Bebaskan Penyihir Itu

Gedung Penyihir



Gedung Penyihir

2"Owh …! Owh …!"     3

Di halaman belakang istana yang baru direnovasi, Maggie mengepak-ngepakkan sayap dan ekornya, ia berputar-putar untuk menunjukkan perubahan wujudnya kepada semua orang.     

Roland yang sudah mendengar informasi dari para penyihir lain, masih terpana dengan penuh kekaguman ketika ia melihat 'wujud binatang iblis' milik Maggie.     

Maggie telah berubah menjadi seekor burung raksasa berbulu cokelat dengan ekor sepanjang sepuluh meter dan lebar sayap sekitar lima belas meter. Ketika Maggie merentangkan seluruh sayapnya seperti seekor kelelawar, pembuluh darah dan tulang di bawah lapisan kulit tipis itu tampak jelas di bawah sinar matahari. Maggie memiliki ukuran anggota tubuh sebesar manusia dewasa dan cakar untuk menopang tubuhnya yang panjang dan besar.     

Kepala Maggie yang terlihat paling mencolok, dengan tiga pasang mata yang terletak di atas kepala dan di kedua sisi kepalanya. Selain itu, paruhnya yang tampak tajam itu bukan paruh seperti burung biasa dan paruhnya menutupi sebagian besar wajah Maggie. Paruh Maggie bergerak-gerak dan memperlihatkan deretan gigi yang tajam dan lidahnya yang panjang ketika ia bicara, membuat para penyihir lain terpukau dengan penuh rasa takjub.     

"Jadi seperti ini binatang tunggangan iblis itu?" kata Daun, "Untungnya, kita tidak bertemu monster seperti ini ketika bertempur dengan iblis di Tanah Barbar, karena jika demikian tidak akan ada satu orang pun yang bisa melarikan diri dari kejaran binatang sebesar ini."     

"Andai saja kemampuan Maggie tidak berevolusi pada saat itu, aku rasa aku tidak akan selamat saat jatuh ke laut," kata Nightingale sambil membelai bulu leher Maggie yang mengkilap, "Aku akan memberi kamu satu kantung kecil berisi ikan panggang untukmu setiap hari."     

"Owh! Aku ingin ikan panggang madu!"     

"Aku tahu. Aku akan membumbui ikan panggangnya dengan banyak olesan madu."     

Burung raksasa itu kini mengibas-ngibaskan ekornya dengan riang.     

"Dan itu adalah ikan panggang milikku!" pikir Roland sambil menghela nafas. Bagaimana Nightingale bisa memberikan hadiah kepada orang lain dengan makanan yang ia curi dari dapurku dan berkata seolah-olah ikan itu miliknya di depan semua orang?     

"Kalau begitu, seperti biasa, mari kita uji kemampuan barumu."     

"Baik, Yang Mulia, owh!"     

…     

Setelah bekerja dengan keras di pagi hari, Roland memperoleh informasi rinci tentang kemampuan baru Maggie setelah ia berubah bentuk menjadi binatang raksasa.     

Perubahan itu telah mengikuti konvensi pembesaran. Wujud baru Maggie sebagai burung raksasa berbulu cokelat berukuran dua kali ukuran tunggangan para Iblis itu. Kapasitas tunggangan di punggung Maggie juga lebih luas, jadi ia mampu membawa dua orang penyihir sekaligus saat terbang. Tetapi kecepatan terbang Maggie jika banyak membawa beban berat hanya sekitar delapan puluh kilometer per jam, dan itu jauh lebih lambat dari kecepatan terbang Kilat.     

Namun, karena beban apa pun yang dibawa oleh Kilat akan mengurangi ketinggian terbangnya dan menghabiskan kekuatan sihir lebih banyak, daya tahan Maggie merupakan suatu keuntungan tersendiri. Selama Maggie bisa berubah menjadi burung raksasa, daya konsumsi kekuatan sihir Maggie akan bertahan lebih lama. Ketinggian terbang Maggie atau beban yang ia bawa tidak terlalu menjadi masalah. Satu-satunya kekhawatiran Roland adalah kekuatan fisik Maggie.     

Kekuatan sihir Maggie juga berkembang dengan pesat, dan hal itu membuat peringkat Maggie naik menjadi level penyihir di tingkat menengah di Persatuan Penyihir. Maggie memiliki kekuatan sihir yang cukup untuk berubah wujud tujuh hingga delapan kali dalam satu hari.     

Roland juga sudah mengkonfirmasi hal ini sebelumnya kepada Maggie.     

Pemahaman tentang kemampuan yang dimiliki para penyihir menentukan evolusi kekuatan sihir para penyihir itu masing-masing, apakah mereka memahaminya melalui proses pembelajaran atau tiba-tiba mendapatkan sebuah ilham.     

Ini juga berarti ada kemungkinan para penyihir untuk berevolusi secara alami. Seiring berjalannya waktu, beberapa dari mereka pasti akan menemukan peluangnya dan akhirnya dapat menonjolkan kemampuannya. Kemampuan baru yang mereka miliki, benar-benar berbeda dari kemampuan mereka yang lama. Mungkinkah ini alasannya mengapa gereja begitu takut dan ingin membinasakan para penyihir?     

Setelah makan siang, Roland mengadakan sebuah acara besar di istana.     

Setelah hampir empat bulan lamanya membangun dan merenovasi, Gedung Penyihir akhirnya siap untuk digunakan.     

Roland mengagumi gedung yang memiliki tiga lantai dan kamar yang berjumlah kurang dari lima puluh kamar. Meskipun tampak seperti sebuah rumah pribadi di dunia modern, gedung ini memiliki tingkat konstruksi tertinggi di seluruh Kerajaan Graycastle, bukan dari segi ukurannya, tetapi dari segi teknik pembangunan gedungnya.     

Gedung Penyihir itu adalah gedung pertama yang memiliki struktur yang terbuat dari batu bata dan beton yang dibangun dengan menggunakan beton bertulang dan pilar beton serta diperkuat dengan batangan bambu.     

Roland ingat perkataan Karl, yang berkata dengan penuh semangat ketika dirinya menuangkan cairan untuk membuat pilar beton pertama kali. "Aku tidak pernah menyangka bahwa semen dapat dimanfaatkan dengan cara seperti ini. Setelah semennya dicampur dengan batu kerikil, kita dapat membentuk semen sesuka kita dan menggunakannya untuk melapisi bagian rumah mana pun … Yang Mulia, aku rasa tidak lama lagi pekerjaan sebagai tukang batu akan segera kehilangan peminatnya."     

Selain beton lengkung dan pilar, lantai gedung penyihir itu dilapisi dengan semen. Gedung ini membangkitkan kenangan masa kecil Roland. Bahan-bahan gedung ini hanya dapat dilihat setelah tahun delapan puluhan karena bahan bangunan ini benar-benar sudah ketinggalan zaman pada saat itu dan bangunan ini digantikan oleh bahan beton sebelum Roland berusia dua puluh tahun.     

Namun kini lantai semen 'terlahir' kembali di Kota Perbatasan.     

Gedung Penyihir itu berdiri di sebelah kiri istana, membentuk huruf L yang tersambung ke istana. Sebuah taman yang baru dibangun mengelilingi kedua bangunan itu. Taman itu lebih luas tiga atau empat kali lipat dari taman yang sebelumnya, dan sudah cukup bagi Daun untuk mengembangkan tanaman budidaya biji-bijian dan buah-buahan miliknya.     

***************     

Evelyn, yang tinggal di Gedung Penyihir, merasa tidak betah dengan rumah barunya.     

Setelah tinggal di Kota Perbatasan selama satu bulan, tampaknya Evelyn tidak melakukan tugas apa pun selain mencicipi anggur untuk Yang Mulia. Evelyn juga berada di peringkat paling bawah dalam ujian dengan hanya mendapatkan lima poin … meskipun Gulir tidak mengumumkan hasil ujian para penyihir secara terang-terangan, Evelyn dapat mengetahui informasi itu dengan mudah.     

Bahkan Maggie yang tidak bisa menyelesaikan sebuah kalimat mendapatkan nilai enam puluh satu poin.     

Tiba-tiba Evelyn merasa dirinya tidak lebih baik dari orang bodoh sekali pun.     

Namun, tetap saja, Yang Mulia memperlakukan Evelyn seperti biasa tanpa diskriminasi. Dari waktu ke waktu, Yang Mulia tetap memanggil Evelyn untuk datang dan mereka berdua akan berbincang-bincang mengenai anggur yang diproduksi di berbagai daerah dan mencicipi White Liquor yang baru dibuat. Evelyn bahkan mendapatkan upah pertamanya bulan lalu, dan hal itu semakin membuat dirinya gelisah. Dibandingkan dengan empat penyihir Fjords yang lain, Evelyn tampak seperti seseorang yang mendapatkan semua fasilitas tanpa perlu berusaha seperti penyihir lain.     

"Di gedung ini ada dapur di sebelah ruang tamu untuk memasak dan ruangan kecil bercat putih yang aneh. Mari kita lihat," kata Candle dengan semangat dan membuka pintu kamar mereka.     

"Yah …" jawab Evelyn dengan nada lesu.     

"Ada apa? Apakah kamu sedang sakit?" tanya Candle, ia tampak agak terkejut. Candle berjongkok dan menyentuh dahi Evelyn. "Kamu tidak demam." kemudian Candle tertawa. "Apakah kini kamu enggan satu kamar denganku setelah kamu terbiasa berbagi satu tempat tidur dengan penyihir dari Asosiasi Persatuan Penyihir?"     

Evelyn terdiam sejenak sebelum akhirnya ia berkata. "Kita sudah tinggal di sini selama lebih dari satu bulan, bukan?"     

"Hampir satu bulan."     

"Lotus akan segera menyelesaikan pembangunan Tembok Kota yang baru. Honey telah melatih banyak merpati pembawa pesan untuk Yang Mulia, Sylvie bahkan telah menemani Yang Mulia untuk menyelidiki iblis-iblis yang mengerikan itu," kata Evelyn dengan nada frustrasi, "Hanya aku satu-satunya penyihir yang tidak melakukan pekerjaan apa pun. Aku bahkan tidak memiliki jadwal untuk berlatih dan aku juga mendapatkan nilai ujian yang paling rendah … aku benar-benar tidak tahu mengapa Yang Mulia memilih aku untuk datang ke kota ini."     

"Yah." Candle termenung sejenak. "Kenapa kamu tidak bertanya langsung kepada Yang Mulia?"     

"Hah?"     

"Pangeran Roland adalah kakak laki-laki Lady Tilly. Dan kamu tahu bahwa Yang Mulia memperlakukan para penyihir dengan baik. Bahkan Sylvie yang dulu pernah menyuruh kita menjauh dari Yang Mulia dan mencurigai Yang Mulia kini telah berubah sikap terhadap Yang Mulia. Kemarin, Sylvie bahkan memuji-muji Yang Mulia." kata Candle sambil mengangkat bahu. "Yang Mulia tidak akan marah kepadamu jika kamu bertanya secara langsung kepadanya."     

"Begitukah? Itu masuk akal." pikir Evelyn.     

Evelyn berpikir sejenak dan memutuskan untuk mengikuti saran Candle untuk menghilangkan kegelisahan yang telah menghantui dirinya sejak lama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.