Bebaskan Penyihir Itu

Peluru Berbahan Peledak



Peluru Berbahan Peledak

1Di pinggir kota di luar tembok barat, Kota Tanpa Musim Dingin.      1

Sebuah suara ledakan besar menarik perhatian warga sipil, mereka memanjat naik ke tembok kota untuk menyaksikan dari atas tembok. Tentara Pertama telah menyegel pintu masuk yang menuju ke Hutan Berkabut untuk berjaga-jaga jika ada warga sipil yang menerobos masuk ke area pengujian senjata api.     

Meskipun lokasi pengujiannya tidak dekat dengan tembok kota, warga sipil dapat dengan jelas melihat apa yang terjadi melalui sebuah teleskop dari atas tembok kota. "Sepertinya aku harus mencari tempat yang lebih jauh lagi sebagai lokasi khusus pengujian senjata api," pikir Roland.     

"Yang Mulia, pengujian yang kedua sudah siap!" lapor seorang prajurit artileri.     

"Semua orang masuk ke dalam bunker." kata Roland sambil melambaikan tangannya. "Mulai hitungan mundur setelah memastikan tidak ada orang yang masih berada di luar."     

Roland sedang melakukan uji coba meriam Howitzer 152mm. Saat meneliti pelat simbol yang berisi Batu Ajaib, Roland juga membuat perkembangan baru untuk meriam ini. Sekarang setelah Timothy dieksekusi dan Wilayah Utara menjalin aliansi dengannya, situasi di Kerajaan Graycastle cukup bagus. Sekarang Roland punya waktu untuk memusatkan perhatian lebih lanjut untuk memproduksi peluru meriam yang hebat.     

Tetapi Roland harus mengakui bahwa kesulitan teknis untuk mengembangkan meriam howitzer dengan daya ledakan yang jauh lebih besar bisa dibilang cukup rumit daripada mengembangkan peluru meriam padat biasa. Anna akan membuat 4 buah peluru meriam howitzer untuk keperluan uji coba setiap harinya. Namun, 3 hari kemudian, tidak ada satu pun peluru itu yang berhasil meledak. Parahnya, pada hari kedua, 1 peluru meriam meledak tepat setelah di bawa keluar dari ruang penyimpanan, ledakannya merusak banyak laras meriam yang baru dibuat untuk uji penembakan. Untungnya, Roland mengambil tindakan pencegahan dengan menggali beberapa parit di sekitar lapangan percobaan, yang berhasil mencegah jatuhnya korban tambahan. Gendang telinga beberapa prajurit yang berada dekat dengan meriam itu terluka oleh suara ledakan yang sangat keras, tetapi Nana berhasil menyembuhkan gendang telinga para prajurit itu tepat pada waktunya.     

"Apakah benda itu benar-benar bisa seperti yang Anda katakan, meledak pada saat mengenai musuh?" tanya Agatha, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak ikut menyaksikan percobaan ini. "Aku bertanya kepada Anna. Benda itu hanya terdiri dari lempengan-lempengan besi yang dijadikan satu berbentuk bola, jadi bagaimana benda itu bisa mengenai musuh?"     

Agatha adalah penyihir yang paling antusias untuk menyaksikan proses uji coba senjata di Persatuan Penyihir. Setelah mendengar bahwa Roland akan melakukan uji coba peluru meriam baru, Agatha menunda pekerjaan produksinya di pabrik kimia dan ia datang ke sini untuk mengamati perkembangan penelitian peluru meriam yang baru.     

"Pelurunya tidak meledak ketika menyentuh musuh, tetapi pelurunya akan meledak jika jatuh di area musuh." Roland mengoreksi ucapan Agatha. "Peluru itu adalah persyaratan dasar yang harus dipenuhi oleh sebuah meriam Howitzer, kita harus memastikan bahwa peluru meriam itu bisa menembak dengan benar, jika tidak, pelurunya bisa menembak secara tidak sengaja kapan saja. Dan hal itu akan sangat berbahaya."     

Alat pengunci ledakan adalah teknologi paling dasar yang Roland terapkan untuk peluru meriam baru itu, dan pada saat yang bersamaan, peluru meriam itu sendiri juga merupakan titik fokus dari pengujian ini.     

Untuk mencegah ledakan yang dipicu oleh benturan atau karena terjatuh secara tidak sengaja, Roland berupaya keras untuk menetapkan 3 buah sistem keselamatan pada meriam ini.     

Yang pertama adalah untuk memisahkan, menyimpan, dan memindahkan sumbu dan pelurunya, dan memasangnya hanya pada saat dibutuhkan. Sumbu itu tampak seperti kerucut dengan pegangan yang berukuran sebesar kepalan tangan. Dengan untaian sumbu di bagian bawahnya, sumbunya bisa dengan mudah dimasukkan ke dalam lubang lekukan yang ada di atas pelurunya. Peluru meriamnya diisi dengan bubuk mesiu kimia, yaitu sejenis bahan yang sulit terbakar jika tidak menggunakan detonator[1]     

Yang kedua adalah sistem keamanan yang ada pada sumbunya.     

Alat pengamannya menyerupai kunci 'gerbang'. Dalam alat pengamannya dalam keadaan tidak terkunci, pelurunya tidak bisa bergerak karena tertahan oleh pegas yang kaku, dan ketika pelurunya ditembakkan, pegasnya memicu kunci pengamannya untuk membuka, mendorong pegas, menarik kait pengaman, dan melepaskan kunci pengamannya.     

Teorinya memang terdengar mudah, namun kenyataannya sulit untuk dipraktikkan. Roland dan para penyihir menghabiskan sebagian besar waktu mereka selama 2 hari pertama untuk mempraktekkan alat pengaman pada meriam itu. Jika pegasnya terlalu keras, silindernya tidak bisa mendapatkan jarak tarikan mundur yang cukup, namun jika pegasnya terlalu lunak, keselamatan seseorang tidak bisa dijamin. Anna harus secara bertahap menyesuaikan pembuatan alat pengaman ini berdasarkan hasil tes. Setelah 8 kali melakukan uji coba penembakan, akhirnya mereka mendapatkan kompresibilitas pegas yang bisa diandalkan.     

Yang terakhir adalah membuat alat pemicu ledakannya atau detonatornya.     

Detonator juga termasuk perangkat berteknologi yang ada di dalam sumbu laras meriam. Sederhananya, detonator itu tertanam ke dalam pelat besi yang berukuran setengah lingkaran seukuran koin logam. Biasanya, ketika detonatornya disambungkan dengan pegas, detonator akan berada di tengah-tengah sumbu. Dengan pemasangan detonator seperti ini, pin penembakan, detonator, dan bubuk berbahan peledak tidak akan menyatu. Dengan begitu, bahkan jika pelurunya jatuh dari tempat yang tinggi, pin penembakannya tidak akan menyentuh detonator, sehingga bisa mencegah terjadinya ledakan yang tidak disengaja. Hanya ketika kaitnya dipisahkan dari kunci pengaman, pelurunya baru bisa bergerak dan menembak.     

Setelah pelurunya ditembakkan, pelurunya berputar dengan kecepatan tinggi karena ada tekanan dari dalam laras meriam. Berkat pengaruh gaya sentrifugal[2], detonator yang miring secara bertahap akan berdiri tegak, seperti sebuah gasing yang berputar yang pusat gravitasinya perlahan-lahan bertumpu pada porosnya. Proses ini akan selesai setelah peluru meriam ditembakkan sejauh 200 atau 300 meter, jadi bahkan jika moncongnya macet atau pelurunya menabrak pepohonan, pelurunya tidak akan meledak sebelum waktunya.     

Ketika detonatornya kembali ke posisi tegak, detonatornya akan sejajar dengan pin penembakan dan bubuk berbahan peledak. Saat itu, setelah sumbunya menyentuh tanah, pin penembakan langsung dimasukkan ke dalam detonator, kemudian bubuk berbahan peledak akan mendorong bubuk mesiu yang sangat panas ke dalam peluru meriam, yang akan menghancurkan musuh menjadi potongan-potongan kecil.     

Keuntungan dari keselamatan sistem sentrifugal ini terletak pada: jika pelurunya sampai gagal meledak, detonator akan kembali ke posisi kemiringan aslinya oleh dorongan pegas, dan itu akan jauh lebih aman.     

Selain itu, jika peluru meriam ditangkap atau tidak sengaja ditemukan oleh musuh, pelurunya hanya dapat digunakan sebagai peluru besi biasa ketika tidak mendapatkan kekuatan daya sentrifugal yang cukup jika tidak ditembakkan dengan cara konvensional. Sedangkan jika musuh ingin menghancurkan peluru meriam itu, peluru itu juga tidak bisa dihancurkan dengan mudah.     

"Bersiaplah untuk menembak. Mulai hitungan mundur dari 5." perintah Roland.     

Seorang prajurit melaksanakan perintah itu.     

Area penembakan diperluas kembali secara bertahap dan semakin diperketat dengan penjagaan para prajurit, sementara seorang penembak meriam yang berada di parit mengulurkan tali sumbunya sedikit demi sedikit.     

"Tembak!" perintah Roland.     

Ketika penembak itu menarik tali sumbunya, tanah langsung bergetar.     

Deru dan suara angin kencang yang keluar dari moncong meriam melintas di atas kepala para penonton. Roland merasakan banyak partikel tanah yang bertebaran dan terlempar ke dalam kerah pakaiannya. Bahkan meski Roland sudah menutup telinganya rapat-rapat, ia masih bisa merasakan getaran yang kencang dari kakinya.     

"Aku sudah menemukan lokasi di mana peluru itu mendarat. Ledakannya gagal lagi. Aku ulangi kembali. Pelurunya gagal meledak."     

Suara Kilat terdengar dari Pelat Simbol Pendengaran yang ada di tangan Nightingale.     

"Aku mengerti. Kami akan segera ke sana," jawab Nightingale sambil mengeluarkan sebuah Batu Ajaib.     

"… Kita gagal lagi?" tanya Agatha dengan kecewa.     

"Kegagalan adalah sesuatu yang biasa saat kita melakukan eksperimen." jawab Anna sambil menghibur Agatha, "Begitu kita menemukan arah yang benar, kita bisa mulai untuk memproduksi pelurunya secara massal."     

"Jawaban yang bagus," Roland memuji Anna sambil menepuk-nepuk kepala gadis itu. "Selain itu, dengan bantuan Summer dan Sylvie, kecepatan penelitian dan pengembangan eksperimen ini sungguh luar biasa."     

Bahkan di zaman modern, adalah sesuatu yang biasa jika ribuan peluru ditembakkan selama melakukan proses pengujian, karena untuk menemukan sebuah sumber masalah dengan hanya menembakkan 2 atau 3 peluru saja itu mustahil.     

Saat mereka mencapai lokasi di mana pelurunya jatuh, Anna memotong sumbunya dengan Api Hitam untuk memastikan keamanan dalam isi peluru itu. Kemudian para prajurit mengumpulkan peluru-peluru yang gagal meledak. Baik bubuk mesiu atau pun peluru logamnya masih dapat didaur ulang, karena itu, jika pelurunya tidak dipergunakan lagi, semuanya bahan-bahan itu akan terbuang percuma.     

"Summer, sekarang giliranmu," kata Roland sambil mengisyaratkan kepada Summer untuk segera mulai.     

"Baik, Yang Mulia." jawab Summer sambil mengangguk. Summer mengeluarkan kemampuannya untuk memutar waktu ke belakang, dan penampakan sebuah peluru yang hendak jatuh ke tanah langsung muncul di depan semua orang.     

Meskipun kekuatan sihir Summer masih berada pada level rendah, setelah 4 bulan berlatih, ia hanya bisa menggunakan kekuatannya sebanyak 4 kali dalam 1 hari. Dengan kemampuan pengontrolan yang tepat terhadap kekuatan sihirnya, Summer dapat menampilkan tayangan mundur pada waktu yang tepat.     

Kemampuan yang dimiliki Summer sangat sempurna untuk melakukan reka adegan pengulangan. Ditambah lagi, Sylvie juga bisa melihat bagian dalam penampakan reka adegan itu, kecuali untuk melihat sesuatu yang tidak berwujud, semua pemandangan reka adegan itu sangat mirip dengan kejadian yang sesungguhnya.     

Dengan bantuan kemampuan dari Summer dan Sylvie, Roland mampu menentukan tegangan pegas yang tepat setelah melewati 8 kali uji coba penembakan peluru.     

[1] Alat pemicu ledakan.     

[2] Gaya dorong pada sumbu     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.