Hasrat Wanita Bayaran

Ungkapan Nenek Lecy



Ungkapan Nenek Lecy

0Aku menengok ke belakang, melihat keluarga Douglas yang sudah datang dan melotot terkejut.     
0

Tuan Brandon, Nyonya Anne, Azzhura, Daniel dan Nenek Lecy. Mereka langsung masuk dan melihat apa yang terjadi, Daniel lebih dulu memegang pundak Violet. terlihat sekali bahwa Daniel sedikit merasa Khawatir pada Violet.     

"Ada apa ini Choon-hee!?." Nyonya Anne membentak diriku.     

"Hanya memberikan pelajaran pada wanita yang menghina Edwards, Bahkan masih untuk wajahnya saja yang aku buat berdarah. Besok-besok lidahnya aku potong!." Jawabku asal, aku berjalan ke arah Edwards dan memegang kedua pipinya. aku mengangkat wajah Edwards hingga menatap mataku, Edwards menangis.. dia menangis tanpa suara.     

"Hei pelacur! bagaimana bisa kau membuatku Seperti ini! akan aku bunuh kau! lihat saja!." Violet masih menangis, malah dia berani mengancam diriku lagi. wanita ular bodoh, hanya mengancam saja kerjaannya, tapi tidak berani berbuat apa-apa.     

"Bunuh aku lebih dulu, jika kau mau membunuh calon menantu dan Cicitku." Kata Nenek Lecy dengan cepat, Nenek Lecy terlihat marah juga pada Violet. dia memilih berjalan ke arahku membawa segelas jus buah.     

"Edwards, hei.. kau kenapa?." Tanyaku pelan, Aku menepuk-nepuk wajahnya lalu langsung memeluknya dengan erat.     

"Bagaimana bisa kau masih menghina anakku, Violet? apakah kau lupa dengan apa yang kau janjikan?." Tuan Brandon bertanya dengan nada pelan, mereka hanya berdiri saja tanpa mau membantu Violet Sama sekali. Jangankan Violet, bahkan mereka saja tidak mendekati Edwards.     

Nenek Lecy menaruh gelas berisi jus di atas meja, lalu dia membuka laci meja dan mengeluarkan sebuah obat dari sana. "Edwards, minum Ini Nak." Kata Nenek Lecy, aku membantu Nenek Lecy memberikan obat itu pada Edwards. Mengambilnya air putih juga, untungnya Edwards menurut. Walaupun dia masih menangis tapi dia paham saat disuruh minum obat.     

Aku menghapus air matanya perlahan, lalu mengecup keningnya dengan lembut. "Tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja.. ayo kita istirahat lebih dulu." Kataku pada Edwards.     

"Choon-hee yang memulainya!." baru saja aku mau mengontrol nafasku yang sudah naik turun karena bertengkar dengan Violet tadi, sekarang dia memancing diriku lagi?.     

"Bodoh! anak kucing juga tau kalau kau yang pasti memulai semuanya!." Nenek Lecy lagi-lagi membela, Membuat violet berdecak pelan dan perlahan bangun dari lantai. dia di bantu Daniel keluar dari kamar, aku rasa Violet sekarang sangat malu karena ucapan Nenek Lecy.     

semua orang tau bahwa dia yang memang suka cari gara-gara. wanita licik itu, Untungnya aku masih cukup sabar karena hanya mendorongnya di kaca meja rias. Padahal aku ingin sekali langsung merobek bibirnya. Walaupun itu terasa kejam, tapi lebih kejam lagi dia sebenernya.     

"Aku akan menelpon dokter untuk memeriksa Edwards dan Violet." Nyonya Anne berjalan keluar bersama dengan Azzhura.     

Tinggal Nenek Lecy dan Tuan Brandon yang berada di kamar ini, Tuan Brandon berjalan perlahan dan dia mengelus kepala Edwards.     

"Dia baik-baik saja? Dia suka seperti ini jika sudah mengalami tekanan, Mungkin apa yang di katakan Violet membuat hati dan pikirannya jadi begitu Campur aduk. Terimakasih ya Choon-Hee, kau mau berada di sini dan membela Edwards. Kau terlihat sama sepertinya Ibunya dulu." Ucapan Tuan Brandon yang sangat pelan membuatku Menengok ke arahnya.     

aku Tidak Mengatakan apa-apa, Tuan Brandon juga langsung pergi meninggalkan kamar ini setelah dia mengatakan hal tadi.     

Edwards juga sudah tertidur setelah minum obat, aku mengelap sisa air mata yang masih menetes di pipinya. Kasihan Edwards, apakah setiap bertengkar dengan Violet dia selalu berakhir seperti ini? Bahkan keluarganya hanya melihat dan memanggil dokter saja. padahal sakit Edwards ini hanya butuh perhatian dan kasih sayang, bukan dokter.     

"Kau masih mau bersamanya?." Suara Nenek Lecy yang sangat pelan membuatku semakin mengeratkan genggaman tangan Edwards.     

"Kenapa memangnya? apakah ada alasan aku harus meninggalkan Edwards?." Tanyaku tak kalah pelan.     

"Edwards begitu lemah, Tubuhnya yang terlihat kuat itu sebenarnya tidak benar-benar kuat. Sangat ringkih sekali, seperti bayi yang baru lahir. hidupnya dihabiskan hanya untuk belajar dan bekerja. tidak punya teman dekat ataupun orang yang pengertian padanya. Semenjak ibunya meninggal dunia, Hidupnya seperti daun kering yang tertiup Angin, tidak punya arah tujuan dan rumah yang sebenarnya." Nenek Lecy ikut menggenggam tangan Edwards satunya lagi, tangannya yang keriput dan semakin menua ini membuatku jadi berpikir banyak hal. Jika dia tau Edwards Tidak punya rumah sebenarnya. kenapa Nenek Lecy Tidak jadikan dirinya sebagai rumah untuk Edwards kembali?.     

"Lalu, kenapa kau Memperlakukan Edwards seperti orang-orang Memperlakukan dia?." Tanyaku pelan, bukan maksud ingin menyalahkan. Tapi aku hanya ingin tau saja.     

"Awalnya aku membenci Cucuku ini, Karena merasa cemburu. sebab suamiku, Kakek dari Edwards. dia selalu menghabiskan waktunya bersama Edwards, memberikan segala-galanya dan Bahkan selalu menyalahkan kami anggota keluarga, jika Edwards kenapa-napa. dari sana kecemburuan dan rasa iri kami bangkit, apalagi saat Suamiku meninggal dunia. Semua hartanya di berikan atas nama Edwards, bahkan kami tidak di pikirkan sama sekali. Saham dan harta yang kami miliki saat ini adalah hasil kerja keras kami sendiri, Sedangkan Edwards mendapatkan itu semua dengan mudah." Ujar Nenek Lecy.     

"Tapi Edwards tidak menginginkan semua harta atau saham tersebut. lagipula apakah harta dan saham sangat penting bagi kalian? hingga mengenyampingkan kasih sayang pada anggota keluarga sendiri? aku rasa Edwards bisa saja menukar semua hartanya demi kehangatan serta pelukan Dari Kalian. Aku berani jamin akan hal itu, tapi Edwards tidak bisa benar-benar memberikan Semuanya, karena dia takut. dia takut akan di usir dari mansion ini dan benar-benar tidak punya tempat untuk pulang, aku rasa itu yang membuat Edwards tidak langsung memberikan hartanya pada kalian." kataku berpendapat.     

"Ya, kau benar.. semua yang kau katakan memang benar, Itu juga yang di tulis oleh Suamiku di salah satu buku catatannya." Ujar nenek Lecy.     

"Maksudmu?." Tanyaku bingung.     

"Aku merasa bersalah pada Edwards selama bertahun-tahun ini, aku membencinya tanpa alasan yang benar-benar jelas. Lucu ya, hanya karena harta saja Keluarga bisa saling membenci. Ya, tentu saja bisa.. Tapi itu dulu, ketika aku belum benar-benar paham kenapa Suamiku memberikan seluruh perhatiannya dan Hartanya kepada Edward saja. seminggu yang lalu aku menemukan buku catatan yang di tulis oleh Suamiku, buku tersebut Ternyata di simpan di salah satu tembok rahasia, entah suatu kebetulan atau memang takdir Tuhan, Aku membaca semua isi buku catatan tersebut. dan saat aku berakhir membaca semuanya, aku langsung merasa menyesal dan tidak bisa memaafkan diriku sendiri sebagai Nenek Edwards." Nenek Lecy menatap mataku, ada setetes air mata yang jatuh di pipinya. Kenapa? aku bisa melihat Kesedihan dan rasa penyesalan yang begitu dalam di wajah Nenek Lecy.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.