Bebaskan Penyihir Itu

Tekad



Tekad

1"Yang Mulia, bagaimana mungkin saudaraku masih juga belum mengirimkan berita apa pun sampai sekarang?"     
2

Mendengar pertanyaan Ed, Timothy terdiam sejenak. "Benar juga, ada yang aneh. Aku mengutus Lehmann Hawes untuk menyerang Wilayah Barat dua bulan yang lalu. Memperkirakan waktu yang Lehmann butuhkan untuk pergi ke sana dan pulang kembali, seharusnya saat ini Lehmann sudah kembali ke Kota Raja untuk melapor."     

Timothy mengetahui dengan jelas bahwa Lehmann dan para kesatrianya yang hanya berjumlah seribu lima ratus orang mungkin tidak akan dapat menaklukkan Wilayah Barat, jadi Timothy hanya menyuruh Lehmann untuk mencoba mengendalikan situasi di Wilayah Barat jika memungkinkan. Tugas utama mereka adalah mengambil kembali pil gereja yang disimpan di gereja Benteng Longsong, serta menyelidiki pertempuran antara Adipati Ryan dengan Roland, dan meluncurkan serangan kepada Roland sebelum meninggalkan Kota Perbatasan.     

Taktik serangan dengan mengerahkan para prajurit yang sudah meminum pil gereja terbukti efektif dalam pertempuran Timothy melawan pasukan Garcia. Meskipun Timothy tidak berhasil menaklukkan Pelabuhan Air Jernih dengan sekali serangan dan semua prajuritnya telah terbunuh, para kesatria miliknya berhasil kembali dengan selamat. Selama Timothy bisa mengerahkan segerombolan orang-orang yang tidak berguna itu, ia bisa melancarkan serangan lagi.     

Namun kali ini, Timothy tidak menyangka, ia tidak mendengar berita apa pun dari Lehmann Hawes dan pleton kesatrianya sejak mereka berangkat ke Benteng Longsong.     

"Mungkin Lehmann sedang menyerang Kota Perbatasan atau sedang dalam perjalanan pulang." Timothy akhirnya membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Ed, meski jawaban yang ia berikan juga terdengar tidak pasti. "Jika kita beruntung, aku pasti akan menerima kabar dari Lehmann pada saat aku kembali ke Kota Raja."     

"Yang Mulia, jika Anda menerima berita dari saudaraku, bisakah Anda …."     

"Memberitahu kamu bahwa saudaramu sudah kembali?" tanya Timothy. "Tentu saja, aku akan segera mengirim kurir merpati kepadamu saat itu juga."     

"Terima kasih, Yang Mulia!"     

Sambil bersandar di pagar, Timothy memandang langit yang mendung dan berawan. Sesekali ada kilat di awan dan mendengar suara bergemuruh, itu suara guntur yang terdengar dari jauh. Perasaaan Timothy sedang gundah.     

Pertanyaan yang dilontarkan Ed mengikis rasa gembira Timothy meski ia sudah berhasil menaklukkan Pelabuhan Air Jernih. Garcia Wimbledon, adiknya sendiri telah melawan dirinya secara terang-terangan, seperti yang sudah Timothy duga. Tilly Wimbledon, adik bungsunya, tanpa sepengetahuan Timothy, juga telah meninggalkan Kerajaan Graycastle. Sedangkan Roland Wimbledon, adik laki-lakinya, Timothy pikir apa yang telah diperbuat oleh Roland sungguh tidak terduga. Tadinya Timothy berpikir bahwa ia tidak perlu mengkhawatirkan Roland karena Roland mungkin akan segera bosan dengan keadaan di kota yang terpencil dan membosankan itu dan mungkin ia akan segera kembali ke Kota Raja dengan sendirinya. Namun, apa yang terjadi di Kota Perbatasan saat ini bertolak belakang dengan dugaan Timothy.     

Roland tetap tinggal di Kota Perbatasan dan berhasil melalui Bulan Iblis dengan selamat. Roland bahkan telah mengalahkan pasukan Adipati Ryan dan merebut Benteng Longsong. Sekarang, Timothy bertanya-tanya apa lagi yang telah Roland lakukan terhadap Lehmann beserta seribu lima ratus orang pasukannya, karena kini Timothy telah kehilangan kontak dengan Lehmann.     

Timothy tidak banyak mengetahui mengenai Roland. Baik Garcia maupun Gerald tidak suka bermain dengan Roland ketika mereka masa kecil. Ketika Roland beranjak dewasa, Timothy hanya sering melihat Roland pada saat jamuan makan di istana dan ia mendengar cukup banyak kisah tentang berbagai perbuatan tercela yang Roland lakukan. Bahkan ayah mereka juga tidak begitu menyukai Roland. Tetapi berdasarkan apa yang terjadi setelah Roland diasingkan ke Kota Perbatasan, Timothy jadi berpikir mungkin selama ini Roland menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya dari mereka semua.     

Timothy segera menyingkirkan pemikiran itu. Tidak ada orang yang terlahir pandai dalam menipu dan menyamar. Tilly juga seorang yang sangat cerdas, ia tidak jauh berbeda dari gadis kecil biasa pada masa kecilnya, kecuali bakatnya yang sudah terlihat sejak kecil dalam hal pelajaran. Berdasarkan pertimbangan ini, Timothy yakin perubahan pada diri Roland pasti disebabkan oleh sesuatu yang terjadi padanya di Kota Perbatasan.     

Timothy menggelengkan kepalanya untuk mengusir pemikiran-pemikiran aneh ini.     

"Ada apa, Yang Mulia?"     

"Tidak apa-apa." jawab Timothy sambil menarik nafas dalam-dalam. "Hujan badai akan segera turun."     

"Tidak peduli apa yang akan Timothy lihat di Kota Perbatasan nanti, kekuatan Kota Perbatasan kini telah membuat Timothy terpojok. Di belakang Kota Perbatasan ada Tanah Barbar, Roland tidak mungkin melarikan diri ke Tanah Barbar. Tanpa pelabuhan dan armada, Roland hanya bisa bertarung sampai mati jika aku terus melancarkan serangan ke Kota Perbatasan," pikir Timothy.     

"Apakah Anda tetap bersikeras untuk berangkat esok?" Ed Howes kembali bertanya dengan nada cemas.     

"Bagaimana kita bisa bertahan menghadapi badai di masa depan jika kita mudah dihentikan hanya dengan beberapa tetesan air hujan?" Timothy berbalik dan berkata kepada Ed. Timothy yakin bahwa cepat atau lambat Roland Wimbledon akan segera berlutut di depannya untuk memohon belas kasihan, dan Timothy sendiri akan menjadi Raja Kerajaan Graycastle. Timothy juga tahu itu hanya sebuah permulaan dan tantangan sebenarnya adalah untuk mengalahkan gereja, karena ia sudah merasakan konspirasi yang sedang gereja lancarkan terhadap keluarga kerajaan. "Lakukan tugasmu. Semakin cepat kamu menyelesaikan tugas yang kuberikan padamu, semakin cepat kamu kembali ke Kota Raja."     

"Baik, Yang Mulia."     

Ed berjalan dua langkah dan tiba-tiba ia berbalik dan bertanya, "Aku hampir lupa. Yang Mulia, apa yang harus kita lakukan terhadap orang-orang yang diberi pil namun mereka tidak mati di medan perang? Mereka sudah tiga kali meminum pil itu."     

"Biarkan mereka mati terbakar bersama dengan Pelabuhan Air Jernih," jawab Timothy, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi sama sekali.     

Ed Howes berlalu pergi. Timothy tiba-tiba merasakan ada sesuatu tetesan dingin di hidungnya dan ia mendongak. Beberapa tetes air hujan mulai jatuh dari awan dan kemudian turun lebih deras lagi, membuat permukaan air laut beriak-riak.     

***************     

Di lantai paling atas Menara Babel, Kota Suci yang Baru, Hermes.     

"Sialan, sialan! Dasar perempuan jalang! Iblis ini berani menentang Tuhan! Beraninya wanita ini mengarahkan ujung tombaknya kepada gereja!?" Tayfun berteriak dan memaki dengan kasar sambil menggebrak meja.     

Ini adalah pertama kalinya Mayne melihat Tayfun bertindak seperti itu. Wajah Tayfun tampak bengis dengan janggutnya yang bergoyang-goyang dan urat-urat di keningnya terlihat menonjol. Tayfun bertingkah seolah-olah ia ingin menelan Garcia hidup-hidup.     

Sebelumnya Tayfun telah banyak mengeluh tentang perilaku Heather dan bahkan menghabiskan sepanjang sore untuk bertengkar dengan Heather karena hal-hal sepele. Namun, saat Tayfun membuka sebuah kotak perhiasan yang dikirim oleh Ratu Pelabuhan Air Jernih, ia langsung meradang.     

Di dalam kotak perhiasan itu, tidak ada mutiara atau perhiasan selain sebuah jari manusia bernoda darah yang masih mengenakan cincin besi berlambang Uskup Agung, dan cincin itu adalah pemberian dari Sang Paus.     

Mayne menghela nafas dan mengulurkan tangannya untuk menutup kotak itu sambil berkata, "Tentu saja, Garcia berani melakukan perbuatan ini, karena Tuhan sedang tidak berpihak kepada kita sekarang. Tuhan berpihak kepada sang pemenang."     

Mendengar perkataan Mayne, Tayfun yang masih terengah-engah, segera menenangkan diri kemudian duduk kembali di kursinya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Pada akhirnya, Tayfun bertanya kepada Mayne, "Jadi, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?"     

Gereja belum pernah mengalami kesulitan seperti ini dalam kurun seratus tahun terakhir. Mereka tidak pernah menyangka bahwa Garcia akan datang ke Kerajaan Everwinter. Setelah Garcia merebut Kota Raja, ia mengirim Armada Layar Hitam untuk mendekati Hermes. Meskipun gereja hampir berhasil merebut Kerajaan Hati Serigala pada saat itu, Mayne sudah menarik mundur Pasukan Penghukuman Tuhan ke Kota Suci lama.     

Gereja harus mempertahankan Kota Suci Lama karena kota ini tidak memiliki tembok pertahanan kota, dan di belakang Kota Suci Lama juga terdapat Istana bawah tanah Hermes.     

Ketika Pasukan Penghukuman Tuhan mundur dari Kerajaan Hati Serigala, Armada Layar Hitam juga telah mengubah arahnya, dan berlayar kembali ke Kota Raja. Dengan begitu, Garcia telah menunjukkan kepada gereja bahwa jika mereka berani menyerang Kerajaan Hati Serigala, ia akan menyerang Kota Suci lewat jalur air. Kekuatan pasukan Garcia membangkitkan semangat bertempur para bangsawan di Kerajaan Everwinter. Mayne yakin bahwa selama Garcia bisa memastikan keamanan wilayah dan properti milik para bangsawan yang tamak itu, mereka akan segera mendukung Garcia untuk menjadi ratu baru Kerajaan Everwinter tanpa ragu.     

Mayne tahu masalah ini tidak mudah untuk diselesaikan.     

Tetapi gereja tidak akan pernah takluk oleh orang-orang seperti itu. Sebelum Mayne dinobatkan menjadi Uskup Agung, ia sudah menyadari dan memahami bahwa jalan menuju posisi itu penuh dengan semak belukar.     

Perlahan-lahan Mayne berkata kepada Tayfun, "Pertama-tama, Kota Suci membutuhkan seorang uskup agung baru untuk menggantikan posisi Heather. Kamu dapat membuat daftar kandidat untuk dipilih oleh Paus."     

Tayfun mendengus dan berkata, "Lalu bagaimana dengan musuh?"     

"Aku akan menceritakan segalanya kepada Sang Paus. Jangan khawatir." Mayne menutup matanya. "Yang Mulia Paus akan membuat keputusan yang bijaksana untuk kita."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.