Hasrat Wanita Bayaran

Mengetahui kenyataan



Mengetahui kenyataan

0Satu hari kemudian..     
0

Nyonya Berenice sudah berada di depan pintu ruangan rumah sakit, Dia baru saja ingin masuk ke dalam dan ternyata ada Nyonya Anne di depannya. Mata mereka saling berpandangan, memberikan tatapan mata yang saling membunuh.     

"Kau datang? aku tidak tau kau bisa datang kemari dengan sangat cepat." Kata Nyonya Anne, dia memandangi Nyonya Berenice yang hanya diam saja memasang wajah datar.     

"Kau juga datang? kenapa? karena kau kaget anak yang akan membawa banyak warisan padamu hati mati begitu saja di dalam kandungan?." Ada nada cemooh yang di keluarkan oleh Nyonya Berenice saat ini.     

"Tentu saja aku Langsung datang, bagaimana bisa Edwards mengatakan semua hal buruk padaku di saat aku sedang tidur siang dengan tenang? tentu aku langsung pergi ke negara ini dan melihat sendiri keadaan menantu dan anakku." Anne menatap sinis ke arah perempuan bernama Katty ini. wanita murahan yang sialnya sekarang menjadi nyonya Berenice.     

"Kau menganggap anakku menantumu? atau hanya barang yang akan membawa banyak kekayaan bagimu? jangan bercanda, aku tau apa maksud dan tujuanmu selama ini." Katty menghela nafasnya pelan, di sampingnya saat ini ada Zurich. Katty dan Zurich memang keluarga dekat, lebih tepatnya Zurich ini sebenarnya adalah bagian dari Keluarga Berenice. Namun dia selalu menutupi nama belakangnya dan bersikap seolah-olah orang asing. agar bisa bekerja dengan baik di banyak keluarga kaya raya di dunia ini.     

sebagai dokter spesialis yang menangani banyak kasus, Dia memang bekerja sebagai mata-mata keluarga Berenice juga.     

Anne yang melihat wajah Zurich saat ini hanya tersenyum kecil, tidak pernah menyangka bahwa dokter yang menangani Edwards selama ini kenal dengan Nyonya Berenice.     

Walaupun Zurich tidak mengatakan siapa dia, tapi dengan melihat kedatangannya bersama dengan Katty, sudah cukup membuat Anne paham situasi yang terjadi saat ini.     

"Jika kau sudah tau apa niatku, sekarang apa yang kau inginkan sebenarnya?." Tanya Anne, masih menghalangi langkah Kaki Katty untuk masuk ke dalam.     

"Menemui anakku dan mengatakan semuanya padanya." Jawab Katty sesimpel mungkin.     

"Jangan bercanda, aku tidak akan biarkan hal itu terjadi." kata Anne tidak terima.     

"Kenapa? seharusnya kau senang bahwa aku akan membawa Choon-hee pergi dari keluargamu, bukankah kau mau menyingkirkan anakku?." Katty bertanya lagi.     

"Aku tidak mungkin menyingkirkan anakmu yang tadinya mengandung cucuku. aku Bahkan Menjaganya dengan baik, tapi sekarang..." Anne menghela nafas pelan, dia memang sangat panik karena mengetahui bahwa cucunya sudah meninggal dunia.     

"Sekarang? ckckckck.. aku kemari karena aku tau Bahwa anakku sudah tidak kau butuhkan lagi, itu kenapa aku datang untuk memastikan dia tau apa yang sebenarnya terjadi. Jadi Menyingkirlah dari sana." Katty sudah mau berjalan kembali, Anne mau menghalangi sekali lagi. Tapi dia sadar bahwa tidak ada untungnya menghalangi jalan Katty.     

Katty masuk ke dalam, sebelum benar-benar masuk terdengar suara orang berlari dari belakang. Ada Daniel dan Violet, mereka terlihat baru saja sampai dan menatap nyonya Berenice dengan pandangan berpura-pura kesal. Katty memang menyuruh mereka datang, karena saat ini Katty mau melihat apakah mereka bisa di ajak bekerjasama untuk membuat Choon-hee kesal pada Edwards atau tidak.     

Katty masuk lebih dulu, di ikuti yang lainnya. Dia melihat Choon-Hee yang sedang memandang kosong ke arah langit-langit ruangan dan Edwards yang hanya diam saja. Dalam hati Katty merasa beruntung karena dia datang di waktu yang tepat. disaat hati Choon-hee sedang merasa sedih atas kehilangan Anak yang dia kandung.     

"Choon-hee." Kata Nyonya Berenice pelan.     

"Ya? Anda kemari." Choon-hee terlihat' terkejut, dia sempat menengok ke arah Edwards. Namun memilih berpaling dan menyambut Katty dengan baik.     

"Ya, aku mau menjenguk anakku." kata Nyonya Berenice lagi, Choon-hee yang mendengar hal itu tentu saja memandang bingung..     

"Anak?." Tanya Choon-hee.     

"Aku ibumu Nak, ibu kandungmu." Nyonya Berenice berkata dengan nada santai namun terkesan memaksa.     

"Ibu? tapi.. kau. maksudku, wajahmu tidak Terlihat sama dengan ibuku." Ujar Choon-hee.     

"Apa yang kau lakukan Nyonya Berenice!?." Edwards sudah mau menentang ucapan Nyonya Berenice. Tapi Zurich lebih dulu memandang Tajam ke arah Edwards.     

"Ada banyak hal yang tidak bisa aku jelaskan sekarang, ibu melakukan operasi plastik Beberapa tahun yang lalu. akan ini ceritakan semuanya, setelah kondisimu benar-benar baik. tapi ada satu hal yang harus kau ketahui. Edwards sengaja menjauhkan dirimu dariku, Edwards sengaja melakukan itu karena dia membenci keluarga Berenice. dia sedang mempermainkan kita nak." kata Nyonya Berenice, mendengar hal itu Choon-hee Langsung Menengok ke arah Edwards menunggu suaminya itu mengatakan sesuatu. tapi Edwards diam saja.     

Bahkan Edwards terkesan bisu dan tidak membela diri Sama sekali. Kenapa? itulah yang menjadi pertanyaan di Pikiran Choon-Hee saat ini. kenapa Edwards berbohong dan menjauhkan Choon-hee dari ibu kandungnya?.     

"Ibu? kau benar-benar ibuku?." Tanya Choon-hee dengan suara serak, Nyonya Berenice langsung mengangguk dan memeluk anaknya dengan erat. di balik kesedihan yang Choon-hee rasakan saat ini, dia bisa merasakan kehangatan dari ibunya. Tentu ini adalah hal yang di tunggu-tunggu oleh Choon-hee.     

"Ibu menyesal baru datang saat ini Nak, ibu menyesal membiarkan dirimu merasakan semua kesedihan ini. maafkan ibu ya, ibu berharap masih ada waktu untuk ibu memperbaiki semua hal yang terjadi. Ibu juga berharap bahwa kau mau memberikan waktu untuk menjelaskan semuanya secara Perlahan-lahan. kau mau kan Nak?." Nyonya Berenice melepaskan Pelukan dari Anaknya, lalu menatap dalam Wajah Choon-hee yang saat ini sudah mengeluarkan air mata kesedihan.     

"Tidak apa-apa ibu, begini saja sudah cukup. Kau datang dan mengatakan sejujurnya padaku, tentu sudah cukup untuk diriku. Jangan berkata maaf, aku yang harusnya minta maaf karena tidak mengenal dirimu sejak awal." Choon-hee menangis lagi, dia merasa sedih dan terharu.     

Sekarang panggil aku Mommy." Kata Nyonya Berenice.     

"Mommy..." Choon-hee langsung Tertawa kecil saat mengatakan hal itu.     

Nyonya Berenice langsung mengangguk juga lalu mencium kening anaknya dengan lembut. tak lama dia memandangi Edwards dan Nyonya Anne. Amarahnya telah berkumpul lagi, dia akan mencari cara agar Choon-hee bisa ikut dengannya dan membenci Edwards perlahan-lahan.     

"Ini semua salah kalian, kalian terlalu membawa banyak masalah untuk puteriku! apa kau sudah puas Edwards? kau selalu membuat puteriku sedih! kau bahkan tidak pernah menyayangi dia seperti kau menyayangi istri pertamamu!". nyonya Berenice menunjuk tanganya tepat di depan muka Edwards. sedangkan Edwards hanya diam dan menerima semua amarah itu.     

Choon-hee sempat terkejut saat ibunya tiba-tiba saja menyalahkan Edwards atas apa yang terjadi.     

"Mom? Jangan begini." kata Choon-hee takut.     

"Jaga bicaramu Katty, kau sedang memaki anakku!". nyonya Anne yang tidak terima apa yang baru saja dikatakan oleh Nyonya Berenice.     

"Kau harusnya ajarkan anakmu untuk menghormati Perempuan! kau dan anakmu sama saja! sombong dan angkuh! kesombongan kalian inilah yang membuat keluarga kalian ditimpa banyak musibah! ini karma!!! karma untukmu! dan anakku yang harus terkena juga! karena apa!? karena kalian!". Nyonya Berenice sudah tak tahan dengan apa yang terjadi, emosinya meledak-ledak dan siap menjambak rambut nyonya Anne kapan saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.