertempuran Besar Ketiga di masa yang akan datang nanti.     

"Bukankah seharusnya Isabella juga ada di sini?" Zero tiba-tiba mendengar suara Tayfun dari belakang. Zero berbalik dan melihat ketiga Uskup Agung lainnya sedang memasuki aula.     

"Yang Mulia Paus telah mengutus Isabella ke Kerajaan Fajar untuk misi pemantauan." jawab Zero sambil membungkuk sedikit untuk memberi hormat kepada mereka. "Aku yang akan menjadi tuan rumah dalam pertemuan hari ini untuk menggantikan Isabella."     

"Apakah Paus Tertinggi benar-benar sesibuk itu?" tanya El sambil mengangkat bahu. "Bahkan sampai tidak ada waktu untuk bertemu dengan kita?"     

"Hati-hati dengan ucapanmu, El." kata Soli Daal sambil mengerutkan kening. "Paus Tertinggi tentu memiliki urusannya sendiri. Kamu tidak berhak mempertanyakan urusan beliau."     

"Hei, aku hanya bercanda." jawab El.     

"Mempertimbangkan posisi Paus Tertinggi saat ini, ia memang sangat sibuk." jawab Tayfun sambil tertawa. "Ketika Yang Mulia O'Brian masih hidup, aku juga sering mendengar Mayne dan Heather mengeluh seperti kamu."     

"Benar sekali." Zero memberi isyarat kepada ketiga Uskup Agung itu untuk mengikutinya. Lalu Zero berjalan ke sebuah meja kecil di depan jendela dan berkata, "Mari kita rapat di sini."     

"Kita tidak rapat di ruang rahasia?" tanya salah satu dari ketiga Uskup Agung itu.     

"Situasi gereja sedang bagus saat ini. Siapa yang berani menguping pembicaraan kita dan membocorkan percakapan kita kepada orang lain?" jawab Zero dengan tenang. "Bahkan para bangsawan yang paling keras kepala pun tahu mereka harus memihak kepada siapa."     

"Tetapi selalu saja ada orang yang suka menentang arus." Meskipun Tayfun tidak sepenuhnya menyetujui penjelasan Zero, ia tidak bersikeras untuk pergi ke ruang rahasia. Kedua Uskup Agung lainnya juga tampak tidak keberatan.     

"Apakah yang anda maksud itu adalah Pangeran Keempat dari Kerajaan Graycastle?"     

"Memangnya ada siapa lagi selain dia?" kata Tayfun sambil duduk, ia menyesap tehnya sambil menggerutu. "Upaya kita untuk mengepung Wilayah Barat telah gagal. Bukan hanya para Penyihir Suci yang hilang tetapi juga para pendeta, semuanya kembali dengan tangan kosong ke Hermes. Ini benar-benar tidak masuk akal!"     

"Paus Tertinggi yang menyuruh mereka untuk kembali," Zero menjelaskan dengan nada meyakinkan.     

"Maksudmu … Paus Mayne yang menyuruh mereka kembali?" tanya Tayfun dengan terkejut.     

"Ketika 1 orang suruhan gagal, maka orang suruhan lainnya juga akan gagal." jawab Zero sambil mengangguk. "Sejak Si Cambuk Perak terbunuh di Bukit Naga Tumbang, kita sudah tertinggal dari Roland Wimbledon. Karena kita baru menerima berita kematian Si Cambuk Perak 3 bulan setelah kejadian itu, tentu saja kita sudah terlambat untuk mengirimkan bala bantuan. Jadi, kita tidak bisa menyalahkan Penyihir Suci. Sedangkan jika kita menempatkan Penyihir Suci di Graycastle, mereka akan dengan mudah menjadi sasaran Roland."     

"Apakah kita tidak akan membalas serangan dari Roland Wimbledon? Aku ingin mengambil kesempatan ini untuk mengasah kemampuan Emma, penyihirku." kata Soli sambil mengangkat alisnya. "Emma selalu bertanya kapan aku akan menugaskan dirinya."     

"Itu berarti perintahmu tidak jelas." sindir El. "Kita semua tahu, sangat sulit bagi seorang Pasukan Penghakiman untuk menggunakan otaknya untuk berpikir."     

Sebelum Soli bisa membalas sindiran El, Zero cepat-cepat menjawab. "Sebaiknya kamu mendengarkan pertanyaan dari penyihirmu. Sedangkan bagaimana caramu melatih Penyihir Suci milikmu, aku tidak akan berkomentar selama kamu tidak bersikap terlalu keras kepada mereka, karena Penyihir Suci adalah aset yang berharga bagi gereja."     

"Baik, Nona Zero." jawab Soli.     

"Namun … mengapa Roland menginginkan semua Batu Pembalasan Tuhan itu?" gumam Tayfun. "Mungkinkah karena Roland sudah mendeteksi keberadaan para Penyihir Suci?"     

"Atau, mungkin, Roland sudah mengetahui hal ini sejak lama." jawab Zero. "Kita sudah tahu sekarang bahwa Roland mulai merekrut para penyihir sejak lama, dan ia juga membangun hubungan dengan para penyihir di Pulau Tidur. Para penyihir itu memiliki berbagai jenis kemampuan aneh dan kuat, dengan begitu, tidak heran jika Roland bisa mengetahui informasi mengenai gereja."     

"Setelah merebut Batu Pembalasan Tuhan dalam jumlah besar dari sejumlah gereja yang ia hancurkan, tidak ada tanda-tanda Roland akan menjual batu-batu itu. Ini bukan sesuatu yang baik."     

"Itu masih belum bisa dipastikan." kata Zero sambil menggebrak meja untuk menarik perhatian semua orang kepada dirinya. "Inilah alasan mengapa Yang Mulia Paus meminta kalian semua untuk datang ke sini hari ini. Badan intelijen Area Rahasia Utama baru-baru ini menemukan bahwa ada sejumlah transaksi pembelian biji-bijian yang tidak biasa di Bukit Angin Dingin yang terjadi belakangan ini. Selanjutnya, jumlah kapal yang melewati Kota Air Merah belum pernah sebanyak ini sebelumnya. Dilaporkan bahwa setidaknya ada 1 atau 2 kapal yang terlihat setiap harinya. Namun, pemantauan kita di Kota Perak belum melihat kapal-kapal ini berlayar menuju Kota Raja atau ke Sungai Sanwan."     

"…" Ketiga uskup agung itu saling berpandangan dengan bingung. "Ke mana kapal-kapal itu hendak pergi?"     

"Kalian bertiga selama ini sibuk menjarah kembali persediaan perang yang diberikan di Kerajaan Fajar. Karena itu, sangat normal jika kalian tidak memperhatikan situasi yang terjadi di Kerajaan Graycastle," kata Zero. "Setelah menyusuri wilayah timur dan barat, hanya ada satu tempat yang bisa mereka tuju, yaitu ke Kota Lembah Dalam di Wilayah Utara." Tempat itu memiliki satu-satunya anak sungai yang terhubung ke Sungai Air Merah. Kota itu juga merupakan kota terdekat yang menuju ke Bukit Angin Dingin yang berada di utara Kerajaan Graycastle."     

Dengan menggunakan ingatan Garcia Wimbledon, Zero bisa memahami jalur distribusi kota-kota di Kerajaan Graycastle. "Dengan kata lain, Roland Wimbledon sedang mengumpulkan kekuatan dan sumber dayanya di Wilayah Utara. Aku rasa aku tidak perlu menjelaskan kepada kalian apa yang hendak ia lakukan di sana."     

Tidak satu pun dari ketiga Uskup Agung itu bodoh, dan mereka dapat dengan cepat memahami apa yang dimaksud Zero. Namun, pemahaman dan kepercayaan adalah 2 hal yang berbeda. "Tunggu sebentar, apakah kamu benar-benar berpikir bahwa Roland bermaksud menyerang Hermes?"     

"Bukan itu yang kupikirkan. Itu yang disimpulkan oleh badan intelijen Area Rahasia Utama dari hasil analisis mereka, dan Yang Mulia Paus juga merasa setuju dengan dugaan ini. Roland Wimbledon mungkin merasa percaya diri setelah kemenangannya merebut Kota Raja dan ia berpikir bahwa ia bisa melakukan hal yang sama kepada Hermes. Memang benar senjata yang Roland miliki jauh lebih unggul daripada senjata yang dimiliki oleh Timothy, dan kita sedang dalam kondisi yang tidak siap. Itulah sebabnya Yang Mulia Paus menyuruh personil gereja di Kerajaan Graycastle mundur untuk sementara." kata Zero sambil mengangkat bahu. "Para bangsawan yang ada di sana benar-benar tidak bisa mencegah Roland untuk menghancurkan semua gereja yang ada di wilayah kekuasaannya sekarang karena ia telah mengumumkan secara terang-terangan bahwa gereja adalah musuhnya."     

"Roland Wimbledon adalah orang sinting!" gumam Soli.     

"Seluruh keluarga Wimbledon memang berisi sekelompok orang sinting." kata El sambil menelan ludah. "Dulu kita menghadapi Garcia, sekarang kita akan menghadapi Roland Wimbledon."     

"Informasi ini sangat penting. Kita harus mengkonfirmasinya lebih lanjut." kata Tayfun, ia berdiam sejenak sebelum kembali melanjutkan, "Bagaimana kalau aku mengutus Penyihir Suci milikku ke Bukit Angin Dingin untuk mencari informasi lebih banyak?"     

"Tidak perlu." Zero menolak saran Tayfun. "Cepat atau lambat, kita akan menyerang Kerajaan Graycastle, jadi kita tidak akan membuang-buang tenaga dan waktu selagi Roland mengumpulkan pasukannya. Dengan begini, kita tidak perlu menyerang kota demi kota, seperti yang terjadi di Kerajaan Hati Serigala. Kita hanya harus mengalahkan Roland Wimbledon seorang dan perang ini akan langsung berakhir." kata Zero sambil melirik ke arah Tayfun. "Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk mempersiapkan perang ini?"     

Tayfun menjawab dengan pelan, "Sekitar 2 minggu."     

"Bagaimana kalau kita mengirim pasukan pemancing yang berjumlah kira-kira 1.000 orang? Bersama dengan 300 Pasukan Penghukuman Tuhan."     

"Kita bisa mengirim pasukan dengan jumlah sebesar ini besok."     

"Itu bagus." Zero turun dari kursinya. "Daripada menunggu Roland menyerang kita, lebih baik kita yang menyerang dan merebut Bukit Angin Dingin terlebih dahulu. Bukankah Roland sedang mengumpulkan biji-bijian di sana? Mungkin kita bahkan bisa menebus hilangnya Batu Pembalasan Tuhan yang telah Roland ambil dari kita. Soli Daal, kamu yang akan bertanggung jawab untuk mengurus pasukan pemancing ini. Aku ingin kamu merebut Bukit Angin Dingin dalam waktu 3 hari."     

Namun, Zero tidak menerima respons dari Soli Daal.     

Ketiga Uskup Agung itu sepertinya sedang merenung sejenak sebelum akhirnya Tayfun bertanya, "Apakah ini idemu atau ide dari Yang Mulia Paus Mayne?"     

"…" Zero tiba-tiba merasakan gelombang kemarahan di dalam hatinya. "Dasar orang-orang idiot." Sebagai Penyihir Suci milik O'Brian, dan sebagai penerus Pusat Persatuan Penyihir, Zero merasa terhina dengan keraguan yang dilontarkan oleh orang-orang biasa ini. Zero berusaha menahan amarahnya dan ia berpura-pura tidak tersinggung. Zero menjawab sambil tertawa, "Tentu saja ini adalah keputusan Yang Mulia Paus. Kamu dapat bertanya kepada beliau secara pribadi jika kamu memiliki pertanyaan. Tetapi, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan di Area Rahasia Utama. Kecuali ada sesuatu yang benar-benar mendesak, sebaiknya kalian tidak mengganggu pekerjaan Yang Mulia Paus di sana."     

"Baik, kami akan segera melaksanakan perintah dari Yang Mulia Paus." jawab ketiga Uskup Agung itu sambil meletakkan tangan mereka di dada.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.