Bebaskan Penyihir Itu

Sabun Wangi Dan White Liquor



Sabun Wangi Dan White Liquor

2Matahari terbenam ke arah barat, gelombang hawa panas perlahan memudar, dan suara mengerik para jangkrik juga berangsur mereda. Namun, udara di istana masih terasa agak pengap, tidak seperti angin semilir di Pulau Tidur yang dikelilingi oleh lautan.      0

Evelyn yang bermandikan keringat berjalan ke lantai dua dan masuk ke kamarnya, lalu semburan hawa sejuk langsung menyelimuti tubuhnya.     

"Kamu sudah menjalani ujian dengan berat," seorang wanita berambut hitam yang terlihat dewasa dan matang berkata sambil tersenyum, "Lalu, bagaimana hasilnya?"     

Wanita ini bernama Gulir. Gulir adalah penyihir tertua di Asosiasi Persatuan Penyihir dan juga seorang senior yang sangat ramah. Evelyn bisa merasakan kepedulian dan perhatian dari Gulir setelah bergaul dengannya hanya dalam satu hari.     

"Aku … belum tahu," kata Evelyn dengan nada frustrasi, "Penyihir lain telah memperlihatkan kemampuan mereka sementara Yang Mulia hanya mengajukan beberapa pertanyaan kepadaku. Apakah itu karena … Yang Mulia menganggap kemampuanku tidak berguna?"     

Gulir membawakan satu gelas air es untuk Evelyn. "Yang Mulia pernah mengatakan kepada kami bahwa tidak ada kemampuan penyihir yang tidak berguna, yang ada hanya kemampuan yang tidak berkembang. Jadi, kamu tidak perlu khawatir mengenai itu."     

"Tetapi …" Evelyn mengambil gelas itu sambil merasa ragu.     

"Kamu khawatir akan diabaikan di sini jika kamu tidak berguna?" Gulir tidak bisa menahan senyumnya. "Mungkin saja kamu akan diperlakukan seperti itu jika berada di Asosiasi Persatuan Penyihir yang dulu, di sini Yang Mulia tidak pernah membeda-bedakan penyihir dan Si Burung Kolibri bisa membuktikan ucapanku."     

Si Burung Kolibri yang sedang mencari pakaian di lemari mendongak dan berkata, "Itu benar. Sama seperti aku, Bulan Misteri, Lily, dan Nana tidak mendapatkan tugas belakangan ini dan Yang Mulia menyuruh kami untuk bermain permainan kartu Gwent untuk mengalihkan kebosanan."     

"Mengalihkan kebosanan?" Evelyn bertanya sambil membelalakkan mata.     

"Benar, bukankah itu luar biasa? Yang Mulia berkata: kerja keras dan banyak main," kata Si Burung Kolibri. "Namun, aku pikir Yang Mulia masih sedikit pilih kasih karena ia tampaknya memperlakukan Anna lebih baik."     

"Anna adalah penyihir pertama yang dikenal Yang Mulia, sudah pasti, mereka lebih dekat satu dengan yang lain," jawab Gulir sambil menepuk kepala Si Burung Kolibri dan berkata, "Cepat ambil pakaianmu, jika tidak, nanti tidak ada air untuk mandi." Lalu Gulir memandang Evelyn dan berkata, "Ikutlah dengan kami."     

"Kita mau pergi ke mana?" tanya Evelyn dengan kaget.     

"Kita akan mandi." jawab Gulir sambil tersenyum. "Tidak ada hal yang lebih nyaman selain mandi air dingin saat musim panas."     

Ketika Evelyn berjalan ke kamar mandi bersama Si Burung Kolibri dan Gulir, ia tidak bisa menahan rasa terkejutnya. Evelyn seolah-olah sedang berjalan di padang rumput yang luas dengan awan dan pegunungan yang terhampar di hadapannya dan sinar matahari bersinar melalui jendela ke cermin dan memantulkan cahayanya ke seluruh dinding, membuat awannya berwarna keemasan.     

"Ini adalah …."     

"Mahakarya buatan Soraya." jawab Gulir sambil tertawa, "Ini bukanlah lukisan tradisional, kamu akan mengetahuinya jika kamu melepaskan sepatumu."     

Evelyn meletakkan sepatu kayunya ke rak sepatu yang berada di dekat pintu, ia langsung mengerti apa yang dimaksud Gulir ketika dirinya melangkahkan kaki ke 'padang rumput'. Perasaan lembut yang ada di bawah kakinya terasa seperti menginjak rumput asli dan rumputnya berembun seperti habis diguyur hujan deras.     

Gulir menanggalkan pakaiannya dan membuka ikatan rambutnya. Gulir berjalan menuju dinding lalu memutar kerannya, dan pancuran air yang berada di atas kepala Gulir tiba-tiba mengeluarkan air, dan langsung membasahi seluruh tubuhnya.     

"Bagaimana? Apakah rasanya nyaman?" Si Burung Kolibri memberikan sesuatu kepada Evelyn. "Ini adalah sabun wangi yang diciptakan oleh Yang Mulia dan kamu pasti akan menyukai sabun ini. Mari, aku akan mengajari kamu cara menggunakan sabunnya."     

…     

Ketika Evelyn kembali ke kamar, seluruh tubuhnya terasa jauh lebih nyaman dan segar.     

Evelyn belum pernah merasakan mandi yang begitu nyaman. Semua perasaan lengket hilang seketika saat Evelyn menggosokkan sabun wangi ke tubuhnya sambil memperbanyak busanya lalu membasuh tubuhnya dengan air dingin. Rasanya sangat menyegarkan dan juga lembut. Ketika Evelyn mengenakan pakaian bersihnya, udara yang tadinya panas terasa lebih sejuk sekarang. Evelyn bisa mencium aroma bunga mawar yang masih tertinggal di kulitnya ketika ia mengendus tangannya.     

[Ini adalah kehidupan sehari-hari para penyihir dari Asosiasi Persatuan Penyihir itu?]     

Diam-diam Evelyn menganggap semua hal ini sangat luar biasa. Evelyn dilahirkan di luar Kota Raja. Keluarga Evelyn memiliki sebuah kedai minuman, meskipun para pengunjung yang datang ke kedainya mayoritas adalah para petani, topik paling sering yang mereka bicarakan biasanya mengenai kaum bangsawan yang tinggal di Kota Bagian Dalam dan gaya hidup kaum bangsawan, dan Evelyn juga banyak mendengar rumor selagi menyajikan minuman kepada para tamu. Seperti bak mandi emas berisi anggur, dan bak mandi susu yang penuh dengan kelopak mawar … namun, tidak ada yang bisa menandingi pengalaman mandi yang Evelyn rasakan hari ini meskipun ia telah mendengar banyak rumor mengenai kehidupan kaum bangsawan yang luar biasa — setidaknya Evelyn tidak menganggap mandi dengan susu dan anggur adalah sebuah kenyamanan. Rasanya pasti lengket.     

Mengingat bahwa pemilik istana ini adalah seorang Pangeran, wajar saja jika seorang Pangeran menginginkan kenyamanan dan kemewahan di istananya. Namun, sulit bagi Evelyn untuk membayangkan bahwa para penyihir di sini juga memiliki gaya hidup yang sama dengan keluarga kerajaan dan kaum bangsawan. Sulit bagi Evelyn untuk mempertahankan kehidupan sebelumnya yang damai dan sederhana sebelum ia datang ke Kota Perbatasan.     

"Apa kamu lapar?" Gulir mengepang rambutnya sendiri setelah mengeringkan rambut sambil berkata, "Ayo kita pergi ke aula, sudah waktunya makan malam."     

Meja kayu panjang di aula lantai pertama dipenuhi dengan berbagai jenis hidangan. Evelyn menghitung semua jenis makanan itu. Ada enam panci sup daging dengan telur rebus, sup sayuran, dan jamur panggang. Menu makan malam ini tidak jauh berbeda dengan jamuan pesta penyambutan tadi malam.     

Ketika semua penyihir sudah hadir dan duduk di meja masing-masing, mereka semua mulai makan. Evelyn memperhatikan bahwa beberapa penyihir yang menggunakan semacam tongkat kecil[1] untuk mengambil makanan selain menggunakan pisau dan garpu. Dan, Yang Mulia juga sama, ia bahkan jarang menggunakan pisau dan garpu dan tongkat kecil yang dipegangnya bergerak dengan leluasa, dan terlihat sangat fleksibel. Tidak ada daging panggang berukuran besar, ayam panggang utuh atau bebek panggang utuh di meja makan — sajian makanan ini sedikit berbeda dari makanan yang biasa disajikan di kedai minum, karena daging panggang ini semua sudah dipotong menjadi potongan-potongan kecil dan semua tulang sudah dikeluarkan dari kaki babi hutan jadi bisa langsung dimakan tanpa perlu bersusah payah.     

Yang Mulia tiba-tiba bertepuk tangan saat makan malam berakhir. "Belakangan ini aku sedang mengembangkan dua hal baru yang rencananya akan aku jual nantinya. Aku ingin kalian juga mencobanya dan beri tahu pendapat kalian kepadaku."     

"Apa itu? Apakah itu sesuatu yang bisa di makan?"     

"Baiklah, aku ingin mencobanya!"     

"Aku juga mau coba!"     

Para penyihir Asosiasi Persatuan Penyihir tampak bersemangat, Evelyn memandang Gulir sambil terpana dan Gulir tersenyum dan menjelaskan, "Yang Mulia sering menciptakan beberapa barang baru, seperti sabun wangi yang tadi kamu gunakan, lalu ada parfum, sumpit, es krim … biasanya Yang Mulia akan meminta kami untuk mencobanya terlebih dahulu sebelum memproduksi barang itu secara resmi."     

"Ehem," Pangeran Roland berdeham dan berkata, "Yang pertama namanya White Liquor. Rasanya lebih lembut dibandingkan dengan bir biasa dan anggur buah[2], tetapi lebih memabukkan. Oleh karena itu, para penyihir yang masih di bawah umur tidak boleh ikut berpartisipasi."     

"Yang Mulia, itu anggapan secara sepihak!" Kilat berteriak, "Aku bisa minum lebih banyak dari seorang pelaut dewasa!"     

"Yah, kamu tetap tidak boleh berpartisipasi."     

"Huh …" gadis kecil itu langsung memasang ekspresi masam di wajahnya. Roland tidak merespon tetapi memerintahkan para pelayan untuk menyajikan White Liquor kepada para penyihir dewasa.     

Ada juga tiga gelas yang disajikan di depan Evelyn — semua minuman keras yang ada di tiga buah gelas itu semuanya berbeda. Satu gelas tampak seperti air karena cairannya berwarna transparan dan tidak berwarna sama sekali, dan gelas kedua tampak putih seperti susu sedangkan gelas ketiga berisi cairan berwarna oranye terang. Sesuatu tampak mengambang di dalam gelas itu di bawah cahaya lilin yang berkelipan, dan cairan itu tampak seperti anggur yang belum dimurnikan atau belum disaring."     

"Gelas pertama berisi White Liquor yang dicampur dengan jus apel, gelas kedua berisi White Liquor dicampur dengan susu dan yang terakhir adalah White Liquor murni," kata Roland, "Kalian dapat menambahkan es batu sesuai dengan selera kalian, semakin kalian menambahkan es batu maka akan semakin ringan rasanya." Kemudian Yang Mulia tersenyum kepada Evelyn dan berkata, "Kamu dulu tinggal di kedai minum di Kota Raja dan kemampuanmu membuat berbagai jenis minuman keras, jadi aku ingin mendengar pendapatmu tentang minuman keras jenis baru ini."     

Evelyn langsung tersentak. Evelyn mengambil gelas yang berisi cairan berwarna oranye dan menyesapnya. Seperti Yang Mulia katakan, rasa minuman keras ini lebih kuat dari bir, dan bahkan terasa sedikit panas di tenggorokan. Evelyn bisa merasakan sedikit rasa pahit di ujung lidahnya, tetapi aroma apel mengurangi rasa pahit itu, dan akhirnya rasa minuman keras ini meleleh di mulutnya. Ini adalah pertama kalinya Evelyn mencicipi anggur yang begitu enak.     

White Liquor yang dicampur susu rasanya lebih lembut dan rasa pahitnya hampir tidak terasa. Evelyn bisa merasakan rasa manis madu atau gula selain rasa susu, dan campuran rasa manis dan aroma White Liquor bersatu membentuk sensasi rasa baru.     

Evelyn merasa penasaran ketika sampai pada gelas terakhir. Evelyn meminum satu tegukan kecil dan lidah dan tenggorokannya terasa terbakar — seperti yang ia duga, tidak ada rasa yang lainnya, yang tersisa hanyalah rasa White Liquor yang murni. Saat pertama diminum, rasanya panas dan ada sedikit rasa manis dan pahit di waktu yang bersamaan.     

"Ketiga gelas minuman keras itu rasanya … tidak bisa dilupakan." Evelyn meletakkan gelasnya dan menarik nafas dalam-dalam. "Yang Mulia, beberapa orang mungkin tidak menyukai aroma yang kuat, tetapi aku rasa orang-orang yang benar-benar suka minum tidak akan menolak rasa seperti ini."     

"Benarkah?" Roland tertawa. "Itu bagus, tetapi White Liquor bukan minuman keras yang paling kuat, aku bisa meningkatkan kelembutan rasanya dan menyuruhmu mencicipi lagi nanti."     

[Uh, jadi alasan Yang Mulia memilihku adalah agar aku menguji minuman barunya?] Meskipun Evelyn masih merasa bingung, ia menjawab, "Baik, Yang Mulia."     

Setelah semua gelas dan piring diangkat oleh para pelayan, Yang Mulia memerintahkan para pelayan untuk membawa beberapa buah kotak dan meletakkannya semuanya di atas meja makan.     

"Ini adalah temuan baruku yang selanjutnya, dan itu adalah hadiah kecil yang ingin aku berikan kepada kalian." Yang Mulia berhenti sejenak. "Ini adalah sebuah pakaian khusus."     

.     

[1] Sumpit     

[2] Salah satu jenis minuman beralkohol hasil fermentasi buah-buahan     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.