Bebaskan Penyihir Itu

Perdagangan Balon Udara



Perdagangan Balon Udara

2"Yang Mulia, aku ingin menanyakan pertanyaan sejak awal kedatangan kami ke sini," kata Hogg. Hogg berdiri di sebelah tong sambil memegang gelas kosong di tangannya. "Lukisan yang ada di aula … Aku rasa orang biasa tidak bisa menggambar lukisan seperti itu. Itu adalah sebuah lukisan pemandangan alam yang dilihat dari atas langit." Hogg berhenti sejenak dan merendahkan nada suaranya. "Apakah ini … hasil lukisan seorang penyihir?"     3

Roland menoleh kepada Margaret dan wanita itu menganggukkan kepala. "Yang Mulia, percayalah, Hogg sudah menjadi teman lamaku selama bertahun-tahun. Hogg bukanlah ancaman bagi para penyihir."     

"Kamu sudah menebak dengan benar. Memang benar seorang penyihir yang telah melukis lukisan itu." Dua hari yang lalu, setelah berkeliling di sekitar pantai dangkal dengan menggunakan balon udara, Roland ingin mengabadikan pemandangan menakjubkan yang telah dilihatnya. Ditambah lagi, ruang tamu istana terlalu polos dan sederhana, tanpa lukisan sama sekali. Roland meminta Soraya untuk mengubah dinding aula di belakang kursi utama menjadi suatu lukisan dinding raksasa. Dengan lukisan itu, aula istana langsung tampak hidup dan menarik.     

"Aku sudah menduganya," kata Hogg sambil menghela nafas, "Walaupun para penyihir itu dianggap sebagai jelmaan iblis, kemampuan hebat yang mereka miliki benar-benar membuat iri. Orang biasa tidak akan bisa terbang seperti mereka, atau melukis lukisan dinding yang sangat indah."     

"Pendapatmu tidak sepenuhnya benar." jawab Roland sambil menggelengkan kepalanya. "Orang biasa yang tidak memiliki kekuatan sihir juga bisa terbang lebih tinggi dari pada burung rajawali, lebih cepat, dan bahkan lebih leluasa."     

"Anda memang memiliki selera humor yang bagus." kata Hogg sambil tertawa keras-keras, "Kecuali kita punya sepasang sayap dan kita lebih ringan dari pada burung."     

Margaret bertanya sambil terkejut kepada Roland, "Benarkah itu?"     

"Tentu saja benar," kata Roland sambil tertawa. "Akan aku tunjukkan kepada kalian."     

Dengan memperlihatkan balon udaranya kepada Margaret, itu adalah sebuah cara yang efektif untuk meningkatkan hubungan kerjasama antara Roland dan Margaret dan juga berguna untuk memperluas relasi perdagangan mereka. Dari cangkir hingga ke minuman keras, hingga sampai ke perdagangan ekspor. Lagi pula, para rombongan ini akan tinggal di Kota Perbatasan selama beberapa hari. Proses negosiasi bisnis pada umumnya adalah dengan cara menjamu tamu dengan makanan, minuman, lalu menandatangani kontrak perjanjian. Anna juga sangat suka bepergian dengan balon udara. Dengan mengajak Anna ikut, Anna bisa beristirahat sejenak dari pekerjaannya yang sangat sibuk.     

Roland dengan cepat melambungkan Si Pemantau Awan dengan gas. Namun, kali ini Roland juga turut mengajak para penyihir yang belum sempat naik ke balon udara terakhir kali. Lucia bertanya dengan malu-malu apakah ia boleh mengajak Ring, adiknya untuk ikut naik balon udara dan Roland mengizinkan Ring ikut.     

Ketika balon yang membawa mereka mulai bergerak naik perlahan-lahan, Margaret menutup mulutnya karena terkejut, sementara Hogg mencengkeram tepi keranjang erat-erat. Tidak jelas apakah Hogg sedang bersemangat atau ketakutan. Ring terlalu pendek untuk melihat pemandangan di luar keranjang, jadi Lucia harus menggendongnya ke atas bahu dan menyuruh Ring untuk tidak menyentuh apa pun. Sebagai seorang penunjuk arah dan juga seorang penyelamat, Kilat terbang berputar-putar di sekitar balon udara. Setiap beberapa saat, Kilat akan memasang ekspresi wajah lucu di depan Ring.     

Dengan begitu, Si Pemantau Awan sekali lagi terbang melintasi pesisir pantai selatan, kemudian berbalik arah untuk kembali ke istana.     

…     

Setelah kembali ke istana, kaki Hogg masih gemetaran. Hogg bicara sambil tergagap, "Aku-aku-aku tidak pernah berpikir bahwa melihat pemandangan ke bawah dari langit akan terasa begitu mengerikan. Aku merasa kita bisa jatuh kapan saja."     

"Terbanglah beberapa kali lagi dan kamu akan merasa lebih baik." kata Roland sambil tertawa. "Saat pertama kali seseorang tidak menginjakkan kakinya ke tanah, mereka akan mengalami perasaan seperti itu, sama seperti orang yang belum pernah ke laut, mereka akan tersandung di atas kapal yang sedang berlayar."     

"Anda benar," seru Margaret, "Pemandangan hari ini sangat luar biasa. Dari langit hingga ke pesisir pantai, semuanya terlihat sangat hebat."     

"Tetapi Yang Mulia, sepertinya aku tidak sepenuhnya salah," kata Hogg, sambil meminum seteguk White Liquor, "Orang biasa mungkin bisa terbang di langit, tetapi itu berkat bantuan dari penyihir. Kalau bukan karena bantuan dari penyihir, balon raksasa ini seharusnya tidak bisa terbang."     

"Bukan begitu, kawanku yang baik." Roland belum sempat mengatakan apa-apa sebelum Margaret akhirnya berbicara. "Apakah kamu tidak menyadari? Nona Anna hanya mengeluarkan api. Aku juga sudah bertanya kepada Kilat dan ia mengatakan bahwa selama kantung udaranya diisi dengan udara panas, balon itu dapat naik ke langit. Api bukanlah sesuatu yang hanya bisa dihasilkan oleh seorang penyihir saja, bukankah begitu Yang Mulia?"     

Tidak heran Margaret yang merupakan seorang pengusaha wanita dari Fjords, bisa memiliki pengaruh yang kuat di Kota Raja, baik kemampuan analisis dan cara berpikir yang ia miliki sangat luar biasa. Roland mengangguk sambil tersenyum. "Udara panas akan naik dan udara dingin akan menghilang … itulah sebabnya mengapa benda ini disebut sebagai balon udara."     

"Jadi balon udara ini benar-benar hanya memerlukan sesuatu seperti anglo[1]?" Hogg bertanya dengan heran.     

"Anglo saja tidak cukup, karena kita ingin membuat balon ini melayang di udara. Balonnya harus terus panas, tetapi kayu arang sendiri sangat berat. Balonnya tidak dapat membawa terlalu banyak beban sehingga kita harus menggunakan cara khusus untuk mengatasi masalah ini."     

"Bisakah Anda melakukan hal itu?" tanya Margaret.     

"Yah … bisa saja …" Roland berpikir sejenak. "Tetapi masih ada beberapa masalah kecil yang harus aku bereskan terlebih dulu."     

"Baguslah," kata Margaret, "Kuharap aku bisa membeli empat atau lima balon udara dari Anda. Tidak usah terlalu besar, hanya untuk satu orang saja."     

"Apakah kamu ingin meletakkan balonnya di atas kapal?" tanya Hogg.     

"Yah, tiang kapalnya tidak bisa diregangkan sesuka kita, tetapi balon udara itu bisa. Selama ada tali yang terikat pada keranjang balon, sehingga balonnya tidak terbang tertiup angin. Dengan balon udara yang menghadap ke depan, kita bisa mendeteksi kapal bajak laut yang berada di depan kita. Kecuali jika terjadi badai dan tsunami yang tidak bisa diprediksi, ancaman terbesar kita adalah rombongan kapal bajak laut."     

"Tetapi harga balon udara ini tidak murah." kata Roland sambil menghitung dalam benaknya. "Biaya pembuatan balon ini sebesar seribu keping emas."     

Jika kamu tidak bisa mendapatkan bantuan penyihir untuk memanaskan balonnya, balon udaranya harus menggunakan bahan bakar gas. Cara termudah untuk mendapatkan bahan bakar ini adalah menggunakan bensin. Sayangnya, tambang di Bukit Angin Dingin terlalu jauh dari Kota Perbatasan. Menurut kondisi lalu lintas saat ini, mustahil untuk mengangkut bensinnya dari tambang itu. Jika diganti dengan balon berbahan bakar gas hidrogen, bahan bakarnya akan lebih mudah didapat, tetapi kamu harus mengurusi masalah pada tangki gas. Jika tangkinya tidak dapat dibuka dan ditutup dengan leluasa, maka jadi tidak praktis."     

"Seribu keping emas untuk satu balon udara, bagaimana?" Margaret juga berkata, "Jika Anda benar-benar berniat untuk membuat balon udara seperti ini, aku yakin semua rombongan yang biasa melakukan perjalanan bolak-balik ke Fjords akan membeli satu atau dua balon udara."     

"Saat rombongan Teluk Bulan Sabit datang ke Kota Perbatasan lagi seperti biasa, mereka pasti akan memesan balon ini dalam jumlah besar." kata Hogg sambil menghabiskan segelas White Liquor yang ada di tangannya. "Namun, aku tidak membutuhkan balon udara ini. Meskipun balon udara ini terlihat sangat hebat, aku hanya ingin memiliki mesin uapku secepat mungkin."     

Tawaran harga yang mereka ajukan membuat Roland sangat gembira. Seribu keping emas adalah harga yang sudah Roland hitung ditambah keuntungan lima kali lipat. Roland tidak menyangka bahwa Margaret benar-benar akan membeli sesuatu yang harganya dua kali lipat dari harga mesin uap. Tetapi ketika memikirkan hal itu kembali, barang yang diangkut oleh kapal itu mungkin berharga lebih besar daripada harga yang mereka keluarkan, belum lagi untuk membiayai seluruh armada dan para awak kapal. Selama mereka bisa menghindari bajak laut, seribu keping emas masih terbilang murah bagi pengusaha seperti mereka.     

Selain itu, seribu keping emas bukanlah harga total balon udara itu. Baik hidrogen atau pun bensin, itu adalah barang-barang habis pakai. Ketika mereka kehabisan bahan bakar, mereka harus membeli bahan bakar lagi di Kota Perbatasan, yang merupakan biaya tambahan lagi bagi para pedagang itu … tentu saja, jika mereka membeli banyak bensin dalam sekali beli, mereka akan mendapatkan potongan harga atau bonus.     

Roland berpura-pura memikirkan hal itu sejenak dan akhirnya ia mengangguk. "Kalau begitu, kita sepakat."     

[1] Tungku arang kecil     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.