Bebaskan Penyihir Itu

Jembatan Di Atas Sungai Air Merah



Jembatan Di Atas Sungai Air Merah

0Satu minggu kemudian Roland meluncurkan pembangunan jembatan yang terbuat dari baja di Sungai Air Merah.     2

"Anda ingin aku mengangkat tanah di tengah sungai sebagai pijakan jembatannya?" Melihat aliran air sungai yang mengalir deras, Lotus bertanya, "Apakah Anda ingin membangun jembatan sungguhan daripada menghubungkan kedua ujung sungai ini dengan jembatan apung?"     

"Yah," Roland membuka lipatan kertas desain di tangannya dan berkata, "Dengan mempertimbangkan derasnya aliran sungai ini, tanah yang diperlukan untuk membangun jembatannya harus cukup banyak dan tebal, dan untuk mengurangi benturan yang diakibatkan derasnya aliran air sungai ini, maka jembatannya harus dibangun dengan cara seperti ini."     

"Jembatan ini … berbentuk seperti perahu." kata Lotus sambil memperhatikan desain jembatannya.     

"Ya, lebih tepatnya, jembatan itu akan berada di atas tiang berbentuk ulir[1]." jawab Roland sambil mengangguk. "Selama tiangnya sejajar dengan aliran air sungai, tiang itu bisa jadi pemecah arus sungai yang deras. Masalahnya adalah, kedalaman Sungai Air Merah hampir sepuluh meter. Bisakah kamu membuat tanah di dasar sungai naik ke atas?"     

"Tidak sulit untuk melakukan itu, Yang Mulia," jawab Lotus, "Serahkan saja padaku."     

Demi alasan keamanan, para penyihir diangkut dengan menggunakan kapal Si Kota Kecil, dan kapal itu bergerak dengan lancar di Sungai Air Merah. Kilat masih menjadi juru mudi kapal dan Wendy yang bertanggung jawab untuk mengendalikan angin agar kapalnya bisa melaju.     

Wendy berusaha menghindari Pangeran Roland selama hampir satu minggu sejak sang pangeran memberikan hadiah itu. Hari ini, Roland melihat Wendy memandang dirinya seperti biasa. Roland bahkan mendengar Wendy berbisik pelan kepada dirinya seraya mengucapkan 'terima kasih', ketika Roland berpapasan dengan Wendy saat naik ke kapal.     

"Kamu harus memberikan imbalan berkat bantuanku ini." kata Nightingale kepada Roland dari dalam Kabut sambil cekikikan.     

Si Kota Kecil segera meninggalkan dermaga, menuju ke tengah sungai, dan Carter telah menempatkan dua utas tali tambang di kedua sisi sungai, dan dua tali berwarna merah itu menandakan lokasi yang sudah ditandai untuk mendirikan dermaga. Ketika Si Kota Kecil mencapai titik lokasi yang pertama, Lotus berdiri di pinggir perahu dan mulai mengeluarkan kekuatannya.     

Permukaan air sungai tiba-tiba tampak beriak dan mulai bergolak seperti air mendidih, membentuk 'bukit air'. Kerikil-kerikil, akar rumput, dan endapan lumpur muncul dari dalam air, dan air sungainya mulai menjadi keruh.     

Melihat kejadian itu, Roland sempat berpikir bahwa kemampuan Lotus mungkin bukan hanya untuk mengubah tanah padat tetapi juga berfungsi pada air. Dan, kelihatannya lebih mudah untuk menaikkan permukaan air, dibandingkan dengan menaikkan tanah yang lembek. Meskipun air sungai yang naik langsung bergulir ke bawah lagi, permukaan dasar sungai sudah tampak lebih tinggi sedikit.     

Setelah beberapa lama, gundukan tanah berwarna hijau keabu-abuan muncul di permukaan air, dan karena gundukan tanah itu sangat lembek dan mengeluarkan bau busuk, orang-orang langsung menutup hidung mereka.     

Namun, gundukan tanah berbau busuk itu adalah pupuk yang baik dalam pandangan Roland. Selama ratusan tahun, ikan dan makhluk air lainnya, bangkai, tumbuh-tumbuhan dalam air, dan kotoran manusia sering dibuang ke sungai dan mengendap ke dasar sungai. Jika bukan karena pupuk alami ini sulit untuk diangkat dari sungai, sebenarnya Roland lebih suka menggunakan pupuk ini untuk menyuburkan tanah. Sayangnya, semua kotoran itu biasanya langsung dibuang ke dalam sungai.     

Setelah semua kotoran dibersihkan dari gundukan tanah itu, Roland akhirnya bisa melihat dasar tanah yang berwarna coklat tua, dan proses itu terus diulang kembali sampai kedua bidang tanah benar-benar naik ke permukaan sungai.     

Roland memperkirakan proses pembangunan pijakan jembatan itu akan berlangsung selama satu minggu, tetapi jika permukaan tanahnya sudah keluar dari sungai, itu berarti pijakan jembatannya bisa langsung dikerjakan, dan arus sungai akan terus mengikis endapan tanah di bawah. Bahkan batang pemecah arus sungai yang terbuat dari kayu sekali pun tidak akan bertahan selama lebih dari sepuluh tahun jika tidak dijaga dengan baik.     

Roland memanggil Karl Van Bate, ia mengeluarkan pena arang dan mulai menggambar dan berbicara langkah selanjutnya tentang bagaimana cara Karl harus memadatkan permukaan tanahnya.     

"Apa maksud Anda dengan menyuruhku menggali lubang di tanah itu dan menuangkan semen ke dalam tanahnya?" Karl menunjuk ke gambar dan bertanya kepada Roland.     

[Karl memang orang yang paling cerdas dari Serikat Pekerja Mason Kota Raja,] pikir Roland dengan puas, karena ia hanya perlu mengingatkan Karl beberapa kata saja dan Karl langsung segera memahami maksud Roland.     

"Benar, masing-masing panjangnya tidak boleh lebih dari lima meter, dan kedalamannya sekitar satu meter. Penyihir akan membuat lubang sedalam satu meter dan mengisi tanahnya dengan semen, dan proses itu harus dilakukan berulang kali, jadi tanah itu menjadi tembok semen yang langsung masuk ke dasar sungai." Metode ini terpikir oleh Roland ketika ia melihat kemampuan Lotus. Karena Lotus bisa mengendalikan tanahnya agar tidak merosot ke bawah, maka Roland bisa langsung memasang kerangka jembatannya di tanah.     

"Gagasan Anda sangat cerdik," kata Karl, "Dan dengan cara ini, tanah itu akan terbungkus rapat oleh dinding semen meski arus sungai mengikis tanah di bagian luar.     

Roland menganggukkan kepalanya. "Intinya adalah kamu harus mengontrol beban tembok semen secara keseluruhan. Bagian bawah semen tidak akan kuat bertahan jika semennya terlalu sedikit, dan semennya akan terkikis arus sungai, sebaliknya semennya akan terlalu lama mengeras jika semennya terlalu banyak. Kamu yang akan bertanggung jawab mengatur semua hal ini."     

"Baik, Yang Mulia," jawab Karl. "Dengan mengkalkulasi tanah yang dikeruk dari dasar sungai dan tekstur tanahnya yang lembek, kurasa tingginya harus sekitar dua belas meter."     

"Selain itu, tolong jangan tutup bagian tengah tanahnya dengan semen setelah tembok semennya selesai karena aku berencana untuk menanam beberapa bunga di atasnya." pesan Roland kepada Karl.     

"Menanam … bunga?" tanya Karl terkejut.     

Lagi pula, tembok semen ini tidak anti bocor dan temboknya pasti akan akan meninggalkan sedikit celah jika dibangun dengan cara seperti ini. Dengan menanam bunga di atasnya, Roland bisa menstabilkan tanahnya dengan mudah — tanaman dapat menyeimbangkan kadar kandungan air dalam tanah dan mengurangi terjadinya erosi tanah, terutama tanaman yang berakar panjang. Kemampuan Daun untuk mengubah tanaman dapat memastikan tanah itu mengeras dengan kuat.     

Setelah menjelaskan hubungan tanah itu dengan tanaman yang hendak ditanam kepada Karl, Roland beralih kepada pekerja yang sedang sibuk di tepi sungai. "Bagaimana progres pembangunan jembatannya sampai saat ini?"     

"Kami sedang meletakkan batu untuk membuat trotoar semennya, Yang Mulia," kata Karl, "Dan seharusnya semua pekerjaan akan selesai dalam minggu ini."     

Menurut rencana, kedua sisi jembatan akan dibangun dengan cara menumpuk puing-puing semen, mirip dengan cara pembangunan tembok kota Wilayah Barat. Jembatan itu sendiri tidak sulit dibangun selama letak posisi dan pengukuran sudah dilakukan terlebih dahulu. Kemiringan jembatan itu tujuh meter lebih tinggi dari tanah dan terhubung dengan jalanan kota melalui lereng yang landai. Dengan perbedaan ketinggian antara tanggul dan permukaan air, tinggi total jembatan itu berkisar sepuluh hingga dua belas meter, dan jembatan itu pada dasarnya sudah cukup tinggi agar kapal yang berlayar di bawah jembatan bisa lewat."     

Jembatan utama baru selesai dibangun setengah jalan dan kerangkanya sedang diuji di pantai — karena jembatan itu tidak terlalu panjang dan bobotnya juga ringan, Roland tidak khawatir dengan daya ketahanan jembatan itu meskipun ia tidak tahu apa-apa tentang pembangunan jembatan. Balok I[2] setinggi tiga puluh sentimeter sudah cukup kuat untuk menopang jembatan itu. Meskipun jembatan itu dilalui banyak orang, tidak mungkin berat tubuh manusia bisa mematahkan sebuah balok baja. Belum lagi pemrosesan hingga perakitan pengelasan baja yang dilakukan oleh Anna, balok baja itu tidak mungkin memiliki kualitas yang buruk.     

Demikian pula, pemasangan jembatannya juga sangat sederhana, bobot jembatan diubah menjadi seringan bulu oleh Si Burung Kolibri lalu Kilat akan membawa dan memasang jembatan itu pada tempatnya setelah tanah pijakan jembatannya selesai dibuat.     

Ketika jembatan baja yang berdiri di atas Sungai Air Merah sudah dapat dilewati oleh dua kereta kuda beroda empat secara berdampingan, itu berarti jembatan Sungai Air Merah sudah siap dibuka untuk umum.     

"Bahkan tukang batu terhebat pun pasti sulit membangun jembatan yang begitu indah seperti ini" kata Karl sambil menghela nafas, ia melihat ke arah sungai yang luas dan berkilauan, "Yang Mulia, apa nama jembatan baja ini?"     

Roland merenung sejenak dan berkata, "Mari kita namakan jembatan ini dengan nama Jembatan Air Merah."     

[1] Tiang bundar berujung lancip di satu sisi seperti pasak     

[2] Balok baja berbentuk huruf I     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.