Hasrat Wanita Bayaran

Bertemu dan belanja bersama



Bertemu dan belanja bersama

0Aku berjalan keluar dari Mansion, hari ini berniat untuk berbelanja ke Mall dan membeli beberapa barang yang memang sedang di butuhkan. ini sudah tiga hari setelah kematian Nenek Lecy, Peti mati masih berada di ruang tamu dan belum mau di kubur Sama sekali oleh Edwards. Entah apa yang di tunggu suamiku itu, katanya ada beberapa hal yang mau dia lakukan. pada akhirnya aku hanya diam saja dan tidak berani bertanya hal-hal yang lainnya.     
0

Sebenarnya hari ini juga aku merasa sungkan untuk keluar ataupun pergi ke tempat perbelanjaan, karena rasanya kurang pantas saja aku berkeliaran di luar saat masih berada di keadaan yang berduka. Tapi Edwards berkata aku harus Menghirup udara luar agar tidak stress. Padahal aku benar-benar merasa baik, tanpa pemikiran apapun.     

Mobil yang aku tumpangi sudah berhenti di depan Loby Mall yang katanya merupakan pusat perbelanjaan terbaik di negeri ini. Aku keluar dari mobil lalu berjalan santai memasuki tempat tersebut. Beberapa pengawal memang mengikuti dari belakang, hanya saja aku menyuruh mereka untuk memantau dari kejauhan saja, aku merasa risih jika di kawal sangat dekat.     

Aku melihat-lihat sekitar, berniat untuk membeli pemijat leher. Karena merasa akhir-akhir ini seluruh tubuhku mudah lelah dan sakit. Mungkin ini bawaan kehamilan, atau mungkin ini efek samping dari hamil muda. aku juga tidak terlalu mengerti, masuk ke salah satu toko yang memang menjual alat pemijat. berjalan melewati lorong-lorong yang di kanan kirinya Terdapat banyak barang.     

Ketika aku melihat barang yang aku inginkan, tentu saja langkah kakiku langsung mengarah kesana. Namun langkahku terhenti saat tidak sengaja menabrak pundak seorang wanita. "Maafkan aku, aku tidak sengaja." Kataku pelan, wanita itu Menengok lalu tersenyum.     

"Tidak apa-apa, oh kau Nona Choon-hee. Senang melihatmu disini." aku mencoba mengingat     

kembali siapa wanita di depanku ini, setelah beberapa saat barulah aku tersadar bahwa dia adalah wanita yang meminta berfoto bersama di hari pernikahan.     

"Ya, Senang bertemu dengan dirimu Nyonya?." Aku menggantung ucapan Karena memang tidak tau siapa nama wanita tersebut.     

"Panggil saja aku Nyonya Berenice." Ujarnya lembut.     

"Ah baiklah, Nyonya Berenice. Sedang berbelanja juga?." Tanyaku basa-basi, walaupun aku tau dia akan tetap menjawab ya. Lagipula untuk apa orang kemari? tentu saja berbelanja, apalagi jika di lihat-lihat wanita ini sangat kaya raya. Tidak Mungkin hanya datang untuk melihat-lihat saja.     

"Ya, aku mau mencari beberapa barang. Kau mau mencari apa? Biar aku bantu sekalian." Ujarnya.     

"Itu, alat pemijat disana. leherku beberapa hari ini sering sekali sakit. Aku rasa bawaan hamil muda memang begini." memilih berjalan ke arah tempat yang memang mau aku tuju, salah satu lorong yang berisi alat pemijat. Alatnya cukup kecil namun ini yang Edwards tunjukkan padaku kemarin malam, dari sebuah gambar yang kami lihat di salah satu artikel. dia menyuruhku untuk membeli alat ini, katanya Itu sangat bagus dan aku tinggal mencari di Toko ini. Untungnya langsung ketemu..     

"Oh begitu, Hamil muda memang harus sabar-sabar. dulu sewaktu aku hamil anak perempuan, juga begitu. Tapi bedanya dulu kondisiku cukup banyak masalah. Jadi aku tidak punya waktu untuk berjalan-jalan sendiri begini. memangnya dimana suamimu?." Tanyanya, tidak ada suara mengejek sama sekali. dia melihat alat yang aku pegang dan menganggukan kepalanya pelan.     

"Suamiku sedang kerja, aku memang di suruh keluar untuk berjalan-jalan agar tidak terlalu bosan di rumah terus. Terkadang memang kita butuh waktu untuk menenangkan pikiran." Kataku seadanya, merasa bingung mau mengobrol apa dengan wanita ini. Aku hanya takut jika menyinggung perasaanya, entah kenapa merasa sedikit sungkan jika berbicara banyak hal tanpa tujuan yang jelas.     

"Jika kau butuh teman untuk berbelanja, aku bisa menjadi temanmu. Aku juga selalu berjalan sendirian karena memang tidak banyak teman yang mau menghabiskan waktu bersamaku." Dia berjalan mengambil barang lainnya, aku mengikuti dari belakang sambil melihat-lihat barang yang lainnya. walaupun aku tidak tau butuh apa lagi, selain alat pemijat leher yang tadi.     

"Memangnya kenapa? Apakah anda memang sedikit pemilih Soal teman Nyonya?." Tanyaku.     

"Tidak juga, masa laluku tidak terlalu baik untuk bisa mendapatkan teman saat ini. Hidupku di habiskan untuk melakukan banyak hal yang tidak aku sukai." Ujarnya.     

"Anakmu? kau bilang punya anak perempuan, pasti menyenangkan bisa berbelanja dengan anak sendiri." Aku melihat salah satu kotak kaca yang di dalamnya terdapat boneka lucu, entah kenapa aku mau mengambil itu untuk di pajang di dalam kamar.     

"Kami sudah lama berpisah, aku meninggalkannya sewaktu dia masih remaja." mendengar apa yang wanita itu katakan, aku langsung terdiam dan merasa sedikit sedih. Ceritanya sama seperti ceritaku, ketika aku di tinggalkan ibuku sewaktu dulu.     

"oh ya? Apakah kalian berpisah karena dia harus sekolah di luar negeri?." Tanyaku asal, Aku memilih kembali barang yang lain, Air mataku sudah menggenang Karena merasa sedih dengan apa yang di bicarakan saat ini. Ahh.. aku memang mudah menangis jika mengingat cerita masa lalu, Wanita di sampingku ini mungkin punya kesedihan yang sama.     

"Mungkin, ada beberapa alasan yang membuat kami harus berpisah. sejak saat itu aku tidak pernah bertemu dengannya lagi." Dia memegang tanganku dengan lembut, lalu dia memperlihatkan aroma terapi berwarna putih. "Ini aroma terapi yang bagus untuk ruangan, aroma bunga Lily yang aku yakin cocok untuk dirimu. Kau taruh di sudut kamar, jadi saat kau memasuki kamar maka Aromanya bisa menenangkan pikiranmu yang mungkin sedang resah." Ucapannya membuatku tersenyum kecil, mengambil apa yang dia berikan dan memasukan ke dalan keranjang belanjaan. Kami berjalan lagi, melewati lorong-lorong lain.     

Melihat Ke arah selimut selimut yang di gulung rapih, aku berjalan kesana lalu mengelus pelan selimut Tersebut. sebenarnya aku tidak butuh sama sekali. Tapi karena melihat Warnanya yang sangat lucu dan menggemaskan, aku ingin mengambil beberapa. "Ini, warna biru bagus.. atau Warna peach ini? Ambil saja dua-duanya." Mendengar Nyonya Berenice yang juga sudah sangat berantusias ketika memilih selimut denganku.     

"Ini Nyonya, warna coklat juga bagus untukmu. Terlihat nyaman." Aku ikut memilih untuknya, dia mengangguk dan langsung memasukan ke keranjang.     

Kami berjalan ke arah lorong lainnya, di mana tempat itu terdapat perabotan dapur. ada banyak piring dan gelas antik yang memang begitu lucu, aku langsung Tersenyum senang karena melihat bentuknya yang unik-unik.     

apa aku beli beberapa ya? tapi untuk apa? Ck! Beli sajalah, nanti bisa di bagikan kepada para pelayan. lebih baik menyesal Karena membeli, daripada menyesal karena tidak membeli.     

"Lihat Choon-hee, ini bagus." Suara Nyonya Berenice Membuatku menengok ke arahnya. aku langsung mengangguk bersemangat saat dia menunjukkan gelas keramik berwarna hijau.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.