Bebaskan Penyihir Itu

Surat Peringatan



Surat Peringatan

2Sementara itu, di istana Graycastle, Timothy sedang duduk di atas takhta sambil memegang tongkat kerajaannya, ia menatap kepada Rayleigh Chenies, Kepala Alkemisnya. Rayleigh tampak tenang dan sopan.      3

"Apakah kamu tahu formula apa yang dicuri oleh Boer si Pengkhianat itu?" tanya Timothy.     

"Aku tahu, Yang Mulia. Itu adalah formula bubuk salju terakhir yang diciptakan oleh bengkel alkemis. Tolong izinkan aku untuk mendemonstrasikan formula itu." kata Rayleigh sambil membungkuk memberi hormat.     

Setelah Timothy memberi aba-aba untuk mulai, Rayleigh melambaikan tangan kepada murid-muridnya yang ada di belakang, sebagai isyarat agar mereka bersiap-siap untuk melakukan uji coba ini. Dua orang murid Rayleigh berjalan ke depan sambil memegang sebuah kantung kulit. Rayleigh meletakkan selembar kertas putih di lantai. Rayleigh menyebarkan bubuk salju ke lantai, dari masing-masing kantung, ke atas kertas dan membagi bubuk salju itu menjadi dua garisan. Yang satu berwarna abu-abu muda, sementara yang lain berwarna lebih gelap dan lebih mirip dengan warna abu kehitaman.     

"Yang Mulia, tolong perhatikan baik-baik. Bubuk yang berwarna abu muda adalah bubuk salju yang diproduksi pertama dan yang asli, sedangkan bubuk yang berwarna lebih gelap ini adalah penemuan yang terbaru." Rayleigh mengeluarkan batu api dan memercikkan percikan batu api itu di atas kedua bubuk salju yang diletakkan di atas kertas. Bubuk yang berwarna abu muda terbakar perlahan dan menghasilkan asap tebal, sedangkan bubuk yang berwarna lebih gelap langsung terbakar dalam sekejap, dan juga turut membakar kertas yang ada di bawahnya.     

"Apa artinya itu?" tanya Timothy berkata dengan wajah masam, "Membakar selembar kertas tidak menunjukkan bahwa aku akan dapat mengalahkan senjata yang dimiliki oleh adikku tersayang."     

"Tentu saja bukan begitu, Yang Mulia." jawab Rayleigh sambil tersenyum dan mengelus jenggotnya. "Maafkan aku karena menanyakan pertanyaan ini kepada Anda, tetapi apakah Anda memperhatikan asap yang dihasilkan oleh bubuk yang terbakar itu? Ini artinya semakin cepat bubuk itu terbakar, semakin banyak asap yang dihasilkannya, membuat api itu sulit untuk dipadamkan. Aku dapat membuktikan hal itu dengan uji coba yang selanjutnya."     

Kali ini, murid-murid Rayleigh membawa dua kantung kertas yang dibungkus rapat dengan bola-bola salju seukuran kepalan tangan. Masing-masing bola itu memiliki sumbu yang panjang dan murid-murid itu menyalakan sumbunya sebelum menutup bola itu dengan menggunakan mangkuk yang terbuat dari tembaga. Mereka semua memandangi percikan api saat api itu membakar sumbunya dan mendekat ke arah mangkuk tembaga.     

"Yang Mulia, bersiap-siaplah. Suara ledakannya akan sangat keras, jadi pastikan Anda menutup telinga Anda." kata Rayleigh.     

Segera setelah Rayleigh selesai mengucapkan kalimat ini, terdengar suara ledakan yang keras dan satu mangkuk tembaga itu terbalik. Mangkuk yang kedua terlempar tinggi ke udara, mengenai langit-langit istana, kemudian memantul sebentar, membuat suara benturan yang keras saat jatuh ke lantai.     

"Sialan!" Timothy menyumpah dalam hatinya sambil memegang tongkat kerajaan yang nyaris dijatuhkannya. Tanpa sadar, Timothy menelan ludahnya dan mengomel di dalam hati. "Kenapa orang tua ini tidak memperingatkan aku sedikit lebih awal?"     

Timothy menahan emosinya dan mengalihkan perhatiannya ke mangkuk kedua yang telah dibawa oleh salah seorang murid Rayleigh untuk diperiksa. "Lagi pula, lelaki tua itu adalah Kepala Alkemis di Kota Raja dan aku membutuhkan bantuannya untuk mengembangkan senjata alkimia."     

Timothy melihat bahwa mangkuk tembaga itu benar-benar rusak, ujung luarnya menjadi dua kali lebih besar seolah-olah ada sesuatu yang kuat telah menghantam mangkuk itu dari dalam.     

"Setelah uji coba itu diulang kembali, kami menemukan bahwa emisi gas yang dinyalakan akan meningkatkan kekuatan bubuk salju, dan inilah sebabnya aku menduga Boer memutuskan untuk mencuri formula khusus ini," kata Rayleigh ini dengan penuh keyakinan, "Sebuah bola padat yang dikompresi dan mengandung bubuk salju dalam jumlah besar sudah cukup kuat untuk menghancurkan baju zirah dan pasukan musuh hingga berkeping-keping. Aku yakin formula bubuk salju baru akan segera menggantikan senjata tradisional, seperti pedang, tombak, busur, dan panah. Bahkan seorang kesatria yang terlatih pun tidak akan bisa mengalahkan warga sipil yang bersenjatakan bola bubuk salju ini."     

Timothy menyadari bahwa komentar yang disampaikan Rayleigh itu telah membuat para kesatria berbisik-bisik, wajah mereka langsung berubah masam. Ketika Timothy melihat Weimar Sang Kesatria hendak melangkah maju untuk memprotes pernyataan itu, Timothy dengan cepat menggunakan tongkatnya untuk menghentak lantai dan berteriak, "Tenang semua!"     

Setelah semua orang menundukkan kepala mereka dan menuruti perintah Timothy, ia menatap ke arah Rayleigh lagi dan bertanya, "Apakah formula yang dicuri oleh pengkhianat itu adalah formula bubuk salju yang baru?"     

"Tidak, Yang Mulia," Rayleigh menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada mencemooh, "Boer menemukan formula itu secara tidak sengaja ketika ia sedang menggiling bubuk salju. Boer mungkin mengambilnya dari tempat penyimpanan di bengkel alkimia. Namun, jumlah bubuk salju yang Boer curi tidak cukup banyak untuk melakukan serangkaian tes lebih lanjut. Dan, bubuk salju yang aku ciptakan ini, memiliki formula terbaik berdasarkan pengujian yang aku lakukan berkali-kali, jadi bubuk saljuku ini jauh lebih kuat daripada sebuah formula yang tidak sengaja ditemukan oleh Boer."     

"Bagus." kata Timothy dengan lega. Timothy tahu bahwa Garcia telah menempatkan banyak mata-mata di Kota Raja, tetapi ia tidak menyangka ada mata-mata yang diselundupkan oleh Garcia di bengkel alkemis milik Timothy. Garcia yang menjadi dalang di balik pencurian yang melibatkan Boer dan kedua belas murid Boer lainnya. Biasanya, pekerjaan sebagai seorang alkemis dianggap langka, tetapi di Kota Raja, ada lebih dari dua puluh orang alkemis yang tinggal di kota ini, jadi kehilangan satu orang alkemis bukanlah suatu kehilangan besar. Namun, yang sulit diterima oleh Timothy adalah kenyataan bahwa Boer telah membuat bubuk salju yang sangat mematikan sesaat sebelum melarikan diri di tengah malam sebelum formula itu sempat disimpan di bengkel alkemis Kota Raja.     

Dan sayangnya lagi, intelijen Timothy tidak dapat menangkap Boer dan komplotannya yang melarikan diri, bahkan Boer juga menempatkan seorang mata-mata untuk mengalihkan perhatian intelijen Timothy. Segera setelah Timothy mendapatkan informasi bahwa Boer melakukan pengkhianatan terhadap dirinya, ia langsung memerintahkan Perdana Menteri Marquis untuk membeli semua bubuk mesiu di Kota Raja, dan meminta semua bengkel alkemis untuk menciptakan kembali formula bubuk salju yang dicuri oleh Boer. Timothy cukup puas dan senang karena semua bubuk mesiu itu sudah berhasil dikumpulkan dalam waktu dua bulan dari seluruh pelosok kota.     

Timothy berdeham sebelum berkata kepada Rayleigh. "Bagus sekali. Kamu akan diberikan dua puluh keping emas sebagai hadiah atas kerja kerasmu. Selain itu, aku akan membuka sebuah bengkel alkimia di pusat kota untuk memproduksi bubuk salju yang cepat terbakar ini dalam jumlah besar. Sementara itu, lanjutkan penelitianmu dan temukan formula lain untuk bubuk salju ini." "Dan kamu akan diberikan gelar kebangsawanan dan juga tanah, tetapi hanya jika kamu berhasil membuat bubuk salju terkuat seperti yang kamu demonstrasikan itu, sehingga kini siapa pun bisa mengalahkan orang yang kuat seperti kesatria sekali pun."     

"Terima kasih, Yang Mulia!"     

Setelah Rayleigh pergi, Weimar melangkah maju ke hadapan Timothy dan berkata, "Yang Mulia, bubuk salju itu mungkin terlihat menakutkan, tetapi tentu tidak dapat mengalahkan seorang kesatria. Anda telah melihat bahwa bubuk salju itu hanya mematikan jika seseorang terkena ledakan dari jarak yang sangat dekat. Jika musuh bisa berada sedekat itu denganku, aku bisa langsung membunuhnya, bahkan jika mereka menemukan cara lain untuk mendekati aku, aku masih bisa memikirkan cara untuk membunuh musuh yang mendekatiku. Apa yang dikatakan Rayleigh hanyalah imajinasi seseorang yang belum pernah terjun ke medan perang secara langsung."     

"Kami juga berpikir demikian, Yang Mulia." Para kesatria lainnya juga ikut berkomentar.     

"Itulah sebabnya aku memerintahkan Rayleigh untuk melanjutkan penelitiannya dan menemukan formula lain atau cara lain yang lebih baik," kata Timothy sambil berusaha menenangkan para kesatria itu. "Misalnya menemukan cara pembakaran sumbu yang lebih singkat atau mungkin menemukan cara agar bisa melemparkan bola mesiu itu ke arah musuh. Tentu saja, apa pun senjata yang diciptakan, aku selalu yakin bahwa para kesatriaku lebih baik daripada orang biasa."     

Namun, apa yang ada di pikiran Timothy sebenarnya berlawanan dengan apa yang ia katakan. Warga sipil, meskipun mereka tidak berguna, lemah, dan pengecut, bisa berubah menjadi pasukan yang sangat mematikan begitu mereka dipersenjatai dengan bubuk salju dan di bawah pengaruh pil yang mereka minum. Setidaknya, ketika mengepung atau menyerang formasi musuh, pasukan Timothy bisa menembus garis pertahanan musuh hanya dengan mengirimkan beberapa orang. Mengirim pasukan Timothy dengan cara menempelkan bubuk mesiu di tubuh prajuritnya bisa dimanfaatkan agar dapat mendekati musuh.     

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa di luar pintu. Seorang penjaga bergegas masuk ke aula dan berlutut sebelum menyampaikan informasi yang ia bawa. "Yang Mulia, tampaknya pasukan yang Anda kirim ke Wilayah Barat telah dikalahkan. Dari informasi yang aku terima, prajurit yang terluka telah kembali ke Kota Raja, mereka juga membawa surat peringatan dari Roland Wimbledon. Saat ini, berita kekalahan pasukan kita sudah menyebar ke mana-mana."     

"Apa!?" Timothy terkejut bukan main. "Jaga jangan sampai berita itu menyebar lebih luas dan segera bawa ke sini prajurit yang terluka itu!"     

…     

Di halaman istana, para prajurit yang terluka sudah berkumpul. Penampilan mereka tampak buruk dan kumuh, seperti pengemis, dan mereka memohon kepada Timothy sambil berlutut di tanah. "Yang Mulia, tolong kasihanilah kami. Ijinkan kami untuk meminum beberapa pil lagi. Kami sudah tidak tahan lagi."     

[Kalian semua adalah sampah yang tidak berguna. Apa pun yang kalian makan tidak akan dapat mempertahankan nyawa kalian. Beraninya kalian meminta pil lagi dariku?] Sambil menatap para prajurit itu dengan tatapan menghina, Timothy bertanya dengan pelan, "Apa yang terjadi? Bagaimana kalian bisa dikalahkan dalam pertempuran? Siapa pun yang bisa memberi tahu dengan rinci akan aku berikan sebuah pil."     

Semua prajurit itu langsung serta merta berteriak, "Kapal kami diserang dan armada kami langsung terpecah belah. Para Kesatria memerintahkan kami untuk pergi ke darat, tetapi begitu kami mencapai tepi sungai, kami langsung dihujani dengan anak panah. Hujan panah itu begitu mengerikan sehingga kami bahkan tidak bisa melawan balik sama sekali. Akhirnya, para kesatria itu menyerah, sama seperti kami."     

"Di mana Pemimpin Kesatria yang memimpin pasukan kalian?" tanya Timothy.     

"Kami … kami tidak tahu, musuh mengawal kami ke perkemahan, tetapi tidak ada yang melihat Pemimpin Kesatria."     

Wajah Timothy semakin masam dan suaranya semakin sinis. "Lalu bagaimana kalian bisa kembali ke Kota Raja?"     

"Pangeran Roland yang melepaskan kami." salah satu prajurit itu menjawab dengan cepat, "Pangeran Roland memberikan sepucuk surat kepada semua orang, dan menyuruh kami untuk menyampaikan surat ini kepada Anda."     

"Setiap orang dari kalian diberikan sepucuk surat?"     

"Benar Yang Mulia, aku membawa surat itu!"     

"Yang Mulia, aku juga mendapatkan surat itu!"     

Para prajurit itu saling berteriak, sambil mengeluarkan 'surat-surat' yang dikirim oleh Roland.     

"Sialan! Roland benar-benar memberikan surat sialan ini kepada semua orang?" Timothy memberi isyarat kepada seorang penjaga untuk mengambil surat-surat itu dari para prajurit dan ia melihat bahwa setiap surat itu memiliki isi yang sama.     

"Aku merasa kasihan dengan kebodohanmu, Timothy Wimbledon. Kamu akan segera mengerti seberapa besar kesalahan yang telah kamu perbuat dengan menyerang Wilayah Barat berkali-kali, dan apa yang telah kamu lakukan kepadaku akan dibayar mahal. Aku telah memutuskan untuk menyerang Kota Raja pada bulan September, pada saat itu kamu akan menyadari bahwa dirimu tidak seaman yang kamu kira, dan setiap penduduk di Kota Raja akan melihat bahwa sebentar lagi takhtamu akan segera hancur."     

"Roland Wimbledon."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.