Hasrat Wanita Bayaran

Aku tidak peduli, Siapapun keluarga itu



Aku tidak peduli, Siapapun keluarga itu

0(Choon-hee POV)     
0

Aku keluar dari mobil Nyonya Berenice secara terburu-buru, merasakan aura mencekam saat aku sudah masuk ke dalam Mansion besar keluarga Douglas. Ada perasaan takut saat aku harus mengetahui, bahwa untuk pertama kalinya mendengar Edwards berteriak kencang. walaupun hanya panggilan telepon, tapi aku sangat tau Bahwa Edwards benar-benar marah besar.     

Aku mencari-cari dimanakah Edwards saat ini, saat aku hampir naik ke lantai atas. aku mendengar suara Violet yang sedang tertawa, tentu saja aku langsung mencari sumber suaranya. Ternyata Violet sedang berjalan bersama Edwards, mereka langsung menatap diriku dengan pandangan lekat. Aku menunduk takut ketika melihat tatapan mata Edwards yang benar-benar marah.     

"Aku pulang." Kataku pelan, merasa bersalah karena aku tidak mendengarkan apa yang diperingatkan oleh Edwards kemarin.     

"Kau berani pulang? Setelah pergi bersama keluarga yang Edwards benci?." Violet bertanya terang-terangan padaku, aku yang mendengar hal itu langsung mengangkat wajah dan menatap mata Edwards.     

"Tapi aku tidak pernah tau bahwa Edwards membenci keluarga Berenice. kenapa kau tidak pernah bilang Edwards?." Tanyaku pelan, aku melihat mata Edwards yang hanya memandang malas ke arahku.     

"Apakah semua yang aku lakukan harus aku beritahu padamu? apakah kehidupanku Tentang menyukai siapa dan membenci siapa kau juga harus tau? jika aku peringatkan sesuatu padamu, itu berarti ada alasannya. jadi jangan membuatku mengatakan semua hal itu berulang kali, harusnya kau cukup mengerti." Ujar Edwards, untuk pertama kalinya aku mendengar suara Edwards yang begitu sinis padaku.     

"Edwards, bukan aku tidak mendengarkan apa yang kau peringatkan. tapi aku menyelamatkan diriku yang hampir mati, kau tidak tau apapun Edwards. kau tidak tau apa yang terjadi padaku sebelumnya." Kataku sedikit kesal, melihat tatapan mata Edwards yang sudah menelisik tajam.     

"Mengelak terus menerus! bilang saja kau hanya mau membela diri sendiri tanpa mau di salahkan!." Ujar Violet, wanita ini memang senang sekali untuk mengusik diriku dan Edwards.     

"Terserah apa kata kau saja, Nenek sihir! Tidak usah ikut campur urusanku dengan Edwards!." Teriakku di depan wajah Violet..     

"Ya!! Kau berani membentak diriku!?." Violet sudah ingin melakukan sesuatu yang jahat padaku, namun langkahnya terhenti saat Edwards menahan tubuhnya dengan sebelah tangan.     

"Jadi katakan apa yang terjadi padamu?." Tanya Edwards padaku, aku mendesah nafas panjang karena mendengar suara Edwards, yang sepertinya mencemooh diriku secara tidak langsung.     

"Aku tidak akan katakan, sepertinya kau juga tidak berniat mendengarkan!." Aku langsung berlari naik ke lantai atas, sudah malas berbicara dengan Edwards yang sepertinya tidak percaya padaku.     

"Choon-Hee!!." teriak Edwards dari bawah, aku semakin berlari untuk masuk ke dalam kamar. mendengar suara langkah kaki lainnya yang mengikuti dari belakang, tapi aku tidak pedulikan jika memang itu Edwards.     

"Choon-Hee? katakan padaku ada apa?." Tanya Edwards sekali lagi, suaranya Semakin terdengar dekat. aku terus saja berlari, saat sudah di depan pintu kamar. aku membukanya dengan pelan dan langsung masuk ke dalam sana.     

Ck! mood baikku di siang hari langsung rusak gara-gara Edwards.     

"Kenapa kau bersikap seperti anak kecil? jika kau mau bicara padaku, bicara yang jelas." Kata Edwards, dia sudah masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya dengan cukup kencang.     

"Apakah jika aku Katakan kau akan percaya padaku?." Tanyaku pelan, tidak mau menatap matanya. aku hanya menatap kakiku yang sudah bergelayut di bawah sofa.     

"Aku akan dengarkan, kau katakan dengan jelas sekarang. Mungkin aku memang Tidak terlalu perhatian padamu, atau aku yang terlalu bodoh pada keadaan sekitar. tapi aku akan dengarkan apa yang akan kau Katakan." Dia sudah berbicara lembut, mendengar hal itu aku malah menjadi sedih.     

Tiba-tiba saja aku mau menangis dan menangis, entah kenapa hormon kehamilan membuatku jadi mempunyai sikap yang aneh.     

"Jangan menangis, katakan saja apa yang terjadi." Edwards mengusap air mata yang jatuh di pipiku.     

"Kau janji akan percaya padaku?." Tanyaku pelan.     

"Aku janji, Katakan." Ujarnya sekali lagi.     

"Janji? Benar? Jangan salahkan aku, karena aku tidak salah." aku berkata sambil merajuk, dia sudah Tertawa kecil lalu mengacak rambutku gemas.     

"Maafkan aku yang membentak dirimu tadi, melihatmu menangis hilang sudah emosi yang ada di dadaku. sekarang Katakan, kenapa kau memilih pergi bersama Nyonya Berenice, padahal aku sudah katakan bahwa kau tidak boleh pergi bersamanya." Edwards duduk di bawah kakiku, dia menopang kepalanya di pangkuanku.     

Aku yang melihat sikapnya langsung tertawa kecil, dia lucu sekali. aku jadi bermanja-manja dengannya setelah ini.     

"Daniel hampir membunuh Diriku." Beberapa kata yang keluar dari mulutku Membuat Edwards langsung bangun dengan cepat, tapi aku Langsung memegang tangannya dan mengelus dengan begitu lembut.     

"Tapi aku baik-baik saja, aku menghubungi Nyonya Berenice, karena kau tidak Mengangkat panggilan dariku sama sekali." Ujarku sekali lagi, dan saat itulah Edwards langsung menghela nafas pelan. dia memeluk diriku dengan erat, membuatku merasa nyaman di dalam pelukannya.     

"Maafkan aku, karena kurang sigap dalam menjaga dirimu. Tadi aku benar-benar sibuk karena harus membantu Violet. sampai aku tidak sempat melihat ponsel, maafkan aku Choon-hee. ini salahku, kenapa aku harus membentak dirimu." Pelukan itu semakin erat, aku yakin Edwards benar-benar merasa bersalah sekali sekarang. tapi Aku tidak merasa sakit hati karena dia sempat membentak diriku, entah aku yang tidak mudah tersinggung? atau aku yang mudah memaafkan dan merasa semuanya sudah baik-baik saja?.     

Aku rasa kedua-duanya.     

"Kau tidak perlu minta maaf, kau mau mendengarkan apa yang aku katakan dan memahami diriku seperti ini saja aku sudah bersyukur. aku memang salah, karena masih saja bertemu dengan nyonya Berenice. Jika aku tau kau membenci keluarga itu, aku janji tidak akan pernah menemuinya lagi. aku janji akan menurut saja pada apa yang kau katakan, walaupun aku tidak tau alasannya Dengan jelas. Tapi jika kau tidak suka, maka aku juga tidak akan suka." Jawabku dengan begitu santai, aku menatap mata Edwards. dia terlihat bingung ketika melihat diriku, kenapa dia bingung? harusnya dia senang aku tidak dekat-dekat dengan keluarga Berenice.     

"Apakah kau akan marah padaku? Jika kau tau siapa keluarga Berenice itu." Tanya Edwards hati-hati.     

"Marah? untuk apa? dia bukan keluargaku, jadi untuk apa aku marah padamu. Lupakan saja Nyonya Berenice ataupun keluarganya, kau saja sudah cukup penting bagiku. jadi aku tidak mau memikirkan hal lain." Aku memeluk Edwards lagi, merasakan aroma parfum mahal dan juga otot-otot Perutnya yang kekar itu. aku memejamkan mata perlahan, menikmati semua rasa nyaman dan kehangatan ini. ahhh! Edwards, kenapa aku jadi sangat mencintai dirimu sekarang?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.