Hasrat Wanita Bayaran

Mimpi yang terasa nyata



Mimpi yang terasa nyata

0Malam telah kembali dengan sinar rembulan yang indah, mataku menatap langit dengan mata yang penuh dan berbinar-binar senang. Selimut yang menutupi tubuhku membuat kehangatan menjadi begitu nyaman, aku hanya sendirian di tempat ini. di samping Balkon kamarku ada tempat duduk yang bisa aku tempati dan mengisi kekosongan saat ini.     
0

Ketika jari-jari tanganku perlahan memucat karena memilih untuk di biarkan di luar selimut. aku merasa bahwa aku Tidak mau berpaling dari semua ini, aku masih mau disini dan merasakan setiap sentuhan lembut dari angin yang berhembus dan dari malam yang sunyi.     

Aku menutup mata sejenak, untuk merasakan setiap alunan suara daun yang bergesekan dan juga Suara burung hantu yang cukup menakutkan, namun bagiku semua ini terasa begitu nyaman, aku bahkan senang saat semuanya terasa aneh dan horor begini. karena semakin sunyi keadaan, maka semakin gelap aura di sekitar..     

Ketika aku membuka mata sekali lagi, yang aku lihat adalah wajah Edwards di depanku. aku sempat terkejut dan hampir berteriak, namun dia keburu menutup mulutku dan Tersenyum manis.     

"Kau sedang apa sebenarnya? Kenapa Malah Diam sendirian disini, aku kira tadi kau hantu. Menggerai rambut panjangmu itu dan selimut putih yang kau pakai, benar-benar membuatku menyangka kau hantu. Untung saja aku adalah orang yang penasaran, aku menghampiri wanita yang aku sempat kira hantu. Ternyata dia adalah Dewi cantik yang begitu aku puja." Edwards berkata masih sambil menutup mulutku, dia mendekatkan wajahnya semakin dekat hingga hidung mancung kami saling bersentuhan.     

"Manis sekali, aku selalu suka semua ekspresi di wajahmu. semua itu Membuatku selalu menyukai dirimu lagi dan Lagi." Kata Edwards, dia tidak berhenti berbicara dan tidak menurunkan tangannya dari mulutku.     

Aku juga dengan bodohnya hanya diam saja tanpa mau menjauhkan tangannya Tersebut. Dia perlahan-lahan memajukan tubuhnya, memegang pinggangku dan Dengan sangat kurangajar dia malah duduk di atas pangkuanku. Dia benar-benar duduk, Dan apa yang aku rasakan setelahnya? aku merasa ada sesuatu di bawah sana yang menonjol ke perutku. tonjolan itu sedikit membuatku panas dingin.     

Mata Edwards yang begitu lekat dan Tegas, pandangan matanya yang Membuatku menelan ludah susah payah saat ini.     

Sekarang wajahnya sedikit mundur, dia mulai Membisikan sesuatu yang cukup sensual. "Kau semakin seksi saat memakai baju tidur yang tipis dan belahan dadamu terlihat jelas oleh mataku." Kata Edwards, Dan semua hal itu langsung membuat kulitku panas dan merinding hebat.     

tanganku dengan bodoh malah memegang tonjolan yang berada di dekat perutku itu, Tonjolan yang cukup besar dan itu adalah benda yang selalu membuatku mengerang kesakitan namun nikmat. aku masih memandangi wajah Edwards, dia sudah memejamkan matanya saat aku memegang junior Miliknya.     

Ya.. semuanya terjadi dengan satu gerakan kecil, Aku membiarkan saja saat selimut di tubuhku di biarkan jatuh ke lantai. Edwards kemudian bangun dari pangkuanku dan hal tersebut membuatku melepaskan tanganku dari miliknya.     

Dia menatap mataku sebentar, baju tidurnya tipis berwarna merah muda yang aku pakai. di lihat dengan lekat oleh Edwards dan, matanya menatap dari atas sampai bawah.     

Aku yang melihat tatapan lapar dari matanya, langsung bangun dari kursi dan Berdiri mendekat ke arahnya. tanganku mulai melepaskan satu persatu ikatan yang menutupi Pakaian tidur. Ketika tali terkahir hampir lepas, aku menahannya. aku membiarkan tali terakhir tergantung.     

Aku mulai berjalan dengan gerakan memutari tubuh Edwards, aku memegang dadanya lalu punggungnya yang tegap itu. Kenapa tubuh Edwards terasa berbeda? aku merasa ini bukan tubuh Edwards. Tapi Wajahnya adalah Edwards     

"Apa yang membuat Calon suamiku ini datang menemui diriku? apakah kau mau sesuatu? rasanya udara dingin malam ini butuh sebuah penghangat. apakah kau bisa menghangatkan tubuhku? apakah kau bersedia masuk ke dalam kamarku dan membantu diriku menghangatkan badan? atau kau bisa menjadi penghangat Tersebut. Tubuhmu yang indah, bisakah kau perlihatkan kepada diriku? aku mau melihatnya dan menyentuh kulit halus di dalam pakaian tebal ini. aku mau merasakan kembali gesekan-gesekan yang membuat seluruh aroma indah dalam gelapnya malam." Kataku pada Edwards.     

Edwards sempat tertawa, lalu dia menangkap Tanganku dan menarik tanganku ke arah tengah-tengah taman. Di atas rumput dan di kelilingi taman bunga yang indah, Edwards membuka pakaiannya yang tebal. Lalu membentangkan kemejanya itu di atas rerumputan. lalu dia menarik lagi tanganku dan menggendong tubuhku dengan gerakan yang sangat cepat.     

Kemudian dia menurunkan diriku perlahan-lahan ke atas kemejanya sendiri. Matanya masih memandang mataku, pantulan sinar rembulan yang menerpa wajahnya membuatku terlena sangat jauh.     

Dia melepaskan tali terakhir yang mengikat pakaian tidurku. Barulah saat itu dia dapat melihat Kedua payudara yang langsung menyembul padat dari balik kain tipis penyanggah payudara. Dia melepaskannya juga, dengan satu tarikan kencang dan membuat kain tipis itu Robek begitu saja.     

Aku tersentak kaget, apalagi ketika hembusan angin membuat kedua payudaraku Langsung terasa aneh. belum aku menyelesaikan kekagetan itu, mulut Edwards lebih dulu mengulum puncak Payudara dan membuatku langsung mendesah kencang.     

Sial! Semua perilaku Edwards Membuatku langsung terbang ke langit ke tujuh. Tapi sejak kapan Edwards mau bercinta di taman seperti ini? dan sejak kapan balkon kamarku langsung mengarah ke taman? aku hanya ingat bahwa kamarku dan Edwards berada di lantai atas, tapi kenapa?     

"Ahhhhh.... semuanya terasa aneh, tapi aku tidak peduli." Ujarku pelan.     

Bagaimana sensasi bercinta selalu seindah ini, apalagi sekarang kami berada di tengah-tengah bunga yang mekar dengan cantik, lalu hanya di diterangi oleh sinar rembulan yang tak kalah menawan.     

Ahhh.. Rembulan akan menjadi saksi percintaan yang akan sangat menggila nanti.     

Tangan Besar Edwards sudah merobek juga penutup surga dunia milikku. Dia benar-benar tidak tanggung-tanggung dalam melakukan kekerasan. Tubuhku sudah benar-benar telanjang bulat saat ini.     

Edwards mengangkat wajahnya lalu dia berdiri di atas tubuhku yang terbaring tak berdaya. Kakiku yang terbuka lebar, tanganku yang tergelatak di samping kepala. dan Kedua payudaraku yang terlihat menantang, semua itu di lihat jelas oleh Edwards     

Dia menampilkan senyum manisnya, lalu dia melepaskan pakaiannya satu persatu. Semua gerakan yang dia ciptakan membuat tubuhku semakin panas. Mataku menggelap dan meminta sebuah keindahan lainnya malam ini. aku mau! aku mau merasakan lagi dan lagi sentuhan darinya.     

Pakaiannya terlepas semua, kita sama-sama telanjang sekarang. Matanya masih menatap mataku, Dia membiarkan aku tergeletak cukup lama. Namun beberapa saat kemudian dia mulai menunduk dan merangkak sangat pelan ke arahku, aku terus menatap matanya. meminta agar dia bisa buru-buru datang ke arahku.     

Tangannya mengelus lebih dulu kedua telapak kakiku, Lalu bergerak naik ke atas kakiku dan berhenti di kedua pahaku. matanya menatap kembali mataku, Dia Tersenyum. Manis sekali, tapi bukan itu yang membuatku Terpesona, yang membuatku terpesona adalah saat wajahnya mendekat ke arah tengah-tengah, Antara kedua kakiku. perlahan tapi pasti, Sebuah rasa geli dan nikmat langsung aku Rasakan ketika lidahnya bermain-main disana.     

Luar biasa! Hal ini luar biasa membuatku Langsung kehilangan kendali..     

"Puaskan aku!." Hanya kata-kata itu yang aku ingat, Lalu semuanya menjadi gelap dan aku tenggelam.     

"Kau luar biasa Juga! Pantas Edwards suka padamu." Suara siapa? aku belum sempat bertanya tapi Semuanya sudah membuatku terjatuh dan terlelap lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.