Bebaskan Penyihir Itu

Negosiasi (Bagian II)



Negosiasi (Bagian II)

1Hujan sudah berhenti. Awan-awan terlihat berwarna kemerahan diterpa sinar matahari yang mulai terbenam.     
0

Roland membuka pintu kamar tamu dan melihat Margaret yang sedang berjalan mondar-mandir di depan perapian dan ia tampak gelisah. Saat Sean melihat Roland datang, ia membungkuk memberi hormat dan pergi. Setelah melihat Roland, Margaret bergegas ke arahnya dan bertanya, "Yang Mulia, bagaimana kondisi Kilat sekarang?"     

Roland agak terkejut, ia tidak menduga respons Margaret akan seperti itu. Roland menduga bahwa Margaret mungkin merasa marah, atau mungkin sinis, tetapi Roland tidak menyangka bahwa Margaret akan menunjukkan kepedulian terhadap Kilat.     

"Kilat baik-baik saja … ia hanya kelelahan."     

"Benarkah? Bagus kalau begitu." Margaret tampak lega.     

"Kamu sepertinya peduli kepada Kilat."     

"Kilat sangat mirip dengan ayahnya, terutama matanya yang sipit serta hidung mancungnya … aku langsung mengetahui bahwa gadis itu pasti anak perempuan Tuan Guntur."     

Setelah mengatakan kalimat itu, Margaret membuka kancing kerahnya dan menurunkan seuntai perhiasan emas di lehernya. "Verifikasi yang Anda sebutkan … Anda bermaksud menyelidiki aku dengan bantuan kekuatan penyihir, bukan? Jika ketulusanku dapat dibuktikan dengan cara seperti ini, maka bisakah Anda meminta si penyihir untuk ikut bergabung dengan pembicaraan kita? Aku tidak suka dimata-matai."     

Tali perhiasan Margaret terbuat dari rantai emas dan batu permata berwarna biru muda yang dipotong menjadi berbentuk segi enam. "Itu pasti Liontin Penghukuman Tuhan yang berkualitas tinggi," pikir Roland.     

Roland cukup terkejut dengan perkataan Margaret karena Roland baru saja memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa menyuruh Margaret melepaskan Liontinnya tanpa membuat Margaret merasa tidak nyaman atau curiga. Sejujurnya, Roland cukup merasa kagum kepada wanita Fjords ini. Meskipun Margaret berada dalam situasi yang kurang mengenakkan, ia masih mencoba untuk mengambil inisiatif dan memulai percakapan. Baik keterampilan negosiasi dan perilakunya membuktikan bahwa Margaret memang seorang pengusaha sejati.     

Roland mengambil Liontin Penghukuman Tuhan dari tangan Margaret dan menggantung liontinnya di rak pakaian di samping perapian. Dengan kualitas yang sangat tinggi, Liontin Penghukuman Tuhan ini mungkin bisa menahan kekuatan sihir apa pun dalam jarak satu meter. Menurut pandangan Nightingale, itu masih dapat memblokir kekuatan sihirnya. Mungkin Nightingale sudah menghindar dari melarikan diri dari liontin ini.     

"Mari kita bicara di ruang tamu," kata Roland. Karena wanita itu menunjukkan ketulusan, Roland tidak ingin terlihat terlalu kasar. Ketika mereka berdua melangkah ke ruang tamu, Nightingale sudah menampakkan dirinya dan ia duduk di kursi tuan rumah. Dagunya bertumpu pada tangannya, dan posisi duduk Nightingale tampak seperti ia sudah lama menunggu. "Sepertinya Nightingale memiliki pikiran yang sama denganku," pikir Roland.     

Setelah semua orang duduk, Roland mulai memperkenalkan mereka. "Wanita ini bernama Nightingale. Nightingale bisa mengetahui apakah kamu mengatakan yang sebenarnya atau sedang berbohong."     

"Halo, Nona Nightingale." kata Margaret sambil mengangguk ke arah Nightingale, dan Nightingale juga menyambut sapaan Margaret.     

"Kamu bilang kamu tidak memiliki kebencian terhadap para penyihir. Apa maksudmu?" Ini adalah pertanyaan pertama yang diajukan Roland, yang juga merupakan hal yang paling ingin ia ketahui. "Sejauh yang aku ketahui, gereja juga memiliki pengaruh kuat di Fjords."     

"Tetapi pengaruh gereja tidak sebanding dengan pengaruh Tiga Dewa. Dengan kata lain, sebagian besar orang Fjords memiliki kepercayaan yang sama dengan Bangsa Pasir. Mereka menyembah langit, laut, dan bumi. Bagiku … " Margaret berhenti berbicara. "Dulu aku punya seorang sahabat. Suatu ketika kami menghadapi badai ketika kami pergi memancing di laut. Kapal layar kami terbelah menjadi dua terkena hantaman gelombang raksasa. Karena bencana ini, sahabatku membuka jati dirinya sebagai seorang penyihir yang bisa bernapas seperti ikan. Aku kehilangan kesadaran di laut, dan sahabatku-lah yang menemukan aku dan membawaku ke daratan."     

"Apa yang terjadi selanjutnya?" Nightingale bertanya dengan penasaran.     

"Ketika aku tersadar, ia sudah pergi … mungkin dibandingkan dengan tinggal bersamaku, ia mendambakan lebih banyak waktu untuk tinggal di laut," kata Margaret dengan menyesal, "Sejak saat itu, aku tidak pernah melihatnya lagi. Penduduk setempat mengatakan bahwa ketika ada kabut di laut, sahabatku akan membimbing perahu-perahu nelayan dengan nyanyiannya untuk menghindari terumbu karang. Tidak peduli siapa dirinya, sahabatku bukanlah seorang yang jahat, ia juga tidak mungkin menjadi kaki tangan iblis."     

Roland menganggukkan kepala. "Penyihir adalah orang biasa yang memiliki kemampuan istimewa. Jika seseorang memiliki pemahaman yang mendalam tentang para penyihir sebelum penyihir itu tersadar, kesan yang dimiliki seseorang terhadap para penyihir tidak akan mudah diubah oleh apa yang selama ini diberitakan oleh gereja."     

"Kamu sepertinya tahu banyak mengenai kemampuan penyihir. Bagaimana kamu bisa menebak bahwa aku memiliki lebih dari satu penyihir di sini dengan mendengar perkataanku saja?"     

"Sejujurnya, karena sahabat masa kecilku ini, aku menjadi sangat ingin tahu tentang para penyihir. Aku bahkan mempertimbangkan untuk mengambil beberapa pekerja yang sangat istimewa seperti mereka," kata Margaret sambil tersenyum.     

Sampai saat itu, Nightingale belum menemukan bukti bahwa Margaret berbohong, yang pada dasarnya mencoret kemungkinan bahwa ia akan menjadi seorang mata-mata gereja. Roland merasa lega kemudian berkata dengan sedikit rasa bersalah, "Sepertinya aku terlalu mencurigai kamu. Aku harap kamu tidak kecewa."     

"Tentu saja tidak. Aku mengerti bahwa Yang Mulia melakukan hal ini untuk keselamatan Kilat dan juga … gadis ini," kata Margaret sambil melambaikan tangan kepada Nightingale, "Karena itu berarti Anda merupakan orang yang sangat tidak bertanggung jawab jika Anda tidak melakukan apa-apa seperti itu."     

"Apakah kamu mengenal Tuan Guntur?" Roland bertanya, "Kekhawatiran dan kepedulianmu terhadap Kilat memang terlihat berbeda dibandingkan kepedulian yang ditunjukkan seseorang kepada anak seorang penjelajah."     

Menghadapi pertanyaan ini, Margaret merasa ragu sejenak. Kemudian Roland berkata tidak masalah jika Margaret tidak mau menjawab, tetapi perlahan Margaret mulai menceritakan kisah itu, "Sejujurnya, setelah aku meninggalkan desa, aku bergabung dengan tim ekspedisi Tuan Guntur dan cukup lama melakukan perjalanan eksplorasi bersamanya. Sebagai anggota tim yang baru, Tuan Guntur dan istrinya menunjukkan perhatian secara khusus kepadaku. Ketika Kilat lahir, aku berada di sana untuk menyaksikan proses kelahirannya."     

"Apakah Kilat dilahirkan di atas kapal?"     

"Benar, Kilat dilahirkan di atas kapal dalam keadaan badai yang dahsyat. Di luar kabin, guntur dan kilat tidak pernah berhenti menggelegar. Tidak lama setelah kelahiran Kilat, istri Tuan Guntur meninggal karena infeksi septikemia[1] , dan aku … bertindak sebagai pengganti ibunya. Karena tidak ada ASI, aku mengunyah bubur gandum, mencampurnya dengan telur ikan dan memberi Kilat makan sedikit demi sedikit." Suara Margaret menjadi sangat lembut. "Tuan Guntur merasa sangat terpukul, tetapi ia masih bisa memerintahkan seluruh awak kapal. Tanpa Tuan Guntur, awak kami kemungkinan besar akan tercerai-berai dalam perjalanan panjang selama berbulan-bulan. Aku tinggal di kabin dan menyaksikan Kilat tumbuh. Ekspedisi itu berakhir ketika Tuan Guntur menemukan Pulau Bayangan dan kami kembali ke Teluk Naga Laut. Setelah itu, aku … meninggalkan Fjords dan menetap di Kota Raja di Kerajaan Graycastle."     

"Jadi begitu ceritanya!" Roland berpikir dalam hati, "Tidak heran ketika Margaret mendengar nama Tuan Guntur, ia bereaksi seperti itu. Mengenai mengapa ia berhenti mengikuti Tuan Guntur dengan ekspedisinya, sepertinya tidak sulit untuk ditebak. Tidak setiap cerita yang dimulai dengan kisah percintaan berakhir dengan akhir yang membahagiakan."     

"Tetapi kebetulan yang aneh adalah … bisa bertemu dengan Margaret dalam keadaan seperti ini. Apakah aku akan mendapatkan diskon yang lebih besar untuk urusan bisnis antara aku dengan Margaret?" Roland terbatuk dua kali. "Nona Margaret, kamu dan aku sudah saling mengenal sekarang, jadi bisnis kita …."     

"Yang Mulia, bukan seperti itu cara kerjanya," kata Margaret sambil tersenyum, "Bisnis adalah bisnis. Itu adalah prinsip yang kami pegang teguh."     

[1] Septikemia adalah kondisi di mana di dalam darah terdapat bakteri     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.