Bebaskan Penyihir Itu

Satu Malam Sebelum Duel



Satu Malam Sebelum Duel

0Pada hari yang kelima, Roland akhirnya selesai menyiapkan semua bahan yang ia butuhkan untuk menghasilkan nitroselulosa.     
2

Roland sempat membuat kesalahan besar selama elektrolisis air garam. Roland menggunakan lempeng tembaga yang dipotong Anna sebagai konduktor, menyebabkan konduktornya larut dalam air garam. Roland telah menyia-nyiakan satu panci penuh air garam. Air garam jenuh biasanya digunakan untuk mencegah peleburan klorin dalam air selama proses elektrolisis, dan air garam di zaman ini bukanlah barang yang murah yang mudah didapat setiap hari. Roland merasa ia telah membuang-buang emas saat membuang air garam yang sudah terkontaminasi itu. Roland akhirnya bisa menyelesaikan masalah sebelumnya setelah menggunakan batang karbon sebagai konduktor.     

Roland mendidihkan soda api dengan air untuk menghilangkan kotorannya. Ketika kapas kasa bebas minyaknya sudah muncul, Roland membawa sisa soda api ke laboratorium.     

Esterifikasi[1] adalah langkah paling penting dari proses pembuatan nitroselulosa. Roland tidak sepenuhnya yakin dengan teori itu, ia merasa perlu merendam kain kasa dalam larutan asam dan menghilangkannya setelah nitrifikasi[2]. Roland tidak tahu apa-apa mengenai rasio asam atau durasi reaksinya. Roland menyuruh Kyle untuk membentuk tim untuk melakukan percobaan. Jam pasir digunakan untuk menghitung waktu mereka. Para ahli kimia berulang kali mencuci kain kasa setelah direndam dalam asam, sebelum merendamnya kembali dalam larutan natrium hidroksida. Kasa basah itu kemudian dibawa ke istana untuk dikeringkan oleh Wendy.     

Roland menggunakan asam nitrat pekat selama proses esterifikasi, sehingga sebagian besar produk uji coba terbakar dengan sangat cepat. Di antara bahan-bahan itu, kain kasa yang direndam dalam rasio asam nitrat satu banding dua dan asam sulfat menghasilkan hasil yang terbaik. Setelah mendapatkan resepnya, laboratorium memulai produksi massal nitroselulosa. Setelah direndam dan dicuci, para prajurit dari Tentara Pertama membawa bahan-bahan itu. Bahkan Kyle pun tidak mengetahui kegunaan kapas yang mereka ciptakan.     

Para pelayan di istana memotong kain kasa kering menjadi kotak-kotak sebesar kuku jari, di mana kain kasa itu dikirim ke Gunung Lereng Utara dalam sebuah kotak. Kain-kain ini akan ditaruh di halaman belakang lahan penembakkan. Tanpa mesin, prosedur ini harus dilakukan oleh tenaga manusia. Sambil duduk di tanah, para penjaga menggunakan tongkat kayu untuk mendorong kapas ke bagian bawah rongga peluru dan menutup lubang atas peluru. Bubuk mesiu berwarna hitam kemudian dituangkan ke dalam lubang rongga peluru dengan menggunakan corong dan dipadatkan. Para prajurit berusaha memastikan bahwa jumlah bubuk mesiu di setiap peluru adalah sama.     

Langkah terakhir adalah menekan pelurunya sampai masuk. Peluru yang dibuat oleh Anna dilengkapi dengan lapisan luar. Para prajurit hanya perlu mendorong peluru dengan tangan dan menggunakan palu untuk diketuk perlahan.     

Meskipun prosedur ini tidak efisien, para prajurit masih bisa menghasilkan ratusan peluru dalam satu hari. Pada hari keenam, Carter mencoba senjata barunya. Sebagai Pemimpin Kesatria yang kompeten, hasil tembakan Carter meningkat secara dramatis setelah beberapa hari berlatih secara terus-menerus. Carter menembak jauh lebih baik daripada ketika ia menjalani latihan senapan angin bersama Roland untuk berlatih.     

Setelah pelurunya sudah jadi, Carter tidak lagi harus memegang senjata api pada posisi yang tidak wajar dengan pergelangan tangan yang bengkok ke bawah. Selama nitroselulosa tetap utuh, katupnya akan tetap bersih. Kemampuan menembak Carter seratus kali lebih sensitif terhadap percikan api daripada menggunakan bubuk mesiu hitam, dan memungkinkan Carter untuk menembak dengan akurat.     

Pada hari terakhir, Roland mengambil keuntungan dari sisa waktu yang mereka miliki dan menyuruh Carter berlatih membuka senjata dengan cepat dan menembakkan senjata. Pistol kaliber dua belas milimeter itu memiliki tarikan yang cukup besar bahkan ketika menggunakan bubuk mesiu hitam. Ketika pistol digunakan dengan satu tangan, sulit untuk menjaga akurasi tembakan yang kedua. Namun, dalam rencana Roland, ini adalah pilihan terakhirnya jika Ashes menyerang Carter dalam pertempuran jarak dekat.     

Carter akan memasuki medan perang dengan dua macam pistol . Dalam pertarungan yang lama, sepuluh buah peluru cukup untuk menentukan hasilnya. Jika pertarungan jarak dekat, Carter bisa menggunakan senjata lain untuk melawan Ashes. Dengan mempertimbangkan bahwa Ashes menggunakan senjata defensif, Roland memilih peluru berbahan besi untuk meningkatkan daya tembus dan mengurangi kemungkinan yang mematikan pada saat yang sama. Karena keterbatasan teknologi pada zaman ini, kemungkinan pedang raksasa milik Ashes terbuat dari besi yang di cor. Penampilannya yang mewah tidak akan mempengaruhi kualitasnya. Pembuatan senjata besi yang buruk malah akan menyebabkan tekanan pada bagian dalam pedang yang tidak seimbang dan tidak melindungi pedangnya. Menurut pendapat Roland, pedang raksasa itu akan berubah menjadi senjata yang tidak berguna. Jika keberuntungannya tidak terlalu buruk, kemungkinan bagi Ashes untuk menang terbilang rendah.     

Jika Ashes ingin mengalahkan Carter, ia harus mendekati Carter. Ini adalah kerugian dari senjata dingin dibandingkan dengan senjata panas. Jika kemampuan Ashes tidak luar biasa seperti dapat memvisualisasikan lintasan balistik peluru dan dapat menghindari peluru, ia tidak akan memiliki kesempatan untuk mengalahkan Carter.     

*******************     

Hari sudah sore ketika Ashes melihat Maggie terbang kembali ke kamar mereka.     

"Mengapa akhir-akhir ini kamu selalu pulang terlambat?" Ashes bertanya kepada Maggie, sambil menutup jendela.     

"Kilat mengajakku untuk berburu burung." Maggie berubah kembali ke bentuk manusia dan mengeluarkan sebuah paha burung yang sudah dipanggang. Ruangan itu penuh dengan aroma yang tercium lezat. "Aku membawakan satu untukmu juga," kata Maggie.     

"Aku sudah kenyang." sahut Ashes sambil menggelengkan kepala. "Apakah Kilat adalah penyihir dari Asosiasi Persatuan Penyihir?"     

"Benar." kata Maggie dengan semangat. "Kilat memiliki kemampuan terbang yang sama seperti aku, tetapi ia jauh lebih gesit saat terbang." Setelah hening sejenak, Maggie bertanya, "Ashes, apakah kamu masih ingin berduel? Kurasa … mereka tidak akan mengikuti kita ke Fjords. Kehidupan mereka di sini sudah menyenangkan."     

Ashes tampak tercengang, tetapi ia tidak menjawab.     

"Bahkan aku pun ingin tinggal di sini." kata Maggie sambil duduk di tempat tidur. "Tempat tidurnya empuk dan makanannya enak. Saat makan siang, aku melihat Pangeran Roland membawa piringnya ke halaman belakang dan makan bersama dengan para penyihir. Semua orang sepertinya bersenang-senang di sini. Pangeran kadang-kadang juga ikut mengobrol. Pangeran Roland sama sekali berbeda dari para bangsawan yang menjijikkan itu. Kilat mengajakku untuk bermain kartu Gwent sore ini. Ini adalah permainan kartu di mana dua pihak mengeluarkan masing-masing sepuluh kartu untuk bersaing. Yang memiliki jumlah yang lebih besar akan menang. Permainan kartu itu sangat menyenangkan. Mereka memberi aku dua set kartu baru. Ashes, apakah kamu ingin bermain denganku? Aku bisa mengajarimu."     

"Tidak …" Ashes menggelengkan kepalanya dan menarik napas dalam-dalam. Ashes menyadari perubahan pada sikap Maggie. Namun, sebelumnya Ashes tidak menyadari perubahan sikap Maggie sampai hari ini.     

Pada umumnya para penyihir menjalani hidup mereka dalam ketakutan dan rasa tidak aman. Mereka mendambakan sebuah tempat tinggal yang nyaman untuk untuk hidup dalam kedamaian. Contohnya Maggie. Maggie harus bersembunyi di sebuah pondok di daerah kumuh Kota Raja sebelum Tilly bertemu dengannya. Seperti burung yang sesungguhnya, Maggie harus menempatkan dirinya ke dalam balok-balok sempit di atap setiap malam untuk tidur. Bahkan ketika Tilly memutuskan untuk menyeberangi lautan ke timur, Maggie berkeliling kota untuk memberi tahu para penyihir yang bersembunyi di kota-kota. Maggie tidak beristirahat selama setengah tahun. Mungkin ini pertama kalinya Maggie menjalani kehidupan yang begitu tenang.     

Bukankah Ashes juga begitu? Setelah bertemu dengan Tilly, Ashes mulai mengalami kehidupan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ashes sudah terbiasa dengan kehidupan yang nyaman di istana, tetapi ia tidak menghiraukan keinginan para penyihir lain untuk tetap tinggal di kota kecil ini. Perasaan saling memiliki adalah hal yang paling berharga bagi para penyihir. Para penyihir dari Asosiasi ingin tinggal di sini dan melindungi tanah ini sama seperti Ashes ingin melindungi Tilly.     

Jika Roland Wimbledon memang bisa melawan Pasukan Penghukuman Tuhan seperti yang dia katakan, maka tempat ini sudah pasti akan menjadi pilihan yang lebih baik daripada di Fjords.Sangat menyenangkan bisa mendirikan kerajaan penyihir di tempat yang jauh dari jangkauan manusia, tetapi tidak ada yang bisa memperkirakan berapa banyak lagi kesulitan yang akan datang di sana nantinya.     

Tetapi jika Roland tidak bisa melawan Pasukan Penghukuman Tuhan, haruskah para penyihir di sini pergi?     

Perasaan Ashes menjadi lebih tenang sekarang.     

Jika Ashes memikirkan hal ini dari sudut pandang lain, ia masih akan berdiri di samping Tilly dan melindunginya bahkan jika Tilly tidak bisa mempertahankan kekuasaannya di Fjords. Tilly adalah orang yang memberikan tempat tinggal kepadanya. Ashes tidak memiliki alasan untuk meninggalkan Tilly.     

"Tempat ini berada di bawah ancaman Gereja. Jika Roland tidak bisa melawan Pasukan Penghukuman Tuhan, Kota Perbatasan akan dihancurkan cepat atau lambat."     

Tidak ada gunanya bersikeras untuk melanjutkan duel ini lagi … tetapi Ashes tetap memutuskan untuk melakukannya, apakah sebagai peringatan atau bahkan sebagai pembuktian kepada penyihir lain.     

"Bagaimana jika Roland bisa mengalahkan gereja?" Maggie bergumam.     

"Aku harap begitu. Aku akan membantu mereka dalam melawan gereja," kata Ashes dengan perlahan.     

Ashes menutup matanya dan melakukan persiapan secara mental untuk mengerahkan segala kemampuannya.     

[1] Reaksi perubahan     

[2] perubahan senyawa menjadi bakteri     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.