Hasrat Wanita Bayaran

Ancaman Violet lagi!



Ancaman Violet lagi!

0Keesokan harinya, aku terbangun lebih dulu. Merenggangkan tubuhku dan berusaha melepaskan pelukan dari Edwards. Wajah lelaki yang terlihat manis di siang hari dan matanya yang begitu lucu saat terpejam. Membuatku tersenyum kecil, Aku mengelus sebentar wajahnya dan mengecup bibirnya singkat.     
0

Dia melenguh merasa terganggu, aku melepaskan pelukan dari Edwards. Memilih untuk membersihkan tubuhku, aku bergerak perlahan-lahan. benar apa yang aku pikirkan semalam bahwa siang ini kedua kakiku sangat pegal dan pinggangku benar-benar terasa retak.     

Ah.. Edwards luar biasa gila, dia mampu membuatku seperti anak perawan yang baru saja di perkosa. Gerakan dan Semua tempo permainannya tidak pernah aku sangka-sangka.     

Lihat saja bagaimana berantakannya apartment milikku sekarang, Barang sudah berjatuhan dimana-mana dan aku jadi pusing sendiri harus membereskan mulai dari yang mana.     

Aku memilih untuk mengambil beberapa pakaian kami yang tercecer di lantai, Memasukan ke dalam keranjang kotor dan Aku mulai masuk ke dalam kamar mandi. Padahal ini sudah siang, tapi aku memilih untuk mandi air hangat agar lebih merasa rileks.     

Tidak lama, Karena aku harus menyiapkan makanan untuk Edwards. kami bercinta sepanjang malam dan sekarang perut sudah terasa sangat perih.     

Aku memakai handuk dan berjalan ke luar kamar mandi, aku kira Edwards belum bangun. Ternyata dia sudah duduk di sisi ranjang dengan tubuh telanjangnya dan Meminum segelas air.     

"Selamat siang." Kataku sedikit Tertawa, dia ikut Tertawa dan meminum lagi air putih di dalam gelas.     

"Kau baik-baik saja? Wajahmu pucat sekali pagi ini, kau tidak usah masak atau membereskan kamar ini. Nanti ada dua pelayan yang akan datang membawakan sarapan, lalu membereskan Semuanya. Kau sudah terlalu lelah semalaman." Edwards bangun dari sisi ranjang, aku yang masih berdiri di di dekatnya hanya mengangguk saja.     

Dia mencium sebentar keningku lalu berjalan ke arah kamar mandi, kenapa rasanya wajahku langsung memerah? Di cium kening saja jantung sudah memompa dengan cepat.     

Ahhh! Sialan, aku benar-benar seperti anak remaja.     

aku memilih berganti pakaian santai, lalu mengeringkan rambutku dan Memakai beberapa pelembab wajah. tak lama suara Bel berbunyi, aku tau pasti itu adalah Dua Pelayan Edwards.     

Aku dengan suasana hati yang senang langsung membuka pintu, namun aku tidak melihat kedua pelayan. Tapi melihat Violet yang sudah menatap mataku dengan sangat marah.     

"Hi..." Kataku sedikit kaku, dia langsung menerobos masuk dan berdiri sebentar melihat kekacauan di kamar kami.     

Tangannya yang memegang barang belanjaan langsung bergetar, dia menjatuhkan saja barang itu di atas lantai. lalu tubuhnya berbalik dan menatap mataku. "Kau senang? Bercinta dengan suami orang lain? Ckckckck.. Harga diri seorang wanita bayaran memang sangat rendah ya. Nikmati apa yang bisa kau nikmati saat ini, tapi pada saatnya tiba nanti. kau akan tau Bahwa kau sudah salah bermain-main dengan milikku. aku akan menjatuhkan harga dirimu di depan banyak orang, kau akan di maki-maki dan hancur pada harapan semu!" Violet berkata mengancam lagi, aku memang sedikit tidak enak hati padanya.     

Tapi aku bukan orang yang akan menunjukkan rasa hormat atau rasa bersalah pada orang yang menghina diriku, aku hanya ingin Hidup bebas dan bahagia sebentar. apa itu salah? lagipula selama ini Edwards yang mengejar-ngejar diriku, Bukan aku yang sengaja di kejar.     

Ya memang! aku akui Bahwa awalnya aku yang sangat menggilai Edwards. Tapi aku tidak pernah meminta Edwards kembali ke apartemen ini setiap hari.     

"Kita lihat siapa yang akan menjatuhkan siapa, aku memang sangat suka bersenang-senang. Itu kenapa aku sangat di hormati oleh banyak lelaki. Kau bisa melakukan apapun yang kau mau, tapi ingat satu hal. Edwards ada di sampingku, dia bisa membalas semua yang kau lakukan dengan sama beratnya. Coba saja lakukan sesuatu, kalau kau masih sayang pada dirimu sendiri." Aku menatap sinis ke arah Violet, lebih tepatnya berpura-pura sinis. padahal sekarang jantungku sudah berdetak sangat kencang dan aku begitu takut pada apa yang akan terjadi selanjutnya.     

"Ck! Kau mengancam diriku, baiklah. Itu semua permintaan darimu, kau sudah merebut suami orang dan sekarang kau berlagak bahwa kau pemiliknya. Kau di bayar beberapa dollar saja sudah mampu sombong di depanku, Selamat siang Nona Choon-hee. hiduplah terus di atas ranjang dan membuka selangkanganmu hingga Sobek!." Violet berbalik meninggalkan diriku, Kata-kata terakhirnya memang sedikit menyinggung hatiku yang masih sangat baik-baik saja sebelumnya.     

Barang belanjaan yang dia bawa tadi ternyata adalah makan siang aku dan Edwards, tak lama Dua pelayan datang. Mereka menunduk takut ke arahku, aku tau Bhawa Violet pasti sengaja mengancam dua pelayan ini. Dan sekarang mereka terlihat merasa bersalah.     

"Tunggu di luar sebentar ya, Tuan Edwards masih mandi dan belum berganti pakaian. setelah dia selesai, aku akan memanggil kalian. ada sofa yang cukup muat dua orang di depan pintu apartemenku." Kataku selembut mungkin pada mereka, mereka berdua mengangguk. aku menutup pintu dan menghela nafas pelan.     

Aku langsung mengambil semua makanan yang tadi di jatuhkan Violet, lalu membawanya ke meja dekat balkon kamar. Aku menata Dengan baik, minuman dan makanan masih terlihat begitu bagus. Tidak ada yang rusak, tapi sekarang aku malah takut Violet meracuni diriku..     

"Choon-hee. Bisakah kau ambilkan kaus untukku?." suara Edwards membuatku sedikit kaget, aku langsung berjalan menuju ke arah lemari dan mengambil kaus serta celana untuknya.     

Dia sudah berada di atas ranjang lagi, keringat dingin sudah jatuh di keningku. Ah.. kenapa aku ketakutan sekarang?     

"Kau kenapa? Sakit?." Edwards menerima pakaian yang aku berikan padanya, dia tidak malu Memakai semuanya di depanku.     

"Ah.. tidak, hanya saja mentari siang ini membuatku sedikit pusing saja." Kataku sedikit berbohong.     

"Makanannya sudah datang?." Tanya Edwards.     

"Sudah, ada di balkon. Kita makan disana saja, sambil menunggu pelayan membersihkan kamar." Ujarku.     

"Baiklah, ayo.. kau sudah kelelahan sekali, kau butuh banyak asupan makanan." Sekali lagi Edwards mencium keningku, aku benar-benar merasa akan jatuh pada lubang kematian sendiri.     

Aku mengangguk, tapi aku berjalan ke arah pintu kamar dan menyuruh pelayan masuk serta membersihkan kamarku.     

Lalu aku Berjalan ke arah balkon, Menutup pintu balkon dan duduk di depan Edwards. Lebih tepatnya kita berhadap-hadapan sekarang.     

"Aku sengaja meminta banyak Makanan, karena kita sudah bekerja sangat keras." Edwards Tertawa lagi saat mengatakan hal itu, aku ikut tersenyum. Membantunya mengambil beberapa makanan.     

Ada Spaghetti saus jamur yang terasa nikmat, lalu daging sapi asap yang di taburi dengan bumbu keju, belum lagi kue-kue manis lainnya. aku memakannya dengan perlahan-lahan, sambil menatap pemandangan kota di siang hari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.