Bebaskan Penyihir Itu

Latihan Menembak



Latihan Menembak

3"Dasar pembohong," kata Nightingale ketika ia kembali ke kantor bersama Roland setelah pertemuan dengan para ahli kimia berakhir. "Tidak ada kitab kuno berusia empat ratus lima puluh tahun. Bukankah kamu yang menulis 'Bahan Kimia Dasar' dan meminta Gulir untuk menghafal catatan itu? Bukankah kamu berniat menjadikan catatan itu sebagai bagian dari bahan pengajaran?"     
1

"Itu adalah kebohongan yang baik." Sebelum Roland menjelaskan hal ini kepada Nightingale, ia mengambil cangkir untuk meminum tehnya. Setelah Margaret menghadiahkan kepada Roland sepaket Teh Hitam, ia dengan senang hati mengucapkan selamat tinggal pada masa-masa di mana ia hanya bisa minum air putih dan bir saja. "Bagaimana aku bisa menjelaskan kepadanya bahwa seorang pangeran yang tinggal di istana tahu banyak mengenai alkimia? Jika ada seorang pangeran semacam itu, Kyle akan mempelajari segalanya dari para ahli alkimia di Kota Raja. Dengan memberi Kyle kitab untuk ia pelajari sendiri, itu akan lebih baik, dibandingkan dengan belajar langsung dariku. Bagaimanapun, seperti orang lain, Kyle akan lebih mempercayai nalurinya sendiri."     

"Oh begitukah?" Nightingale tiba-tiba mencondongkan tubuh ke depan lebih dekat ke Roland. "Lalu siapa yang mengajari kamu selama ini, katakan yang sebenarnya?"     

"Um …" Saat Roland hendak membuka mulutnya, Nightingale meletakkan satu jarinya ke bibir Roland dan berkata, "Jika kamu tidak mau memberitahuku, jangan katakan apa-apa. Aku tidak ingin mendengar kebohongan darimu."     

Roland mengedipkan matanya sebagai tanda bahwa ia berjanji, dan Nightingale melepaskan jarinya dari bibir Roland.     

"Hanya ada lima hari lagi sebelum duel itu dilaksanakan." Roland mengambil kesempatan ini untuk mengubah topik pembicaraan mereka. "Sudah waktunya mengajari Carter agar ia terbiasa dengan senjata baru itu."     

"Tetapi katamu ada masalah pada amunisinya."     

"Masalah amunisi memang akan menyebabkan ketidaknyamanan dalam bertempur. Tetapi ini hanya sebuah pertandingan. Carter tidak perlu memikirkan mengenai masalah transportasi amunisi atau soal pengisian amunisi. Carter bisa menembak setidaknya satu putaran dengan masing-masing senjata. Sepuluh tembakan sudah cukup bagi kita untuk menguji senjata baru," kata Roland. Sebenarnya, kurangnya nitroselulosa mungkin juga menurunkan tingkat kekuatan tembakan, tetapi Roland memilih untuk membiarkan hal itu dengan mempertimbangkan faktor keberuntungan dan juga kemampuan dari Carter sendiri.     

*******************     

Di luar kota, terdapat sebuah tempat di sebelah barat tembok kota yang sudah dipilih untuk berlatih sebelum duel dimulai.     

Carter tiba di bekas tempat uji coba peledakan bubuk mesiu untuk menerima tugas yang baru dari Roland.     

"Aku harus bertarung melawan seorang penyihir? Apakah aku boleh mengenakan Liontin Penghukuman Tuhan?" Carter bertanya, ia tertegun sejenak setelah mendengar tugas barunya itu.     

"Tentu saja kamu boleh menggunakan Liontin Penghukuman Tuhan, tetapi kamu akan bertarung melawan seorang penyihir istimewa. Penyihir itu tidak akan terpengaruh oleh Liontin Penghukuman Tuhan dan ia bertarung dengan menggunakan pedang raksasa, mirip seorang kesatria," kata Roland sambil tersenyum.     

"Maksud Anda, ia penyihir yang sangat handal dalam pertarungan jarak dekat?" Carter bertanya sambil melirik kepada Nightingale, yang berdiri di samping Roland.     

"Semacam itu. Kemampuan penyihir ini, ia dapat memperkuat dirinya sendiri, jadi wanita ini lebih kuat dan lebih cepat daripada orang biasa. Kamu harus berlatih. Kekuatan fisiknya beberapa kali lebih hebat dari pada terpidana mati yang diberi pil itu." kata Roland.     

"Beberapa kali lebih hebat … Yang Mulia, apakah Anda tahu apa artinya itu?" Carter membelalakkan matanya. "Aku mungkin tidak bisa bereaksi terhadap serangannya, bahkan jika aku bisa melihat serangannya. Jika wanita ini benar-benar kuat, aku takut aku tidak bisa mengalahkannya."     

"Secara teori, kamu memang tidak mempunyai peluang untuk memenangkan duel ini." Pangeran memberi Carter senjata yang tampak aneh dan melanjutkan, "Tetapi benda ini akan membantu meningkatkan peluang kemenangan untukmu."     

"Apakah ini … jenis senjata api yang baru?" Carter menerima senjata itu dan bertanya. Carter merasa senjata ini mirip seperti senjata api, karena memiliki pemicu dan laras yang serupa. Tetapi senjata ini berukuran sama seperti senjata api yang lama, terasa berat di tangan dan bahkan mungkin lebih berat daripada senjata api yang lama. Fitur yang paling mencolok dari senjata baru ini adalah bahwa senjata itu benar-benar terbuat dari logam, kecuali gagang senjatanya yang masih terbuat dari kayu. Carter sulit untuk menggambarkan dengan kata-kata perasaan yang timbul hanya dengan melihat garis-garis halus dan sudut-sudut senjata yang berkilauan berwarna putih keperakan.     

Carter sangat menyukai senjata baru ini saat ia melihatnya.     

"Ini dinamakan revolver[1]." Roland mengeluarkan senjata serupa lainnya dan membalik revolver yang berbentuk seperti sarang lebah dari sisi kiri pistolnya. "Sekarang, aku akan mengajari kamu cara menggunakan pistol ini."     

Tidak lama kemudian, Carter mengetahui bahwa sebenarnya lebih mudah mengoperasikan pistol ini daripada senjata api lama. Karena peluru dan bubuk mesiu sudah saling terhubung satu sama lain, Carter bisa langsung memasukkannya ke tabung revolver untuk ditembakkan. Ada lima lubang di tabung revolver, Carter bisa menembakkan lima tembakan setelah masing-masing lubang diisi ulang. Carter pikir ini mungkin alasan mengapa senjata ini dinamakan revolver. Di sisi lain revolver, ada lubang kecil lain yang berlawanan. Percikan bubuk mesiu terlihat menyembur keluar dari lubang ini ketika Carter menarik pelatuknya, di mana ia bisa mendengar suara gesekan. Carter menduga mungkin ada batu api di dalam pistolnya. Yang paling membuat Carter terkesan adalah pelurunya. Pelurunya berwarna keemasan dan ramping dan tampaknya peluru ini terbuat dari lapisan tembaga tipis. Carter tidak bisa melihat ada celah di permukaan yang tampak begitu halus. Setiap peluru berbentuk runcing di ujungnya, dengan ujung yang lainnya berukuran sebesar jari telunjuk. Peluru-pelurunya masuk dengan pas ke dalam lubang-lubang revolver. Carter merasa terkagum-kagum dengan desain pistol ini, ia bertanya-tanya bagaimana bisa benda-benda mulus seperti itu bisa diproduksi.     

"Yang ini bukan produk yang sudah jadi. Kamu harus memperhatikan bagian yang terbuka di bagian bawah peluru. Arahkan sedikit ke bawah untuk mencegah bubuk mesiu bocor, seperti yang aku lakukan sekarang. Ingat kamu harus membersihkan laras pengisi di pelatuk setelah setiap kali kamu menembak, untuk berjaga-jaga jika ada bubuk mesiu yang tersisa di lubang," kata Roland saat melakukan demo.     

"Jadi pistol ini bukan pistol yang sudah jadi?"     

"Itu benar." sahut Roland sambil mengangkat bahu. "Kami masih mengerjakan teknologi utamanya. Jika semuanya berjalan lancar, kamu mungkin dapat menggunakan produk yang sudah jadi untuk berduel. Ketika produk jadi sudah selesai dibuat, kamu tidak perlu khawatir tentang masalah kebocoran bubuk mesiu lagi, karena peluru tidak lagi memiliki lubang bukaan di bagian bawah. Sekarang, mari kita mulai latihan menembak sasaran."     

[Bagaimana bubuk mesiu di dalam peluru bisa dinyalakan jika tidak ada lubang di bagian bawah?] Carter merasa bingung, tetapi ia dengan cepat membiarkan pemikiran itu berlalu. Carter tahu bahwa ia tidak akan pernah menemukan jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang sulit seperti itu, karena ia bukan orang yang cerdas dan berpengetahuan luas seperti Yang Mulia.     

[Yang Mulia benar-benar seorang yang berpengetahuan luas.] Sekarang Carter sangat menghormati pangeran yang serba bisa itu. Di antara semua pengajar di pengadilan, ahli kimia, dan peramal bintang yang Carter kenal, ia tidak menemukan orang yang mampu menemukan begitu banyak hal aneh tetapi sangat praktis seperti Yang Mulia. Mesin uap yang Pangeran Roland buat telah digunakan di tambang, untuk mengangkut bijih dan mengambil air. Bahkan senjata api dan meriamnya juga telah mengalahkan binatang iblis dan pasukan aliansi Adipati Ryan. Sebaliknya, penemuan-penemuan lainnya, seperti bubuk salju dan terbang dengan menggunakan layangan akhirnya hanya menjadi bahan permainan kaum bangsawan yang sangat tidak praktis. Carter sangat yakin bahwa Roland Wimbledon pasti akan duduk di atas takhta Kerajaan Graycastle suatu saat nanti.     

Target berbentuk manusia berjarak lima belas meter jauhnya hanya tampak sebesar telapak tangan Carter. Mengikuti instruksi dari sang pangeran, Carter mencondongkan tubuh bagian atasnya sedikit ke satu sisi untuk mengarahkan revolver tepat ke sasaran dan menarik pelatuknya.     

Asap dan beberapa percikan bubuk mesiu menyembur keluar dari kedua sisi revolver dan suara yang memekakkan telinga menyebabkan rasa sakit di telinga Carter. Carter merasa seolah-olah ia didorong ke belakang oleh seseorang. Pergelangan tangannya terlempar ke atas karena hentakan peluru yang kuat. Namun, setelah asap mesiu lenyap, targetnya ternyata tidak terkena peluru.     

"Ayo mulai lagi," kata Roland.     

Carter menarik napas dalam-dalam kemudian menembakkan peluru yang tersisa, tetapi tidak ada satu pun dari empat tembakan yang mengenai sasaran.     

"Ini …" Carter memandang kepada Yang Mulia yang tampak tidak terlalu peduli dengan hasilnya.     

"Sebuah pistol tidak akan pernah bisa bersaing dengan senapan angin ketika jarak tembakannya terlalu jauh dan akurasinya berbeda dengan senjata api lama karena laras pendeknya. Bukan hal yang aneh ketika kamu tidak mengenai sasarannya ketika menembakkan pistol. Kalibernya hampir dua belas milimeter, jadi hentakkannya jauh lebih kuat dari senjata api." Carter merasa bingung dengan penjelasan Roland. "Sederhananya, teruslah berlatih mengikuti langkah-langkah yang aku ajarkan sampai kamu dapat mencapai sasaran dalam lima tembakan. Ini adalah satu-satunya cara bagi kamu untuk memenangkan duel. Oh ya … ingat kamu harus mengumpulkan semua peluru itu kembali. Revolver dapat diisi ulang dan digunakan berkali-kali."     

[1] Sejenis senjata api di mana peluru dimasukkan ke dalam tabung yang berputar     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.