Hasrat Wanita Bayaran

Langkah kakiku di Temani oleh Ayah.



Langkah kakiku di Temani oleh Ayah.

0Aku telah siap dengan gaun indah yang telah di pakai di tubuhku, kalung berlian pemberian dari Bibi Liu juga sudah aku pakai. Mematut sekali lagi tampilan di depan Kaca, aku tersenyum kecil ketika sudah merasa Sendirian.     
0

di dalam ruangan ini, tidak ada seorangpun yang bisa menemani diriku. seharusnya di pernikahan ini aku bisa ditemani ibu atau ayahku. tapi kemana mereka semua? Meraka Bahkan tidak pernah aku temukan lagi. aku hanya sebatang kara, Bahkan teman dekat saja tidak bisa aku temukan. aku sebenarnya mau memberitahu satu-satunya temanku, tapi aku tidak berani. aku takut dia bertanya-tanya hal yang mungkin saja tidak akan bisa aku jawab.     

Aku memegang kalung cantik yang menambah kesan mewah dari penampilanku kali ini. "Terimakasih Ibu Clarissa." Ujarku pelan, aku tersenyum kecil. aku merasa dia ada disini menemani diriku.     

Suara pintu yang terbuka membuat aku menengok, aku melihat salah satu pelayan yang datang membawakan Kotak putih yang cukup besar. aku tidak tau kenapa pelayan tersebut datang secara mengendap-endap. "Ada apa?." Tanyaku bingung.     

"Nona, ini ada kiriman untuk Nona. kata pengirimnya, Nona harus pakai dan baca surat di dalamnya. aku akan langsung keluar." Ujar Pelayan Tersebut, aku yang mendengar hal tersebut akhirnya mengangguk saja.     

Pelayan itu pergi dari hadapanku, aku mengambil kotak tersebut dan aku taruh di atas kasur. aku mulai membukanya secara perlahan-lahan, ketika aku buka kotak tersebut. aku melihat bahwa di dalamnya terdapat sepasang high heels berwarna putih. model Stiletto Heels, aku mengambil sepatu itu dan Melihat bentuknya yang sangat indah. sederhana hanya dengan beberapa Payet yang ada di beberapa sisi, lalu di ujungnya Terdapat satu mata berlian berwana biru tua. Menambah kesan mewah namun elegan, aku menelan ludah susah payah saat aku memperhatikan kembali Bahwa batu berlian itu adalah Blue safir yang merupakan salah satu batu permata mahal.     

"Ini dari siapa lagi?." Tanyaku pelan pada diri sendiri, aku kembali menaruh high hells itu dan mulai membaca surat di dalamnya.     

-Untuk Puteri kecilku-     

Apa kabar Nak?     

Mungkin kau akan sangat kaget ketika melihat surat ini, Ini aku.. Ayahmu.     

Kau ingat aku? Mungkin juga tidak, Mungkin kau akan berpikir bahwa ayahmu ini sudah meninggal dunia sangat lama.     

Anakku..     

Aku berikan sepasang sepatu yang hanya ada satu di dunia ini, aku buatkan Khusus untuk dirimu. Mungkin ini terdengar sangat jahat, karena ayah harus katakan Bahwa tidak bisa mendampingi dirimu ke pelaminan.     

Hanya sepasang sepatu ini yang bisa menggantikan ayah, hanya sepasang sepatu ini yang bisa ayah berikan untuk mengantarkan dirimu ke pelaminan.     

Kau menikah dengan lelaki Pilihanmu, walaupun ayah tidak tau apakah kau mencintai Lelaki itu atau tidak. Tapi ayah berharap, berharap sangat banyak bahwa lelaki ini adalah lelaki yang benar-benar kau cintai.     

Anakku..     

Maaf..     

Mungkin itu yang bisa ayah sampaikan saat ini, Ayah berdoa untuk semua kebaikan yang akan kau dapatkan.     

Maafkan ayah yang tidak pernah datang menjemput dirimu, membiarkan kau hidup seorang diri di balik kejamnya dunia ini. Maafkan ayah yang hanya bisa diam saja, saat kau harus menjual dirimu kebanyak laki-laki.     

ayah tau, ayah sangat tau kau menderita. Tapi ayah benar-benar tidak bisa melakukan apapun.     

Ayah berharap, jika ada satu hari dimana ayah bisa bertemu dengan dirimu. ayah mau memelukmu sekali saja, sekali saja sebelum ayah benar-benar pergi dari dunia ini.     

Anakku..     

Apakah kau merasa kecewa? kecewa karena hanya sebuah sepucuk surat dan sepasang sepatu, yang bisa ayah berikan padamu. Maaf.. Mungkin hanya ini yang bisa ayah katakan ribuan kali. walaupun Kata Maaf tidak bisa benar-benar memberikan kebahagiaan untuk dirimu. Walaupun kata maaf tidak akan pernah mengembalikan seluruh Kesedihan yang pernah terjadi.     

Anakku..     

Kau boleh membenci ayah semau dirimu, tapi suatu hari nanti. ayah janji, ayah janji akan katakan semua alasan ayah melakukan hal ini. ayah Janji, janji akan datang padamu dan meminta maaf secara langsung.     

Anakku..     

Berbahagialah dan berikan seluruh cintamu untuk dunia ini, kau adalah anak yang baik dan benar-benar tangguh. Ayah benar-benar merindukan dirimu dan sangat mencintaimu.     

Anakku..     

Pakai sepatu yang ayah berikan padamu ya, Ayah berharap bisa mendampingi dirimu..     

Salam sayang..     

-Ayah Terkutuk-     

Aku terdiam saat membaca semua isi surat tersebut, aku bahkan tidak bisa mengeluarkan air mata sama sekali. tanganku sudah bergetar hebat, Benar-benar bergetar tak karuan. Pikiranku mendadak membeku dan dadaku langsung begitu sakit, seperti ada ribuan jarum yang menusuk-nusuk hingga ke relung hati.     

"Ayah..?." Ucapku pelan, aku memegang high heels yang dia berikan. aku mengelusnya perlahan, lalu aku cium dengan pelan. "Ayah? Ayah tau aku masih hidup?." Ucapku pelan sekali lagi.     

aku menahan diri untuk tidak menangis, Tidak! tidak boleh ada air mata yang jatuh di pipiku.     

aku mengganti high heels yang sudah ada di kakiku, aku menggantinya dengan high heels pemberian ayah. aku tersenyum kecil saat high heels itu benar-benar pas sekali di kakiku, aku merasakan bagaimana kehangatan menjalar dari ujung kaki hingga ke seluruh tubuhku.     

"Apakah ini rasanya kehangatan dari perhatian seorang ayah?." aku tersenyum sekali lagi, melihat pantulan diriku di depan cermin. mengangkat sedikit gaun yang aku pakai, Melihat high heels dari arah cermin.     

"Cantik sekali." Kataku, aku Tertawa kecil. Sialnya satu tetes air mata jatuh di pipiku. aku mengusapnya perlahan. "Sialan! Aku menangis." menarik nafas panjang, aku langsung menguatkan diri agar tidak akan menangis.     

Aku kemudian Tersenyum, tak lama Nenek Lecy datang dan memberikan sebuket bunga mawar putih.     

"Choon-hee, ayo.. sebentar lagi Pernikahan akan di mulai." suara Nenek Lecy membuatku langsung mengangguk pelan, aku melipat surat kecil dari ayah. Lalu aku simpan di bawah Selimut.     

Aku langsung mengambil bunga pemberian Nenek Lecy, berjalan keluar bersama-sama. Aku mengunci pintu kamar, agar tidak ada yang masuk ke kamarku itu.     

Kami berdua berjalan ke arah tangga, Mansion keluarga Douglas sudah di buat seperti pesta negeri dongeng. Di kanan kiri tangga terdapat banyak bunga segar yang harumnya begitu menenangkan.     

Kami turun secara perlahan-lahan, Lalu berjalan ke arah Taman belakang. di sanalah pernikahan akan di lakukan, Saat sudah berada di dekat pintu belakang. Nenek Lecy menahan Tanganku sebentar.     

"Doa terbaik untuk dirimu, Semoga kau menjadi istri yang kuat dan kebahagiaan selalu menyertai dirimu." Doa dari Nenek Lecy membuatku merasa jauh lebih tenang, Pintu langsung terbuka.     

Aku berjalan sendirian melewati karpet merah yang ada di bawah kakiku. Aku kira pernikahan ini akan sangat sepi, tapi Ternyata cukup ramai. Mungkin memang kerabat dan partner bisnis kelurga Douglas sangat banyak. jadi tamu yang hadir juga begitu ramai, aku sampai gugup saat harus berjalan perlahan-lahan ke arah Pelaminan.     

Buket bunga aku pegang sangat erat, aku senang karena aku ditemani hadiah pemberian ayah. Jadi aku tidak sendirian, Ya! aku tidak sendirian! langkah kakiku di bimbing oleh Doa ayah...     

Terimakasih ayah..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.