Bebaskan Penyihir Itu

Lukisan Soraya



Lukisan Soraya

1Setelah Barov meninggalkan kantornya, Roland menyimpan daftar sensus penduduk ke dalam lacinya. Roland menoleh kepada Nightingale dan ingin menanyakan apa yang terjadi kepadanya, namun Roland merasa ragu, dan akhirnya ia tidak mengatakan apa-apa.      1

Roland mungkin mengetahui jawabannya, namun ia tidak berani mengatakannya karena malu serta ada kemungkinan ia salah persepsi. Roland malah berkata, "Setelah ini, mari kita pergi mengunjungi Tambang Lereng Utara."     

"Apakah kamu ingin melihat kemampuan baru Soraya?" Meskipun Nightingale bertingkah agak aneh belakangan ini, ia masih bersikap seperti biasa. Nightingale melepaskan kerudung jubahnya dan tertawa. "Ayo, kita pergi."     

[Mungkin aku hanya terlalu banyak berasumsi,] pikir Roland sambil memperhatikan Nightingale yang berjalan ke arahnya.     

Tur balon udara yang dilakukan waktu itu telah memberikan pengaruh kepada lebih dari satu orang.     

Roland tidak menyangka Soraya akan menjadi penyihir kedua yang berkembang kemampuannya.     

Bahkan, Soraya sendiri tidak menyangka kekuatannya akan mengalami perubahan.     

Kemarin Roland mengetahui kemampuan Soraya yang telah berkembang secara tidak sengaja.     

Karena balon udara itu diberikan kepada Anna sebagai hadiah dari Roland, balon itu masih diletakkan di halaman istana. Jika seseorang ingin terbang dan menikmati pemandangan dari atas, orang itu hanya perlu memanggil Anna dan Kilat. Dua hari lalu ketika turun hujan, Roland ingat bahwa keranjang balon udara itu terbuat dari anyaman tebu dan akan menjadi lembek dan mengelupas jika terkena air, terlebih lagi, ia akan kehilangan elastisitasnya meski keranjangnya sudah dikeringkan. Karena itu, Roland akan membawa balon udara itu masuk ke dalam istana.     

Roland bermaksud untuk meminta para pelayan untuk memasukkan balon udaranya ke istana, tetapi Roland ingat bahwa balon udara itu adalah hadiahnya untuk Anna, dan komponen-komponen seperti tali-tali dan balon udara itu sendiri cukup rapuh, karena itu Roland memutuskan untuk memasukkannya sendiri. Ketika Roland mengajak Si Burung Kolibri ke halaman dan hendak menyuruhnya untuk meringankan bobot balon udara itu, Roland terkejut melihat keranjang balon udaranya.     

Bagian dalam keranjang itu penuh dengan gambar. Itu adalah gambar pemandangan Kota Perbatasan yang dilihat dari langit. Berbeda dengan gambar dua dimensi yang telah Soraya lukis sebelumnya, lukisan-lukisan ini memiliki sensasi stereoskopik[1]. Meski saat itu sedang turun hujan, Roland mendekati keranjang ini untuk melihat lebih jelas dan menyadari bahwa, lukisan Soraya memiliki semacam "ketebalan".     

Tidak mengherankan jika sebuah lukisan memiliki ketebalan, dan secara teori, setiap lukisan asli memang harus memiliki ketebalan karena cairan cat sendiri sudah cukup tebal dan kental. Dalam lukisan cat minyak, seorang pelukis bahkan akan menggunakan cat warna dengan tebal. Dengan menggunakan pena, kuas, atau alat kikis, pelukis dapat membuat tekstur lukisan yang tidak rata, dan melalui lapisan warna yang bervariasi, pelukis juga dapat memperkuat tekstur serta meningkatkan kualitas lukisannya.     

Tetapi lukisan Soraya berbeda, karena gambarnya tidak dibuat dengan kuas dan cat tetapi dengan kekuatan sihir.     

Itulah mengapa ketebalan yang diciptakan oleh kekuatan sihir ini terlihat sangat aneh.     

Roland ingat bahwa ketika ia menyentuh tunas-tunas yang baru tumbuh dengan tangan kosong, rasanya seperti menyentuh ranting dan daun yang tidak keras, tetapi terasa seperti agar-agar. Dan ketika Roland menyentuh tanah, tanahnya keras seolah-olah ia sedang menyentuh sebuah batu.     

Rasanya sungguh luar biasa.     

Selain itu, ketika hujan turun dan membasahi lukisan itu, lukisannya tidak luntur dari keranjangnya.     

Begitu Roland kembali ke kastil, ia memanggil Soraya. Di saat yang sama, Nightingale juga mengkonfirmasi dugaan Roland. Ketika Nightingale mengamati Soraya dari dalam Kabut, kekuatan sihir di tubuh Soraya telah berubah dari putaran gas berwarna emas menjadi semacam pita yang berputar-putar.     

…     

Ketika Roland dan Nightingale masuk ke pabrik, Anna tersenyum dan menyambut kedatangan mereka dengan memberikan pelukan kepada Roland.     

Karena Roland dan Anna telah membuka hubungan mereka secara terang-terangan, Anna bersikap jauh lebih intim ketika bersama Roland. Roland mengusap-usap kepala Anna dengan lembut dan jepit rambut perak yang tersemat di rambut Anna berkilauan di bawah sinar matahari.     

Namun, Roland melihat bahwa Soraya yang seharusnya berjalan menyambut kedatangannya tiba-tiba berhenti dengan tatapan kaget. Akhirnya, Soraya memalingkan wajahnya yang memerah, ia berpura-pura tidak melihat kejadian itu.     

"Ehem," Nightingale menarik Soraya kembali ke meja dan bertanya dengan suara keras, "Kamu telah melukis semua ini?"     

Roland menggelengkan kepalanya sambil tertawa, dan ia melepaskan pelukan Anna dan berjalan menuju meja bersama dengannya.     

Meja itu penuh dengan lukisan-lukisan Soraya, dan itu adalah lukisan pemandangan yang bisa dilihat di daerah itu. Satu-satunya perbedaan di antara lukisan-lukisan ini adalah ketebalannya. Beberapa lukisan memiliki ketebalan hanya satu milimeter di atas kertas, sementara lukisan yang lain memiliki ketebalan setinggi tiga sentimeter. Ini adalah hasil latihan yang diminta Roland kepada Soraya untuk menguji seberapa tebal 'lapisan warna' yang diciptakan dari kekuatan sihir?     

"Apakah ini lukisan yang paling tebal?" Roland menyentuh lukisan yang tingginya tiga sentimeter di atas kertas. Tampaknya lapisan warna di lukisan langit biru terlalu lunak sehingga ia tidak bisa merasakan tekstur apa pun, namun, ketika Roland memindahkan jari-jarinya ke bagian lain, ia bisa merasakan gesekan seperti menyentuh kerikil di saat yang bersamaan.     

Tampaknya seperti yang sudah Roland duga, gambar yang dilukis dengan Pena Ajaib tidak hanya memiliki bentuk dan warna yang sama dengan benda asli tetapi juga bisa dirasakan.     

"Lukisan itu bisa jadi lebih tebal, tetapi akan menghabiskan banyak kekuatan sihir jika lebih tebal lagi dari yang ini." Soraya menunjuk ke bagian yang menonjol di meja. "Aku bermaksud untuk menggambar sebuah pohon di dinding, namun ketika aku baru saja selesai melukis akarnya, itu sudah menghabiskan setengah kekuatan sihirku."     

"Kamu juga melukis dinding ini?" Roland mengulurkan tangannya untuk mengukur ketebalan lukisan di dinding ini ternyata lebih tebal dari lukisan di meja. Yang membuat Roland terkejut, ketebalan lukisan di dinding mencapai sepuluh sentimeter. "Aku pikir ini benar-benar kulit pohon asli yang berdiri di sini."     

Meskipun lukisan itu tampak seperti kulit kayu asli, tetapi lukisan itu menempel dengan sangat kuat ke dinding. Roland mencoba mengambil sedikit kulit kayu itu, yang masih menempel ke dinding.     

Nightingale mengeluarkan belatinya untuk memotong sedikit bagian kulit kayu itu. Butuh waktu lama bagi Nightingale untuk memotong bagian kecil di bagian bawah kulit kayu. "Seolah-olah kayu ini tertanam ke dinding."     

Pada akhirnya, Anna yang memotong kulit kayunya dengan menggunakan Api Hitamnya. Ketika Api Hitam itu mulai memotong kayunya, lembaran-lembaran kayu itu mengeluarkan asap berwarna putih sebelum akhirnya terlepas. Hasil potongan itu rapi tetapi tidak terlalu halus dan memiliki bekas hangus. Ketika Roland mengambil potongan kayu yang jatuh dan memegangnya, kayu itu terasa jauh lebih ringan dari yang ia duga.     

"Mengapa kamu tiba-tiba berpikir untuk mengubah gaya lukisanmu? … Bukan, maksudku, bagaimana kamu membuat lukisan ini dengan ketebalan?" tanya Roland kepada Soraya.     

"Aku rasa mungkin karena ini adalah pertama kalinya aku melihat pemandangan seperti itu," kata Soraya sambil mengingat-ingat. "Ketika aku melihat pemandangan di bawah, aku merasa bahwa lukisan yang aku buat sebelumnya - lukisan "hasil foto" seperti yang Anda katakan hampir dapat menyaingi pemandangan yang sebenarnya itu tidak terlalu tepat. Terutama ketika aku melukis pemandangan dari dalam keranjang, perasaan di tubuhku terasa lebih kuat." Soraya berhenti sejenak dan melanjutkan, "Puncak pohon itu tampak runcing dan berayun-ayun tertiup angin. Ketinggian bukit yang aku lihat bervariasi, ada yang tinggi, ada yang rendah, seperti bergelombang. Ada sungai yang mengalir di bawah, dan ada kapal yang berlayar di sungai. Ini adalah seluruh pemandangan yang aku lihat, bukan sekedar lukisan di atas kertas. Jadi aku ingin membuat lukisan secara nyata sehingga bisa terlihat seperti pemandangan asli yang indah. Tetapi aku gagal beberapa kali … ketika aku merasa frustrasi, tiba-tiba aku teringat dengan pelajaran bola-bola kecil yang pernah Anda sampaikan."     

"Bola-bola kecil?" tanya Roland sambil mengangkat alisnya.     

"Yahh …" Soraya mengangguk malu. "Itu pengetahuan yang telah Anda ajarkan pada kami, dan kupikir karena semuanya terbuat dari bola-bola kecil, bukankah lukisan itu juga sama? Aku mencoba berkali-kali, membayangkan bahwa lukisan yang dibuat oleh Pena Ajaib adalah bola yang berwarna-warni, yang tumpang tindih satu sama lain sampai mereka membentuk potongan-potongan warna. Kemudian … gambar itu tiba-tiba menggeliat. Hutan berwarna hijau muncul, dan sungai berwarna hijau gelap nampak masuk ke dalam lukisan. Seluruh pemandangan yang aku lihat menjadi lukisan yang Anda lihat saat ini. Perubahan lukisanku juga membuat aku dan Anna terkejut, dan aku bahkan tidak menganggap lukisanku telah berevolusi sampai Anda yang mengatakannya kepada saya."     

"Aku mengerti."     

"Tetapi dibandingkan dengan Api Hitam milik Anna, kemampuan baruku sepertinya tidak berguna kecuali hanya untuk membuat lukisan tampak hidup." kata Soraya sambil menjulurkan lidahnya.     

"Tidak … bagaimana kamu bisa berkata seperti itu?" Roland menggelengkan kepalanya. "Menurutku, itu bukan sebuah lukisan yang sederhana."     

Akan sangat sia-sia jika Soraya menggunakan kemampuannya hanya untuk melukis. Roland teringat lukisan yang terkena air hujan bahwa tetesan air hujan bahkan tidak luntur di keranjang balon udaranya. Daripada menganggap lukisan ini seperti sebuah lukisan warna biasa, Roland bahkan menganggap lukisan Soraya sebagai "lapisan" yang terbuat dari kekuatan sihir.     

[1] Gambar timbul     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.