Hasrat Wanita Bayaran

Perlakuan Daniel.



Perlakuan Daniel.

0Beberapa detik aku terdiam, Nyonya Berenice Berkata bahwa dia akan sampai sekitar sepuluh menit. mungkin keadaan akan sedikit berantakan, jika aku mengaku. lebih tepatnya Mau aku mengaku atau tidak, Daniel akan tetap melakukan hal jahat padaku kan? Tentu saja, dia orang jahat sebenarnya..     
0

"memangnya apa yang mau kau ketahui? katakan dengan jelas, aku tidak punya waktu untuk meladeni dirimu." aku berkata sambil memandang ke arah tangga, aku memperhitungkan seberapa cepat aku bisa berlari untuk menuruni anak tangga dan keluar dari pintu depan.     

Ck! sepertinya akan sangat jauh, tangga saja begitu banyak dan Daniel pasti bisa langsung mengejar diriku jika aku lari.     

"Tatap mataku, jika kau sedang berbicara dengan diriku Choon-hee." Daniel memegang erat kedua sisi wajahku, aku sampai kaget karena tindakannya cukup cepat dan terang-terangan.     

"Daniel! sakit!." Teriakku kesal, namun dia tetap memegang wajahku semakin erat lagi. aku merasa pipiku akan memerah karena tindakan Daniel sekarang.     

"Katakan Choon-hee, jangan membuatku Semakin tidak sabaran." Daniel semakin menuntut penjelasan padaku, aku yang di Paksa seperti ini tentu saja tidak terima. aku memukul area selangkangannya cukup kencang, membuatnya langsung mengaduh sakit.     

Saat itu juga tangannya terlepas dari wajahku, aku langsung berdecih pelan dan menatapnya yang sudah memegang barang Miliknya sangat kesakitan. "Ya!!! Jika kau mau mengancam diriku, jangan kau lakukan secara terang-terangan. kau pikir aku takut padamu? Cih! bahkan aku bisa menjatuhkan dirimu dari lantai ini ke lantai bawah. jadi jangan meremehkan diriku!." Aku langsung berjalan cepat meninggalkannya, aku benar-benar takut sekarang.     

Memilih untuk tidak berbalik badan lagi, namun langkahku langsung terhenti seketika. DOR!!!     

Suara tembakan terdengar nyaring di telinga kananku, saat itu juga aku langsung beringsut jatuh ke bawah lantai. Belum sampai aku menyentuh anak tangga, Daniel sudah menghentikan aku dengan suara tembakan.     

aku menengok ke arahnya, dia memang sedang memegang Pistol kecil di tangannya berwarna silver. aku menelan ludah susah payah, aku yakin saat ini keringat dingin sudah bercucuran di sekitar keningku.     

Daniel berjalan tertatih ke arahku, sambil mengacungkan pistol tersebut. dia terlihat tidak senang ketika memandang wajahku, entah apa yang dia coba katakan. Telingaku masih saja berdenging karena suara tembakan tadi.     

Tanganku sudah bergetar hebat, tidak sanggup untuk bangun apalagi berlari.     

"Kau menantang diriku?." Itu kata Daniel, saat dia sudah benar-benar sampai di depanku. dia berjongkok lalu menarik rambutku dengan begitu kencang. "sudah aku bilang, aku bukan lelaki yang bisa sabar. Kau pikir mudah untuk pergi dariku? aku tidak akan melepaskan siapapun yang mencoba untuk bermain-main denganku. KATAKAN!!! KATAKAN APA YANG KAU TAU!." Daniel berteriak dengan sangat kencang, matanya memerah dan menatap lapar ke arahku.     

dia mendorong kembali kepalaku dan membuat benturan keras antara kening dan dinding di belakang tubuhku.     

aku hanya bisa terdiam Karena rasa takut saat ini benar-benar menjalar jauh ke dalam relung hati. mataku memburam karena air mata yang sudah menggenang menutupi pandangan.     

"Daniel.. Daniel.. aku..." suaraku tidak mau keluar sama sekali, rasa takut ini benar-benar akan membunuh diriku secara perlahan-lahan. Tuhan! Tuhan apakah aku akan mati? Tuhan tolong aku!.     

"Katakan! pelacur tidak tau diri!!! kau pikir aku selemah Edwards! kau Pikir aku aku suka main-main dengan pelacur seperti dirimu!!! jika kau tidak katakan sekarang juga, aku tidak segan-segan mendorong diriku dari sini ke lantai bawah. kita lihat apakah kau akan tetap hidup, atau gegar otak?." Dia bertanya sambil mencemooh diriku.     

aku sudah melihat ujung tangga yang memang berjarak dekat sekali dengan diriku. aku menelan ludah susah payah, lalu dengan wajah memohon menatap Daniel lagi.     

"Aku.. Aku hanya membuang obat itu, karena.. karena aku pikir itu beracun." Jawabku Jujur, aku berharap Daniel akan melepaskan diriku.     

"Oh jadi kau sudah tau apa Rencana aku dan keluargaku? lalu, jika kau membebaskan dirimu sekarang. apakah kau akan menutup mulut itu? apakah kau bisa menjamin bahwa kau tidak akan mengatakan apa-apa pada Edwards?." Tanyanya dengan suara pelan.     

"Ya.. Ya.. aku akan tutup mulut." ucapku lagi, walaupun sebenarnya aku sudah Katakan hal ini pada Edwards.     

PLAK!! PLAK!!!     

Tamparan keras aku Rasakan di kedua pipiku, rasanya benar-benar sakit. aku rasa pipiku akan membengkak besok, tapi biarlah bengkak sedikit. daripada aku mati sia-sia disini.     

"Pelacur sialan! kau bahkan membuang obat yang sangat langka!!! Ck! kau memang sudah bosan hidup ya? kau terlihat berani dan pintar, tapi nyatanya kau sangat bodoh dan penakut! Ckckckck.. lihatlah bagaimana wajahmu sudah sangat pucat dan bibirku yang bergetar seperti itu, kau benar-benar Seperi tikus yang sudah masuk ke dalam perangkap." Daniel mengacak rambutku dengan kencang.     

"Maafkan aku.. aku.. aku janji tidak akan katakan pada siapapun.. aku mohon.." Kataku putus asa, namun Daniel hanya Tertawa kencang dan menarik tanganku dengan cepat. "Daniel!!! Daniel aku mohon!! anakku! Anakku akan mati! Daniel aku mohon!!." Aku sudah berteriak sangat kencang, melihatnya yang membawa diriku ke ujung tangan. Dia siap mendorong diriku kapan saja, tidak! tidak Tuhan tolong aku!     

"Hanya dengan sekali gerakan saja, kau akan mati membentur tangga paling bawah. Jadi? Bisa aku katakan padamu, bahwa aku bukan orang baik-baik. lain kali jika mau mencemooh orang lain, kau harus lihat siapa yang kau cemooh. bisa saja itu malaikat maut yang akan mencabut nyawamu dengan sangat kejam." Daniel Berkata sambil tertawa kencang.     

Saat ini aku sudah berada di atas tangga, tanganku di pegang oleh tangan Daniel. Hanya dengan sekali dorongan saja, maka tubuhku yang sudah lemas ini akan jatuh berguling ke bawah tangga. Aku tidak mau mati sia-sia, bagaimana sekarang? Edwards dan Violet tidak mungkin pulang cepat. Nyonya Anne dan Azzhura juga tidak mungkin menolong diriku, walaupun mereka datang.     

Nyonya Berenice? aku mohon kau bisa datang lebih cepat, aku mohon nyonya Berenice!.     

"Daniel, tidak ada untungnya kau membunuh diriku sekarang. karena kau tidak akan dapat apa-apa, aku yakin kau cukup pintar untuk melakukan hal bodoh seperti ini." aku sedikit Memberikan pernyataan yang mungkin saja bisa membuatnya berpikir ulang, sebelum dia benar-benar membunuh diriku dengan cara konyol begini.     

"orang yang sudah berada di ujung jurang, akan melakukan banyak cara untuk hidup. Dan kau salah satunya, tapi sayangnya aku tidak peduli apakah aku mendapatkan keuntungan atau tidak. lagipula Edwards tidak akan menangisi dirimu terlalu lama, kau tau kenapa? karena dia sudah punya Violet di sisinya, kau tidak berarti apapun lagi." Ujar Daniel, dan kata-katanya itu memang benar. Edwards mungkin tidak akan merasa kehilangan diriku, dia mungkin saja hanya merasa sedih sebentar lalu lupa begitu saja.     

Sial! Nasibku jelek sekali!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.