Bebaskan Penyihir Itu

Senjata Pamungkas



Senjata Pamungkas

0…      2

Saat itu hari sudah sore ketika Roland kembali ke istana setelah menetapkan urusan duel untuk esok hari.     

"Apakah kamu pikir Maggie bisa memenangkan duel itu?" Nightingale muncul di belakang Roland saat Roland melangkah ke kantornya.     

"Apa yang kamu khawatirkan? Kamu sudah mengetahui bahwa Maggie telah belajar menembak selama ini dari Kilat, muridmu sendiri." sahut Roland. "Maggie cukup berani, dan ia bahkan berani bertarung melawan iblis dalam wujud monster raksasa ketika kita menjelajah pemukiman iblis tempo hari. Satu-satunya hal yang perlu dikhawatirkan adalah apakah Maggie bersedia menembak sesama penyihir."     

Maggie lebih terkejut daripada merasa sakit, dan Iffy tetap tidak mau meminta maaf sama sekali. Namun, sikap Iffy yang menghina para penyihir non tempur sama saja dengan menaruh sebuah bom di dalam pleton prajurit yang sewaktu-waktu bisa meledak kapan saja dan melukai para prajurit lainnya. Sampai Iffy belajar dari pengalaman ini dan bertobat sepenuhnya dari semua kesalahannya, Roland tidak akan mengajak Iffy keluar untuk menangkap iblis.     

Pelajaran yang paling efektif untuk Iffy adalah dengan membuat Maggie mengalahkan Iffy.     

Sudah jelas, pistol adalah sebuah senjata yang bisa meningkatkan kemampuan penyihir non tempur sehingga mereka bisa mendapatkan lebih banyak kekuatan untuk bertarung. Untuk menghindari kematian yang tidak disengaja, Roland sengaja meminta Soraya untuk memproduksi beberapa peluru karet. Kepala peluru yang terbuat dari logam telah diganti dengan lapisan karet yang dibungkus berlapis-lapis. Karet ini akan melunakkan peluru dan mencegah peluru memasuki tubuh seseorang tanpa melemahkan kekuatan serangannya. Energi kinetik peluru yang besar akan mengenai tubuh seseorang selagi peluru itu berubah bentuk, dan menyebabkan rasa sakit yang cukup parah untuk membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk bertahan. Itulah mengapa peluru itu diberi nama sebagai peluru penghilang kemampuan.     

"Aku akan memeriksa kondisi Maggie sekarang." Dengan ragu, Nightingale masuk ke dalam Kabut.     

Roland menghela napas dengan pelan. Roland terpaksa harus memanggil Nana jika Iffy tidak melepaskan Maggie dengan cepat.     

"Pantas saja Maggie takut kepada para penyihir dari Asosiasi Taring Berdarah, itu artinya para penyihir dari Asosiasi Taring Berdarah sudah biasa melakukan hal-hal seperti itu di Pulau Tidur. Ketika memikirkan Cara dari Asosiasi Persatuan Penyihir kemudian mengingat perasaan minder yang Evelyn dan Candle rasakan ketika mereka baru tiba di Kota Perbatasan, atau bahkan ketika Roland mengingat cara Pusat Persatuan Penyihir memperlakukan para penyihir 400 tahun yang lalu, sudah jelas mereka menganggap para penyihir tempur lebih mulia daripada para penyihir non tempur. Dengan kata lain, para penyihir tempur tentu akan meraih lebih banyak keuntungan dan dianggap lebih berhak untuk berbuat sesuatu. Namun, kekuatan bubuk mesiu dan senjata api sudah cukup untuk menghilangkan perbedaan di antara kedua golongan penyihir itu," pikir Roland. Tilly mungkin bisa semakin mempercayai Roland jika ia bisa mengubah pemikiran Iffy dan Si Bulu Lembut.     

*******************     

"Kamu harus ingat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan kamu harus menembak langsung ke arah Iffy dalam sekali tembak. Kamu perlu membuat Iffy menangis dan berlutut memohon ampun kepadamu. Apa kamu mengerti?" teriak Kilat, "Bahkan jika kamu menggunakan peluru asli, Nana ada di sini, ia siap menyelamatkan kamu jika terjadi sesuatu yang buruk. Ditambah lagi, ada peluru berlapis karet yang dibuat oleh Soraya, jadi peluru itu tidak akan sampai membunuh Iffy, jadi kamu bisa tenang!"     

"Hmm …" Maggie bersandar di tempat tidur dan rambutnya yang panjang terurai di kedua sisi pipinya. "Aku mengerti."     

"Kamu masih belum mengerti dengan benar!" Kilat menyibakkan rambut putih Maggie yang panjang ke samping dan berkata, "Kamu takut untuk mengalahkan Iffy, bukan? Jika kamu menunjukkan belas kasihan pada Iffy, aku tidak akan pernah mengajakmu menjelajah lagi. Seorang pengecut tidak akan pernah bisa menjadi seorang penjelajah!"     

Maggie mulai melawan. "Aku bukannya …."     

"Maggie jelas bukan seorang pengecut." terdengar suara seseorang dari belakang Maggie dan Kilat. "Seorang pengecut tidak akan pernah berani bertarung melawan iblis. Di tambah lagi, Maggielah yang telah menyelamatkan hidupku."     

Nightingale muncul dari dalam Kabut, ia berjalan ke samping tempat tidur dan menepuk kening Kilat dengan keras. "Siapa yang mengajarimu bicara seperti itu!"     

Kilat memegangi keningnya dan mulai cemberut. "Aku hanya khawatir Maggie akan menyerah begitu saja."     

Setelah menghela nafas, Nightingale menggenggam tangan Maggie sambil berkata. "Dengar, ini bukan hanya tentang kamu dan Iffy. Yang Mulia telah mengadakan duel ini dengan tujuan untuk membuat para penyihir di Asosiasi Taring Berdarah mengubah sikap mereka terhadap penyihir non tempur dan menyadari kesalahan mereka. Kamu tentu ingat dengan kejadian yang menimpa Evelyn dan Candle, bukan? Ada banyak penyihir yang memiliki pengalaman yang mirip dengan pengalaman yang mereka alami di Pulau Tidur. Jika kamu bisa memberi pelajaran pada Iffy, sebenarnya kamu telah melakukan sesuatu untuk membantu para penyihir non tempur."     

Setelah terdiam sejenak, Nightingale kembali melanjutkan, "Jadi, kamu tidak hanya bertarung untuk dirimu sendiri. Kamu juga sedang berjuang untuk melindungi kami, sama seperti yang telah kamu lakukan ketika bertarung melawan iblis tempo hari."     

"Hmm …" Maggie mengangguk dengan pelan, sambil mengerjapkan kedua matanya.     

"Oh ya, ada satu hal lagi. Yang Mulia Roland juga berjanji bahwa jika kamu memenangkan duel ini, pesta barbekyu dan es krim akan disediakan selama 1 minggu sepuasnya, hanya untukmu."     

"Coo!" Tiba-tiba kedua mata Maggie berbinar-binar penuh semangat.     

*******************     

Keesokan harinya, selain para penjaga yang bertanggung jawab untuk menyiapkan lokasi duel, ada lebih dari 10 penyihir yang berdiri di padang rumput di luar tembok kota. Mereka berkumpul di sekitar Roland, sambil bersorak untuk menyemangati Maggie.     

"Aku tidak akan bersorak untukmu." kata Si Bulu Lembut sambil menguap. "Lagi pula kamu tidak akan bisa mendengar sorakan dariku."     

"Kamu tidak perlu bersorak untukku." Iffy mencibir selagi ia perlahan berjalan ke tengah padang rumput dan menatap Maggie dengan pandangan datar. Maggie berdiri di seberang Iffy, rambutnya yang panjang menutupi seluruh tubuhnya. Jika kemenangan duel ini hanya ditentukan oleh jumlah pendukungnya, gereja pasti sudah menyatukan seluruh benua ini. "Belum terlambat untuk menyerah sekarang. Kamu tentu tidak ingin mempermalukan Yang Mulia dengan kekalahanmu itu, bukan?"     

"Aku tidak akan pernah menyerah, coo!" balas Maggie.     

Iffy sedikit terkejut. Sejak kapan burung bodoh ini berani bicara begitu lantang di depan mukanya? "Benarkah itu? Kalau begitu, bersiaplah untuk jatuh dari langit ke dalam Sangkar Ajaibku seperti seekor anjing!"     

"Kamu tidak bisa menangkapku," Maggie mengangkat kepalanya dan berkata. "Satu-satunya orang yang bisa menangkapku di langit hanyalah Kilat!"     

Saat peluit tanda pertarungan dimulai, Iffy langsung bergerak menuju Maggie. Iffy yakin Maggie tidak akan bisa mengalahkan seseorang yang terbiasa berlatih bertarung seperti dirinya, meskipun Maggie dibantu oleh kekuatan Liontin Penghukuman Tuhan sekali pun. Yang Mulia Roland salah karena ia telah meremehkan kemampuan bertarung seorang penyihir tempur. Penyihir tempur tidak hanya bisa mengandalkan kekuatan mereka untuk bertarung, mereka juga bisa mengubah tubuh mereka menjadi senjata yang mematikan. Berdasarkan kebugaran jasmani yang luar biasa dan daya pemulihan yang cepat, para penyihir selalu bisa menerima pelatihan yang lebih keras. Iffy yakin ia bisa membuat lawannya menyerah dalam 10 langkah, bahkan jika itu adalah seorang kesatria yang bersenjata sekali pun.     

Sambil mengembangkan kedua sayapnya dengan cepat, Maggie berubah menjadi seekor burung berwarna biru dan ia melesat ke langit.     

"Apakah ini aksi yang kamu sebutkan itu?" Iffy mengulurkan tangannya ke arah Maggie yang sedang terbang menjauh. Kekuatan sihir Iffy tidak bisa menjangkau Maggie. "Ini adalah sebuah pertarungan. Apa kamu pikir kamu bisa melarikan diri dariku?"     

"Cip … cipp …" Maggie terbang semakin tinggi, dan mulai semakin tidak terlihat. Hanya serangkaian suara kicauan Maggie yang masih terdengar samar-samar.     

Sambil mengerutkan keningnya, Iffy memandang ke langit dan tiba-tiba sebuah bayangan samar yang searah ke arah matahari terbit muncul di hadapannya.     

"Apakah burung bodoh itu akan menyerangku secara mendadak dengan bersembunyi di bawah sinar matahari?" pikir Iffy sambil menyeringai. Itu mungkin sebuah ide yang bagus, tetapi bahkan dengan mata tertutup sekali pun, Iffy masih bisa merasakan benda apa pun yang bergerak dalam radius sepuluh meter dengan menggunakan kekuatan sihirnya - ini adalah keahlian tambahan yang ia dapatkan setelah menginjak Hari Kedewasaan.     

Selain itu, luka macam apa yang bisa ditimbulkan oleh burung yang berukuran sekepalan tangan terhadap Iffy? Untuk memenangkan pertarungan ini, Maggie pasti akan berubah menjadi burung monster raksasa itu lagi!     

Sambil menunggu Maggie turun kembali, di sekeliling Iffy tiba-tiba menjadi gelap ketika awannya menutupi cahaya matahari. Iffy kemudian melihat ada seekor burung yang jatuh dari langit.     

Sungguh malang! Sepertinya Maggie sama sekali tidak beruntung!     

Iffy mengulurkan tangannya tanpa ragu-ragu. Kemenangan akan segera menjadi miliknya!     

Tetapi tidak terjadi apa-apa … di depan Iffy hanya ada kekuatan sihirnya. Iffy tidak merasakan tanda-tanda Maggie sedang melaju mendekati dirinya.     

Maggie tiba-tiba berhenti terbang ketika ia sudah berjarak 20 meter dari Iffy!     

Yang membuat Iffy terkejut, Maggie berubah wujud ke bentuk manusianya di udara dan ia mengeluarkan sebuah batangan berwarna perak yang pendek dari sakunya.     

"Apa Maggie sudah gila?" pikir Iffy.     

Meski dalam wujud manusia Maggie tidak memiliki sayap, ia tidak langsung jatuh ke tanah. Rambut putih Maggie terangkat dan terbuka dalam bentuk sayap yang memungkinkan dirinya turun ke bawah secara perlahan-lahan. Sementara itu, batangan perak itu menyemburkan sebuah bola api dengan suara yang keras!     

Iffy mengetahui dengan jelas bahwa sesuatu telah menembus kekuatan sihirnya, tetapi itu bukan karena Maggie, anak panah, atau pun batu. Setelah Iffy menarik kembali kekuatan sihirnya, perutnya seperti dipukul oleh sesuatu yang keras seperti palu, diikuti dengan rasa sakit di bagian pahanya dan di betisnya. Suara ledakan yang keras terdengar terus-menerus dan tanah di sekitar Iffy berdiri berhamburan ke atas. Iffy tidak bisa mengeluarkan suara karena rasa sakit yang amat sangat dan kakinya yang terluka sepertinya tidak dapat menopang tubuhnya lagi.     

Iffy jatuh ke tanah sambil mencengkeram perutnya dan seluruh tubuhnya meringkuk kesakitan. Pandangan Iffy mulai menjadi buram dan kesadarannya mulai menghilang.     

Samar-samar, Iffy melihat sosok putih mendarat di hadapannya. Sambil berusaha melawan dengan seluruh kekuatannya yang masih tersisa, Iffy mengulurkan tangannya, tetapi kekuatan sihirnya tidak merespons sama sekali.     

"Kamu kalah, coo." kata sosok putih itu.     

Itu adalah kata-kata terakhir yang Iffy dengar sebelum ia benar-benar kehilangan kesadarannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.