Bebaskan Penyihir Itu

Bertukar Janji



Bertukar Janji

3Yang terjadi selanjutnya adalah Roland dan Anna sama-sama terdiam untuk waktu yang lama.      2

Sorot mata Anna tampak tidak setenang yang dipikirkan Roland. Ketika pasangan itu saling menatap diam-diam, Roland melihat ada riak di kedua mata Anna yang berwarna biru terang. Riak itu menandakan kecemasan, ketakutan, dan juga tekad yang kuat. Inilah sebabnya ekspresi Anna selalu terlihat begitu dingin dan keras.     

Selagi waktu berlalu dengan tenang, perasaan itu menjadi semakin dalam dan semakin kuat.     

Roland akhirnya menyadari bahwa Anna tidak akan pernah mengubah pendiriannya.     

Roland menutup matanya dan ia menghela napas panjang.     

"Baiklah, tetapi kamu harus menyetujui satu persyaratanku." kata Roland.     

"Katakan saja apa persyaratannya." balas Anna.     

"Kamu tidak boleh pergi ke garis depan. Kamu harus selalu berada di belakang." sahut Roland.     

"Aku berjanji." jawab Anna.     

"Jika sesuatu terjadi di medan perang …" Roland menjilat bibirnya yang kering sambil berkata. "Maksudku, kalau sampai, aku …."     

"Jika sesuatu yang sangat buruk terjadi, aku akan segera meninggalkan Wilayah Utara," kata Anna tanpa banyak basa-basi.     

Roland tertegun untuk sesaat.     

"Apakah kamu merasa khawatir kalau aku akan mencoba untuk membalas dendam atas kematianmu dan akhirnya menyerahkan hidupku ke tangan musuh dengan sia-sia?" tanya Anna sambil membelai pipi Roland dengan lembut. "Hanya Nightingale dan Ashes yang akan melakukan hal seperti itu. Sedangkan aku, aku akan segera kembali ke Wilayah Barat, sambil membawa semua warisan pengetahuanmu ke Pulau Tidur dan aku akan menetap di sana sambil terus berperang melawan Kota Suci Hermes. Yang Mulia, meskipun aku bersedia ikut denganmu sampai ke dunia orang mati, aku tahu Anda tidak akan pernah menyetujui hal itu." Anna berhenti sejenak lalu melanjutkan, "Aku berjanji kepada Anda bahwa aku akan terus berjalan di jalan yang Anda yakini sampai dunia yang menjadi impian Anda bisa menjadi kenyataan, di mana para penyihir dan orang biasa dapat hidup bersama-sama dengan damai."     

Roland tidak menyahut, ia tidak perlu membantah semua ucapan Anna. Kedewasaan Anna sudah melebihi harapan Roland. Ini adalah hadiah terbaik yang Roland dapatkan selama ia datang ke zaman ini.     

Anna mengulurkan kedua tangannya dan ia mulai membuka kancing baju Roland satu per satu.     

Tidak ada lagi yang perlu dikatakan.     

Pasangan itu saling berciuman selagi mereka berpindah ke tempat tidur.     

Api Hitam Anna menutup tirai yang ada di jendela, sementara pakaian dan selimut terlempar ke satu sisi tempat tidur. Pada saat ini, perasaan Roland dan Anna terhubung dengan erat, dengan bintang-bintang di langit menjadi saksi percintaan mereka.     

…     

Dua hari kemudian, Roland menyampaikan pidato terakhirnya sebelum ia berangkat di alun-alun.     

Orang-orang yang datang setelah mendengar berita peperangan itu memadati alun-alun sampai membuat udara di sana terasa sesak dan panas. Setelah satu setengah tahun melakukan pembangunan, Kota Perbatasan sudah berganti menjadi Kota Tanpa Musim Dingin yang makmur dan sangat ramai. Kota ini telah membawa perubahan besar bagi taraf kehidupan masyarakat. Ini juga berarti, reputasi dan popularitas Roland telah meningkat pesat di mata rakyat.     

"Selamat pagi, rakyatku." Saat Roland naik ke panggung, sorak-sorai rakyat menyambutnya dengan penuh semangat.     

"Panjang umur bagi raja kita!"     

"Panjang umur bagi Yang Mulia Roland!"     

Orang-orang ini tidak membutuhkan dorongan atau kemampuan suara Gema untuk meningkatkan volume teriakan mereka. Mereka bersorak-sorai dengan penuh semangat untuk menghormati raja mereka dan melambai-lambaikan tangan mereka di udara.     

Kehebohan itu mulai mereda setelah 7 menit berlalu.     

"Kalian semua tentu sudah tahu." kata Roland sambil memandang ke arah ribuan pasang mata yang tak terhitung jumlahnya yang ada di bawah panggung, "Kerajaan kita akan berperang untuk mempertahankan diri melawan penjajah. Musuh kita tidak lain adalah Kota Suci Hermes, yang telah merebut Kerajaan Everwinter dan Kerajaan Hati Serigala! Hari ini, dari Empat Kerajaan, hanya Kerajaan Graycastle dan Kerajaan Fajar yang masih tersisa. Saat ini, gereja sedang mengincar kerajaan kita!"     

"Aku juga mengetahui bahwa beberapa dari kalian dulu pernah mempercayai gereja. Itu tidak apa-apa, kalian tidak perlu malu! Kebaikan kalian telah dimanfaatkan dan harapan kalian telah ditipu. Apakah kalian pikir aku akan menyalahkan kalian, daripada menyalahkan pembohong dan perampok itu? Tentu saja tidak!" seru Roland sambil mengangkat tinjunya. "Gereja harus membayar mahal atas perbuatan mereka! Hanya dengan menjual Batu Pembalasan Tuhan, mereka mampu menghasilkan lebih dari 100.000 keping emas per tahun, uang ini seharusnya menjadi milik kalian semua!"     

"Kenapa begitu? Alasannya sederhana. Para bangsawan itu tidak mau membayar sejumlah uang tambahan untuk membeli Batu Pembalasan Tuhan dari gereja, karena itu beban produksi Batu Pembalasan Tuhan ini dibebankan kepada rakyat melalui kenaikan pajak, penyitaan properti, dan perampokan di siang bolong! Dan bukan hanya Batu Pembalasan Tuhan saja, tetapi uang kalian juga digunakan untuk membangun gereja-gereja, membayar upah para pendeta, dan untuk mengadakan upacara pembaptisan. Aku yakin tidak ada di antara kalian yang tidak mengetahui hal-hal yang aku sebutkan ini!"     

Hal-hal yang paling mudah dipahami dan dibenci oleh rakyat adalah eksploitasi dan penindasan. Metode penindasa yang dilakukan gereja memang tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan metode penindasan yang dilakukan oleh para bangsawan terhadap rakyat, tetapi di mata Roland, tidak sulit sama sekali untuk membongkar kejahatan yang tersembunyi di balik pelayanan gereja kepada masyarakat.     

"Gereja berjanji bahwa sejumlah uang ini akan ditukar dengan berkat Tuhan untuk kalian, tetapi apa yang terjadi pada akhirnya? Sebelum aku datang ke kota ini, orang-orang hanya punya sedikit makanan dan pakaian, karena itu, kelaparan dan wabah penyakit datang selama Bulan Iblis setiap tahunnya dan merenggut nyawa banyak orang. Sedangkan bagi mereka yang selamat … apakah itu benar-benar karena bantuan gereja atau karena perlindungan Tuhan? Tidak, gereja tidak melakukan apa-apa!" Roland menaikkan suaranya sedikit. "Satu-satunya hal yang mereka lakukan adalah terus memeras kalian sampai kalian tidak punya apa-apa lagi!"     

Penduduk lokal tentu pernah merasakan dan menyaksikan semua penderitaan ini dengan mata kepala mereka sendiri, sementara sebagian besar pengungsi dari kota lain juga memiliki pengalaman yang kurang lebih sama. Alun-alun itu mendadak gempar karena semua orang teringat akan penderitaan masa lalu mereka dan mengaitkan hal itu sebagai perbuatan gereja.     

"Karena itu, aku tidak akan pernah menyerah, dan yang terpenting, aku juga tidak akan kalah dari para penghisap darah itu!" Roland mengguncang-guncangkan tangannya di udara dan berseru keras-keras. "Tentara Pertama akan menghancurkan Gereja sehingga tidak ada yang berani merampok rakyatku lagi. Kalian tidak perlu khawatir lagi untuk membayar uang atas pembangunan gereja atau untuk 'menebus dosa-dosa' kalian! Pajak semacam itu tidak akan pernah ada di Kerajaan Graycastle yang baru!"     

"Fakta telah membuktikan bahwa tanpa kehadiran gereja, Kota Tanpa Musim Dingin telah menjadi tempat yang lebih baik, begitu pula dengan kota-kota lain!"     

"Segala sesuatu yang kalian miliki saat ini berasal dari hasil kerja keras kalian sendiri dan semangat kalian, bukan berasal dari sesuatu yang tidak kelihatan. Itulah sebabnya aku berulang kali menekankan pentingnya memiliki pekerjaan! Hanya tenaga kerja yang dapat menciptakan kekayaan, dan kalian adalah para pekerja yang paling mulia. Kalian harus bangga dengan pekerjaan kalian. Tanpa bantuan kalian, tidak akan ada Kota Tanpa Musim Dingin yang makmur hari ini!"     

Roland menurunkan tangannya ke bawah sebagai isyarat agar rakyatnya berhenti bersorak-sorai. "Tentara Pertama telah berangkat ke Wilayah Utara, dan mereka akan berperang melawan gereja. Jika kita sampai kalah, kita akan kehilangan semua yang telah kita miliki dan kembali ke masa lalu yang penuh kemiskinan … katakan padaku, apakah kalian mau kembali ke kehidupan yang menyedihkan dan serba miskin itu?"     

Jawaban yang diterima Roland sudah sangat jelas.     

"Tidak, Yang Mulia, kami akan berjuang melawan gereja sampai akhir!"     

"Hancurkan semua kekuasaan gereja!"     

"Usir gereja dari kerajaan kita!"     

"Aku akan melindungi Yang Mulia dengan segenap hidupku!"     

Ada berbagai macam tanggapan dari rakyat, tetapi ekspresi mereka semua sama. Mereka bersedia dan siap untuk mempertahankan segala sesuatu yang telah mereka miliki dari hasil kerja keras mereka.     

"Aku tidak perlu melibatkan kalian dalam pertempuran ini. Itu adalah tanggung jawab Tentara Pertama. Kalian juga tidak perlu membayar pajak tambahan untuk memodali peperangan ini. Karena itulah yang dilakukan seorang penguasa yang buruk kepada rakyatnya. Yang perlu kalian lakukan adalah terus menjalani kehidupan kalian, dan terus berpartisipasi dalam pembangunan dan produksi kota ini. Itu akan menjadi bantuan terbesar bagi saudara-saudara kita yang sedang berjuang di medan perang." Roland meletakkan tangan kanannya di dada dan memberi tanda penghormatan. "Kita akan meraih kemenangan itu! Hidup Kerajaan Graycastle!"     

"Kita akan menang!"     

"Hidup Kerajaan Graycastle!"     

Rakyat berulang kali menyerukan kata-kata ini, suara mereka masih terdengar bahkan setelah Roland pergi meninggalkan panggung.     

Pada siang harinya, kelompok pasukan Tentara Pertama yang terakhir naik ke kapal Roland No. 1, yang berfungsi sebagai kapal pemimpin, peluit kapal dibunyikan untuk menandai awal perjalanan Roland No. 1.     

Tujuan Roland No. 1 adalah ke Kota Lembah Dalam!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.