Hasrat Wanita Bayaran

Kau gadis kecilku ternyata!



Kau gadis kecilku ternyata!

0Ketika aku terus memeluk Edwards, dia mulai melepaskan pelukan itu dengan perlahan. Matanya memandang diriku ketika kami sama-sama berpandangan Saat ini.     
0

Matanya memang sangat indah jika di lihat dari dekat, itu kenapa aku selalu menyukai semua yang ada di diri Edwards. dia sempat menghela nafasnya sejenak, lalu mengelus lembut keningku yang berkeringat.     

"Kau tau Choon-hee? Apa yang membuatku Menyukai dirimu? karena kau adalah perempuan yang tidak suka ikut campur, kau akan bekerja secara profesional. Katamu waktu itu, tapi kenapa sekarang? sekarang kau berkata bahwa kau merindukan aku? apakah kedua orangtuaku bertanya hal ini padamu? apakan mereka meminta dirimu untuk mendekati aku?." Tanya Edwards, wajahnya terlihat lelah dan ada sedikit rasa kecewa dari ucapan yang dia keluarkan tadi.     

Aku hanya bisa diam saja, tak lama aku mengeluarkan handphone yang ada di saku celanaku. aku Memperlihatkan salah satu foto yang aku ambil, foto buku catatan milikku. aku memang mau bertanya hal ini pada Edwards, tapi mungkin sekarang waktu yang tepat.     

"kenapa kau tau buku catatan tersebut?." Tanyanya sedikit terkejut.     

"Karena itu milikku, setiap tulisan yang ada di dalam sana adalah milikku. seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa bisa ada di tempatmu? kapan aku memberikan buku catatan itu?." aku menatap mata Edwards, dia terlihat langsung sedih. matanya memang mudah sekali terbaca olehku, kesedihan dan rasa senang seperti silih berganti dari raut wajahnya.     

"kau ingat gadis kecil yang aku ceritakan?." Tanya Edwards padaku, aku mencoba mengingat-ingat dan aku cukup ingat cerita yang di ucapkan Edwards waktu pertemuan pertama kami.     

"Gadis kecil pemberi jepit rambut?." Tanyaku balik.     

"Ya, dia yang memberikan buku ini. dia memberikan buku ini setelah.. Setelah kami hampir berpisah, dia bilang aku boleh mengembalikannya jika kami sudah bertemu lagi." kata Edwards dengan suara serak.     

"Tapi kau bilang gadis kecilku Tersebut hanya memberikan dirimu jepit rambut yang masih kau simpan sampai hari ini kan?.", Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang di katakan Edwards saat ini.     

aku tak bahwa ada masa lalu yang cukup dalam untuk di lihat kembali. tapi aku tidak tau apa hubungannya aku dengan gadis kecil yang Edwards Katakan.     

"dia memberikan ini sebelum benar-benar pergi dari hadapanku, dia sempat kembali beberapa saat. sebelum aku pergi dari kantor polisi, dia bilang bahwa buku itu sangat berarti untuknya. kehidupannya di mulai dari lembaran kertas yang dia tulis. Jika memang itu buku miliki dirimu, kenapa kau tidak Ingat padaku?." pertanyaan Edwards sama dengan Pertanyaan yang aku pikirkan saat ini.     

"Aku tidak tau, aku bertanya sekarang karena aku kira kau tau. jika memang aku tidak ingat pernah memberikan buku ini, apakah aku benar-benar gadis itu? apakah ada sesuatu yang membuatku melupakan masa itu? jika kau tanya kenapa, sejatinya aku juga tidak tau kenapa." aku memperhatikan kembali foto yang ada di galeri handphone milikku.     

pertanyaan kenapa dan bagaimana bisa, terus menghantui akal sehatku. apakah terjadi sesuatu padaku, hingga aku melupakan masa-masa pertemuan dengan Edwards dulu sekali?     

"Aku yakin kau gadis kecil itu, jika memang itu dirimu. maka aku sudah sepantasnya membalas kebaikan yang kau berikan. aku juga pantas memberikan buku ini kembali pada dirimu, Choon-hee.. Terimakasih ya." Edwards memegang tanganku, aku yang masih bertanya-tanya di dalam pikiran. hanya bisa melihat wajahnya dengan kebingungan saja.     

Terimakasih? apakah itu pantas? aku saja tidak ingat apa yang telah aku lakukan.     

"Tapi, aku tidak ingat apa-apa." Kataku jujur, hal seperti ini aku tidak mau berbohong. lagipula untuk apa berbohong pada sesuatu yang memang tidak penting?     

"Kau tidak ingat padaku? tetapi kenapa kau ingat buku catatan ini adalah milikmu?." pertanyaan Edwards lagi-lagi adalah Pertanyaan yang juga sedang aku pikirkan. aku belum menjawab, tapi dia sudah berkata lagi "Kau adalah gadis kecilku! astaga aku benar-benar bahagia mengetahui hal ini! akhirnya setelah belasan tahun kita bertemu lagi!!." Edwards benar-benar berteriak kecil, dia tersenyum begitu lebar.     

"Entahlah, mungkin karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaan. membuatku lupa akan masa laluku sendiri, dan tentang buku catatan itu. aku ingat jelas bahwa itu adalah milikku, karena di berikan langsung oleh ibuku. Tapi aku juga sempat lupa kemana buku itu hilang, tapi ternyata buku tersebut ada padamu.. Edwards, jika memang aku adalah gadis kecil tersebut, apakah aku Terlihat sangat baik saat bertemu denganmu dulu?." satu pertanyaan yang aku ajukan, langsung membuat Edwards tertawa pelan.     

Cepat sekali perubahan mood nya saat ini..     

"Tentu saja, kau sangat baik sekali waktu itu. kenapa aku selalu senang menatap langit, itu karena dirimu. aku yakin gadis kecil tersebut adalah dirimu, tidak mungkin kan orang lain? bagaimana bisa orang lain mempunyai buku catatan milikmu. ahh... akhirnya setelah belasan tahun aku bertemu dengan dirimu. Choon-hee, sekarang aku tau namamu. Gadis kecilku." Edwards mencubit kedua pipiku.     

Aku sebenarnya sedikit merasa aneh dengan hal ini, tapi karena Edwards terlihat bahagia. mau tidak mau aku juga harus berpura-pura bahagia, jika memang hal ini bisa membuatku dekat dengan Edwards. maka aku akan menggunakan keuntungan ini untuk mendapatkan Edwards.     

Tidak masalah jika aku tidak ingat masa kecilku sendiri, tapi aku cukup ingat bahwa itu buku milikku. sudah lebih dari cukup bagiku sendiri.     

"Aku senang mendengar bahwa kita memang sudah saling mengenal sejak dulu, Edwards terimakasih ya. kau menjaga buku milikku dengan baik, terimakasih juga kau mengingat diriku. walaupun aku tidak pernah mengingat dirimu." Kataku dengan suara pelan.     

"Tentu saja.. ahhh akhirnya kita Bertemu lagi, aku akan membalas semua kebaikan darimu. aku juga akan katakan pada Mommy dan Daddy bahwa kau adalah penyelamatan itu. ayo kita beritahu Mommy dan Daddy." Edwards benar-benar terlihat senang sekali, aku yang melihat kesenangan di wajahnya hanya bisa ikut tersenyum.     

Dia membuka pintu dengan sangat terburu-buru, lalu Menggandeng tanganku dan kami berjalan cukup cepat ke ruangan sebelah.     

"Mom..Dad.. Kalian tau apa yang baru saja aku ketahui? Kenyataan yang sangat baik, Choon-hee masalah gadis kecil yang menyelamatkan diriku!." Kata Edwards pada kedua orangtuanya.     

Aku hanya bisa tertawa kecil Karena Apa yang di katakan Edwards, seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan sebuah mainan.     

"Oh ya? Astaga, sebuah kebetulan yang sangat baik.. Mommy senang mendengar hal ini, Terimakasih ya Choon-hee." Ekspresi Nyonya Douglas membuatku sedikit aneh, dia memang Tersenyum dan memeluk diriku dengan bahagia. tapi aku merasa ada yang aneh dari senyum Tersebut, Apalagi saat melihat Wajah Tuan Douglas dan juga kedua adik Edwards.     

Mereka memang Tersenyum, tapi sebuah senyuman licik atau lebih tepatnya senyuman yang menandakan bahwa? 'Rencana berhasil'.     

Tapi apakah seperti itu? aku hanya diam saja, Nyonya Douglas melepaskan pelukan dariku dan memeluk Edwards juga, Edwards sudah benar-benar bahagia sekali. kebahagiaannya terlihat lebih natural di bandingkan dengan kebahagiaan Yang lain.     

Sebenarnya ada apa ini? aku merasa curiga..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.