Bebaskan Penyihir Itu

Rencana Untuk Menginvestigasi



Rencana Untuk Menginvestigasi

0Ketika Roland sedang duduk di mejanya sambil memikirkan tentang bagaimana cara melancarkan serangan udara terhadap istana Timothy di kota raja, tiba-tiba ia mendengar bunyi benturan yang cukup keras di jendela yang ada di belakangnya.      0

Roland menoleh, ia melihat Kilat sedang membungkuk di jendela dengan ekspresi panik, sementara Maggie bertengger di kepala Kilat sambil mematuk-matuk jendela berkali-kali.     

Setelah Nightingale membukakan jendela untuk mereka berdua, Kilat segera terbang ke pelukan Roland.     

"Ada apa?" Roland terdiam sejenak dan akhirnya bertanya, "Apa yang terjadi?"     

"Kami membawa batu hitam! Ada gunung salju raksasa!" Maggie mendarat di atas meja dan melaporkan semuanya sambil mengepak-ngepakkan sayapnya.     

"Huh?"     

"Tidak, bukan begitu" kata Kilat dengan perlahan, "Itu iblis. Aku melihat Iblis!"     

"Apa?" Wajah Roland tampak serius, dan ia menyentuh kepala Kilat untuk menenangkan gadis itu. "Jangan panik. Pelan-pelan saja ceritakan kepadaku apa yang telah terjadi."     

Untuk sesaat, Kilat mendongak dan menatap Roland, rambut pirangnya tampak berantakan. Di sekitar mata Kilat, ada dua buah lingkaran berwarna merah muda, yang tampaknya disebabkan karena memakai kacamata anti anginnya untuk waktu yang lama. Kilat berkata, "Tadinya aku ingin menggambar perbatasan Hutan Berkabut. Selagi aku terus terbang ke barat di sepanjang Sungai Air Merah, aku menemukan sebuah gunung raksasa …."     

Setelah Kilat menceritakan apa yang dilihatnya secara mendetail, Roland terperangah. Kabut Merah tempat iblis tinggal berada tepat di belakang gunung salju raksasa itu. Dan itu hanya berjarak sekitar dua ratus kilometer lebih dari Wilayah Barat.     

Roland melirik ke arah Nightingale, Nightingale langsung mengangguk dan berkata, "Aku akan memanggil saudari-saudari yang lain."     

Rapat darurat langsung di adakan di kantor Roland.     

Setelah Roland menceritakan kembali apa yang telah dilihat oleh Kilat, para penyihir dari asosiasi yang pernah berhadapan dengan iblis-iblis itu menjadi agak panik. Terutama Daun, yang berhasil membunuh dua iblis, ia langsung menutup mulutnya dan menahan jeritannya.     

"Yang Mulia, aku sarankan eksplorasi lebih lanjut di daerah yang berkabut merah itu," Gulir yang pertama kali membuka suara, "Lagi pula, Kilat hanya melihat dari kejauhan. Kita tidak bisa memastikan apakah iblis itu memang bermukim di dalam Kabut Merah atau tidak. Sebelum kita bisa memastikan hal itu, kita akan menyelidiki apakah iblis itu dapat melintasi pegunungan di tepi laut atau mencapai daratan Kerajaan Graycastle.     

"Aku setuju dengan ide Gulir," jawab Wendy sambil mengangguk, "Walaupun iblis itu kuat, jika kita mempersiapkan rencana terlebih dahulu, itu akan lebih baik daripada kita tidak bisa melawan iblis itu sama sekali."     

Sebagai dua orang penyihir tertua di Asosiasi Persatuan Penyihir, ucapan Gulir dan Wendy selalu menjadi andalan di kalangan para penyihir. Meskipun penyihir lain masih sedikit takut, tidak ada yang mau duduk diam begitu saja sambil menunggu ajal menjemput.     

Roland juga menyetujui ide ini. Karena tidak ada yang membantah ide yang disampaikan Gulir, mereka mulai menyusun rencana. Yang paling penting adalah bagaimana cara melaksanakan rencana tersebut.     

"Bagaimana kalau kita menggunakan balon udara untuk memantau daerah itu dari udara?" tanya Anna, "Kita bisa menutupi Si Pemantau Awan dengan kamuflase seperti corak langit dan terbang di atas laut sambil bersembunyi di balik awan."     

"Kita juga bisa membawa Sylvie ikut bersama kita," kata Nightingale. "Kemampuan Sylvie tepat untuk menghadapi situasi seperti ini."     

"Baiklah," jawab Roland sambil mengangguk, "Dan … aku akan ikut pergi bersama kalian."     

"Yang Mulia!" setelah Roland berkata demikian, Wendy, Gulir dan Nightingale berseru serentak untuk menghentikan Roland. "Anda tidak boleh mengambil resiko atas keselamatan diri Anda!"     

"Perjalanan itu tidak berisiko untukku," kata Roland sambil mengibaskan tangannya dan berkata, "Jika iblis-iblis itu dapat terbang di atas laut atau melintasi pegunungan, mereka pasti sudah berada di seluruh daerah di Keempat Kerajaan. Namun, mereka tetap berdiam di daerah itu. Iblis-iblis itu tampaknya tidak sekuat yang kita pikirkan.     

Ada alasan lain mengapa Roland tidak memberi tahu mereka mengenai rencananya untuk ikut pergi. Dalam menilai peradaban, Roland merasa lebih berpengalaman daripada siapa pun di sini — dengan melihat iblis dan kota tempat tinggal para iblis dengan matanya sendiri, itu akan sangat membantu untuk menetapkan rencana penyerangan dan taktik bertempur di masa yang akan datang.     

"Tetapi …" Wendy merasa ragu-ragu.     

"Jangan khawatir. Kita hanya perlu melihat dari jauh," kata Roland sambil tersenyum, "Jika itu masih berbahaya, aku juga tidak akan meminta kalian untuk pergi kesana."     

"Yah, tetapi kamu harus tetap mengajakku ikut bersamamu," melihat Roland tidak juga merasa takut, Nightingale menyampaikan keinginannya terlebih dahulu kepada sang pangeran.     

Melihat tatapan Nightingale yang tajam kepada dirinya, Roland tahu ia tidak bisa menolak permintaan gadis itu. Setelah berpikir sebentar, Roland akhirnya berkata, "Selain aku, anggota lain yang ikut dalam investigasi ini adalah Anna, Wendy, Soraya, Nightingale, Kilat dan Maggie."     

"Kita akan pergi kesana dalam waktu satu minggu. Selain perbekalan makanan yang perlu dibawa, aku akan memberikan revolver kepada kalian masing-masing. Berlatihlah menggunakan revolver itu selama satu minggu ini. Dengan demikian bahkan penyihir yang tidak bisa bertarung sekali pun dapat melawan ketika menghadapi musuh."     

Karena kecepatan terbang balon udara jauh lebih lambat dari pada kecepatan terbang Kilat dan Maggie, balon itu akan memakan waktu satu hari untuk menempuh jarak lebih dari dua ratus kilometer. Dengan mempertimbangkan bahwa mereka juga perlu berkemah di luar selama satu malam, maka makanan, tenda, dan senjata adalah kebutuhan utama yang harus dibawa.     

"Baik, Yang Mulia," jawab para penyihir itu.     

Roland tidak punya waktu untuk memeriksa bijih hitam yang dibawa kembali oleh Kilat sampai semua orang keluar meninggalkan kantornya.     

"Apakah kamu tadi mengatakan bahwa batu ini ada di mana-mana di tepi Hutan Berkabut?"     

"Benar," Kini Kilat sudah lebih tenang tetapi pipinya masih sedikit memerah. Kilat duduk di samping meja dan ia masih terlihat gemetaran. "Semakin dekat ke kaki gunung, semakin banyak batu hitam yang aku temukan. Jika dilihat dari langit, aku melihat area yang tertutupi oleh batu hitam itu sepuluh kali lebih luas daripada Kota Perbatasan."     

Roland menimbang-nimbang batu hitam di tangannya, dan ia sedikit terkejut.     

Karena batu itu ternyata lebih ringan dari batu pada umumnya, jadi batu hitam ini sudah jelas bukan sebuah logam. Batu Itu tampak keras dan juga ringan, dan juga berkilauan … apakah batu itu adalah batu bara?     

Memikirkan hal itu, Roland memanggil Anna kembali.     

Di bawah pembakaran Api Hitam milik Anna, batu itu dengan cepat berubah warna menjadi merah, yang tampak seperti bijih besi di tungku peleburan. Tetapi batu itu juga tidak hancur. Batu itu juga ikut terbakar bersama Api Hitam, dan nyala api berwarna oranye terang terlihat saat batu hitam itu terbakar.     

Roland yakin akan dugaannya bahwa batu itu memang sepotong antrasit[1] berkualitas tinggi.     

"Jadi batu bara yang ada di tambang seperti ini," kata Kilat sambil terheran-heran. "Aku pikir batu bara itu rapuh dan mudah patah seperti arang kayu dan memiliki banyak serbuk. Jika disentuh, batu bara itu akan mengotori telapak tangan kita."     

"Yang kamu maksud itu adalah batu bara yang telah dihancurkan," jawab Roland sambil tertawa, "Sebagian besar batu bara itu keras seperti batu karang ketika baru ditambang, semakin keras semakin baik. Batu bara mentah berkualitas tinggi, berbentuk seperti batu, dan bahkan dapat mengeluarkan kilau seperti logam."     

Penemuan tidak terduga ini membuat Roland sangat amat kegirangan.     

Batu bara memang bukan barang langka di Kerajaan Graycastle. Di Bukit Naga Tumbang dan di Kota Perak, tambang batu bara sebagian besar diproduksi untuk pembakaran dan pemanasan di tungku. Namun pada kenyataannya, batu bara itu bisa digunakan untuk apa saja. Sebelum mesin pembakaran menjadi terkenal, batu bara adalah pemicu terciptanya mesin uap. Batu bara dapat menggantikan arang kayu untuk memproduksi besi dan baja, yang jauh lebih ramah lingkungan daripada terus menerus menebang pohon. Bahkan setelah memasuki era di mana listrik sudah ditemukan, batu bara masih dapat digunakan untuk menyuling gas hidrogen dan juga menciptakan aspal, dan menghasilkan tenaga listrik. Batu bara bisa dianggap sebagai bahan bakar murah yang sangat bagus.     

Jelas jauh lebih baik jika Roland bisa memiliki tambang batu bara terbuka daripada harus mengimpor batu bara. Satu-satunya masalah adalah bagaimana cara mengembangkan tambang batu bara itu.     

Roland mengalihkan pandangannya ke peta yang baru digambar oleh Kilat.     

Tampaknya rencana untuk membuat lebih banyak kapal bertenaga uap sudah harus dilaksanakan secepatnya.     

[1] Batu bara     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.