Bebaskan Penyihir Itu

Strategi



Strategi

0"Aku juga ingin sebuah pelukan!" seru Kilat sambil bergegas ke arah Roland.      0

"Aku juga!" teriak Nana.     

"Aku ikut!" Maggie mengikuti di dekat kaki Nana.     

Roland hanya berdiri di sana, sambil menyambut para penyihir yang keluar dari keranjang balon udara dan semua penyihir Persatuan Penyihir memeluk Roland satu per satu. Melihat kejadian ini, Tilly tidak bisa menahan tawanya. "Ah! Kamu memang benar-benar pintar bersikap di depan gadis-gadis."     

"Dan apakah kamu ingin dipeluk juga oleh kakakmu ini?" tanya Roland bercanda.     

"Tidak, terima kasih," Tilly tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Aku masih ingat kamu pernah mengangkat dan melemparku ke tanah yang keras.     

Roland tidak melanjutkan percakapan itu dan ia hanya mengangkat bahu, seolah-olah berkata, "Aku tidak bermaksud melemparmu. Aku tidak bersalah." Lalu Roland mengalihkan pandangannya ke arah gadis yang dibopong di lengan Ashes. Gadis itu tampak muda dan memiliki rambut berwarna biru laut dan tubuh selangsing Anna. Matanya tertutup rapat dan alisnya yang ramping tampak sedikit ke atas. Kulit gadis ini tampak begitu indah sehingga tahi lalat yang ada di sudut matanya bisa langsung menarik perhatian orang.     

Gadis ini tampak seperti wanita cantik yang sedang tidur daripada seorang tahanan yang terjebak di ruang bawah tanah menara batu.     

Namun, kecantikan gadis ini bukanlah fokus yang menjadi perhatian Roland. Jubah berwarna ungu yang dikenakan gadis ini memiliki pola-pola indah dan itu adalah sesuatu yang membangkitkan rasa ingin tahu Roland. Di zaman ini, zat perwarna masih sangat langka, terutama warna ungu, Roland yakin jubah ungu cantik dengan garis-garis putih dan pola yang indah dan rumit ini sama seperti jubah ajaib yang biasa ia lihat di film-film.     

Roland menganggap mungkin itu hanya kebetulan semata.     

"Apakah gadis ini masih hidup?" tanya Roland.     

"Benar," kata Nightingale, "Gadis ini masih hidup, namun ia telah menghabiskan semua kekuatan sihirnya, kondisinya sama seperti Anna ketika Anna memasuki Hari Kedewasaan. Namun gadis ini sedikit berbeda dari Anna karena kekuatan sihir gadis ini pulih kembali namun sangat lambat. Mungkin butuh waktu tiga atau empat hari bagi gadis ini untuk pulih sepenuhnya."     

"Aku mengerti, kalau begitu mulai sekarang kita namakan gadis ini dengan nama Si Putri Tidur," kata Roland, "Aku akan menyiapkan kamar untuknya di lantai tiga, dan memberinya waktu dan tempat untuk pulih. Sedangkan kalian, mari kita pergi ke ruang tamu. Aku ingin mendengarkan kisah eksplorasi kalian."     

…     

Setelah mendengar apa yang dikatakan Tilly dan Nightingale tentang eksplorasi itu, Roland terkejut dan entah bagaimana ia mulai berkeringat dingin mendengar cerita mereka.     

Meski Sylvie memiliki Mata Kebenaran yang bisa melihat segala sesuatu, Roland pikir situasinya masih berbahaya untuk pergi jauh ke lubang yang dalam untuk mengejar binatang iblis raksasa yang aneh itu. Roland yakin dirinya sendiri pasti akan ragu-ragu dalam mengambil keputusan dalam situasi seperti itu, tetapi Tilly bisa bertindak tegas. Tilly memilih para penyihir yang tepat dan ia bisa memimpin mereka untuk memenuhi misinya … sekarang Roland menyadari bahwa Tilly dapat menjadi pemimpin penyihir bukan hanya karena identitasnya sebagai seorang putri semata, tetapi karena Tilly juga berjiwa pemimpin.     

"Apa yang kamu pikirkan pada waktu itu? Apakah cacing raksasa itu ada hubungannya dengan iblis?"     

"Aku tidak tahu, tetapi kurasa ada hubungannya," kata Tilly perlahan, "Karena waktu di Tanah Barbar, beberapa penyihir dari Persatuan Penyihir memang pernah berhadapan dengan iblis yang mengendarai binatang hibrida iblis, bukan? Binatang hibrida itu tampaknya telah dijinakkan oleh iblis dan mengikuti perintah mereka. Di balik gunung salju, kamu juga pernah melihat binatang-binatang iblis yang bisa terbang itu. Mereka benar-benar berbeda jika dibandingkan dengan binatang iblis lain. Mungkin binatang itu adalah jenis binatang iblis yang lain?"     

"Berdasarkan apa yang telah kita lihat, kurasa binatang iblis adalah hewan peliharaan dan juga pelayan iblis. Hubungan mereka mirip dengan antara manusia dan anjing pemburu. Entah bagaimana iblis itu bisa menjinakkan binatang buas itu dan mengajarkan mereka untuk mengikuti instruksi."     

"Itu … kedengarannya masuk akal." kata Roland sambil mengangguk, tetapi ia masih merasa bingung. "Binatang-binatang iblis itu hanya menyerang manusia di Bulan Iblis, tetapi lumut dan ganggang yang ada pada kulit Monster Iblis itu menunjukkan bahwa mereka tidak hanya hidup selama satu bulan selama Bulan Iblis saja dan mereka mungkin bisa tetap hidup selama beberapa dekade. Pergerakan mereka terbatas oleh Kabut Merah, iblis-iblis itu tidak dapat menyerang semua manusia dan menguasai Tanah Barbar dalam waktu singkat, tetapi mereka seharusnya dapat terus mengutus binatang-binatang iblis untuk menghancurkan keempat kerajaan sepanjang waktu, bukan hanya di musim dingin saja."     

Pertanyaan lain adalah bagaimana cara hibrida iblis itu dijinakkan. Roland tidak pernah bisa melupakan binatang hibrida berbentuk singa-serigala yang cerdas yang menyerang Si Kapak Besi di tahun pertama Bulan Iblis. Binatang itu bisa belajar dan menganalisis, menetapkan sasaran, dan merencanakan bagaimana cara mencapai sasarannya. Binatang iblis itu tidak seperti hewan pintar yang bertindak secara refleks karena hasil pelatihan yang sering diulang berkali-kali dan hibrida iblis itu jauh lebih cerdas daripada hewan peliharaan pada umumnya dan binatang buas lainnya. Jika semua hibrida iblis berumur panjang dan cerdas, mereka tidak bisa dijinakkan dan diperbudak oleh spesies lain.     

"Dibandingkan dengan cacing raksasa itu, binatang iblis yang ditemukan Nightingale di luar lubang lebih mengerikan," kata Tilly sambil menghela nafas, "Karena mereka bisa menghilangkan diri mereka di siang hari dan kita tidak bisa mendeteksi keberadaan mereka, apalagi melawan mereka. Sayang sekali kita hanya mengetahui sedikit tentang binatang iblis dan tidak tahu bagaimana cara menghadapi musuh yang mengerikan ini."     

"Aku mungkin tidak akan percaya akan keberadaan makhluk seperti itu jika Nightingale tidak melihatnya dengan matanya sendiri," kata Roland, "Untungnya, binatang iblis itu tidak pernah muncul di Wilayah Barat … jika mereka masuk ke sini setiap Bulan Iblis, Benteng Longsong pasti sudah hancur sekarang. " kata Roland.     

"Menurut sejarah, semakin lama Bulan Iblis berlangsung, binatang iblis akan semakin kuat. Tahun ini, salju mulai turun di musim gugur. Itu berarti Bulan Iblis tahun ini akan berlangsung lebih lama dan kita akan berhadapan dengan musuh yang lebih kuat." kata Tilly.     

Kata 'kita' yang diucapkan Tilly membuat Roland tersentuh. Roland senang melihat Tilly sudah menganggap Kota Perbatasan ini sebagai sekutunya, tentu saja, demi para penyihir juga. Sekarang sudah tidak penting lagi apakah Tilly menganggap Roland sebagai kakaknya atau tidak.     

"Berdasarkan situasi saat ini, garis pertahanan harus di bawah pengawasan Nightingale." kata Roland.     

"Tidak, mari kita serahkan tanggung jawab itu kepada Sylvie kali ini," kata Tilly, "Karena Nightingale akan kewalahan nantinya. Nightingale membutuhkan waktu setidaknya lima belas menit untuk mengelilingi tembok kota timur dan barat, sementara Sylvie dapat mengamati seluruh area tembok kota hanya dari dalam istana. Ketika Sylvie mendeteksi kedatangan binatang iblis, ia bisa segera memberi tahu penyihir lain yang ada di istana."     

"Yah, itu ide yang bagus," sahut Roland sambil mengangguk.     

"Penyihir yang ada di peti kristal itu …" Gulir berkata dengan ragu. "Aku punya beberapa pertimbangan tentang wanita itu. Sebelum kita dapat mengkonfirmasi identitas wanita itu, ia bisa dianggap sebagai musuh kita."     

"Aku mengerti, aku akan meletakkan Liontin Penghukuman Tuhan di tubuhnya sekarang," kata Roland, "Dan kuharap wanita itu tidak akan salah paham dengan tindakan kita."     

…     

Roland pergi ke kamar si Putri Tidur dan Anna ada di sana, ia sedang merawat gadis itu sendirian.     

"Bagaimana kondisi si Putri Tidur?" tanya Roland.     

Anna menggelengkan kepalanya, "Gadis ini masih tertidur sepanjang waktu, ia tidak merespon sama sekali."     

"Aku mengerti." Roland mendekat ke tempat tidur. Wanita itu berbaring di tempat tidur, matanya masih tertutup rapat. Hanya alisnya yang entah bagaimana terlihat turun dan ia tampak lebih tenang sekarang. Nana dan Lily menggunakan kekuatan mereka untuk memulihkan gadis itu, sekarang yang bisa mereka lakukan hanyalah menunggu sampai gadis itu sadar.     

"Luar biasa bagi seseorang yang dibekukan begitu lama, ia sama sekali tidak memiliki tanda atau bekas kebekuan di tubuhnya." kata Roland dengan takjub.     

"Aku tidak heran. Wanita ini sama seperti aku, aku juga merasa nyaman dengan api," sahut Anna sambil tertawa. "Kemampuan wanita ini pasti berhubungan dengan es."     

"Aku dengar kamu yang memotong peti matinya." Roland menepuk kepala Anna dengan lembut. "Kamu berhasil melakukannya, Anna."     

"Sebenarnya, itu bukan hanya karena kekuatanku," kata Anna dengan raut wajah serius. "Penyihir ini pasti sangat menguasai kekuatan sihirnya. Sepertinya wanita ini membekukan dirinya sendiri pada suhu yang sangat rendah pada awalnya, kemudian membungkus seluruh tubuhnya dengan kristal es yang bersuhu normal. Dengan begitu, wanita ini bisa mencegah dirinya meleleh dan mengawetkan tubuhnya sendiri. Itu hal yang tidak mudah dilakukan."     

"Kristal es bersuhu normal …" Itu terdengar konyol, tetapi Roland mengerti. Roland tahu kemampuan penyihir yang memiliki kekuatan seperti ini dan hal itu hanyalah perwujudan dari kekuatan sihirnya, sama seperti Api Hitam milik Anna yang dapat diubah ke berbagai bentuk dan suhu sesuka hatinya.     

Anna berhenti sejenak dan melanjutkan, "Ketika aku memotong permukaan peti mati itu, semuanya runtuh seketika, seolah-olah wanita ini sengaja meninggalkan ruang hampa di dalamnya." Itu berarti wanita ini mengharapkan hal ini terjadi."     

"Maksudmu …" kata Roland.     

"Wanita ini tahu dirinya akan terbangun suatu saat nanti," jawab Anna.     

.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.