Hasrat Wanita Bayaran

Setelah sadar



Setelah sadar

(Choon-Hee POV)     

aku menatap suamiku yang sejak tadi sangat setia membantuku makan dan juga menceritakan banyak hal agar aku tenang, setidaknya hal itu mampu menenangkan hatiku dan pikiranku yang saat ini sedang kemana-mana.     

Lelaki bernama Sam sejak aku bangun, tidak terlihat sama sekali. apakah Sam baik-baik? aku ingin bertanya pada Edwards, tapi aku tidak punya keberanian untuk hal itu. Bagaimana jika Edwards cemburu?     

"Apa yang kau pikirkan istriku?." Tanya Edwards, dia mengelus pelan rambutku lalu mencium keningku dengan manja.     

"Tidak ada, hanya sedang memikirkan kenapa aku bisa seperti ini. Apakah aku di tembak oleh musuh?." Tanyaku lagi.     

"Tidak, Dia Bella. Wanita yang menembak dirimu adalah Bella, Wanita itu terlihat ketakutan setelahnya dan berhasil melarikan diri. Kami masih mencarinya sama hari ini, dan belum ketemu sama sekali. Tapi kau tenang saja, tidak ada yang bisa menyakiti dirimu Disini. aku akan selalu menjaga istriku yang cantik." Sekali lagi Edwards mencium keningku, aku merasa keningku akan sangat basah karena dia cium berulang kali. apakah lelaki memang sangat posesif begini? jika melihat kekasihnya sedang sakit? mungkin saja, karena ini untuk pertama kalinya aku merasakan hal yang sangat manis dari Edwards.     

"Kau mau sesuatu? Makan lagi?." Edwards Bertanya setelah aku terdiam beberapa saat.     

"Tidak, aku tidak butuh apa-apa. Dimana Ibuku?." aku memang tidak melihat ibuku sejak tadi, entah kemana dia.     

"Ibumu sedang sibuk mencari Bella, dia sangat sakit hati dengan sikap Bella. Karena selama ini dia merasa Bella adalah wanita yang sangat dia hormati, tapi ternyata mengkhianati Ibumu dengan sangat kejam. Ibumu juga sibuk menenangkan hati Zurich, yang paling terpukul adalah Zurich. Setelah sekian lama mencintai satu wanita yang dia percayai. Tapi ternyata wanita itu hanya memanfaatkan dia saja, aku cukup mengerti bagaimana hati dan perasaan Zurich saat ini. Jadi aku tidak mau mengganggu mereka, aku hanya akan sibuk menjaga istriku." Ucapan Edwards membuatku jadi semakin banyak pikiran.     

Hati Zurich dan Ibu pasti benar-benar hancur, kenapa? karena dikhianati oleh orang yang sangat kita percayai, itu lebih menyakitkan dari putus cinta. Bella benar-benar di cintai oleh ibu dan Zurich. Kenapa dia mau mengkhianati kepercayaan mereka? apa masalahnya? apakah ada hal serius yang membuat Bella melakukan hal itu? Hati Seorang wanita itu sangat rapuh,dia akan sangat tersakiti ketikan dunianya di ganggu. Apakah Ibu atau Keluarga Berenice pernah mengganggu dunia Bella? Mungkin.. itu bisa jadi.     

spekulasi-spekulasi seperti itu terkadang bisa menyambungkan banyak benang merah, Dunia terkadang suka Bercanda. Tapi dunia terkadang memberikan banyak informasi yang bisa kita gali lebih dalam.     

"Edwards, saat aku ingin menemui dirimu. aku di bantu oleh seseorang, kau tau dimana orang itu sekarang? aku belum sempat mengucapkan terimakasih." Pada akhirnya aku bertanya tentang keberadaan Sam, dia lelaki yang cukup baik. aku bisa bertemu dengan Edwards lagi karena Bantuan dari Sam.     

"Seseorang? aku tidak tau kau datang karena di bantu oleh seseorang? siapa dia? biar aku cari tau keberadaannya saat ini. Apakah kau tau alamat rumahnya? dia harus kita temukan, karena sudah membantu dirimu." Aku menengok ke arah Edwards, matanya tampak senang karena ada seseorang yang memang sudah membantu Diriku. jadi Sam tidak terlihat? apakah Sam baik-baik saja?.     

"Malam itu, ada lelaki yang membantuku. Dia datang menciptakan Tembakan beberapa kali, aku sempat melihatnya melawan beberapa musuh. apakah kau tidak lihat?." Tanyaku sekali lagi, Edwards terlihat berpikir. Beberapa saat aku menunggu dirinya mendapatkan sesuatu informasi.     

"Lelaki? ah.. aku rasa lelaki yang Hampir mati karena penembakan, aku tidak tau pasti. Tapi beberapa orang dari Pengawal memang di rawat di rumah sakit ini juga. Dan ada satu lelaki yang tidak di ketahui identitasnya, menurut pengawal lain. dia memang membantu melawan musuh, hingga kita bisa Keluar dari Sana. Mungkin itu lelaki yang membantu dirimu." Ucapan Edwards membuatku merasa sedikit bersalah.     

"Apakah dia baik-baik saja? bisakah kita melihatnya?." aku Bertanya lagi, dan Edwards langsung mengangguk.     

"Dia baik-baik saja, aku yakin. kecanggihan teknologi saat ini mampu membuat lelaki itu kembali sembuh. Tapi kita tidak bisa menengoknya, karena kondisinya sedang dalam masa penanganan dokter. Jadi kita harus menunggu sampai dia pilih dengan baik." Aku menghela nafas pelan, setidaknya ucapan Edwards saat ini mampu membuatku tenang.     

"Baiklah kalau begitu, aku cukup banyak berterimakasih padamu. Kau selalu bisa membuat hatiku tenang, Edwards.. Kau Suamiku yang sangat baik." aku memegang tangannya, dia hanya tertawa kecil dan mengangguk.     

Mencium punggung tanganku dan mengelusnya dengan perlahan, dia menatap mataku cukup dalam. memberikan banyak cinta padaku. "Kau jangan berkata terimakasih pada suami sendirian. Kau harus tau bahwa dunia ini akan selalu baik-baik saja untuk kita. ada aku Disini, membantu dirimu untuk bisa Mendapatkan banyak hal yang kau mau, aku juga akan selalu menjadi suami yang bisa kau andalkan." Aku tersenyum senang mendengar semua perhatian dari mulut manisnya.     

Edwards memang lelaki yang selalu bisa di andalkan, dia memang terlihat sangat santai dalam menghadapi sesuatu. terlalu santai menurutku, tapi di balik sikapnya yang santai. dia itu memikirkan banyak hal yang membuatku jadi merasa aman. dia tau kapan harus memeluk diriku, dan kapan menyuruhnya untuk berjalan sendiri. dia juga tau bahwa aku adalah wanita yang bisa mendampingi dirinya juga.     

Terkadang, saat kita memilih seorang pasangan. Kita harus memilih seseorang yang bisa di ajak untuk berbagi susah maupun senang, seseorang yang bisa membimbing kita dalam semua keadaan yang tidak baik-baik saja. Seseorang yang bisa tersenyum dan Memeluk kita, saat dunia ini hampir terlihat hancur. seseorang itu adalah tempat untuk kita kembali pada dunia yang lebih baik.     

aku beruntung mendapatkan Edwards, suami yang mungkin di dambakan oleh banyaknya kaum wanita. Namun dia begitu sempurna dengan caranya sendiri, yang tadi aku sangat menyukainya. malah berakhir mencintainya tanpa kata.. Tanpa sebuah tanya, tanpa sebuah alasan. Aku mencintainya dan sangat-sangat jatuh cinta padanya. aku ingin hidup bersamanya lebih lama lagi, sangat lama. hingga anak-anak kami besar nanti, atau hingga kami menua dan tidak punya gigi lagi.     

Pasti menyenangkan? tentu Saja.. Tapi sekarang, yang harus kita pikirkan adalah menyelesaikan semua keadaan yang Belum terselesaikan.     

"Hei sayang, kenapa melamun lagi? ayo kita menonton film saja. aku sedikit bosan dengan kesepian ini, jika kita menonton film. Aku yakin kita bisa mendapatkan banyak kesenangan lainnya." Aku langsung mengangguk dengan pelan, setuju saja dengan apapun yang Edwards inginkan. lagipula saat ini kami memang cukup bosan jika hanya selalu mengobrol saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.